ESOK YANG MUNGKIN TIDAK AKAN ADA

WARN: Alur berantakan, Gaje, OOC dan banyak typo bertebaran. EYD HANCUR..!

PAIRING: KIBA x HINA

DISCLAIMER

Naruto by Masashi Kishimoto

Chapter 1 "Siapa"

SUMMARY: Konoha, salah satu dari lima desa ninja terkuat di dunia ninja. dan tidak ada tempat bagi mereka yang tak mampu bersaing. Di desa ini aku belajar untuk mandiri, di desa ini aku belajar memenuhi kewajiban ku dan mengajarkan ku untuk menghadapi kehidupan. Tapi kenapa, kenapa dan bagaimana dengan cinta? Tidak ada satupun yang dapat mengajariku akan hal itu, mungkinkah ada kesempatan akan datang padaku untuk mengerti apa itu cinta? Entahlah, Mungkin esok yang tidak akan pernah ada.

*Sfx:Trang..!* suara 2 kunai berbenturan, "cih, meleset lagi." Ucap bocah bertato taring merah di kedua pipinya.

"kiba, ayo dong serius latihannya capek tau!" seru wanita bermata lavender yang sudah mulai bosan dengan latihannya dengan kiba.

"gomen ne hinata, baiklah mungkin lebih baik kita sudahi dulu latihan hari ini" ucap kiba, sambil mengumpulkan beberapa kunainya yang berserakan.

"baiklah, kalau begitu sampai bertemu besok" hinata berkata dengan pelan sambil melangkah pergi untuk pulang.

"ano sa" kiba terbata-bata untuk mengucapkan entah apa yang ada di fikirannya, hinata berhenti sejenak dan berkata "jangan khawatir kiba, aku mengerti sampai akamaru sembuh dari cideranya kita akan tunda latihan kita sementara". Memang sudah 2 hari kiba kehilangan fokus untuk berlatih, karena selalu teringat penyeselannya membuat akamaru cidera,

"apapun yang terjadi pada akamaru, itu bukanlah salahmu kiba. Akamaru tidak akan pernah menyalahkan mu atau siapapun dan dia melakukan itu untuk melindungimu" hinata mencoba menyemangati kiba dan melanjutkan langkahnya.

"hai, arigatou na hinata" ucap kiba dingin. Untuk beberpa menit kiba hanya bisa berdiri terdiam dengan menggenggam 2 ujung sisi tajam kunai. Ia teringat kejadian saat misi untuk mengambil gulungan dari Amegakure, sebuah desa ninja yang saat itu sedang dalam perang saudara.

*Flashback*

"kau siap kiba?" kapten sekaligus guru bagi kiba menanyakan keadaan kiba,

"yah, bagaimanapun aku seorang shinobi. Aku harus siap kapanpun" jawab kiba dengan sombong bercampur ragu, misi kali ini sangatlah berbeda dan seharusnya team kiba belum waktunya menerima misi ini, tapi bagaimana mereka dapat menolak. Misi yang terbilang adalah misi bunuh diri bagi team mereka.

Team mereka beranggotakan hanya 3 orang, hinata, kiba dan kurenai. Shino? Shino sedang membantu yamato dan sai sebagai team sensor.

*Skip* "yosha, kurenai sensei aku sudah dapat gulungan yang kita cari" ucap kiba puas karena merasa mereka sudah setengah jalan menyelesaikan misi rank A yang seharusnya di peruntukan ninja kelas jounin seperti Mighty Guy & Kakashi Hatake, tapi sayang ninja sehebat mereka sudah pasti ada di garis depan untuk membantu berperang, yahh konoha adalah desa ninja terkuat setelah tsunagakure yang ada di puncak.

"kerja bagus, ayo kita kembali ke desa untuk melapor pada tsunade hime" ucap kurenai, belum jauh mereka meninggalkan pusat kendali informasi desa Amegakure, tiba-tiba datang seorang berambut kuning dengan pandangan kosong dan setengah wajahnya tertutup masker hitam.

"oi hinata, bagaimana apa kau tidak merasakan chakra musuh atau siapapun mengikuti kita sedari tadi?" Tanya kiba sedikit panik dan melangkah sedikit mundur, karena menyadari sebentar lagi akan ada pertarungan antara mereka.

"serahkan gulungan itu" ucap bocah berambut kuning itu, sebelum hinata membuka mulut untuk menjelaskan bahwa dia sendiri tidak mampu merasakan chakra meski lelaki berambut itu sudah ada di depan mereka sekalipun.

"serahkan? Kau ingin gulungan ini?" tanya kiba yang mulai sedikit terpancing emosinya, karena ia sangat ingat untuk mendapatkan gulungan ini dia harus melewati dan membunuh beberapa ninja lemah tak berdosa.

"jangan bercanda setan rubah" kurenai membentak lelaki berambut kuning di depannya.

"setan rubah? Sepertinya aku pernah mendengar nama itu" ucap kiba dalam hati, dan tanpa sengaja melirik ke arah hinata.

Terlihat hinata hanya terdiam, dan seluruh tubuh nya terlihat gemetaran. "aaaa..!" hinata berteriak histeris, dan terjatuh pingsan. Kurenai hanya dapat memandang lirih ke arah hinata yang sudah roboh bahkan sebelum mulai bertarung dengan lelaki berambut kuning tersebut.

*Sfx:swushhh* suara kunai yang setan rubah itu lempar, terbang menuju kepala kurenai, *sfx:Trang..!* "tidak akan ku biarkan kau hidup" geretak kiba setelah melemparkan sebuah kunai ke arah kunai yang menuju ke kepala kaptennya. Terlihat akamaru pun sudah ada pada posisi bertempur,

Lelaki yang kurenai sebut setan rubah hanya tersenyum kecil di balik topeng hitamnya, meski dengan tatapan kosong. Dan mulai berlari menuju ke arah kiba dan akamaru, kiba yang lebih ahli dalam pertarungan jarak jauh mencoba mengambil jarak meski setan rubah terus menerus mendekati.

Lemparan demi lemparan kunai dan kertas peledak terus di luncurkan pada setan rubah, karena sudah sngat jelas sebagai kapten team kurenai harus ikut bertempur dan menyelamatkan kiba. Meski kurenai sendiri berfikir mereka tidak akan menang, tapi setidaknya dia tidak ingin ada kematian dari murid dan sekaligus anggota teamnya. Akamaru mulai menyerang, "woof" akamaru memberi isyarat pada kiba untuk menggunakan jutsu andalan mereka.

"juujin bunshin, GATSUGA..!" kiba melakukan serangan dari dua arah bersama akamaru, tapi itu hanya tipuan. Karena kiba secara cepat memerintahkan akamaru untuk membawa pulang hinata dan kurenai ke desa,

Setan rubahpun dengan mudah menghindari, meski banyak debu dan asap karena ledakan dari jurus gatsuga milik kiba. Kini hanya kiba dan setan rubah berdiri berdua saling berhadapan. Kurenai sudah sangat jelas melihat kemenangan tidak ada di pihak mereka dan hinata yang pingsan dan hanya kurenai serta para jounin dan orang penting dari desa konoha yang sangat mengerti apa penyebab hinata seperti ini.

di perjalan melarikan diri pulang ke desa, hinatapun sadar. Tapi dia tidak menyadari bahwa yang menggendongnya sekarang adalah akamaru bukanlah kiba, hinatapun tersenyum

"kau hebat kiba, aku sangat berterimakasih padamu" ucap hinata lirih, dan mengeratkan pegangannya pada akamaru yang sedang dalam mode juujin bunshin untuk menyelamatkan hinata, sangat teringat jelas di kepala hinata bahwa mereka sedang menghadapi musuh sebelum ia pingsan. Dan hinata mengira bahwa mereka menang,

"akamaru, kau bawa hinata ke perbatasan aku akan menyusulmu" perintah kurenai, akamaru yang sedang dalam wujud kibapun berhenti berlari dan meletakan hinata ke tanah.

"akamaru, jadi kiba?" Tanya hinata lirih menahan air mata, tapi ia yakin kiba masih hidup karena effect juujin bunshin milik kiba pada akamaru masih aktif.

"woof" akamaru memuntahkan gulungan dari mulutnya, gulungan yang di perlukan untuk misi mereka dan sebuah surat

"jadi ini yang ia fikirkan" ucap kurenai setelah membaca isi surat dari kiba yang sudah di siapkan dari awal sebelum mereka memulai misi

"bagaimana dengan kiba, kurenai sensei apa yang terjadi?" ucap hinata yang sudah tak mampu menahan air matanya lagi,

"sekarang kau dan aku akan kembali ke desa, aku akan jelaskan semuanya disana inilah permintaan kiba ini yang dia inginkan" ucap kurenai, dan mengangkat tubuh hinata lalu melompat dari pohon ke pohon.

Hinata tak mampu melakukan apa apa, ia hanya terdiam setelah membaca isi surat itu. "hmm, aku akan selalu menemani mu. Selalu akan ada untukmu setelah semua ini berakhir kiba-kun" hinata berkata dalam hati

akamarupun berlari kembali untuk menolong kiba, tiba tiba *sfx:poof* akamaru kembali kebentuk anjing, akamaru segera bergegas karena ia hanya tau 2 kemungkinan mengapa effect jutsu ini menghilang, kiba tewas dalam pertempuran atau menang dan melepas jutsunya. Kemungkinan untuk menang sangatlah kecil, karena akamaru sangat tau perbedaan kekuatan kiba dan setan rubah meski hanya dari bau mereka. Akamaru mempercepat larinya untuk segera membantu kiba.

sementara akamaru sedang dalam perjalan menuju ke tempat kiba, di sisi lain akamru tidak sadar bahwa ada ninja lain mengikutinya dengan ikat kepala berlambang Konoha.

sementara di tempat kiba bertarung, "cih, sepertinya aku sudah mencapai batasku" umpat kiba kesal dengan sedikit mengatur nafas.

"serahkan gulungan itu, maka kau akan hidup bocah lemah" ucap setan rubah yang mulai bosan bertarung dengan kiba

"jangan meremehkan ku rubah sialan, aku masih mampu untuk melawan dan kau akan ku bunuh dengan sisa chakra yang ku punya" balas kiba dengan sedikit memasang kuda kuda untuk melakukan jurus gatsuga dengan chakra yang tersisa "GATSUGA..!" kiba berteriak dan melesat ke udara dengan bentuk seperti bor angin ke arah siluman rubah.

ada yang salah dengan siluman rubah, dia terkena serangan kiba telak tanpa bisa menghindar. dan merobek topengnya sehingga seluruh wajahnya terbuka, saat setan rubah tersungkur ia terdiam beberapa saat seolah menahan rasa sakit yang ada di kepala, penyebab ia tidak dapat menghindar dari serangan kiba beberapa saat yang. di sebabkan kepalanya terasa sakit seolah bersamaan saat setan rubah bertarung dengan kiba, ia sendiri beratrung melawan dirinya sendiri

"jangan bercanda kurama, kau tidak akan bisa mengambil tubuhku sepenuhnya" ucap setan rubah entah pada siapa

kiba yang sedari tadi kelelahan dan sekarang di tambah dengan kehabisan chakra hanya bisa terkapar di tanah setelah melakukan serangan gatsuga terakhir miliknya, dan dia sedikit kaget mendengar setan rubah yang berbicara tidak jelas entah pada siapa. beberapa saat kesadaran kibapun hilang.

"diam, dan pelajarilah dari ku bocah. dan berhenti memanggil nama busuk itu untuk ku" ucap setan rubah yang sekali lagi entah untuk siapa

setan rubahpun berjalan pelan mendekati tubuh kiba yang sudah tak sadarkan diri, dan merogoh rompi milik kiba membongkar isi tasnya untuk mencari gulungan yang ia inginkan.

"kau benar benar ingin mati" ucap setan rubah pelan, karena tidak menemukan apa yang ia cari.

seketika keluar aliran chakra merah dari tubuh lelaki berambut kuning itu, dan membentuk sebuah cakar yang tajam. "maka matilah, dan rasakan chakra merahku ini" teriak setan rubah, seraya mengarahkan chakra merah berbentuk cakar itu ke jantung kiba dengan melesat cepat.

*sfx:jlebbb* cipratan darah segar bertaburan di wajah setan rubah, dan menutupi setengah wajahnya. senyum kesal tersirat di wajah setan rubah ternyata bukan kiba yang tertusuk oleh chakra merah itu. terlihat anjing besar berbulu putih sekarang berubah merah tepat bagian leher.

"baiklah, aku akan tinggalkan kalian terima kasih sudah bermain" ejek setan rubah pada duo tepar yang sedang sekarat, dan melesat pergi mengejar kurenai dan hinata.

~~~CHAPT 1 OWARI~~~

Review sangat di anjurkan, flame juga boleh jangan jahat-jahat ya xD

Gomen dengan cerita gaje ini, sy coba perbaiki di chapt selanjutnya