Chapter 1 : Introducing The Bubble
Friday,15 May 2015
Dear Diary..
Aku merasa senang dengan model rambutku hari ini..
Aku tidak bisa berhenti tersenyum
Setelah memakai pakaian yang lucu
Aku memulai hari dengan sebuah senandung..
Ying menjauhkan penanya dari lembaran kertas buku hariannya,ia beranjak dari meja belajar menuju kasurnya yang nyaman. Ia tenggelam dalam mimpinya yang indah.
Ditengah mimpinya,ia bergumam, "Bubble..bubble.."
#Flashback On#
Hari ini,tepat hari pertama Ying bersekolah di Malaysia International High School. Ia menata surai hitam panjangnya yang ia biarkan tergerai tanpa kuncir dua yang biasa ia pakai,tak lupa ia juga menempatkan bando berwarna kuning-biru diatas mahkotanya tersebut.
Ia melangkahkan kakinya dengan pasti,ia tampak nyata dimanapun ia pergi,pria-pria yang menatapnya seolah menjadi gila karena pesonanya. Semua orang keluar dari jalan yang ia lalui dan ia berjalan dengan sangat cantik. Lampu sorot menyinari rambutnya yang berkilau.
"Apa yang harus aku lakukan dengan semua tatapan iri padaku?" Ia mulai merasa risih dengan pandangan orang-orang disekitarnya.
Langkahnya terhenti ketika sebuah gelembung menyentuh wajah lembutnya,ia memejamkan matanya sejenak lalu mencari darimana asal gelembung tersebut.
Disisi yang tidak terlalu jauh darinya,ia melihat seorang lelaki memakai seragam sekolah yang sama dengannya sedang meniup gelembung ditaman sekolah yang sangat luas. Ying segera menemuinya.
"Hei,kau.." Sapa Ying.
Lelaki itu menoleh ke arah Ying,dan betapa terkejutnya Ying ketika melihat wajah si lelaki tersebut,kulit putih,iris mata berwarna coklat,surai ungu,hidung yang mancung dan kacamata nila yang melengkapi penampilan si lelaki tersebut..tak ketinggalan,sebuah jaket bernuansa magenta yang ia lilitkan disekitar pinggangnya. Perfect Boy!
"Apa?" tanya si lelaki tersebut. Ying hanya menganga tak percaya apa yang sedang dilihatnya.
"Perfect boy.." tanpa Ying sadari,kata-kata itu meluncur begitu saja dibibirnya. Lelaki tersebut hanya melihat Ying dengan ekspresi bingung seraya mengibas-ibaskan tangannya tepat dihadapan wajah Ying.
"Uhmm..ah..so-sorry.." Kata Ying,dengan ekspresi seperti orang salah tingkah ia menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
"Apa yang kau bicarakan,nona?" tanya si lelaki itu dengan lembut.
"Ah,tidak..aku hanya ingin menanyakan..apa kau yang meniup gelembung tadi?"
"Ya,maafkan aku,aku sama sekali tak sengaja..matamu tak terkena gelembung itu kan?"
"Sama sekali tidak..aku malah suka denganmu,eh,gelembungmu maksudnya..hihi.." untuk yang kedua kalinya,Ying harus salah bicara dihadapan mahluk tampan ini. Ah,betapa bodohnya aku ini. Batin Ying
"Oh,ternyata kau juga suka dengan gelembung ya..mungkin lain kali kita bisa bermain gelembung bersama,bukankah itu menarik? Aku selalu kesepian setiap kali bermain gelembung." Lelaki tersebut mengajak Ying untuk bermain gelembung dengannya,tentu saja Ying langsung memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin, "Tentu saja aku mau!"
Ingin rasanya Ying melompat-lompat ke udara setinggin mungkin,bagaimana tidak? Baru saja ia ketemu dengan perfect boy tapi langsung diberi kesempatan semudah itu,rasanya ia adalah gadis paling beruntung didunia ini.
"Sudah ya,aku ingin ke kelas dulu,sampai ketemu nanti." Ucap si lelaki tersebut,seraya melambaikan tangannya ke arah Ying yang masih berdiri tanpa bergerak sedikitpun.
Setelah ia sadar dari keterpukauannya,ia segera berteriak memanggil si lelaki tersebut yang belum ia ketahui namanya.
"Hei! Siapa namamu?" teriak Ying dari kejauhan,namun suaranya masih terdengar ditelinga lelaki itu.
"Fang." Balas si lelaki tersebut,berteriak seperti Ying.
"Aku Ying!"
Setelah pertemuan singkat namun sangat berkesan itu berakhir,Ying segera masuk ke dalam kelasnya.
#Flashback Off#
Alarm berbunyi nyaring. Ying segera menyingkirkan selimut yang melilit tubuhnya,kemudian ia meraba meja disisi tempat tidurnya untuk menemukan kacamata bulat yang biasa ia pakai. Ah,rasanya ia sangat tak sabar ingin bertemu Fang,si lelaki yang semalam menghiasi bunga tidurnya.
Satu jam kemudian,Ying sudah bersiap untuk ke sekolah. Ying lupa kalau ia belum sarapan,jadi mamanya segera menyuruhnya untuk sarapan sebelum berangkat sekolah.
"Ying,kelihatannya semakin hari kau jadi semakin bersemangat ke sekolah.." kata mamanya,yang kebetulan belum berangkat ke kantor.
"Iya,aku juga tidak tahu,ma.." balas Ying,entah mengapa pipinya tiba-tiba saja bersemu merah,mungkin karena perkataan mamanya itu mengingatkannya pada Fang.
"Ma,aku sudah selesai sarapan..aku berangkat dulu ya!" ucap Ying seraya berpamitan kepada mamanya.
Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit,akhirnya Ying sampai di Malaysia International High School kemudian ia melihat sekilas taman sekolah namun lelaki yang bernama Fang ternyata tak ada ditempat itu. Dengan sedikit rasa kecewa,Ying melangkahkan kakinya menuju kelas 11-A yang letaknya agak jauh dari taman sekolah.
Ia menyimpan tasnya pada bangku yang baru ditempatinya kemarin,meja yang berada disebelahnya masih kosong,tak ada yang menempati dari kemarin lagipula yang memberikan Ying izin duduk dimeja yang berada di barisan paling depan ini kan ,jadi bukan salah Ying jika ada seseorang yang marah dengannya karena menempati posisi ini.
Seorang gadis bersurai coklat dan beriris dark violet menatap Ying dengan tatapan penuh rasa iri,Ying tak tahu mengapa gadis yang ia ketahui bernama Suzy bersikap seperti itu kepadanya bahkan sejak Ying memasuki kelas ini. Apakah aku pernah berbuat salah padanya? Batin Ying
Suzy menghampiri Ying secara perlahan,ia tersenyum sinis kepada Ying seraya berkata, "Menyingkirlah dari tempat duduk ini,aku rasa kau pasti lihat kan bahwa dibelakang sana masih ada meja yang kosong."
Ying membalas tatapan tajam Suzy yang seolah mengusirnya dari meja yang ia tempati saat ini, "Memangnya kenapa jika aku duduk disini? Lagipula tak ada masalah kan jika aku duduk disini karena tempat ini adalah pilihan dan aku juga tak menganggumu. Kau yang harusnya menyingkir dari hadapanku sekarang,Suzy."
Suzy tercengang mendengar perkataan Ying yang mulai memanaskan emosinya. Ia pun segera mengayunkan tangannya keatas dan akan menampar wajah Ying sebagai pengungkapan emosinya kepada Ying. Ying menutup mata,ia tahu kalau Suzy sudah melampaui batas kemarahannya.
Beberapa detik sebelum Suzy mendaratkan telapak tangannya di wajah Ying,sebuah tangan mengenggam kencang tangan Suzy agar tamparannya tertahan. Suzy terkejut ketika ia menoleh ada orang yang menahan tangannya sementara Ying hanya masih takut untuk membuka matanya.
Fang.
Fang mengenggam tangan Suzy semakin kencang emosi yang meluap. Suzy mengerang kesakitan hingga akhirnya Fang melepaskan genggamannya dan meninggalkan bekas kemerahan ditangan Suzy.
"Jangan pernah berani menyakiti dia!" Fang membentak Suzy dengan nada dingin namun sangat mencekam bagi Suzy. Suzy hanya membisu dihadapan Fang,nafasnya tercekat begitu ia mendengar bentakan kasar yang menyayat hatinya. Lelaki yang selama ini ia cintai tega membentak dirinya didepan para siswa-siswi yang berada didalam kelas.
Fang meletakkan tasnya tepat dibangku sebelah tempat Ying duduk,ia menatap wajah Ying yang masih dalam ekspresi takut seraya menenangkannya, "Tak ada yang perlu kau takutkan,Ying.."
Ying membuka matanya,menatap si kacamata nila, "Mengapa kau duduk disampingku?"
Fang hanya terkekeh pelan, "Mulai hari ini aku duduk bersamamu,aku senang menempatkanmu duduk ditempatku,harusnya aku duduk bersama Boboiboy tetapi karena si biang masalah itu tak masuk sekolah selama seminggu jadi menempatkanmu disini."
"Aku merasa jadi tidak enak seperti itu..menempati posisi orang lain tanpa izin.." kata Ying,seraya memainkan penanya dan menundukkan kepalanya dipermukaan meja.
"Kau tak perlu merasa khawatir akan hal itu,Boboiboy bisa duduk dibelakang situ,masih ada meja yang kosong." balas Fang,jarinya menunjuk ke arah meja dan bangku kosong pada barisan paling belakang.
"Jika ia tak mau,terpaksa aku akan pindah dari sini,Fang.. oh ya,mengapa kemarin aku tak melihat kau dikelas,Fang?" tanya Ying,mengubah topik pembicaraan.
"Kemarin memang aku niatnya ingin ke kelas,tetapi karena aku lupa ada latihan musik jadi guru musikku segera memanggilku ke ruang musik kemarin,dan parahnya aku harus latihan sampai jam pelajaran berakhir.." tutur Fang.
"Aku bahkan tak menyangka kau bakal sekelas denganku dan duduk bersamaku." Lanjutnya.
Fang merasa beruntung murid baru ini ditempatkan sebangku dengannya. Sebangku dengan gadis manis seperti Ying tentulah lebih menyenangkan daripada sebangku dengan Boboiboy yang biang ribut.
Dan Ying,gadis itu memiliki aura positif tertentu. Senyum Ying terlihat manis dan tulus sekali. Ia juga pandai berbahasa mandarin. Ia gemar membaca buku.
Ying bertubuh langsing dan tegap. Tingginya sekitar 165 cm. Wajahnya sangat oriental khas keturunan chinese senada dengan rambutnya yang hitam,lurus,panjang dan berponi. Hidungnya mungil tapi mancung. Fang menyukai gadis itu sejak pertama kali ia bertemu kemarin.
Jam pelajaran pertama dan kedua sudah berakhir,para murid berhamburan untuk bergegas menuju kantin. Fang mengajak Ying yang sedang membereskan bukunya agar ia bersedia pergi ke kantin dengannya. Tentu saja dengan senang hati Ying menerima ajakannya.
"Apa hobimu?" tanya Ying,seraya menyantap menu makan siangnya.
"Hobiku sangat banyak,mungkin kau akan merasa bosan jika aku ceritakan satu persatu. Tetapi,ada tiga hobi yang paling sering ku lakukan.. bermain basket,bermain gelembung dan aku juga sangat gemar melakukan hal-hal yang berhubungan dengan musik." jawab Fang.
"Fang bukannya suka lagi. Ia bahkan sangat terobsesi dengan basket. Fang akan melakukan apa saja demi basket. Ia juga akan berjuang mati-matian demi merebut posisi kapten basket agar kepopulerannya disekolah ini tak menurun. Iya kan,Fang?" sahut Suzy,yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Fang dan Ying.
Fang mendelik ke arah Suzy dengan tatapan tajam,merasa agak kesal karena Suzy muncul secara tiba-tiba dan menganggu momen antara dirinya dan Ying. Suzy adalah teman sekelas mereka yang duduk tepat dibelakang Fang. Suzy memang seringkali menunjukkan perhatian berlebih pada Fang,namun tak pernah Fang hiraukan.
"Oh ya,Ying,Fang itu murid yang paling populer disekolah ini..jadi kau harus siap-siap untuk menyingkir jika para penggemar Fang tak suka kalau kau duduk dengannya.." lanjut Suzy.
"Benarkah,Fang?" tanya Ying,kepada lelaki yang berada dihadapannya.
"Tapi kau tak usah khawatir,aku akan melindungimu dari segala macam ancaman dari penggemarku."
Fang melirik Suzy,ia menduga ada rasa iri dalam setiap ucapan atau tatapan Suzy terhadap Ying. Sepertinya Suzy tak suka jika Ying duduk sebangku dengan Fang.
Suzy mendengus kesal setelah mendengar pernyataan dari Fang,ia mendorong kursi tempat ia duduk dengan kasar,lalu pergi begitu saja. Fang menatap Suzy dari belakang,sepertinya gadis itu akan meledak dalam emosinya.
"Aku tak heran jika kau adalah siswa paling populer disekolah ini." kata Ying secara tiba-tiba hingga membuyarkan lamunan Fang.
"Mengapa kau berpikir seperti itu?" tanya Fang,seraya melahap donat lobak merah dan bubble tea-nya.
Ying menahan jawabannya selama beberapa detik,sebelum ia mengungkapkan alasannya mengapa ia bisa berpikir seperti itu, "Karena kau tampan,pandai dalam bermain basket,musik,dan memiliki sisi unik yang sangat langka jika dibandingkan dengan lelaki lainnya.."
Fang mengerutkan dahinya,ia sedikit bingung namun ada rasa penasaran dibalik kata-kata Ying.
"Jujur saja,jarang sekali aku menemukan ada seorang lelaki yang gemar bermain dengan gelembung. Aku pikir gelembung itu hanya mainan anak kecil saja,tetapi setelah aku melihatmu bermain gelembung ternyata aku salah besar. Aku sendiri sudah bertahun-tahun lamanya tak meniup gelembung,mungkin karena aku terlalu takut untuk dibilang kekanakan diusiaku yang sudah menginjak remaja ini. Mungkin disitulah sisi unikmu." Ying menjelaskan pernyataannya tadi.
"Apakah kau menganggap aku kekanakan,Ying?"
"Ah,bukan seperti itu..aku sama sekali tak bermaksud menyindirmu atau menganggap sisi unikmu itu sebagai hal yang kekanakan..aku sangat menyukai itu."
"Menyukai apa? Menyukaiku?" Fang memasang senyuman nakalnya. Secara tak sadar Ying mengeluarkan semburat merah dipipinya. Fang telah membuat Ying salah tingkah.
"Hey,mengapa diam saja? Benar kan yang aku bilang tadi?"
Ying menginjak kaki Fang yang berada dibawah meja kantin. Fang mengerang kesakitan seraya terkekeh melihat tingkah Ying yang tiba-tiba saja menjadi aneh.
"Jangan terlalu percaya diri,Fang!" Ying memasang wajah galak bagaikan kucing yang sedang mengamuk dihadapan Fang.
Bel berbunyi menandakan waktu istirahat berakhir. Mereka segera bergegas untuk kembali ke kelas. Fang hanya tersenyum melihat Ying yang sedang marah padanya.
