Terus melangkah menyusuri jalanan di hadapanku. Entah kemana kaki ini akan membawaku. Hanya berharap tidak akan kembali pada tempat itu. Tempat dimana semua kekesalanku bermula. Tempat dimana kekecewaanku bermula. Tempat dimana suatu kenyataan terkuak.
Menatap langit. Rintik hujan perlahan semakin deras. Tak terbersit sekalipun untuk menghindar dan berteduh. Rasa ingin menembus hujan semakin tinggi. Ingin ku menumpahkan segala rasa pada hujan. Agar melebur bersama hujan. Agar hujan mengerti yang aku rasakan. Karena ia disana dengan ketidaktauannya akan tetap dengan ketidaktauannya. Ia disana dengan ketidakpekaannya akan selalu dengan ketidakpekaannya.
Aku lelah. Lelah fisik. Lelah hati. Lelah fikiran. Terlalu lelah memikirkan suatu hal yang tak seharusnya aku lingkupi. Yang menyadarkanku bahwa dia memanglah bukan milikku.
'hiks hiks'
Air mataku terus mengalir seirama dengan hujan yang semakin deras. Tak peduli sudah seberapa lama hujan ini. Tak peduli sudah selarut apa malam ini. Aku hanya butuh pelampiasan. Aku butuh lari dari semuanya.
"Kak ayo pulang. Jangan hujan-hujanan, aku bukan dokter loh kak"
Suara itu. Ah memang. Hanya adikku yang benar-benar peduli tentangku. Ia dengan payungnya. Menyunggingkan senyum gingsulnya yang khas. Entah kenapa kali ini terasa menghangatkan. Aku sadar. Seorang yang bahkan tak kuanggap ada, ialah yang benar-benar memperhatikan. Masih ada seorang yang benar-benar mengerti. Dia adik tiriku yang sebelumnya aku bahkan tak sudi untuk mengakuinya.
'jangankan mengurusku, mengurus dirimu sendiri aja belum tentu bisa'
Yang aku sadari, ia memang benar-benar bersikap saudara. Tidak seperti mereka yang hanya memanfaatkan keadaanku.
"Sini kak, pasti dingin kan. Udah malem padahal. Anak kecil aja gak mau hujan-hujanan malem-malem. Kakak kurang main ya dulu. Besok lagi kak dilanjut."
Suaranya yang benar-benar menjengkelkan. Ia dengan segala cakapnya yang membuatku tak mampu untuk menahan senyumku. Dan aku mulai menyukai senyum gingsulnya.
7:33 pm 11/2016
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Xexexexe… lagi pengen nulis tapi enggak tau mau nulis apa. Udah siap-siap nulis tapi enggak ada jalan cerita yang mau ditulis. Banyakin referensi ya Ka kkkkk~. Ceritanya lagi gabut, padahal dikejar-kejar TOR.
