hola! maaf belum lanjut malah ngeluarin cerita baru kkk. cerita ini terisnspirasi dari salah satu author favorit ku. kalau ada kesamaan tempat atau apapun mohon dimaafkan, but serious cerita ini bakal beda banget sama cerita yang aku jadikan inspirasi untuk ff ini. so baca aja dulu yah!

"YYA! Kim Taehyung berhentilah menatapku. kerjakan pekerjaan mu. Huh" omelan itu berasal dari namja yang sedang belajar juga di samping Taehyung. Jeon Jungkook, ia merasa kesal pada Taehyung yang sedari tadi hanya mengganggunya dengan cara menatapnya, itu membuat si namja bergigi kelinci itu risih.

"aku sudah mengerjakan nya, kook-ah." Bantah Taehyung. Taehyung memang sangat suka melihat wajah Jungkook yang menurutnya cantik dan manis melebihi yeoja.

"kalau begitu, buatkan aku susu coklat panas." Suruh jungkook

Taehyung berdecak kesal.

"kau tau? kau ini terlalu banyak bergaul dengan Yoongi-hyung, sampai-sampai sekarang sifatmu sangat mirip dengannya." Ucap Taehyung yang langsung bergerak ke dapur apartement nya untuk membuat apa yang diminta Jungkook.

Mereka memang sedang berada di apartement milik Taehyung, dan Jungkook memutuskan untuk menginap disana malam ini. Taehyung dan Jungkook memang sudah saling mengenal sejak kecil, Walaupun mereka terpaut jarak dua tahun, tapi itu tak membuat mereka sungkan satu sama lain. Mereka terbiasa melakukan apapun bersama sejak kejadian itu. Dan sekarang disinilah mereka, di Seoul untuk meneruskan pendidikan dan hidup. Jungkook masih disibukkan dengan kuliahnya yang mulai memasuki semester akhir dan Taehyung sudah bekerja di salah satu perusahaan ternama di Seoul sejak dua tahun lalu.

Lima menit kemudian, Taehyung duduk di samping Jungkook dengan secangkir besar susu ccoklat panas pesanan namja manis itu. Dia menyerahkannya pada Jungkook dan disambut dengan suka cita. Namja manis itu menyesapnya perlahan, dan tubuhnya mulai terlihat santai.

"jadi bagaimana? apa kau sudah siap dengan segudang tugas akhir?" pertanyaan yang terlontar dari mulut Taehyung itu membuat Jungkook mulai menceritakan apapun yang terjadi selama mereka tak berkomunikasi, termasuk tentang orang yang menyukai ataupun menyatakan cinta padanya dan meminta saran untuk tugas akhirnya, dan begitu sebaliknya. Itulah yang mereka sebut dengan quality time mereka.

.

.

.

Jungkook membuka matanya sedikit, menggeliat malas ketika melihat cahaya terang dari jendela. Menandakan bahwa hari telah berganti. Ia kembali memejamkan matanya, dan mengeratkan pelukannya pada sosok di sampingnya itu. Menganggap sosok itu adalah guling.

"Kookie-ya, kau ingin ku habisi diranjang ini?" desis Taehyung. Merasa tidak dapat bergerak karena Jungkook benar-benar memeluknya habis-habisan.

"dasar otak mesum." Jungkook memuluk kencang dada Taehyung hingga namja yang lebih tua itu terbatuk-batuk.

Taehyung tertawa. "Minggir, aku mau mandi."

Jungkook melepaskan pelukannya, lalu beralih pada guling, dan kembali melanjutkan tidurnya. Hari ini sabtu dan Jungkook libur, sedangkan Taehyung hanya bekerja sampai setengah hari. Jadi dia bisa tidur seharian di apartement Taehyung tanpa gangguan apapun.

Jungkook baru saja akan masuk ke alam mimpi ketika bahunya di dorong beberapa kali, membuatnya mengerang keras. Kenapa Taehyung senang sekali mengganggu tidurnya? Tanpa mengacuhkan namja itu, dia semakin mengeratkan pelukannya pada guling. Sedetik kemudian, Jungkook merasakan sesuatu yang lembab menyentuh bibirnya, sebelum akhirnya bibirnya dikulum.

Sambil mendelik, Jungkook memukul kepala Taehyung sekuat tenaga hingga namja tampan itu menjerit. "kau mau mati di tanganku, hah?!"

Taehyung mengusap bibbirnya, lalu tersenyum miring. "morning kiss, kau tahu?"

Jungkook melancarkan sebuah pukulan tepat di lengan kiri Taehyung. "Dasar mesum! Kau pikir aku siapa mu?!"

"kau? Orang yang ku cintai dengan sepenuh hati."

Jungkook mengeluarkan suara seperti orang muntah. "kau ingin aku muntah-muntah sepanjang hari karena ucapan mu itu, hyung?!"

Taehyung tertawa dan berjalan ke lemari untuk mengambil dasi dan mulai memasangnya.

"sahabat mana yang mencium sahabatnya sendiri?!" gerutu Jungkook sambil merubah posisinya menjadi duduk.

Taehyung berbalik, lalu berkata "Aku bukan sahabatmu. Bukankah sudah ku katakan? Jadi aku bisa mencium mu."

"tampaknya kau harus benar-benar membersihkan otak kotormu itu, hyung." Kata Jungkook putus asa, dan berjalan menuju kamar mandi. Ia sudah tak bisa tidur.

Jungkook berdiri di depan wastafel, mencuci muka dan sikat gigi. Setelahnya ia mendengar pintu kamar mandi yang dibuka tiba-tiba, membuatnya terkejut.

Jungkook mendengus. "apa lagi?"

"aku akan berangkat. Kalau kau nanti mau pergi jangan lupa matikan semua lampu, periksa kompor dan tutup jendela. Dan yang paling penting, jangan lupa kabari aku."

"aku tahu." Sahut Jungkook malas.

"Baiklah. Aku pergi dulu. Bye, Sayang!" Taehyung memutar tubuh dan berjalan meninggalkan pintu kamar mandi terbuka.

"Dia benar-benar sudah gila."

Sebenarnya Jungkook tinggal di dorm yang disediakan kampusnya-walaupun ada yang memilih punya apartement sendiri-, tapi kemarin setelah kelas terakhirnya selesai, Jungkook melihat Taehyung yang sudah berada di depan pintu kelasnya bersandar pada tembok. Dan itu berarti Taehyung ingin Jungkook ikut dengan nya.