GETTING HOTTER
Byun Baekhyun x Park Chanyeol.
mature. genderswitch. pwp.
think twice (or more) before you read. sorry for typo(s).
DLDR
…
..
.
Aku duduk di sebuah kursi ruangan ganti ketika aku sudah selesai menjalani pemotretan. Aku diperintahkan untuk menunggu pose selanjutnya. Yang kudengar, katanya aku dipasangkan oleh seorang model pria. Seumur hidupku, aku berkarir menjadi model telanjang, baru kali ini aku dipasangkan oleh model pria. Biasanya, aku menjalani pemotretan sendirian. Aku merasa gugup karena kini lawan mainku adalah pria. Dan katanya, pria tersebut adalah model terkenal. Aku menjadi penasaran siapa dirinya.
Pintu terbuka membuatku menoleh ke arah pintu. Disana, managerku bersama seorang pria. Mataku membola, aku tidak perlu berpikir dua kali untuk mengetahui siapa dia. Dia adalah Park Chanyeol, seorang model. Untuk apa dia datang kemari?
Jika aku tidak ingat perkataan sang sutradara, aku menjadi bertanya-tanya ketika melihat Chanyeol disini. Namun, aku tahu alasannya mengapa Chanyeol bisa datang keruangan ini bersama managerku.
Dia adalah partner-ku nanti.
Sialan. Aku ingat bahwa di ponselku sedang menampilkan foto Chanyeol yang sedang menghisap payudara perempuan lain di majalah. Dengan cepat, aku menutup ponselku. Awalnya aku mencari-cari pose, namun yang kudapatkan adalah foto Chanyeol.
"Baekhyun, ini Chanyeol."
Aku berdiri dan membungkuk di hadapannya. Sama seperti Chanyeol yang ikut membungkuk padaku.
"Chanyeol, ini Baekhyun."
Tangan Chanyeol terjulur ke depan ingin menjabatkan tangannya padaku. Tanganku juga ikut terulur membalas jabatan Chanyeol. Sial, tangannya kekar sekali.
"Baiklah kalian tunggu disini sebentar dan mengobrolah,"
Itu adalah suara terakhir managerku sebelum dia menutup pintu. Justru kami malah terdiam. Aku bingung ingin melakukan apa. Aku tidak terlalu tahu bagaimana caranya berinteraksi bersama model lain yang nantinya akan menjadi pasanganku. Mengingat bahwa ini adalah pertama kalinya aku menjalani pemotretan bersama model, dan model itu adalah seorang pria!
Chanyeol berjalan ke arah kursi panjang dan menduduki dirinya disana. Chanyeol melirik ke arahku dan menarik tanganku untuk ikut duduk disampingnya.
"Baekhyun,"
Sial. Suaranya berat dan sexy sekali.
"Aku sudah melihat posemu. Kau luar biasa."
Bagaimana bisa dia mengatakan itu di hadapanku? Dengan kata 'luar biasa' berarti ia sudah melihat bagaimana tubuh telanjangku. Pipiku memanas mendengarnya dari mulut Chanyeol.
Aku terdiam bingung untuk mengatakan apa. Chanyeol juga sama sekali tidak membantu. Setelah mengatakan hal tersebut, ia kembali terdiam tanpa mau mengeluarkan satu patah katapun. Aku juga sama.
Tiba-tiba Chanyeol menoleh ke arahku. "Agar kita tidak canggung, ayo lakukan pose singkat," Chanyeol menyeringai dan menindihku dengan cepat di kursi panjang. Tangannya membawa kakiku untuk berada di atas pahanya. Pose ini membuat vaginaku bersentuhkan dengan penisnya yang panjang dan mengeras. Wajahnya sangat dekat denganku sehingga aku dapat merasakan deru nafasnya.
"Ini bukan apa-apa. Kudengar kau tidak pernah menjalani pemotretan bersama model lain. Mereka semua melakukan awalan seperti ini agar tidak canggung."
Ah. Ternyata begitu ya.
Aku mengangguk dan ikut menyeringai ketika Chanyeol menjilati leherku. Tangannya bergerak untuk mengelus paha dalamku. Aku hanya memakai bathrobe karena aku baru saja selesai pemotretan dan menunggu Chanyeol. Jika aku memakai pakaianku, bukankah aku harus melepasnya lagi? Dan menurutku itu merepotkan.
Tangan Chanyeol sampai di vaginaku dan mengelusnya sementara itu ia masih menjilati leherku. Aku bergerak-gerak tidak berdaya karena kenikmatan yang diberikan oleh Chanyeol. Aku meremas rambut Chanyeol dan mataku terpejam mencari kenikmatan.
Aku lebih menarik kepalaku agar leherku terlihat jelas untuk Chanyeol. Chanyeol merasakan bahwa aku menarik kepalaku sendiri, ia lebih dalam lagi menghisap leherku sehingga wajahnya terbenam di antara perpotongan leherku.
Kakiku mengangkang untuk memudahkan tangan Chanyeol di bagian vaginaku. Ia mencubit klitorisku membuatku menggelinjang penuh nikmat. Oh tuhan, baru kali ini aku mendapatkan perlakuan yang sangat nikmat seperti ini. Chanyeol menarik klitorisku dan mencubitnya keras seolah-olah klitorisku adalah mainan untuknya.
Aku bergerak seperti cacing karena rasa nikmat. Chanyeol menarik wajahnya dari perpotongan leherku dan kini wajahnya berhadapan pada wajahku. Aku membuka mataku dan terengah-engah. Chanyeol tersenyum menyeringai melihat wajahku yang kini dipenuhi oleh keringat.
Tangannya semakin keras mencubit klitorisku membuatku kembali menutup mata dan terengah-engah. Bibirku terbuka karena menurutku pasokan oksigen di ruangan ini sudah menipis.
Chanyeol kembali menarik klitorisku dan membiarkannya seperti itu. Oh Tuhan, aku meremas kemeja Chanyeol dan menggerakkan kepalaku ke kanan dan ke kiri. Tangannya juga tidak tinggal diam, ia memilin klitorisku sembari mencubitnya.
"C-chanyeol, k-kumohon," Aku sudah tidak tahan dengan tangannya yang memainkan titik sensitifku. Rasanya nikmat sekali dan kewanitaanku menjadi gatal karena permainan Chanyeol.
Tangannya tetap memilin klitorisku dan menatap wajahku. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Mungkin Chanyeol suka melihat wajah perempuan yang berada di bawahnya merintih kenikmatan akibat dirinya. Aku membuka bibirku dan terengah-engah, mataku terpejam. Aku mulai membiarkan tangan Chanyeol tetap bermain di bagian bawahku.
"Chanyeol, aku ingin keluar,"
Tanpa membalas perkataanku, Chanyeol memundurkan tubuhnya hingga wajahnya tepat berada di vaginaku. Bathrobe bagian bawahku sudah tersingkap sampai perutku. Vaginaku jelas-jelas sudah terpampang di depannya. Tangannya memegang kedua pahaku hingga mengangkang lebar.
Cairanku menembak wajah Chanyeol dan Chanyeol tanpa jijik menjilati cairanku yang membasahi area vaginaku. Aku menggeliat menahan nikmat. Tanganku meremas bathrobe yang aku pakai. Kakiku sudah bersiap untuk menutupi vaginaku namun aku kalah gesit oleh Chanyeol yang semakin melebarkan pahaku.
Lidahnya lihai sekali dalam menjilati vaginaku sampai kedalam-dalamnya seperti kucing. Ia sendiri bahkan berciuman dengan vaginaku. Aku meremas rambutnya yang berada di bawahku. Kepalanya semakin masuk dan Chanyeol memiringkan wajahnya untuk mengambil klitorisku menggunakan giginya. Chanyeol malah menggigit klitorisku dan menyedot daging kecil tersebut. Aku takut jika daging kecil itu malah terlepas karena sungguh, Chanyeol menyedotnya terlalu keras.
Tanpa sadar aku malah menekan kepalanya untuk membuat Chanyeol berbuat lebih. Rasanya, aku tidak ingin kepala Chanyeol pergi dari bawahku. Aku hanya ingin Chanyeol terus menerus bermain di vaginaku. Chanyeol sukses membuatku bergetar.
Pintu terbuka membuatku menoleh dan membelakkan mataku. Aku menarik kepala Chanyeol agar berhenti dalam aktivitasnya yang tengah bermain di vaginaku. Aku sungguh malu ketika ada orang yang melihatku melakukan hal seperti ini dengan Chanyeol. yeah, walaupun nanti aku tidak malu, namun nanti adalah tuntutan pekerjaan dan aku harus bersikap professional. Lain dengan yang sekarang aku lakukan bersama Chanyeol.
Chanyeol malah tetap menjilati seluruh vaginaku tanpa peduli aku terus menerus menarik kepalanya dan berusaha untuk menutupnya dengan paha. Namun Chanyeol malah semakin membuka lebih lebar lagi vaginaku dan kembali memasukkan lidahnya ke dalam sana.
Aku berusaha untuk tetap membuka mata namun karena nikmatnya permainan Chanyeol aku justru melupakan siapa orang yang kini sedang melihat aktivitas panasku bersama Chanyeol.
"Sepuluh menit lagi kalian akan menjalani pemotretan."
Kemudian pintu tertutup. Aku bahkan sudah tidak peduli lagi dengan pemotretan jika Chanyeol masih terus menerus menjilati daerah bawahku.
Jilatan terakhir Chanyeol sangat pelan sekali membuatku menggelinjang hebat karenanya. Chanyeol mengangkat kepalanya dan melirikku. Aku masih tetap terengah-engah tanpa mau membuka mataku.
Tangan Chanyeol mengusap wajahku yang penuh dengan keringat. Kemudian ia bangkit dari atas tubuhku dan merapikan bathrobe bagian bawahku. Aku dan Chanyeol harus bersiap-siap karena sepuluh menit lagi aku akan menjalani pemotretan bersamanya.
.
.
Chanyeol meremas payudaraku hingga putingku mencuat ingin keluar. Sementara itu tangan satunya ia gunakan untuk menutupi vaginaku. Tanganku sendiri menjambak rambut Chanyeol yang berada di belakangku. Kini, aku menduduki Chanyeol dan bibir Chanyeol berada di perpotongan leherku.
Ia selalu menggoyangkan tubuhnya dan mengakibatkan penisnya bersentuhan dengan vaginaku. Ia sedikit mengangkat tubuhku lalu mendudukkannya kembali sehingga vaginaku menekan penisnya.
Oh tuhan, penisnya sungguh mengeras dan keras.
Padahal sang fotografer hanya menyuruhnya untuk menutupi vaginaku, namun tangannya justru mencari-cari titik sensitifku. Aku mencoba untuk bertahan selama sesi pemotretan bersama Chanyeol. Aku harus bersikap biasa saja agar pemotretan ini berjalan lancar.
Kemudian pose selanjutnya adalah aku yang terbaring di atas ranjang kemudian Chanyeol menindihku. Aku menangkap tatapan matanya yang begitu lapar terhadapku. Atau mungkin hanya aku saja yang mengganggap tatapannya yang seperti itu.
Sang fotografer memerintahkan Chanyeol untuk memasukkan payudaraku ke dalam mulutnya. Tanpa menunggu dua kali untuk di perintahkan, Chanyeol segera memasukkan seluruh payudaraku ke dalam bibirnya. Tangan satunya ia gunakan untuk memilin putingku yang menegang.
Fotografer hanya menyuruh Chanyeol untuk memasukkan payudaraku ke dalam bibirnya, namun sang fotografer tidak tahu bahwa dari luar bibir Chanyeol terlihat diam, namun, dari dalam lidah Chanyeol bergerak dan menari memutari putingku. Tak lupa juga ia menggigit kecil benda yang sudah menegang.
Aku hanya bisa menahan desahan dan menggigit bibirku sensual dengan menatap kea rah kamera. Aku tidak boleh mengeluarkan suara sedikitpun agar sesi pemotretan berjalan lancar. Chanyeol malah membawa kakiku untuk melingkar ke pinggangnya dan lebih mendorong badannya untuk lebih menempel pada badanku.
Otomatis penisnya bergesekan dan menempel dengan vaginaku.
Kemudian Chanyeol tidak peduli lagi dengan sang fotografer, ia malah menyedot payudaraku yang terbenam di mulutnya. Aku menarik kepala Chanyeol dengan kuat.
"Sesi selanjutnya Chanyeol," Ucapku dan mendorong tubuh besar Chanyeol.
Kulihat Chanyeol memutar bola matanya malas dan memundurkan tubuhnya hingga berada di depan vaginaku. Ya, sesi selanjutnya adalah Chanyeol menutupi vaginaku menggunakan kepalanya sementara kedua tanganku meremas payudaraku dengan syarat putingku harus terlihat mencuat.
Aku meremas payudaraku dan bisa merasakan bahwa air liur Chanyeol ada di sekitar puting payudaraku. Aku mengusapnya menggunakan tanganku dan kembali meremas payudaraku dengan puting yang terlihat tegang.
Sementara itu, kulihat Chanyeol menjilat bibirnya sendiri dan segera mendekatkan kepalanya. Awalnya, aku mengira Chanyeol menuruti perintah sang fotografer yaitu hanya menutupi vaginaku menggunakan kepalanya, namun, Chanyeol malah melesakkan lidahnya masuk ke dalam vaginaku tanpa sepengetahuan sang sutradara.
Aku mencoba untuk menggigit bibirku dan sebisa mungkin bersikap seperti biasa saja menghadap ke kamera. Namun lama kelamaan aku sudah tidak bisa bertahan karena Chanyeol berciuman dengan bibir vaginaku. Lidahnya berputar-putar di sekitar area vaginaku.
"Baik, sesi terakhir,"
Oh Tuhan. Terimakasih. Akhirnya setelah ini akan berakhir dan aku akan selesai tersiksa oleh Chanyeol.
Chanyeol bangkit dengan raut wajah yang tidak dapat aku mengerti. Awalnya ia tersenyum, kemudian menyeringai, kemudian menjadi muram, kemudian tersenyum, lalu menyeringai lagi. Aku sudah tidak mengerti dan tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Menurutku, Chanyeol adalah orang yang sulit ditebak.
Chanyeol menarikku. Kalian berpikir bagaimana Chanyeol menarikku hingga terbangun? Mungkin kalian mengira Chanyeol akan menarik tanganku atau tubuhku atau semacamnya. Namun Chanyeol malah menarik putingku hingga aku ikut terbangun karenanya.
Kemudian Chanyeol mendorong tubuhku hingga aku menungging dan Chanyeol berada di belakangku. Aku tersentak ke depan ketika Chanyeol mendorong tubuhnya dengan penis yang mengacung tegak ke arah vaginaku.
Aku meremas sprei ketika penis Chanyeol ia gesekkan kea rah vaginaku. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Yang jelas, kali ini Chanyeol menggesekkan penisnya tepat di lubang vaginaku. Aku menoleh ke belakang melihat Chanyeol yang memegang penisnya kea rah vaginaku dan matanya terpejam dan dahinya berkerut.
Aku menginggit sprei karena tidak tahan dengan penis Chanyeol yang pergerakannya semakin cepat. Ia semakin cepat untuk menggesekkan vaginaku membuat vaginaku gatal dan ingin dihisap kembali olehnya. Padahal permainan ini belum keinti namun Chanyeol sukses membuatku bergetar.
"Baik, selesai. Terimakasih atas kerjasamanya."
Kemudian yang aku rasakan adalah Chanyeol sudah selesai menggesekkan penisnya kemudian menjauh dariku. Aku segera terlentang karena kakiku lemas akan perbuatan Chanyeol. Chanyeol sukses membuatku seperti ini.
Aku melihat Chanyeol yang terlentang dengan mata yang terpejam dan juga nafasnya yang terburu-buru. Mataku membola ketika melihat penisnya yang panjang, keras, berurat, dan besar itu sedang berdiri tegak. Astaga, aku harus memperbaiki mataku.
Managerku datang untuk memberikanku bathrobe dan juga memberikan Chanyeol benda yang serupa. Aku dan Chanyeol bangkit, namun setelahnya Chanyeol memelukku dari belakang dan berbisik,
"Fitting room, sekarang."
.
.
end/tbc. jangan lupa review ;)
