UNCHILD

Standard Disclaimer Applied


A Letter (Part 1)

- Semuanya berawal ketika nyanyian itu terdengar malam itu-

"Yuuri. Yuuriii. Halooo Yuuriiiii?!"

Kaki yang berdiri tegak, diafragma teratur mengembang dan mengempis, suara bernada menggema dari sebuah mulut dengan bibir kering berwarna pucat, suara lain seakan terabai olehnya berganti harmoni lantunan melodi yang terputar lewat pengeras kecil di lubang telinganya beriringan dengan nyanyian diri.

Dia yang seperti ini selalu menyilaukan, dan mengagumkan.

Sosok yang berteriak berulang kali itu adalah Victor, dan sekarang dia hanya terdiam memangku dagu di tepian, sembari terhanyut dalam pandangannya sendiri.

"Padahal aku hanya ingin mengajakmu makan malam tapi kalau kau seindah ini. Mana bisa aku menghentikanmu" pertama kali Victor bertemu dengan Yuuri yang seperti ini adalah ketika nyanyian itu terdengar malam itu, malam hari 3 tahun yang lalu

.

.

"Mohon maaf pak lain kali aku akan berhati-hati" dia membungkuk beberapa kali ketika piring saji yang baru saja selesai dikeringkan jatuh bebas dari genggamannya.

"Yuuri?"

"Yes sir!"

"Piring ke?"

"Ke duabelas pak, nanti akan saya ganti setelah saya gajian"

French Restaurant, ini bulan pertama Yuuri bekerja disini. Setelah memutuskan untuk pergi mengejar mimpi akademis bernama beasiswa dia terdampar beberapa bulan sebelum perkuliahan di mulai.

Dia tak bisa hanya berdiam diri, karena living fund yang dijanjikan hanya bisa diterima sekitar satu semester lagi. Itu artinya untuk hidup Yuuri harus bekerja.

Ingin hati mencari pekerjaan selaras dengan kemampuan diri, menyanyi adalah hal yang dia bisa selama ini, dia buruk dalam hal lainnya apalagi urusan dapur. Tapi menolak tawaran rekan seperjuangan tentang pekerjaan sampingan bukan pilihan. Maka dari itu rekor satu lusin piring yang hancur diraih Yuuri dalam waktu kurang dari sebulan.

Menarik nafas beberapa kali, kemudian menghembuskannya dengan perlahan. Yuuri kemudian membungkuk memungut pecahan yang berserak di lantai. Untungnya piring hanya belah menjadi tiga bagian jadi tak sulit untuk membersihkannya, dan aman untuk kaki para pekerja.

"Selesai" ujarnya sendiri setelah pecahan yang dikumpulkannya masuk ke dalam trashbag.

Bekerja di negeri orang, dan bukan keahliannya sulit memang, tapi bukan berarti dia akan menyerah begitu saja.

"Yuuri kami pulang duluan" pukul 23.30, beberapa pekerja mulai bergantian pergi karena pekerjaannya telah selesai. Meninggalkan Yuuri yang masih sibuk dengan cucian yang menggunung dan lantai yang harus di pel.

"Baiklah. Hati-hati kalian semua" teriaknya sembari menggosokkan sponge berbusa pada penggorengan berwarna hitam.

Dalam kesendirian, dia menikmatinya. Karena ketika semua orang meninggalkannya, ketika semua sahabatnya pergi, setidaknya suaranya akan terdengar dengan jelas, menemani dalam keheningan dengan alunan yang dia lantunkan sendiri.

Nyanyian Yuuri menggema dari dapur, sayup merayap ke keheningan ruangan utama restaurant. Dia bukan menikmati keheningan hanya sangat menyukai ketika keheningan merangkul erat nyanyiannya, memperkuatnya menjadi keramaian yang tidak terlalu ramai.

Dia terus bernyanyi tanpa terasa semua pekerjaannya selesai dan saatnya untuk pulang.

Yuuri masih bernyanyi ketika mengunci pintu belakang ketika sebuah suara lain berbisik dekat di teling a sebelah kirinya

"Suaramu bagus" Yuuri terkejut, tanpa sengaja melayangkan kepalan tangannya menuju wajah yang bahkan belum dilihatnya.

"AAAAAAAAAAAAAAGH!"

.

.

TBC


Author Note

Btw sorry karena belum bisa upload multichapt yang lain dan malah buat multichapt baru.

Tapi yasudah tunggu aja ya hehe, btw ini ceritanya songfict kalo ada yang ngeh kece, berarti selera dengar kita sama huahahaha *apaansih XD

Dan selamat membaca, tenang ini amankok X)

RNR

See Yaaa X3