A/N: Terinspirasi dari drabble di fandom lain, kali ini saya buat fic berdasarkan how-to list di TV Tropes. Judul aslinya "How To Become a Love Interest" (link: tvtropes dot org/pmwiki/pmwiki dot php/JustForFun/HowToBecomeALoveInterest) tapi saya adaptasikan secara konvensional sesuka hati saya /digeplak
Listnya sendiri crack, jadi pastinya fic ini juga crack.
Anyway, please enjoy~

Warning: Crack drabbles. Alay. BL/shounen-ai, as usual. Rating might hike up… someday.

Rise of the Guardians © Dreamworks
I do not make the list nor I own it, I don't know who did but I solely translate it and take no profits.


Di suatu sudut Santoff Clausen, Jack sedang menopang dagunya dengan malas. Matanya menatap monitor tua di hadapannya dengan tidak semangat, sementara tangan kanannya menggeser mouse dan menceklak-ceklik dengan asal. Spirit bersurai putih salju itu melirik sekitarnya sekali lagi. Masih sepi, hanya ada beberapa yeti dan elf yang kadang lewat. Jack menguap lebar dan mencomot satu kue kering yang diletakkan di samping komputer tersebut, lalu mendesah pelan.

Musim semi. Saat-saat di mana ia punya terlalu banyak waktu luang, tetapi—sialnya—guardian lain selalu punya urusan. Ia bisa mengerti kalau Tooth dan Sandy selalu sibuk. Mereka memang harus siaga sepanjang tahun, karena tidak seperti dirinya, pekerjaan mereka menunggu setiap waktu. Ia juga mengerti kalau North sering punya urusan bahkan di musim semi, toh ia punya banyak yeti dan elf yang harus diurusi, juga pekerjaan lain sebagai ketuanya para pelindung.

Tapi Bunny?

Jack mengerang kesal karena ingat si kelinci—kangguru sialan itu. Oh, ayolah. Kelinci berbulu suram itu terlalu menyebalkan. Maksudnya, ini kan baru selesai paskah, dan kelinci itu sudah kembali mengurusi telur-telurnya?

"Aku butuh jutaan telur untuk Paskah tahun depan, mate," begitu alasannya padanya. Jack mencibir. Yeah, tapi memang apa gunanya sungai dan bunga terompet penyembur cat di guanya itu kalau bukan untuk mewarnai telur-telur sial itu? Tidak bisakah ia santai sedikit dan menemaninya, mungkin? Jack hanya ingin mengobrol, atau bertengkar dengannya pun tidak masalah. Ia hanya ingin seseorang untuk menemaninya. Dan berhubung si kangguru itu yang seharusnya paling tidak sibuk selain dirinya, well, apa susahnya sih santai sejenak?

Jack kembali menghela napas, melarikan kursornya sampai matanya menangkap sesuatu yang membuatnya terdiam menatap monitornya.

.

.

Cara untuk Menarik Perhatian Orang yang Kau Sukai

Ingin cewek atau cowok impianmu tergila-gila padamu? Gampang! Ikuti saja cara-cara di bawah ini...

.

.

.

Jack masih terdiam.

Oke. Ini norak sekali. Orang macam apa yang mau melakukan daftar semacam ini? Mungkin hanya orang yang putus asa atau tidak punya kerjaan sama sekali yang sudi melakukannya.

Ia tidak putus asa. Dia memang terperangkap di umur remaja labil untuk selamanya, tapi ia tidak merasa labil. Hei, dia hanya mau Bunny untuk mengobrol dengannya saja. Apa itu berlebihan?

Yah, tapi kalau dipikir-pikir, dia memang tidak punya kerjaan sama sekali, kan?

Ia terdiam, merenungkannya sejenak. Yah, anggap saja ini cara usil yang baru, eh? Setidaknya ia bisa mengganggu seseorang dengan melakukannya. Sasarannya? Tentu saja makhluk paling sok sibuk di antara mereka. Bola bulu itu harus melepas kuasnya sekali-sekali.

Jack mengangguk, mengesahkan rencana itu di dalam kepalanya dan mulai menggulir halaman itu ke bawah dengan seringai lebar dan licik terpasang di wajahnya.

.

.

.

Cara 1:
Jadilah yang pertama kali menyambutnya di pintu masuk saat ia datang (atau, kalau seseorang sudah berada di sana lebih dulu, cobalah jadi yang terakhir)

.

.

Hari itu memang hari di mana semua guardian akan mengadakan rapat rutin di Santoff Clausen. Setidaknya, judulnya begitu—mereka hanya akan membahas masalah serius, perihal keadaan anak-anak di seluruh dunia, maksimal selama setengah jam. Setelahnya, mereka hanya akan bersantai-santai. Alasannya karena berpikir terlalu banyak dapat membuatmu cepat tua, kata North.

Alasan yang aneh kalau dipikir-pikir, mengingat yang bilang justru yang paling tua di antara mereka dan sudah ubanan.

Peduli amat dengan alasan, intinya agenda kumpul-kumpul itu memberinya kesempatan untuk mengeksekusi rencananya. Sekarang yang ia perlukan hanya memajang diri di pintu masuk dan menunggu kuping panjang itu muncul—

"Ah, halo Aster. Kau mau kue? Mereka baru selesai mengeluarkannya dari panggangan."

Jack membalikkan badannya cepat dan melihat makhluk berbulu itu sudah ada di sana, menyapa North. Tidak jauh di dekatnya, sekuntum bunga daisy putih mekar sempurna di lantai.

Ah. Sial. Ia lupa soal lubang kelinci.

Jack merutuki dirinya sendiri, berjalan sambil membekukan elf yang sedang lewat membawa kue di depannya.

.

Beberapa kali rapat setelah itu, Jack selalu mencoba menebak tempat di mana kelinci itu akan muncul atau pergi, tapi hasilnya selalu nihil. Kalau bukan karena ia salah menebak, seseorang sudah ada di sana lebih dulu. Tidak jarang juga, ketika ia sedang menunggu, tiba-tiba sekuntum bunga segar—entah itu dahlia, atau tulip, melati, kamboja, rafflesia, masa bodohlah dengan namanya—sudah mekar dengan indah dan tidak lazimnya di lantai.

Ini sudah yang keenam kalinya, dan setelah Jack menunggu sekian lama, ia menoleh ke belakangnya. Agak jauh darinya, ia mendapati bunga merah jambu—apapun namanya itu, sekali lagi, ia tidak peduli—sudah menyembul di lantai globe room. Tanda bahwa sang Pooka, lagi-lagi, sudah pergi dari sana.

Jack mengerang. Cukup sudah. Ia mencabut bunga tidak jelas itu, mulai menghentakkan kakinya ke lantai dan memanggil, "Bunny! Bunnymund! Woi, Bunny!"

Ia mulai berjalan ke ruangan-ruangan lain sambil terus meneriakkan nama si kelinci paskah, "Bunny! Hei, Bunny! E. Aster Bunnymund! Woi! Ekor kapas, kuping panjang! Kangguru!"

Jack akhirnya menghempaskan kaki kurusnya ke lantai, duduk bersila sambil melipat tangannya. Ia mendengus. "Astaga, oke! Kangguru, aku bersumpah, kalau kau tidak muncul juga—wahh!"

Jack terkesiap saat lantai di bawahnya tiba-tiba menjadi lubang yang menganga dan menjatuhkan dirinya ke terowongan remang-remang, berdinding kayu berlumut.

"Apa, Jack?"

Jack menoleh, dan melihat siluet makhluk berkuping panjang itu agak jauh darinya. Ia mendekat, dan melihat makhluk berbulu kelabu itu memandangnya tidak senang.

"Euh… jadi, kau belum pulang?"

"Yah, aku baru mau pulang, kalau suaramu yang berisik itu tidak menyakiti kupingku," jawabnya sambil menggerutu. "Jadi, frostbite, cepat katakan. Apa maumu?"

Jack menatapnya, lalu mengalihkan matanya ke sembarang arah sambil menggaruk kepalanya. Dengan ragu, ia akhirnya menggumam pelan, "Eh… uh, hati-hati di jalan?"

Kemudian Bunny langsung melemparnya keluar dan pergi. Jack mengelus pantatnya yang sukses mendarat keras di lantai, tapi ia tertawa puas.

Cara pertama, terlaksana, catatnya di kepalanya.

.

.


Oke, jadi itulah chapter pertamanya. Chapter depan menyusul setelah saya UN, saya mau balik hiatus dulu /bows /pamit
Meanwhile, review please? owo