Only remake, dari salah satu episode Tokyo Ghoul. Hope you enjoy it x
Genre: Friendship, family, alternative universe
"Yosh! Dengan ini laporanku selesai sudah", ujar Baekhyun sambil meletakkan berkasnya di meja. "Sehun-san, aku sudah menyelesaikan laporanku!"
"Oh, ya? Kerja bagus", jawab Sehun.
"Kita cari makan yuk? Aku ingin makan di tempat makan biasa kau makan dengan Jongin-san, bagaimana?", tawar Baekhyun.
Sehun menyetujuinya, mereka beranjak keluar bertepatan dengan Luhan yang baru datang dan langsung duduk di kursinya, Sehun menghentikan langkahnya.
"Ayo, Sehun-san! Kau lama sekali!"
Sehun diam menatap Luhan yang sibuk dengan berkas-berkas berisi kasus ghoul mata satu dan ghoul kelinci. Luhan benar-benar mirip dengan Yifan, ayah dari Luhan sekaligus mantan partner tugas Sehun.
"Luhan, ayo ikut makan bersamaku dan Baekhyun", tawar Sehun.
Luhan menatap jam tangannya sebentar. Sehun mengerti sekaligus mengingat terakhir kali ia menawarkan Luhan makan malam bersama, ia ditolak dengan alasan Luhan tidak makan di atas jam 9 malam. Logis, namun dengan nada yang terdengar 'mentah'.
"Sekarang jam 8.10, kalau tempatnya dekat aku ikut", jawab Luhan dengan nada khasnya, dibalas senyuman Sehun. Setidaknya ia ingin sedikit lebih dekat dengan partner barunya ini.
Di tempat makan, Baekhyun mabuk oleh sake, ia melindur kekesalannya dengan Luhan.
"Aaah, dasar menyebalkan, kau selalu menolak opiniku"
"Kalau saja tidak ada kau, pasti aku akan naik pangkat"
"Inilah alasannya aku tidak mau bertemu denganmu!"
"Aku bisa saja ikut membantu di pertarungan dengan Fukuro dan menghabisi Aogiri!"
Tidak Sehun sangka, Luhan pun juga mabuk.
"Kau... BOOO~DOOOH", ujar Luhan dengan wajah merah plus 2 jari telunjuk tangannya menunjuk ke wajah Baekhyun.
Masih dengan gurauan 2 pria yang mabuk, Sehun hanya diam sambil menikmati makanannya dan sesekali tersenyum, hingga suara panggilan masuk dari ponsel Baekhyun menginterupsi mereka.
"Apa kau, brengsek?! Aku sekarang sedang dalam pembicaraan yang penting!", Baekhyun menjawab panggilan tersebut dengan kasar, tanpa melihat siapa yang memanggilnya.
"Ini aku si brengsek. Laporanmu hari ini kurang sedikit, bisakah kau kembali ke kantor?", jawab seseorang di ujung panggilan dengan senyuman, itu adalah penyelidik senior Chanyeol, atasan sekaligus partner Baekhyun.
"Ah.. Hontoni? Mmhm.. Gomenasai. Aku akan segera kembali ke kantor, Chanyeol-san", Baekhyun mematikan panggilan dan mengambil jasnya. "S-sumimasen, aku harus kembali ke kantor.."
"Mm-hmm, hati-hati", jawab Sehun.
Setelah Baekhyun pergi, Sehun kembali duduk, ia mendapati Luhan yang hampir drop karena mabuk.
"L-Luhan! Daijobu?", tanya Sehun panik.
"Apa yang ia pikirkan? Naik pangkat? Bertarung dengan Fukuro dan Aogiri? Apa kau sama seperti Baekhyun?", ujar Luhan tiba-tiba. Sepertinya ia tidak semabuk sebelumnya.
"Memiliki bakat dan kinerja yang baik, ayah sudah tidak bisa naik pangkat lagi. Dibandingkan ibu yang masih muda namun sudah berprestasi tinggi, ayah tidak naik pangkat lagi meski sudah menjabat lama. Ia diejek sebagai maniak quinque.. Selama ia masih bisa balas dendam, masih mempunyai tekad dan tujuan, status dan peringkat bukanlah apa-apa", cerita Luhan panjang lebar, membuat Sehun diam. Ia tidak pernah tahu kalau ada kisah sekelam ini dibalik keteguhan partnernya itu. Bahkan, tidak pernah terpikirkan.
"Itulah yang dikatakan Ayah, aku yakin itu semua demi aku. Ayah menjagaku sambil bekerja. Ku pikir ketika aku dewasa, aku bisa membantu. Ayah sangat bangga denganmu. Ayah benar, bahkan kau bahkan tidak gentar saat melawan fukuro, sedangkan aku sendiri–"
"–Saat itu kau cedera, mau bagaimana lagi?", potong Sehun, mengalihkan pandangannya.
"Ibuku terbunuh oleh Fukuro, setelahnya ayah berjanji akan balas dendam", lanjut Luhan lagi. "Saat ayah bertarung dengan kelinci, di mana kau saat itu? Sedang apa kau saat itu?"
"A-Aku.."
"Kau membunuh ayahku. Aku benci tekadmu, Oh Sehun"
Sekali lagi Sehun terdiam oleh Luhan, apalagi kata-katanya yang dipotong balik oleh Luhan. Namun, ada benarnya juga. Jika waktu itu Sehun bersama Yifan, Yifan pasti tidak akan terbunuh oleh si kelinci. Tapi, pada saat itu pun Sehun harus menghadapi si mata satu sendirian.
"Ya, akulah pembunuh sesungguhnya, Luhan. Andaikan saat itu aku lebih kuat, mungkin aku bisa menyelamatkan Yifan-san. Karena itu...", Sehun menggantungkan kalimatnya sebentar dan melanjutkannya lagi, "...Aku akan melindungimu, aku akan melindungi orang yang berharga bagi Yifan-san".
Kali ini Luhan yang balik terdiam, perlahan ada sedikit rasa lega di dalam dirinya, hingga akhirnya Luhan pingsan juga.
"Aaah! Luhan-san! Shimata..."
Sehun menggendong Luhan ke apartemen Luhan, ia juga menidurkannya di kasurnya. Tadinya, Sehun berencana untuk langsung kembali, sialnya takdir berbicara lain, Luhan hampir muntah di tempat. Sehun bergegas ke minimarket membeli obat anti mual.
"Luhan, ini ku belikan obat, ku letakkan di sini ya"
Dirasa cukup, Sehun pun bergegas pulang, tiba-tiba Luhan siuman, ia mendudukkan Sehun yang tadinya berdiri, Luhan juga memeluk Sehun dari belakang.
"A-Ayah... Jangan pergi...", isak Luhan, air matanya menembus hingga punggung Sehun.
Saat itu juga, Sehun bersumpah untuk menjadi lebih kuat, sangat kuat, bahkan kira-kira yang terkuat di CCG. Sehun pun melatih fisiknya di apartemen Luhan, ia berlatih seakan-akan tidak ada hari esok, sehingga ia tidak menyadari kalau matahari sudah bangun, begitu juga dengan Luhan yang sudah enakan.
Luhan menemukan Sehun di berandanya dengan keadaan tengkurap, tubuh penuh peluh.
"Apa yang kau lakukan?", tanya Luhan, kembali dengan tatapan dinginnya.
"Waaah, seorang penyelidik senior berlatih di rumah bawahannya semalaman, ia juga mengantarkannya ke apartemennya", goda Luhan sambil membuatkan sarapan untuk mereka berdua.
Sehun ingin sekali mengatakan kalau tadi malam Luhan memeluknya erat sekali, tapi, itu tidak mungkin. Jelas Luhan akan mengelak pernyataannya itu.
"Dasar kau hentai!", tawa Luhan meledak saat itu juga.
end of story
