Title : Who Am I For In Your Life?
Author : YunJaeKyuWookLover
Genre : Hurt, Romance, Family, Mpreg
Main Pair : Jung Yunho X Kim Jaejoong
Other Cast : Park YooChun X Kim JunSu,
Shim ChangMin, Park HyunCheol (Karam),
Kim Taehee X Jung JiHoon, Jun JiHyun X Kim SooHyun
Disclaimer : They all are not mine but the story plot is MINE
Warning : Typo(s) everywhere, I'm a new author so please tolerance any mistake(s) in my words, sentences and also paragraph, I'm not using formal language either… hehehehe
.
.
.
.
.
Disebuah mansion bergaya European, terlihat dua buah keluarga sedang berkumpul di ruang makan mansion Keluarga Kim. Mr. dan Mrs. Kim terlihat menyambut kehadiran kedatangan keluarga Jung, sahabat mereka dengan sangat ramah. Mereka berempat berbincang dengan hangatnya tanpa mempedulikan keadaan canggung putra semata wayang keluarga Jung dan putra bungsu keluarga Kim itu.
"Jadi bagaimana perancangan kita soal perjodohan itu? Sudah menentukan tanggalnya?" tanya Mrs. Jung. Dirinya sudah sangat tidak sabar menjadikan Kim JaeJoong, putra bungsa keluarga Kim yang sangat sempurna dimatanya untuk mendampingi putra semata wayangnya, Jung Yunho.
Jaejoong dan Yunho tidak mempedulikan perbincangan orang tua mereka. Kedua-duanya lebih memilih menghabiskan makan malam mereka dan menjawab beberapa persoalan yang ditanyakan kepada mereka itu juga jika perlu.
"Itulah tujuanku menjemput Taehee eonnie sekeluarga kemari. Untuk membincangan soal perjodohan anak-anak kita" terang Jun Jihyun atau sekarang sudah menyandang marga Kim sejak 34 tahun yang lalu setelah menikah dengan pengusaha muda yang sangat kaya raya, Kim Soo Hyun.
"Lebih cepat malah lebih bagus. Jaejoongie juga tidak lama lagi akan menyelesaikan kuliahnya bukan?" tanya Mr. Jung, memandang ke arah Jaejoong. Jaejoong hanya menyambut dengan senyuman lembut lalu menganggukkan kepalanya sopan. "Benar-benar calon menantu yang sempurna" lirih Mrs. Jung penuh kekaguman di dalam hatinya.
"Dua bulan dari sekarang?" cadang Mrs. Jung. Dirinya benar-benar tidak sabar memiliki Jaejoong yang menjadi incaran ramai ibu-ibu arisan untuk dijadikan menantu. Bagaimana tidak dengan wajahnya yang cantik bak bidadari dari kayangan, latar belakang keluarga yang sempurna tidak lupa Jaejoong juga mempunyain otak yang jenius. Siapa yang tidak ingin memiliki menantu sesempurna Kim Jaejoong hanyalah orang-orang yang tidak waras.
Mr. dan Mrs. Kim terdiam, memikirkan cadangan Mrs. Jung sedangkan Mrs. Jung terlihat tidak sabaran menunggu jawaban dari Mr. dan Mrs. Kim. Jaejoong harus menjadi menantunya, harus. Kalau boleh secepatnya.
"Boleh, 2 bulan dari sekarang" setuju Mr. Kim yang langsung mendapatkan senyuman penuh kemenangan dari Mrs. Jung. Mr. Jung yang melihat keatusias sang istri hanya tersenyum kecil.
Tanpa orang tua mereka sadari, Jung Yunho mengeluh perlahan dan itu semua tidak luput dari pandangan doe eyes indah Jaejoong. Yunho terlihat tidak rela menikahinya tetapi kenapa Yunho tidak pernah membantah atau menolak perjodohan mereka?
.
.
.
Wedding's reception pasangan YunJae berlangsung dengan sangat meriah. Majlis tersebut diadakan di salah satu hotel bertaraf 5 bintang milik Kim Soo Hyun, appa dari mempelai "wanita". Yunho terlihat tampan memakai setelan jas berwarna hitam dengan dalaman berwarna putih, sangat kontras dengan istrinya, Jaejoong yang memakai setelan jas serba putih.
"Selamat ya hyung" ucap seorang namja yang memilik tubuh kelebihan kalsium, Shim Changmin. Changmin merupakan teman dekat Yunho yang sudah mengenali Yunho semenjak mereka masih kecil.
Yunho tersenyum memandang ke arah Changmin tanpa mengucapkan apa-apa. Changmin yang menyadari Yunho hyungnya tidak sepenuhnya menerima pernikahan ini hanya mengeluh, berharap Yunho mahu belajar membuka hatinya untuk menerima kehadiran Jaejoong di dalam hidupnya juga suatu saat nanti bisa melupakan masa lalunya.
"Dia cantik ya hyung" ucap Changmin, mencoba mengajak Yunho berbicara. Changmin memandang ke arah Jaejoong yang sedang berbicara bersama hyungnya, Kim Junsu dan suaminya, Park Yoochun.
"Hmm, cantik" jawab Yunho dingin. Yunho tidak dapat meragukannya kalau Kim Jaejoong ani Jung Jaejoong sangatlah cantik dan sempurna bahkan lebih cantik dari seseorang dari masa lalunya tetapi sangat disayangkan karna Yunho tidak memiliki sedikitpun perasaan terhadap Jaejoong. Hatinya masih dipenuhi oleh seseorang, seseorang yang sangat berarti buatnya.
"Suami kamu tampan ya Jae" puji Junsu, sesekali melirik ke arah Yunho yang sedang berbicara bersama Changmin. Yoochun yang mendengar pujian sang istri kepada Yunho hanya bisa mengembungkan pipinya, cemburu.
"Iya, tampan. Tapi tidak seharusnya kamu memuji dia dihadapanku" rajuk Yoochun. Junsu tersenyum melihat kecemburuan sang suami lalu memilih memeluk lengan Yoochun, mencoba memujuknya.
"Dia memang tampan tetapi dimataku kamu yang paling tampan" pujuk Junsu, manja. Yoochun lantas tersenyum lembut memandang Junsu. Interaksi pasangan YooSu tidak luput dari pandangan Jaejoong. Jaejoong turut tersenyum melihatnya. Beruntung Junsu hyungnya bisa memiliki Yoochun sebagai suaminya karna Yoochun sangat mencintai Junsu berbeda dengan dirinya yang mendapat seorang suami yang tidak mencintainya.
"Selamat ya Jae atas penikahannya. Akhirnya kamu menyusul kami" ucap Yoochun memandang ke arah Jaejoong.
"Terima kasih Yoochun-hyung, Junsu-hyung" balas Jaejoong tersenyum tulus memandang kedua-dua hyungnya.
.
.
.
Jaejoong memilih mengistirehatkan tubuhnya di dalam kamar hotel yang sudah diatur sang appa buat dirinya dan Yunho. Setelah membersihkan tubuhnya, Jaejoong yang hanya memakai bathrobe, menuju ke arah almari. Mencari baju yang nyaman untuknya dan tanpa Jaejoong sadari, Yunho sedang memandang kearahnya dari arah kasur tanpa berkelip. Jaejoong terlihat begitu mengoda di mata Yunho sekarang.
Tanpa Jaejoong sadari juga, Yunho berjalan ke arah Jaejoong dan dengan tiba-tiba saja Yunho memeluk tubuh Jaejoong dari belakang, mengejutkan Jaejoong yang sedang memilih pakaiannya. Tubuh Jaejoong menegang, kaku. Tidak tahu harus melakukan apa.
"Can I" tanya Yunho. Suaranya yang serak akibat menahan birahi terkesan sangat menggoda di telinga Jaejoong.
Jaejoong hanya mengangukkan kepalanya. Walau mereka menikah karna perjodohan keluarga tetapi Jaejoong tidak akan pernah melupakan tugasnya sebagai seorang istri dari Jung Yunho karna itulah pesan sang eomma sehari sebelum pernikahannya.
Flashback beberapa jam yang lalu
Yunho mendudukan tubuhnya di sofa kamar hotel Changmin. Jika ditanyakan bagaimana Yunho bisa berada di kamar hotelnya Changmin, jawabannya ialah sesaat setelah majlis reception selesai, Yunho langsung mengikuti Changmin ke kamarnya. Mencoba menghindari Jaejoong buat sementara waktu.
Yunho menyandarkan kepalanya di sandaran sofa lalu memejamkan matanya. Mencoba menenangkan dirinya yang sedang galau memikirkan kelangsungan rumah tangga yang baru dibinanya beberapa jam yang lalu.
"Aku tahu hyung belum bisa melupakan Karam ania" ucap Changmin setelah melabuhkan punggungnya di sofa berhadapan Yunho. Changmin lalu menyilangkan tangannya, memeluk tubuh. Matanya tidak lepas memandang Yunho yang sedang galau.
"Jangan sebut namanya di hadapanku lagi" tegas Yunho walau dirinya tidak menafikan kalau dia masih sangat mencintai mantan kekasihnya itu. Karam atau Park Hyuncheol yang memilih kerjayanya sebagai model dan meninggalkan Yunho di Korea demi ke Paris, melanjutkan cita-citanya. 5 tahun telah berlalu tetapi Yunho masih tidak dapat melupakan Karam malah cintanya masihlah sebesar dan sedalam dulu.
"Tapi itulah kenyataannya hyung. Cobalah membuka pintu hatimu buat Jaejoong. Dia lebih baik dan sempurna dibanding Karam. It's time for you to move on. Lupakan Karam dan cintai JUNG Jaejoong" tegas Changmin. Changmin hanya mahu Yunho mengejar kebahagiannya dan melupakan masa lalunya. Sudah cukup Yunho merindukan dan mencintai Karam yang tidak tahu diri itu karna sekarang ada Jaejoong yang bagi Changmin memiliki segalanya dan lebih baik berlipat ganda dibanding Karam.
Yunho terdiam, tidak mampu membalas perkataan Changmin karna dia tahu semuanya benar apa adanya. Jaejoong sememangnya lebih sempurna tetapi ini masalah hatinya yang belum siap melepaskan Karam. Yunho lalu memejamkan matanya seketika, memikir langkah mana yang harus diambilnya.
"Arraso, it's time to move on"
End Of Flashback
.
.
.
Setelah pengumulan panas mereka, Jaejoong tertidur nyenyak. Meninggalkan Yunho yang memandang sendu ke arah wajah damai istrinya. Di lubuk hati Yunho yang paling dalam, dirinya merasa bersalah karna telah melibatkan Jaejoong di dalam masalah percintaanya tetap yang paling menghantui Yunho adalah, dirinya merasa seperti mengkhianati Karam.
Wajah damai Jaejoong yang tertidur itu sangat indah dan Yunho mengakuinya. Yunho lalu membelai lembut pipi mulus sang istri.
"Ajari aku cara mencintaimu Jung Jaejoong." Yunho memeluk tubuh ramping sang istri lalu melelapkan matanya, menyusul sang istri.
Setelah memastikan Yunho tertidur dengan nyenyak, Jaejoong membuka matanya perlahan-lahan. Memandang sendu wajah sang suami.
"I'll be here for you, always. Because it's my duty as your wife"
.
.
.
8 bulan kemudian
Jaejoong sedang memasak sarapan buat dirinya dan Yunho di dapur rumah yang dibelikan sang appa Jung sebagai hadiah pernikahan mereka. Sebuah penthouse 2 tingkat yang sangat mewah dan pastinya mahal.
Di saat Jaejoong sedang menghidangkan masakkannya, tiba-tiba dirinya merasakan mual dan sepantas yang Jaejoong bisa, dirinya berlari ke arah kamar mandi yang berada berdekatan dapur. Jaejoong lalu memuntahkan isi perutnya yang bahkan belum terisi apa-apa.
Beberapa minit memuntahkan apa saja yang berada di dalam perutnya, Jaejoong berjalan lemah ke arah dapur, menyambung pekerjaannya. Sudah beberapa hari Jaejoong merasa tidak enak badan tetapi tidak memberi tahu siapa pun karna tidak mahu membuat keluarga dan suaminya khawatir.
Yunho menuruni tangga penthouse mereka dengan terburu-buru. Dirinya sudah memakai setelan jas kantornya. Jaejoong yang menyadari kehadiran Yunho lantas memandang ke arah tangga dan tersenyum. Berusaha terlihat baik-baik saja.
"Sarapan dulu Yunho-ah" ajak Jaejoong.
"Ani, aku sudah telat ke kantor. Nanti malam saja kita makan bersama. Annyeong" balas Yunho tanpa memandang ke arah Jaejoong. Yunho lalu memakai kaos kaki dan kasutnya lantas berlalu keluar dari penthouse tersebut. Meninggalkan Jaejoong sendirian. Semenjak satu minggu yang lalu, Yunho tidak pernah lagi sarapan dan makan malam dirumah. Yunho akan terburu-buru ke kantornya pada waktu pagi dan pulang pada jam lewat dari tengah malam. Sesibuk itukah suaminya?
Jaejoong memandang hampa ke arah makanan yang telah dimasaknya. Siapa yang akan menghabiskan semua ini?
.
.
.
Jaejoong melabuhkan punggungnya di atas kerusi berhampiran sang dokter. Setelah memuntahkan makanan yang dimakannya LAGI, Jaejoong memutuskan ke rumah sakit sendirian untuk memeriksa keadaanya.
"Annyeong Mrs. Jung, apa khabar? Ada yang bisa saya bantu?" tanya sang dokter yang bernama Lee Min Ho.
Jaejoong lalu menerangkan masalah kesehatannya yang menurun beberapa hari ini. Sang dokter mendengar dengan saksama keluhannya.
"Kalau begitu, Mrs. Jung bisa berbaring di kasur disana. Saya akan menyiapkan alatan pemeriksaan terlebih dahulu" ucap sang dokter. Jaejoong lantas melakukan suruhan sang dokter.
Setelah melakukan pemeriksaan, Jaejoong kembali duduk di atas kerusi yang didudukinnya tadi. Menunggu hasil tes yang dilakukannya.
"Chukkae, Mrs. Jung anda positif hamil 12 mingguan" ucap sang dokter. Tersenyum ramah ke arah Jaejoong.
.
.
.
Jaejoong duduk terdiam didalam mobilnya setelah keluar dari rumah sakit. Hamil? 12 mingguan? Jaejoong mengelus perutnya yang masih rata dengan lembut. Di dalam rahimnya sedang berkembang janin yang merupakan anaknya bersama sang suami. Bolehkah Jaejoong menyebut ini buah cinta mereka sedangkan Jaejoong tahu dengan sangat jelas walau mereka sudah berumah tangga selama hampir 1 tahun, Yunho tidak pernah mencintai dan menerima dirinya sepenuhnya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apakah Yunho akan menerima anak ini?" tanya Jaejoong kepada dirinya sendiri.
.
.
.
Jaejoong memutuskan mampir ke kantor Yunho di waktu makan siang. Jaejoong hanya ingin memberi tahu Yunho akan berita yang bagi setiap pasangan yang berumah tangga merupakan berita bahagia.
Karyawan Jung Corp tersenyum dan menbungkuk sopan ke arah istri sang CEO Jung Corp. Mereka sangat mengagumi istri Mr. Jung Yunho. Orangnya cantik, indah juga ramah dan pinter. Benar-benar istri idaman.
Jaejoong berjalan ke arah ruangan Yunho yang terletak di tingkat 20 tersebut. Sekrataris Yunho tidak berada ditempatnya.
"Apa mungkin sedang makan siang ya" tanya Jaejoong kepada dirinya lalu berjalan ke arah kantor Yunho. Baru saja Jaejoong ingin mengetuk pintu ruangan Yunho, Jaejoong mendengar suara Yunho yang sedang berbicara bersama seseorang dan kalau tidak salah itu seperti suaranya Changmin.
"Sampai kapan kamu mahu menyembunyikan semua ini hyung?" tanya Changmin, memandang penuh kecewa ke arah Yunho.
"Menyembunyikan apa maksudmu Changmin-ah?" tanya Yunho berpura-pura tidak mengerti.
"Karam sudah kembali sejak 2 minggu yang lalu kan" balas Changmin terus terang.
Yunho memandang dingin ke arah Changmin sesaat setelah Changmin menyebut nama Karam. Jaejoong mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Karam? Siapa itu Karam?"
"Kenapa kamu diam hyung. Benar kan?" tuntut Changmin. Changmin tidak mahu kalau sampai Yunho menyakiti Jaejoong yang telah dianggapnya sebagai saudaranya sendiri. Sama seperti Yunho.
"Iya.." lirih Yunho perlahan.
"Selama 1 minggu ini, hyung menghabiskan banyak waktu dengannya bukan? Hyung selalu mampir ke apartmentnya di waktu pagi buat sarapan bersamanya, di waktu siang hyung akan keluar makan siang bersamanya bahkan di waktu malam hyung mampir ke apartmentnya. Hyung ngapain aja disana?" marah Changmin. Sudah cukup Changmin menyembunyikan semuanya selama 1 minggu ini. Yunho harus menerangkan semuanya sekarang, disini.
Jaejoong merasakan tubuhnya mati rasa. Apa yang baru didengarnya beberapa detik yang lalu sangat mengejutkan buatnya. Hatinya hancur berkeping-keping.
"Darimana kamu tahu?" tanya Yunho curiga.
"Itu tidak penting hyung. Jawab persoalanku. Siapa Jaejoong di dalam hidupmu?" Changmin lalu melabuhkan punggungnya di atas sofa. Memandang Yunho dingin.
"Hyung sudah berusaha membuka pintu hati hyung untuk mencintai dan menerimanya di dalam hidup hyung tetapi hyung tidak bisa. Hati hyung, cinta hyung hanya milik Karam. Hyung tidak bisa mencintai Jaejoong. Semua yang hyung lakukan untuknya hanya sebatas tanggungjawab hyung sebagai seorang suaminya." Jelas Yunho putus asa.
Tanpa Jaejoong sadari air mata mengalir membasahi pipinya. Sesak rasanya mengetahui kebenaran yang sangat menyakitkan ini. Jadi selama hampir 1 tahun mereka berumah tangga, dirinya belum berhasil meraih cinta seorang Jung Yunho. Jaejoong lantas berlalu menjauhi ruangan Yunho. Tidak dihiraukannya pandangan para karyawan yang melihat keadaanya. Yang ada dikepala Jaejoong hanyalah, dirinya butuh bersendirian.
.
.
.
1 Minggu Kemudian
"Jae-ah, hadiah apa yang akan disukai Chunnie?" tanya Junsu kepada Jaejoong. Mereka berdua sedang berada di sebuah café berdekatan sebuah mall. Junsu meminta Jaejoong menemaninya mencari kado ulang tahun buat suami tercintanya.
"Hmm, bagaimana kalau perfume hyung? Atau jam tangga?" cadang Jaejoong mencoba mencari tahu kado apa yang mungkin akan disukai Yoochun nanti.
"Perfume kedengarannya tidak buruk. Ayo kita cari lagi" ajak Junsu bersemangat. Jaejoong lalu membayar makanan mereka dan berlalu menyusul Junsu yang sedang menunggu di depan café tersebut.
Kedua kakak adik Kim melangkah memasuki mall mewah tersebut. Canda tawa mengiringi setiap langkah mereka tetapi langkah Jaejoong terhenti seketika melihat permandangan yang sangat menyesakkan buatnya. Disana, di sebuah toko perhiasan Yunho sedang bersama seorang namja manis yang Jaejoong ketahui bernama Karam.
Yunho terlihat tersenyum tulus memandang tiap tingkah keanak-anakkan Karam berbeda ketika Yunho bersamanya. Hanya senyuman terpaksa yang Jaejoong lihat dari sinar wajah Yunho.
Junsu yang merasa Jaejoong menghentikan langkahnya lantas memutarkan tubuhnya. Memandang Jaejoong aneh.
"Jae?" Panggil Junsu yang tidak mendapat sahutan dari Jaejoong. Junsu yang merasa aneh turut memusatkan pandangannya ke arah pandangan Jaejoong.
"Ah, itu bukannya suamimu Jae? Tapi dia lagi sama siapa ya? Mesra sekali" ucap Junsu aneh. Tidak pernah Junsu melihat suami Jaejoong itu tersenyum tulus tapi kenapa senyuman itu begitu senangnya ditujukan kepada si namja yang tidak mereka kenali.
"Eh bukannya dia Park Karam? Salah satu model di agency milik keluarga Chunnie" sambung Junsu.
"Kajja hyung" Jaejoong lalu menarik tangan Junsu untuk menjauhi toko tersebut. Junsu merasa keanehan dan perubahan sikap Jaejoong tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.
"Jelaskan pada hyung ada apa sama kamu dan Yunho dan siapa itu Karam" Junsu memandang penuh selidik wajah cantik sang dongsaeng. Jaejoong yang tahu Junsu tidak akan berhenti menanyainya memutuskan menjelaskan semua masalah rumah tangganya lagian Jaejoong juga membutuhkan teman untuk berbagi cerita.
.
.
.
Jaejoong menunggu kepulangan Yunho yang masih belum pulang. Ini sudah sangat larut dan Yunho masih belum pulang. Beberapa minit kemudian, terdengar bunyi pintu hadapan yang dibuka dari luar. Jaejoong memandang ke arah jam di dinding, 2:15am.
Yunho memasuki penthousenya dan Jaejoong tanpa menyadari kehadiran Jaejoong di ruang tamu tersebut.
"Dari mana saja Yunho-ah?" tanya Jaejoong tiba-tiba. Yunho langsung melonjak kaget mendengar suara Jaejoong. Yunho pikir Jaejoong sudah tertidur seperti biasanya.
"Kantor" balas Yunho cuek.
"Sampai kapan kamu mahu terus membohongiku?" tanya Jaejoong lagi. Jaejoong sudah tidak dapat menahannya lagi. Di atas nasihat Junsu siang tadi, Jaejoong memutuskan menyelesaikan semua masalah rumah tangganya secepat mungkin. Semuanya demi dirinya dan janin yang dikandungnya sekarang.
Yunho tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya lagi. "Apa Jaejoong sudah mengetahui semuanya?" lirih Yunho di dalam hatinya.
"Apa maksudmu?" tanya Yunho berpura-pura tidak mengetahui apa-apa.
"Stop it already Jung Yunho. Siapa itu Karam? Kamu baru habis dari tempatnya bukan? Kamu anggap aku ini apa?" tuntut Jaejoong.
"Darimana kamu mengetahui tentang Karam?" tanya Yunho masih berusaha tenang.
"Dari mana aku mengetahuinya itu semua tidak penting Yunho. Siapa aku di dalam hidupmu?" tanya Jaejoong lagi untuk memastikan posisinya di hati Yunho. Jaejoong mencoba menahan air matanya yang ingin mengalir, mencobe kelihatan tegar dihadapan Yunho.
"Mianhae" cuma itu yang mampu diucapkan Yunho. Sejujurnya Yunho merasa bersalah melihat doe eyes indah milih istrinya itu mengalirkan air mata kesakitan dan Yunho tahu itu semua karna kesalahannya. Perasaan sesak itu tiba-tiba mendatangi Yunho dan Yunho tidak tahu apa artinya itu.
"Mianhae? Cuma itu? Arraso, terima kasih karna menyadarkan aku dari mimpiku dan annyeong Jung Yunho-sshi. Jangan pernah mencoba mencariku dan anakku." Tegas Jaejoong lalu berlalu keluar dari penthouse mewah tersebut. Jaejoong sudah menyangka semuanya akan menjadi seperti ini jadi dirinya sudah menyiapkan kopernya dan sudah diletakkan di dalam mobilnya.
Yunho hanya terdiam, membantu di tempatnya sehingga kesadaran menamparnya.
"Anak? Apa jangan-jangan.." Yunho berlari keluar dari penthousenya dan Jaejoong, mencoba mengejar Jaejoong tetapi sayang di saat dirinya tiba di basement, mobil Jaejoong sudah tidak ada ditempat parkingnya.
Yunho jatuh terduduk setelah menyadari kesalahan dan kebodohannya. Walau dirinya tidak mencintai Jaejoong, tetapi dia sudah terlanjur menyayangi Jaejoong dan terbiasa dengan kehadiran Jaejoong disisinya.
"Mianhae Jaejoong-ah"
.
.
.
Tbc
Haiiii.. I'm back.. ada yang tertarik? Iya? Ngak? Hehehehe.. ngak papa lah yang penting ada yang mahu baca ff abal2ku.. #plakk..
Enjoy the story guys.. hehehehe
