'Dekat Denganmu'

A Story by Hime7

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : Naruto & Hinata

Rate : T (Teen)

Warning : jelek, typo bertebaran, newbie, gaje, ooc, pasaran?, amburadul de el el

Don't like? Don't read ^^

.

.

ready?

.

.

happy reading^^

.

.

Sekarang akhir bulan musim panas. sebentar lagi akan memasuki musim gugur. Berakhirnya musim panas berakhir pula libur panjang anak sekolah.
Oh hai, aku Hyuuga Hinata. Panggil aku Hinata. Usiaku 17 dimusim dingin tahun ini. Aku anak sulung dari Hyuuga Hiashi dan Hyuuga Hikari. Anak sulung? Iya aku anak sulung karena aku mempunyai seorang adik perempuan bernama Hyuuga Hanabi. Usia kami terpaut 5 tahun.
Kami tinggal di kota Suna. Ya Suna, kota yang terkenal akan pasirnya kota paling panas daripada kota-kota yang lain. Kami tinggal bertiga disini karena ibuku sudah pergi dengan tenang di alam sana setelah ia melahirkan Hanabi.

'Hahh'

Aku menghela nafas. Berjalan menyusuri trotoar jalan raya Suna untuk pulang kerumahku. Angin musim panas menerpa tubuhku dan menerbangkan helaian rambut indigoku. Menutup mata Aku ingin menikmati panasnya kota Suna untuk yang terakhir kalinya. ya karena tidak lama lagi aku akan meninggalkan kota ini dan pindah ke Konoha. Pindah? Iya. Aku juga tidak tau apa alasannya karena itu keputusan Ayahku. Aku, terutama hanabi sangat senang mendengar rencana itu. Yah, setelah kupikir kami memang membutuhkan suasana baru. Jadi Ayahku menjual kedai dan rumah kami yang ada di suna lalu membeli yang baru di Konoha nanti.

Tap.

Menghentikan langkahku saat melihat sebuah mobil hitam terparkir didepan rumahku. Sepasang suami istri terlihat tengah berbicara dengan Ayahku entah membicarakan apa. Mungkin mereka orang yang akan membeli rumah kami. Aku melangkah mendekati mereka.

"Hinata? Kau sudah pulang?" tanya Ayah saat melihatku berjalan mendekatinya.

"Ha'i. Tadaima," jawabku seraya membungkuk memberi salam pada Ayah dan pasangan suami istri itu.

"Hm, Okaeri. Masuklah lalu siapkan makanan untuk makan malam nanti." perintah Ayahku.

"Ha'i Tou-san. Kalau begitu aku permisi"
Aku masuk kedalam rumah dan langsung menuju dapur menyiapkan bahan yang akan aku masak.

Setelah selesai memasak dan menatanya di meja makan dengan dibantu adikku Hanabi. Aku berjalan menuju kamarku untuk mandi.

.

.

"Hinata, Hanabi. Ayah ingin bicara pada kalian setelah makan malam ini selesai" kata Ayah.

"Ha'i tou-san," sahutku dan Hanabi bersamaan.

Makan malam kami berlalu dengan hening hanya terdengar suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

"Ayah sudah menemukan orang yang akan membeli rumah dan kedai kita." kata Ayah memulai pembicaraan.

"Benarkah tou-san?" tanya Hanabi sangat antusias.

"Iya, Kita akan segera pindah ke Konoha."

"Yeayy"

Aku hanya menggelengkan kepala melihat tingkah adik kesayanganku itu. Hanabi terlihat sangat senang saat ayah memberitahu kami bahwa kami akan pindah ke Konoha.

"Jadi tou-san, Kapan kita akan pindah ke Konoha?" tanyaku pada Ayah.

"3 hari lagi. Jadi persiapkan barang-barang kalian jangan sampai ada yang tertinggal."

"Ha'i,"

.

.

Hari ini hari keberangkatan kami ke Konoha, aku membantu Ayah memasukkan barang-barang yang akan kami bawa kedalam mobil. Setelah memasukkan semua dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Aku segara masuk kedalam mobil duduk di jok belakang bersama Hanabi dan Ayahku dikursi pengemudi.

Memandang rumahku untuk yang terakhir kali. 'Selamat tinggal rumahku, selamat tinggal Suna, aku akan merindukan tempat ini kota kelahiranku, sayounara'.

.

.

.

Konoha City

'Uhh lelah sekali. Tubuhku rasanya kaku setelah menempuh perjalanan selama satu hari penuh dari Suna ke Konoha. Memang cukup jauh jika ditempuh dengan perjalanan darat. Sekarang kami sudah sampai dirumah baru kami, rumah sederhana dan minimalis ada ruang yang tidak terlalu luas didepannya masih kosong, hemm, mungkin aku akan menanaminya dengan bunga-bunga kesukaanku nanti. setelah menata, merapikan dan membersihkan rumah baru kami, aku memutuskan untuk istirahat di kamarku yang ada di lantai atas karena memang semua kamar ada diatas.

'Ceklek'

Aku membuka pintu salah satu dari tiga pintu kamar yang ada, kamar paling ujung. Didalam kamar baruku terdapat ranjang single, satu lemari pakaian, dan meja belajar. Kamar ini berukuran sedang, aku berfikir mungkin masih bisa menambahkan barang kedalam kamar ini. "Hahh," menghembuskan nafas lelah, aku berjalan mendekati ranjang dan menaruh barang-barangku didekatnya lalu merebahkan tubuh lelahku dikasur yang ternyata empuk itu. "Selamat datang di Konoha Hinata, semoga hariku bisa jadi lebih baik disini."

.

.

.

Tidak terasa hari ini sudah tiba. Hari dimana aku masuk di sekolah baruku, Ayah menyuruhku mendaftar di Konoha High School salah satu sekolah elit di Konoha. Aku bersyukur di sekolahku yang sebelumnya aku mendapat nilai yang memuaskan sehingga aku bisa masuk ke sekolah ini dan bisa mendaftar beasiswa agar aku bisa meringankan beban Ayahku.

Dan disinilah aku sekarang berdiri didepan gerbang bertuliskan Konoha High School. Aku takjub melihat halaman KHS yang begitu luas ada air mancur ditengah-tengah dan pohon sakura dan maple yang tumbuh disisi kiri dan kanan gedung bertingkat tiga ini.

'Tin. Tin ckiiit'

Aku terkejut mendengar suara klakson motor dari arah dibelakangku. Saking terkejutnya aku tidak tau apa yang harus lakukan dan hanya terdiam ditempat. menutup mataku untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

'Eh? Kenapa aku tidak merasa sakit?'

"Minggirlah nona. Kau menghalangi jalanku. Apa kau tidak punya tempat lain untuk melamun selain ditengah jalan?" Suara baritone seseorang terdengar olehku.

'Eh?' Membuka mataku dan aku melihat seorang pemuda dengan motor sport merah memakai helm full face berwarna merah yang dibuka kacanya sehingga terlihat mata sebiru sapphirenya yang indah. Aku terdiam.

"Apa kau mendengarku nona?"

"A-ah m-maafkan aku," aku baru sadar dari tadi ternyata aku masih berdiri ditengah jalan seperti orang bodoh. Uhh aku sungguh malu.

Normal POV

"Hm. Gadis ceroboh," setelah mengatakan itu. pemuda itu melajukan motornya ketempat parkir sekolah. Meninggalkan Hinata yang memerah karena malu. Melupakan hal itu Hinata melangkah memasuki gedung KHS dan mulai mencari ruang kepala sekolah.

.

.

Bel masuk sudah berbunyi limabelas menit yang lalu, tapi suara keributan masih terdengar dari dalam kelas bertuliskan 3-2 tersebut dikarenakan guru mereka yang belum datang alias terlambat.

'grekk'

Suara pintu kelas yang digeser membuat siswa-siswi yang ada didalam kelas 3B menghentikan aktivitas mereka dan kembali ke bangku masing-masing. seorang wanita berambut hitam bergelombang berpakaian rapi yang tak lain adalah guru mereka berjalan memasuki kelas.

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagii..."

"Maaf karena sensei datang terlambat." ujar Kurenai nama guru cantik tersebut,"Hari ini kelas kita kedatangan seorang murid baru pindahan dari Ame, Hyuuga-san silahkan masuk."

Seorang gadis cantik berambut indigo bermata ametiyst memasuki kelas dan berdiri disamping Kurenai dengan gugup mengangkat wajahnya untuk menatap teman-teman sekelasnya.

"Sekarang perkenalkan dirimu," kata Kurenai.

"H-hajimemashite, watashi wa Hyuuga Hinata desu yoroshiku."

"Baiklah Hyuuga-san, kau bisa duduk di bangku kosong di depan Haruno-san. Haruno-san?"

"Ha'i Sensei." sahut Sakura seraya mengangkat tangannya.

Hinata berjalan menuju bangku kosong didepan seorang gadis berambut pink dan membalas senyuman ramah dari gadis bernama Sakura itu.

"Untuk pelajaran hari ini, keluarkan buku kalian buka bab 2 kita akan membahas . . ." dan pelajaran pertama pada hari ini pun dimulai.

.

.

Teng teng teng

Bel yang menandakan istirahat pertama berbunyi, setelah sensei mereka meninggal kelas semua siswa langsung berhamburan keluar kelas entah pergi ke kantin, atau bercengkrama dengan teman-teman mereka untuk sekedar menghabiskan waktu istirahat mereka.

Hinata sedang merapikan alat tulis dan buku-bukunya saat seorang gadis berambut pink dan pirang datang menghampirinya.

"Hai Hinata perkenalkan aku Haruno Sakura dan dia Ino-pig." kata Sakura sambil menunjukkan telunjuk lentiknya tepat dihidung sahabat pirangnya.

"Hey, apa katamu forehead?" protes gadis pirang tersebut seraya menyingkirkan tangan Sakura dari hidungnya "Jangan dengarkan si jidat lebar ini Hinata, perkenalkan namaku Yamanaka Ino." Mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Hinata, tidak mempedulikan tatapan tajam Sakura.

"Iya salam kenal Haruno-san, Yamanaka-san." sahut Hinata dengan ramah dan tersenyum manis pada teman barunya.

"Oh Hinata tidak perlu seformal itu pada kami, santai saja." kata Ino sambil mengibaskan tangannya.

"Iya kau cukup panggil Sakura dan Ino, oke?" pinta Sakura.

"Eh? iya baiklah,"

"Baiklah mulai sekarang kau akan menjadi teman baik kami," ujar Sakura dengan semangat seraya merangkul pundak Hinata "Oh ya, Ini sudah jam istirahat, ayo ke kantin perutku sudah berteriak minta diisi," ajak Sakura seraya mengelus perutnya yang keroncongan karena lapar.

"Dasar forehead makan terus yang kau pikirkan kau harus diet Sakura,"

"Aku ini dalam masa pertumbuhan Ino-pig. harus makan yang banyak lagipula makan yang banyak tidak akan membuatku gendut sepertimu wekk,," ejek Sakura menjulurkan lidahnya kearah Ino.

"Apa kau bilang?" teriak Ino tidak terima dan berkacak pinggang.

"Ino-pig gendut." Ino dan Sakura saling melempar tatapan membunuh dan pertengkaran kecil pun terjadi diantara keduanya Hinata hanya bisa bengong dan terkikik kecil melihat pertengkaran mereka.

"Hihihi apa kalian memang s-selalu seperti ini?"

"Hehehe jangan terkejut Hinata melihat kami seperti ini," cengir Sakura sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Iya, Ini memang kebiasaan kami kok hahaha.." ujar Ino.

Mereka bertiga pun tertawa bersama. "Ayo ke kantin sebelum jam istirahat habis," ajak Sakura setelah tawa mereka berhenti. Ino dan Hinata mengangguk lalu menyusul Sakura yang sudah berjalan keluar kelas.

.

.

Di kantin ternyata sudah cukup penuh siswa yang mengantri untuk mendapat jatah makan siang mereka. Hinata yang sudah mendapat makan siangnya berusaha keluar dari desakan antrian para siswa, dikarenakan tubuhnya yang kecil Ia sedikit kesulitan.

"Permisi, m-maaf," setelah berjuang dengan keras Ia hampir berhasil keluar, tapi karena kurang memperhatikan langkahnya dengan tidak sengaja Hinata tersandung kaki salah seorang siswa membuat Hinata hilang keseimbangan dan hampir terjatuh membentur lantai yang keras jika saja tidak ada seseorang yang memegangi lengannya dengan erat dan menariknya untuk berdiri tegak.

"Kau tidak apa-apa?" Suara baritone seorang laki-laki yang sudah menolongnya.

"I-Iya terima kasih,"

"Hm lain kali hati-hati,"

Tunggu laki-laki? dengan gugup Hinata menatap wajah orang itu, seorang pemuda berambut pirang acak-acakan dan bermata sebiru sapphire menatap mata ametyst nya, Hinata terpaku entah karena terpesona atau karena apa masih terus menatap pemuda itu. Pemuda pirang yang merasa ditatap terus hanya mengangkat sebelah alisnya, heran melihat ekspresi gadis di depannya yang hanya terdiam setelah melihatnya.

"Oi, Naruto disini," suara seseorang yang memanggil pemuda itu yang ternyata bernama Naruto, Naruto mengalihkan pandangan dan menemukan seorang gadis berambut pink yang melambaikan tangan kearahnya.

"Sakura chan?" Naruto menghampiri Sakura yang duduk bersama Ino dipojok meja makan kantin. Hinata yang sadar pemuda itu sudah pergi menjauh darinya, menundukkan wajahnya yang memerah karena dengan bodohnya ia malah bengong saat melihat orang itu. laki-laki itu pasti berpikir ia gadis yang aneh, setelah menarik dan menghembuskan nafas untuk menetralisir detak jantungnya yang entah kenapa berdetak lebih cepat dari biasanya. Hinata berjalan kearah meja dimana kedua temannya sudah duduk.

'Ternyata Sakura-chan dan pemuda itu saling mengenal?' batin Hinata saat tadi mendengar Sakura memanggilnya dan pemuda pirang itu juga menghampiri Sakura.

Hinata mendudukkan dirinya disamping Ino, berhadapan dengan pemuda bernama Naruto itu.

"Sedang apa kau disini? mau makan juga?" tanya Sakura pada Naruto.

"Tidak, aku mencari Teme dan yang lain. apa kau melihatnya?" jawab dan tanya Naruto tanpa menatap lawan bicaranya dan mengedarkan pandangan ke penjuru kantin untuk mencari teman-temannya.

"Tidak, aku belum melihat mereka. biasanya kalian selalu bersama," jawab Sakura.

"Hm." gumam Naruto.

"Jangan bilang tadi kau bolos pelajaran lagi Naruto?" terka Sakura manatap tajam kearah Naruto.

"Aku ketiduran di atap." kata Naruto dengan tenang.

"Hahh hilangkan kebiasaanmu itu Naruto."

"Hm." gumam Naruto asal sambil mencomot kentang goreng milik Sakura.

"Hey, itu makananku kau beli sendiri sana." omel Sakura.

"Aku pergi dulu." tidak menggubris omelan Sakura, Naruto pergi keluar dari kantin.

"Hahh dasar." gerutu Sakura.

"D-Dia siapa Sakura-chan?"

"Ah, dia Namikaze Naruto, sahabatku sejak kecil."

"Dia murid kelas 3-1, kelasnya anak-anak pintar." sahut Ino ikut dalam pembicaraan.

"Apa kau menyukainya Hinata?" pertanyaan Sakura membuat Hinata gelagapan dan merona.

"E-Eh, t-tidak kok," mengibaskan kedua tangannya di depan wajah.

Saling berpandangan Sakura dan Ino menyeringai "Iya juga tidak apa apa kok Hinata," ujar mereka bersamaan, menahan tawa karena berhasil menggoda Hinata.

Wajah Hinata tambah memerah sempurna "Hahaha.."

Dan tawa merekapun tidak dapat ditahan lagi, Hinata yang merasa ditertawakan hanya cemberut dan melanjutkan acara makannya yang tertunda membiarkan kedua temannya tertawa dengan puas.

Sakura menghentikan tawanya lalu tersenyum kearah Hinata dan berkata "Naruto itu banyak fangirlnya lho disini, kalau kau menyukainya kau harus maju Hinata,"

.

.

.

Tbc.

.

.

.

Keep, next or delete?^^

.

.

.

Hai minna^^/ Saya kembali dengan fanfic baruuu,, /_\ duhh,, sebenarnya saya engga pede mau post ini fic,, tapi hati saya ingin post sebuah fic baru,, jiahh,, untuk mengisi kebosanan menuggu fic fav" ku yang pada blom update :v hhee,, okee btw saya ingin meminta pendapat reader about my this story^^ apakah layak dilanjutkan? apa kalian suka? de elel, duhh saya tunggu dikotak review ya :* butuh banget ide, kritik, saran yg membangun hhee,, okee mungkin itu aja, jaa mata ne~ di next chapter^^ bye bye,,

Arigatou^^