Horikita Mai
Disclaimer:
Kuroko no Basuke hanya milik Fujimaki Tadatoshi-san
Saya tidak mendapat keuntungan material dari ff ini, okay?
Genre:
Humor, Friendship, No Romance!
Rated: K
Pairing:
Horikita Mai x Aomine Daiki (NO ROMANCE)
Warn:
Dipastikan OOC, Oneshoot, alur kecepetan, Love Typo, EYD ngawur, Feel Absurd, gaje dan kawan-kawannya
Summary:
Akhirnya Aomine bisa bertemu Horikita Mai, walau sangat memalukan
Namaku Horikita Mai. Akhir-akhir ini aku merasa diuntit. Yah, itu sangat wajar karena aku adalah seorang model majalah. Majalah apa? Tontonlah Kuroko no Basuke, maka kalian akan mengerti.
"Mai-chan? Nande? Merasa diuntit lagi?" tanya seorang model majalah juga – aku memanggilnya senpai* – tapi lebih senior.
"Hai, senpai…" jawabku singkat sambil menoleh-noleh kesamping, barangkali bisa menemukan pelakunya. Saat ini sudah malam, pemotretan telah usai.
Senpai hanya merangkulku dan tersenyum menenangkan, sambil berucap, "Tenang~ tenang~ Ada aku. Kutraktir deh, makan malam hari ini,"
"Wah.. sungguh?" tanyaku sambil tersenyum sumrigah.
Yah, wahai penguntit, setidaknya aku tidak merasa takut lagi jika ada senpai. Khukhukhu…
~('-')~
Malam ini, pemotretan telah usai dan aku berbeda jadwal dengan senpai. Ya ampun, bagaimana ini? Pulang tanpa ditemani senpai, yang ada ditemani seorang penguntit.
GUSRAK! Terdengar suara benda jatuh yang sangat keras. Membuat benda itu meringis dan sontak membuatku menoleh – antara kaget dan waspada. Dibelakangku, kisaran 5 meter, jatuh seorang bocah – yah, walau secara fisik tidak mirip bocah, justru mirip siswa SMP – dengan posisi terjatuh badan bertumpu pada lengan dan kaki. Aku menghela nafas lega dan berkacak pinggang, bersiap mengomel pada bocah itu!
"DASAR! Kukira siapa. Jadi selama ini kau yang menguntitku sejah berangkat menuju pemotretan sampai pulang dari pemotretan. Ternyata hanya seorang bocah! Kau membuatku merinding saja!" ceramah singkat, sebenarnya ingin kulanjutkan tapi melihat bocah itu tidak berubah posisi membuatku cemas.
"Nande? Apa jatuhnya sangat sakit? Atau… omelanku keterlaluan? Tulang ekormu sakit?" tetap saja bocah (Aomine: "AKU BUKAN BOCAH, AUTHOR SIALAN!") itu tidak bergerak.
"TIDAK!" belum apa-apa, bocah itu sudah lari tunggang langgang seperti melihat roh.
Yah, setidaknya aku bisa bernafas lega. Karena penguntitnya sudah ketahuan dan ternyata hanya seorang bocah.
Bocah berkulit tan dan berambut biru tua.
END
Gaje? Yah setidaknya kalau kalian menyesal membaca ff ini bukan seluruhnya salah saya karena sudah saya tulis di Warn.
(*) Aku pernah baca di sebuah LN, suffix senpai itu ditujukan buat orang yang lebih senior, contohnya Mai-chan manggil rekan kerjanya yang lebih senior senpai.
Kebanyakan pake Italic? Maaf, maaf banget…! Soalnya ni author gaje suka pake Italic sih… :v
Omake super duper dikit ya…
Mind to RnR?
OMAKE
"Tidak-tidak-tidak! Pertemuan pertamaku dengan Mai-chan buruk sekali. TIDAK!"
Tentu kalian tau siapa yang berkata seperti diatas~
