The Royale Game!
Game over! Seperti itulah kalimat yang kamu temui ketika kamu kalah dalam sebuah permainan.
Kamu bisa mengulangya lagi atau bahka berhenti bermain dan melanjutkan aktivitasmu.
Tapi TIDAK jika kamu bermain permainan ini, ketika kamu menemukan kata 'game over', maka semuanya berakhir. Termasuk HIDUPMU...
Di bunuh atau Membunuh!
Cast : All Member SJ with Hangeng and Kibum
(note : maaf jika typo bertebaran, dan penempatan kata yang tidak sesuai.
Menerima komentar dan saran)
Chapter 1
Tap..tap..tap.. terdengar suara langkah kaki yang begitu menggema pada sebuah lorong gelap dan sepi.
Sebuah lorong panjang yang hanya di terangi dengan beberapa lilin kecil yang saling berderet dengan jarak sekitar satu meter satu sama lain, sungguh penerangan yang begitu redup, mungkin sedikit tiupan angin bisa saja membuat semua penerangan kecil itu seketika menghilang.
Semakin lama deru langkah kaki semakin terdengar nyaring namun dengan ritme yang juga melambat.
"Berhentilah bertingkah tidak wajar tuan." Langkah kaki itu terhenti, pria berwajah oval dengan kacamata berframe hitam sedikit menyunggingkan senyumannya, senyuman yang hampir membuat sorotan mata di balik kacamatanya itu menyipit dan menghilang.
Terlihat samar sosok pria jangkung sedang bersandar pada ujung lorong gelap itu, menatap tajam sosok berkacamata yang masih tengah tersenyum dihadapannya.
Penerangan lilin yang begitu redup hanya mampu menyinari sebagian wajah putih pria jangkung tersebut, pria jangkung berbaju hitam dengan corak merah tak beraturan itu mulai berjalan mendekati pria berkacamata yang sedari tadi tak pernah kehilangan senyuman di wajahnya.
Wush~
"Berhentilah mengikutiku atau kau adalah selanjutnya." Bak sebuah hembusan angin di sore hari yang begitu cepat, ia mengayunkan tangannya dan terhenti tepat pada leher pria berkacamata di hadapannya, kukunya yang tajam dan hitam menusuk sebagian kulit putih dari leher sang pria berkacamata dan membuatnya sedikit mengalirkan cairan merah segar disana.
"Tuan sudah menyadari kalau bangsa kita semakin sedikit bukan?" senyum itu, senyum itu masih saja terukir di wajahnya, meski kini cairan merah itu terus mengalir keluar.
Sudut matanya menatap menyeluruh sosok di hadapannya, matanya menyipit, kini senyumannya mulai memudar. Darah, ya corak dalam pakaian pria di hadapannya itu adalah darah, sebuah darah segar yang masih menitikan tetesan demi tetesan dari pakaian hitamnya menuju lantai.
Bahkan tetesan darah dari tangannya semakin menambah noda merah itu terlihat jelas.
Pria jangkung berbaju hitam itu menurunkan tangannya, menatap nanar setiap ujung jarinya yang masih menitikan darah segar dari pria berkacamata di hadapannya.
Satu demi satu ia menjilati jari jemarinya, menikmati cairan merah segar yang menempel disana.
Sementara pria berkacamata dihadapannya hanya menatap datar apa yang di lakukannya.
"aku akan membuat semuanya kembali menjadi banyak dengan caraku." Dengan tenang pria jangkung itu berjala melewati sang pria berkacamata, sementara sosok pria berkacamata itu hanya menatap datar tagannya yang penuh darah, darah yang ia dapati saat ia menyentuh leher putihnya.
Seoul, 1 Desember 2020 19.00 KST
'Selamat hari pertama di bulan desember, sepertinya kalian harus banyak membeli mantel baru atau mempersiapkan mantel bulu yag tebal dan jauh lebih hangat? Prakiraan cuaca kali ini sepertinya berkata musim dingin kali ini akan jauh lebih dingin dari sebelumnya, atau? Mereka yang memberitahukan itu hanyalah mereka-mereka yang berjualan mantel bulu? Hahaha baiklah kembali lagi bersama kami dalam siaran radio Sukira acara kes..' tap_
"hei, kenapa kau mematikannya?" sebuah gerutuan terdengar dari balik wajah yang tertutup bantal, wajah dari sesosok pria yang tengah mecobabersantai merebahkan tubuhnya pada sofa panjang berwarna coklat tua.
"Berhentilah bermalas-malasan Kim Kibum! Ibumu menitipkanmu padaku, tapi bukan berarti aku akan memanjakanmu" sosok pria berkulit putih mulai duduk di ujung sofa dan memukul bantal yang digunakan pria lain disampingnya untuk menutupi wajahnya, mugkin sekedar menghalangi silaunya redupan cahaya lampu yang tepat berada di atasnya, Kim Kibum begitulah nama dari sosok pria denga bantal diwajahnya tersebut.
"bahkan aku baru saja akan beristirahat setelah seharian membawa tumpukan karung menjijikan itu kedalam dapur, kau masih saja datang menggangguku hyung." Kibum terbangun dari tidurnya, ia mulai terduduk dan menatap kesal sosok di hadapannya yang tengah terpejam sambil menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa coklat tua itu.
sosok pria berkulit putih dengan rambut blonde yang sedikit gondrong itu terlihat memiliki wajah yang cantik, ya meskipun kau tahu dia adalah seorang pria, namun wajah dan bentuk tubuhnya yang tidak terlalu berotot akan membuatmu berpikir bahwa dia seorang wanita cantik, itu bagi mereka yang baru pertama kali melihatnya.
Kring~
Terdengar seperti sebuah bunyi lonceng yang menggantung pada ujung pintu yang akan membuatnya berbunyi ketika pintu itu terbuka.
"Hyung? Kau tidak meninggalkan toko dalam keadaan kosong kan?" Kibum menatap cemas sosok pria cantik di hadapannya.
Namun sosok dihadapannya sedikitpun tak bergeming dan masih memejamkan matanya.
"Heechul hyung?" Kibum mencoba menggoyangkan tubuh pria di hadapannya, tapi tetap tak bergeming.
Dan dengan berat hati kibum mulai meraih celemek yang terletak pada meja kecil di ujung sofa, celemek yang baru beberapa menit lalu ia lepaskan untuk sekedar beristirahat namun rencana istirahatnya gagal total.
Kibum mulai memakainya dan mulai berjalan meninggalkan ruangan itu.
"Selamat malam tuan, ada yang bisa saya bantu?" senyumannya ia paksakan semanis mungkin terukir pada wajah tampannya, terlihat sosok pria tengah tertunduk, sibuk memikirkan apa yang harus ia pilih dari deretan cup cake yang begitu menggiurkan tertata rapi didalam sebuah lemari kaca, pria yang menjadi satu-satunya pelanggan cafe itu malam ini, mungkin terlalu dingin untuk orang-orang menghabiskan malam mereka di luar rumah.
"Apa ini sudah jam habisnya strawberry cheesecake? Dengan buah strawberry dan potongan puding di atasnya?" sebuah tatapan polos terpancar dari sosok manis pria di hadapan Kibum.
Kibum hanya tersenyum bodoh dan menggaruk kepalanya yang sebenernya tidak terasa gatal disana.
Selama ini dia hanya berada di belakang layar, berkutat dengan tumpukan karung tepung terigu dan membantu memasak di dapur.
Meski ia sering membantu memasak tapi dia tidak pernah sekalipun tahu nama dari kue yang ia keluarkan dari oven, menurutnya semua masakan manis dan semua baunya begitu menjijikan.
"aku sudah mencari tapi tidak menemukannya, apa masih ada persediaan itu di dapur?" sosok dihadapan kibum itu pun menatap penuh harap.
"jika memang tidak menemukannya mungkin sudah habis, cari yang lain saja nde Donghae-ssi" Kibum mencoba tersenyum ramah pada sosok yang sebenernya cukup ia kenal itu, sosok pria yang memang hanya tinggal beberapa blok dari toko roti itu.
"hhm." Terlihat raut wajah sedih dan kecewa jelas begitu terpancar pada sosok namja manis dihadapan Kibum, Donghae? Ya begitulah tadi Kibum memanggil namanya.
Donghae tertunduk sedih mengetahui apa yang ia inginkan tak ada.
Kibum yang kasihan melihat ekspresi itu mencoba memikirkan sesuatu, matanya mulai menelusuri setiap deretan kue yang terpajang di dalam sebuah rak kaca di hadapannya.
'strawberry cheesecake? Strawberry dengan keju? Itu kue seperti apa' batinnya.
Prang~
"haah." Sebuah teriakan terdengar dari arah dapur.
Kibum dan Donghae saling bertatapan satu sama lain, keduanya mulai tergesa-gesa menghampiri asal suara itu.
"ada apa ryeowook-ssi?" Kibum terlihat panik melihat ryeowook sang koki terduduk di lantai.
"tadi,, tadi ada seekor kucing hitam yang melompat dari jendela dan mengejutkanku, membuatnya jadi berantakan." Ryeowook atau pria yang juga kerap dipanggil wookie itu segera membereskan pecahan piring yang berserakan di lantai, dengan Donghae yang berinisiatif membantunya.
'jendela?' Kibum segera mengahampiri letak satu-satunya jendela yang berada tepat di atas rak piring, Kibum menatapnya bingung, ia pikir itu terlalu tinggi untuk dilompati seekor kucing sekalipun.
"Hai Ryeowook? Apa masih tersisa satu strawberry cheesecake utukku?" ucap Donghae penuh harap pada Ryeowook sambil mencoba membereskan pecahan piringnya.
Kring~
"Sepertinya ada pelanggan lain, aku akan melihat keluar" Kibum meletakan tempat sampah tepat di samping ryeowook dan mulai berjalan meninggalkan dapur.
"Kenapa kau membiarkan pintunya terbuka begitu saja." Sosok pria berambut blonde gondrong itu menatap tajam Kibum yang baru saja keluar dari arah dapur.
"hah? apa pintunya terbuka begitu saja?" tanya kibum bingung, bukanya setelah ia tinggalkan tadi pintu masih tertutup rapat.
"mungkin pintunya tertiup angin, udara malam ini cukup dingin." Ujar Donghae yang tiba-tiba saja berada di belakang Kibum, dengan ekspresi polosnya ia mulai mengeratkan mantel merah tua hangat di tubuhnya.
Medengar perkataan Donghae, Kibum mulai mendekati pintu dan mencoba membukanya.
"ini bahka terlalu berat untuk terbuka hanya karena angin" ucap Kibum bingung pada Heechul yang duduk pada salah satu kursi di toko tersebut, Heechul mengangkat kedua bahunya seolah berkata 'aku tidak tahu'.
"jika bukan angin lalu? Apa kau pikir itu setan? Itu lebih tidak mungkin." Celetuk Heechul sambil memainkan kotak tisu yag terletak pada meja di adapannya.
"Oh lihaat!" teriakan Donghae memecah suasana, ia terlihat sangat terkejut dengan tangan yang menunjuk pada ujung rak kaca di sudut ruangan.
"oh? Apa itu?" mata Kibum mengikuti arah tangan donghae, dan ia sepertinya melihat sesuatu, apa itu sama seperti apa yang dilihat Donghae?
Donghae mulai menghampiri apa yang ia maksudkan, dan sangat terlihat bahagia di buatnya.
"strawberry cheesecake, dengan potongan puding di atasnya." Kedua tangannya menempel pada rak kaca di hadapannya, begitupun dengan keningnya yang juga ikut menempel.
Sementara Kibum hanya menghela napas dan menepuk keningnya pelan, sementara Heechul hanya menatap Donghae aneh.
"bukan yang itu maksudku." Kibum mengahmpiri ke arah Donghae, sepertinya apa yang Kibum dan Donghae lihat itu berbeda.
"Ini punyamu hyung?" Kibum mengambil sebuah kotak hitam di atas rak kaca tepat dimana Donghae menemukan kuenya.
Ia mengangkatnya dan menunjukannya ke arah Heechul.
Heechul terlihat bingung dan mulai menghampiri Kibum.
"Apa itu punyamu?" tanya Heechul menatap polos kotak hitam yang berada di tangan Kibum.
'barusan aku bertanya padamu' batin Kibum menatap kesal sosok di hadapannya.
"itu kotak apa? Seperti sebuah tempat penyimpanan data online?" terdengar suara tepat di belakang Kibum, seketika itupun Kibum menoleh dan mendapati sosok Ryeowook tengah melipat celemek berwarna pink muda miliknya.
"apa ini punyamu?" tanya Heechul mengangkat tangan Kibum yang masih memegang kotak hitam itu.
Ryeowook menggeleng pelan, dan mencoba menghampiri tangan Kibum.
Mereka bertiga saling menatap bingung satu sama lain, siapa pemilik kotak hitam ini? Mereka hanya tinggal bertiga disini.
"Ryeowook-ssi? Aku pesan strawberry cheesecake yang ini nde." Sekali lagi Donghae memecah suasana.
"Oh? Kau masih disini? Tunggu sebentar." Ryeowook tersenyum manis pada Donghae dan begitu pula Donghae. Mereka berdua sibuk membungkus kue, dan Heechul mulai mengubah tanda pada pintu toko itu dari open menjadi close dan mulai pergi meninggalkan ruangan toko.
Sementara Kibum.
'data online? Ini milik siapa?' masih saja menatap bingung kotak hitam di tangannya.
Kucing hitam? Pintu yang tertiup angin? Kotak hitam? Sepertinya malam ini akan semakin dingin.
"sampai jumpa nanti Donghae-ssi." Ryeowook melambaikan tangannya pada Donghae yang mulai meninggalkan tokonya.
"seperti apa itu data online?" Ucap Kibum.
"eh?" Ryeowook terlihat berpikir mendengar perkataan Kibum.
TBC...
Next?
Jika banyak peminat maka ff nya akan berlanjut huhuhu :3
