'Entahlah, kupikir dia adalah takdirku. Takdir yang mempertemukanku dengannya. Sakura. Haruno Sakura. Gadis manis yang sangat lugu namun juga sangat misterius. Aku tak menyangka dia dapat mengubahku menjadi pemuda yang sangat bertolak belakang dengan masa laluku dan menyembuhkan luka dalam hatiku. Aku mencintaimu, Sakura.'

-Sasuke U.-

'Takdir ya? Kau membuatku bimbang dengan segala perlakuanmu terhadapku. Kau menyiksaku dan memerangkap diriku dalam hatimu. Tak tahukah kau, aku sangat bahagia? Terimakasih karena takdir telah mempertemukan kita. Aku mencintaimu, Sasuke-kun.'

-Sakura H.-

.

.

.

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

BLACK LOVE © Evellyn Ayuzawa

Title: Black Love [Chapter 1]

Author: Evellyn Ayuzawa (Elva Agustina ManDa)

Genre: Romance, Crime, Hardness, Supernatural

Length: Chaptered

Rate: M (for Mature Content)

Cast:

Sasuke U. x Sakura H.

Warning: OOC, Typo, EyD Amburadul, etc.

Happy Reading!

NO BASH, NO PLAGIAT, RnR PLEASE!

Hati-hati Typo bertebaran ^_^

Story Begin

-AUTHOR Pov.-

.

.

.

.

.

Hari ini adalah puncak dari segalanya. Sasuke, pria dengan wajah yang tampan dan sangat menawan namun juga sangat berbahaya dan sadis. Ia akan memulai aktifitasnya.

Dimulai dari sekarang!

"Akan ku habisi semua orang yang telah mengkhianati keluargaku dan juga padaku. Tak akan ada ampun kali ini. Nikmatilah penebusan dosa kalian dariku!" Sasuke memiringkan kepalanya dengan senyum mengerikan di bibir sensualnya.

Kini Ia mulai beraksi dengan beberapa bawahan juga teman-teman yang bersedia membantu aksinya untuk memusnahkan orang-orang yang dianggapnya hina dari muka bumi ini.

Mereka semua mulai berpencar, membagi tujuan dan bagian masing-masing.

Sangat banyak target dari penyerangan ini, sehingga banyak yang meminta bantuan pada orang-orang yang bersedia membantu, karena yang mereka kini hadapi adalah orang-orang besar dan pejabat tinggi. Pastilah rumah mereka nanti terdapat sistem keamanannya.

Setiap kelompok berisikan empat orang untuk satu rumah. Dan targetnya ada dua puluh rumah, jadi bisa dikalikan saja jumlah dari mereka semua.

Namun, Sasuke lebih memilih untuk melakukan penyerangan ini sendiri. Padahal teman-temannya sudah memperingati kalau akan sangat berbahaya dan akan sangat beresiko jika melakukannya sendiri.

Karena target yang diambil Sasuke adalah misi yang paling berat, yaitu kediaman milik ketua gank Yakuza yang terkenal sangat sadis dan keras. Tapi tetap saja Sasuke tidak mau didampingi siapapun. Akhirnya teman-temannya hanya bisa memperingatinya untuk tetap berhati-hati. Kali ini akan menjadi pemusnahan besar-besaran.

.

.

.

.

.

Sasuke berhenti di depan sebuah rumah mewah yang menjadi bagiannya, masih dengan senyum yang tetap terlihat menakutkan namun semakin menguarkan pesonanya. Ia berkata, "Ayah, Ibu. Tersenyumlah dari surga jahat sana! Hari ini akan aku selesaikan semua perkara di sini dan akan segera ku susul kalian."

Segera setelah mengucapkan kalimat itu, Ia mulai masuk ke dalam rumah mewah yang besar dan sangat luas itu dengan hanya bersenjatakan sebilah katana dan satu pistol. Tak perlu buang-buang waktu, Sasuke segera menuju kamar utama di kediaman milik targetnya.

"Tak akan ku sisakan satupun dari kalian."

Dengan sangat lihai, Sasuke memainkan katananya dan menghunuskan kepada siapa saja yang menghalangi jalanya masuk. Ia sudah diliputi dengan kegelapan. Hatinya sudah hitam sepenuhnya. Yang Ia ingat hanyalah kekecewaan, kemarahan, keputus asaan dan kebencian.

Karena mendengar kegaduhan yang disebabkan oleh suara beradunya katana dan juga suara pistol yang menembakkan isinya, menyebabkan sang pemilik kediaman tersebut yang tak lain adalah ketua Yakuza yakni Haruno Kizashi.

Dengan sigap Ia segera bangkit dari posisi berbaringnya dan membangunkan Istrinya. Ketua Haruno meraih katana yang berada tak jauh darinya dan mulai mengendap-endap mencuri pandang keluar kamarnya.

Matanya memicing penuh dengan kemarahan dan keterkejutan. Ia melihat seseorang tengah membantai habis-habisan anak buahnya yang sedang berjaga dengan mudahnya hanya dengan sebilah katana. Dengan hati was-was, Ia menyuruh Istrinya melewati pintu rahasia yang menyambung dengan kamar anak mereka.

"Selamatkanlah diri kalian, sepertinya dia cukup tangguh. Harus aku sendiri yang menghadapinya," Ucap Haruno Kizashi pada Anak dan Istrinya yang kini tengah meringkuk ketakutan.

Dengan sedikit harapan dan keberanian, Istri dan Anaknya mengangguk dan pergi dari kediaman mereka untuk melarikan diri, yang sebelumnya mereka sempatkan untuk bergantian mencium dan memeluk sang kepala keluarga yang barangkali ini adalah terakhir kalinya pertemuan mereka.

Dengan perasaan yang berat, Nyonya Mebuki dan Anak perempuannya melarikan diri lewat pintu darurat yang ada di dalam kamar itu yang mana pintu tersebut adalah jalan keluar bawah tanah yang tembus ke luar kediaman Haruno.

Setelah selesai mengantarkan Anak dan Istrinya keluar dengan selamat, Haruno Kizashi segera kembali ke kediamannya dan menemui musuhnya yang menyerang kediamannya dan membuat kekacauan tersebut.

Tuan Haruno berhenti tepat di seberang pemuda yang masih sibuk mengayunkan katananya pada anak buahnya dengan sekali tebasan.

Tuan Haruno merasa tenggorokannya kering karena menyaksikan anak buahnya yang terkenal tangguh dalam menghadapi musuh dapat dikalahkan dengan sangat mudah oleh pemuda itu.

Tak lama Tuan Haruno hanya menatap apa yang dilakukan pemuda tersebut sampai akhirnya pemuda itu menyadari kehadirannya dan menatapnya tajam.

"Sudah lama kita tidak bertemu, Tuan Haruno. Saya sudah menunggu anda," Sasuke tersenyum meremehkan dan berjalan mendekati ketua Yakuza tersebut.

"Siapa kau sebenarnya?! Apa yang kau mau dariku?!" Tanya Kizashi tajam, ia telah menyiapkan kuda-kuda yang pas untuk memulai pertarungan antar mereka.

Sasuke berhenti berjalan, tak jauh dari tempat Haruno Kizashi berdiri. Ia tertawa pelan dan menjawab, "Oh... Bodohnya saya, bagaimana saya bisa lupa kalau saya belum memperkenalkan diri saya pada anda, Tuan Haruno. Nama saya Uchiha Sasuke, Anak dari ketua perkumpulan Pedang Merah."

Haruno Kizashi membelalakkan kedua matanya dan terkejut bukan main saat pemuda di hadapannya memperkenalkan diri sebagai anak dari ketua perkumpulan Pedang Merah, "K-ka-kau... Anak dari Kilat Hitam?!"

Sasuke kembali tersenyum , "Oh...ternyata anda masih mengingat panggilan dari Ayah saya, Tuan Haruno. Benar sekali, saya adalah Anak dari Uchiha Fugaku si Kilat Hitam."

Haruno Kizashi tetap terlihat membelalakan matanya dan terlihat ketakutan, "Ti-tidak mungkin! Seharusnya k-kau sudah—" kalimat Haruno Kizashi terputus, Ia terdiam dengan tatapan penuh keterkejutannya menatap sosok pemuda di hadapannya itu.

"—Mati?" Lanjut Sasuke menerka kalimat yang digantungkan oleh lelaki paruh baya di hadapannya itu.

Dengan gerakan cepat dan lincah, dalam sekejap mata, Sasuke sudah berada di belakang Haruno Kizashi dengan katana miliknya yang berada di leher ketua Yakuza tersebut, mengunci pergerakannya. Tuan Haruno membelalakkan matanya lagi, kali ini terlihat lebih lebar dari sebelumnya karena terkejut menyadari bahwa Sasuke telah berada di belakangnya dan dapat dengan mudah memenggal kepalanya dengan sekali tebasan kapanpun pemuda itu mau.

"Saya tidak akan mati dengan mudahnya oleh anda, Tuan Haruno." Sasuke berbicara dengan santai namun terdengar sangat dingin dan tak berperasaan.

"Ak-Aku...AAAAKHHHH!" Belum sempat Tuan Haruno meneruskan kalimatnya, benda panjang, tipis dan tajam itu mengiris lehernya. Darah segar mengalir dengan derasnya manakala pedang tersebut sudah ada di setengah bagian lehernya.

Dengan pelan dan sangat menjiwai, Sasuke mengiris leher lelaki paruh baya tersebut dengan pedangnya. Ia tertawa puas. Sasuke merasa sangat senang dapat memusnahkan orang yang sangat dibencinya ini dengan tangannya sendiri.

Setelah kepala yang Ia penggal itu terlepas dari tubuhnya, Sasuke tidak langsung meninggalkan jasad lelaki Haruno tersebut. Ia ingin sedikit memuaskan rasa haus akan kematian orang ini.

Kini Ia mulai membuka atasan piyama Haruno Kizashi yang telah penuh dengan darah. Setelah piyama tersebut lepas, Sasuke dengan tawa yang mengerikan mulai menancapkan pedang tersebut tepat di tengah dada pria yang telah tak bernyawa dan tak berkepala itu.

Awalnya Sasuke hanya menancapkan pedangnya saja di sana. Namun, lama kelamaan pedang itu bergerak turun dan otomatis membelah dada sampai perut milik Haruno Kizashi.

Ia mengobrak-abrik isi perut pria Haruno itu dan mengeluarkan isinya. Darah mengalir kemana-mana, tak sedikit darah dari Haruno Kizashi mengenai kemeja putih yang dipakai Sasuke. Namun bukannya jijik, Sasuke malah tertawa semakin keras dan tidak peduli dengan kondisi pakaiannya. Menurutnya, yang kini sangat mengasyikkan adalah menyiksa tubuh orang ini.

Setelah Ia pikir cukup bermain-mainnya. Sekarang Sasuke mulai berkeliling dan menyusuri isi kediaman Yakuza itu. Ternyata apa yang ada di dalam kediaman ini tidak terlihat mewah daripada luarnya. Dalamnya sangat sederhana dan biasa saja. Seperti rumah-rumah tradisional jepang pada umumnya.

Sampai, tiba-tiba saja Sasuke mencium aroma yang sangat memabukkan dan terasa mencanduinya. Sasuke menghirup dalam-dalam aroma tersebut. Ia mencari-cari asal dari mana aroma tersebut berasal.

Sebuah ruangan sederhana dengan pintu geser khas rumah tradisional jepang. Segera saja Sasuke memasuki ruangan itu.

Ruangan tersebut tak lain adalah sebuah kamar, ukurannya tak terlalu luas tapi juga tidak sempit. Isinya hanya ada satu buah tempat tidur berukuran sedang, dua buah lemari yang mana dibuka oleh Sasuke adalah lemari pakaian, juga satu buah meja yang mungkin saja adalah meja belajar karena di atasnya ada sebuah rak yang berisikan buku-buku. Sasuke kembali menyesap dalam-dalam aroma yang menguar dari kamar ini.

"Wangi yang enak, ini kamar perempuan." Sasuke membelalakkan matanya, segera Ia menengok kembali pada meja dan rak yang berisikan buku-buku yang berada di atas mejanya. Ia melihat beberapa pigura. Seorang gadis manis berambut serupa dengan bunga sakura, ia tengah tersenyum cerah dengan gaun yang indah. Sasuke menajamkan penglihatanya pada foto-foto yang ada di dalam beberapa pigura tersebut.

"Cantik... sangat manis!" Sasuke memejamkan matanya dan kembali menghirup aroma di dalam kamar ini lalu kembali membuka matanya untuk menatap sosok yang tengah tersenyum dengan sangat menawan di dalam bingkai pigura yang mengepung foto di dalamnya. Dengan tenang, Ia membuka pigura tersebut dan mengambil fotonya. Sasuke tersenyum, "Aku akan menemukanmu, Cherry!"

.

.

.

.

.

"Teme, bagaimana?" Tanya salah satu rekannya yang telah menunggu di dalam mobil yang menjemputnya di luar kediaman Haruno dengan ekspresi penasarannya.

"Apakah kau pikir aku kalah? Tentu saja jawabannya aku menang. Dan akan selalu menang," Sasuke tersenyum ramah pada sahabatnya itu.

"Haaaah... aku pikir kau tidak akan keluar dari tempat itu," Ucap sahabatnya lagi dengan helaan napas panjang karena merasa lega.

Sasuke membelalakkan matanya dan mulai menatap tajam lawan bicaranya dengan tajam.

"Kau pikir aku akan mati di sana? Tidak mungkin!" Sasuke menjitak sahabatnya itu lalu mengalihkan pandangannya lurus ke depan.

Sahabatnya itu hanya tertawa dan menanggapi, "Habisnya kau lama sekali di dalam, aku kan khawatir!"

"Ya yaa... terimakasih karena sudah mengkhawatirkanku. Tadi aku lama karena aku berkeliling sebentar di dalam sana," Sasuke tersenyum dan menjelaskan yang dilakukannya tadi sambil mengusap mahkota pirang yang lembut milik sahabatnya tersebut dengan tenang.

"Memangnya apa yang kau cari di sana? Bukankah uangmu sudah sangat banyak tanpa harus mengambil harta orang itu," Tanya Naruto –sahabatnya yang sedari tadi setia mengajaknya berbicara dan bersedia menunggu serta mengkhawatirkannya.

Sasuke kembali menatap kediaman Haruno dari dalam mobilnya. Kediaman itu sangat tenang dari luar, namun dalamnya sudah seperti lautan merah karena darah di mana-mana, "Aku menemukan harta karun," Ucap Sasuke masih tetap menatap ke kediaman tersebut.

Naruto membelalakkan matanya karena terkejut lalu menatap Sasuke dengan tajam, namun sedetik kemudian Ia tersenyum ramah yang lebih terlihat seperti meremehkan, "Haha... Kau pasti membohongiku. Tidak mungkin ada harta karun di sana,"

Sasuke mengalihkan pandangannya, kembali menatap sahabatnya, "Memangnya apa yang kau pikirkan tentang harta karun yang aku bicarakan? Hmm..."

Naruto menundukkan kepalanya dengan dagu yang menopang pada tangan kanannya. Mencoba memikirkan sesuatu, setelah cukup berpikirnya, ia memandang Sasuke kembali, "Kalau harta karun yang ku tahu ya emas, perhiasan dan benda-benda semacamnya."

Sasuke tertawa terpinkal-pingkal dengan pemikiran sahabatnya ini yang kekanak-kanakkan. Ia kembali mengusap mahkota pirang milik Naruto dan tersenyum ramah, "Bukan harta seperti itu yang ku temukan. Kau terlalu sering menonton film bajak laut ya?"

Naruto kembali menunjukkan ekspresi terkejutnya dan kebingungan secara bersamaan, "Kalau bukan emas dan perhiasan lalu apa?" Tanyanya polos.

"Gadis... seorang gadis," Jawab Sasuke singkat namun membuat orang di sampingnya itu tertawa keras dan terbahak-bahak.

Sasuke meninju ringan lengan Naruto dan menatap tajam lelaki di sebelahnya itu. Naruto berusaha menghilangkan tawanya yang sempat pecah gara-gara harta karun yang ditemukan sahabatnya itu.

Akhirnya Ia dapat berhenti tertawa dengan tinju kedua dari Sasuke pada lengannya yang lebih sakit dari yang sebelumnya.

"Aku serius, Dobe!" Ucap Sasuke dengan sedikit marah karena dianggap sahabatnya itu main-main.

Naruto mengusap lengan Sasuke dengan senyum ramahnya, Sasuke menatapnya dengan kesal. Naruto berdehem untuk menghilangkan tawanya yang ingin meledak lagi, "Lalu?"

Sasuke merogoh saku celananya dan memperlihatkan sebuah foto pada Naruto. Naruto menerimanya dan mulai melihat foto itu. Ia menatap lama foto di tangannya, Sasuke segera menarik kembali foto tersebut dari Naruto.

"Wow... sangat manis dan cantik!" Puji Naruto pada gadis yang ada di foto tersebut.

Sasuke tersenyum lembut dan menatap foto gadis itu, kemudian Ia memandang sahabatnya, "Bantu aku menemukannya!" Pinta Sasuke tegas dan segera disambut dengan anggukan pasti dari sahabatnya.

"Aku lapar, ayo pulang!" Ucap Naruto, segera mobil yang mereka tumpangi melaju membelah angin dan melesat pulang.

Mungkinkah kau tak jadi menyusul orang tuamu yang ada di surga jahat sana, Sasuke?

.

.

.

.

.

"Kaa-san, kita mau ke mana?" Tanya gadis manis bersurai merah muda itu pada Ibunya. Setelah melarikan diri dari penyerangan di kediamannya tadi, mereka terombang-ambing tak menentu arah tujuannya.

"Saku-chan, dengarkan Kaa-san. Jadilah anak yang baik dan kuat. Jangan mudah tertipu dengan orang lain. Kau sangat cerdas dan pintar, kau juga sangat manis," Ucap Ibunya dengan membelai pipi Anak perempuannya.

"Apa maksud Kaa-san?" Sakura tidak mengerti dengan kalimat Ibunya.

Ibunya mendekatkan bibirnya pada telinga Sakura dan berbisik, "Ada seseorang yang mengikuti kita sedari tadi, Kaa-san akan menghentikannya. Cepat kau pergi, Saku-chan. Tidak ada waktu lagi!"

Segera setelah itu Nyonya Haruno mendorong Sakura untuk segera pergi, lalu Ia mengeluarkan belati yang ada di pingganggnya dan bersiap-siap untuk menghadapi musuhnya.

Sakura tetap tidak bergerak dari tempatnya dan semakin memandang Ibunya tajam. Sampai lagi-lagi Ibunya mendorong tubuhnya agar cepat-cepat meninggalkan tempat itu.

Namun, lagi-lagi tubuh Sakura terasa sangat berat untuk sekedar beranjak barang selangkah saja. Ibunya berteriak padanya agar segera beranjak, namun tak digubris oleh anak perempuannya.

Sampai suara teriakan Ibunya yang awalnya meneriakinya kini terdengar sedang kesakitan.

"AAARRGHHH!"

Seorang pria dengan masker hitam yang membungkus setengah dari wajahnya menancapkan sebilah pisau pada perut Ibunya dari belakang. Spontan, Sakura berlari dan menendang tubuh lelaki yang menancapkan kembali pisau yang cukup panjang itu pada tubuh Ibunya.

Lelaki itu tersungkur dan tubuh Nyonya Haruno terjatuh ke tanah. Sakura memeluk tubuh Ibunya yang tak berdaya dan kesakitan dengan air mata berlinangan, "KAA-SAN! JANGAN TINGGALKAN AKU SENDIRI!" Sakura menangis sesenggukan sementara Ibunya yang kondisinya semakin melemah hanya mampu memandang anaknya yang menangisinya.

Dengan susah payah, Nyonya Haruno mencoba berbicara, "Sa-ku-chan... Tetap-lah ber-ta-han...," kedua mata wanita Haruno tersebut menutup disertai dengan suara jeritan pilu anak perempuan satu-satunya itu, "TIDAAAAAAAAAAK!"

Sakura melepas pelukannya pada tubuh Ibunya dan mengambil belati pada tangan Ibunya. Ia bangkit berdiri dan berjalan menuju lelaki bermasker yang masih tersungkur itu.

Dengan susah payah lelaki itu mencoba berdiri namun dengan seketika tubuhnya kembali tersungkur karena lagi-lagi tubuhnya ditendang oleh Sakura.

"Brengsek!" Lelaki itu memaki Sakura yang kembali menendangnya.

Sakura tertawa ringan namun terdengar sangat dingin, "Haha... Akan ku robek mulut sialmu itu!"

Dengan gerakan cepat, Sakura menerjang tubuh lelaki itu dan menancapkan belatinya tepat di mana letak jantung lelaki itu berada.

Suara erangan tertahan yang dikeluarkan lelaki itu menjadi musik yang indah yang terdengar di telinga Sakura. Tak lama setelah belati itu menancap, ia mencabutnya dengan kasar.

Lelaki tersebut belum meninggal, sengaja Sakura tidak langsung membunuhnya, karena Ia sangat ingin menyiksa lelaki yang dengan teganya menyerangnya dan membunuh Ibunya.

Kini belati yang telah ternoda darah itu kembali Ia tancapkan pada tubuh lelaki itu. Namun, kali ini di tempat yang berbeda, perutnya.

"AAARGGGHH!" Suara erangan lelaki itu kembali terdengar.

Sakura berjongkok dan menggerakkan belati yang kini merobek perut si lelaki itu. Jika dilihat dari belakang, Sakura seperti sedang bermain seperti Anak kecil.

Gaun tidur selututnya sudah penuh dengan cipratan darah dari tubuh lelaki yang Ia mainkan sekarang.

Sakura tertawa, "Hahaha... Dasar lemah!" Itulah kata-kata yang sempat Ia perdengarkan untuk lelaki itu sebelum Ia memberhentikan napas lelaki tersebut.

"AAARRGGHHH!" selesai dan selesai. Nyawa sudah lepas dari raga lelaki tersebut.

Sakura membuka masker lelaki itu, Ia tersenyum.

"Bibir yang menawan," Sakura menunduk pada wajah lelaki itu, Ia mencium bibir itu dengan singkat, "Nikmati ciuman kita, sayang!" Ucap Sakura setelah melepaskan bibirnya dari lelaki tersebut.

Belati yang menancap pada isi perut lelaki itu dengan kasar dicabutnya. Sakura mengarahkan belati tersebut pada wajah lelaki itu, sedikit demi sedikit wajah yang masih bersih itu kini sudah penuh dengan darah dan luka-luka sayatan belati Sakura. Sakura tertawa, Ia seperti kesetanan dan hilang kendali.

Belati itu, Sakura tujukan pada mulut lelaki itu. Ia masukkan benda tajam itu pada mulut lelaki itu dan mulai merobek mulutnya, "Seperti ucapanku tadi, akan ku robek mulutmu ini! Hihihi..." Sakura tertawa kecil melanjutkan aktifitasnya merobek mulut lelaki tersebut. Setelah selesai, Sakura bangkit dari posisinya. Ia mengusap kasar darah yang menempel pada wajahnya dengan lengannya.

Ia menatap jasad Ibu yang sangat Ia cintai dengan miris. Hatinya mencelos dengan ingatan apa yang baru saja Ia lakukan.

Ketakutan mulai menggerogoti dirinya. Ini adalah pertama kalinya Ia membunuh seseorang.

Sakura merosot terduduk di depan jasad Ibunya, Ia menangis tersedu-sedu dengan keras. Tak ada yang datang untuk menolongnya. Padahal tempatnya berada sekarang ini yaitu di jalanan pasar modern yang setiap paginya pasti ramai, namun apa yang Ia tahu sekarang bahwa tempat ini seperti tak ada orangnya.

Sakura berlari tergopoh-gopoh meninggalkan jasad kedua orang itu yang salah satunya adalah jasad Ibunya sendiri.

Dengan perasaan takut yang kini menyelimutinya, Sakura bersembunyi di tumpukkan kardus yang berada di sekat-sekat pertokoan.

Tubuhnya menggigil kedinginan dan ketakutan, bajunya penuh dengan noda darah. Ia tak tahu harus ke mana lagi. Air mata terus mengalir pada wajahnya yang manis. Ia sangat ketakutan sampai-sampai suaranya tidak dapat keluar.

Ia bersembunyi di dalam kegelapan malam yang semakin dingin udaranya. Tak ada satupun orang yang lewat. Sakura telah tersesat dalam kegelapan yang menyelimutinya.

'Kami-sama... Tolong aku!' Pinta Sakura dalam hati dengan sungguh-sungguh.

.

.

.

.

.

To Be Continued

.

.

A/N: Assalamu'alaikum... ini adalah FF pertama saya di FFn, sebenarnya FF ini sudah pernah saya post di akun fb saya, namun dengan cast Kai EXO sama OC, dengan judul yang sama. Karena saya masih baru di FFn jadi saya ng-remake FF ini. Maaf kalau ada nama yang salah, itu semata-mata kelalaian saya.

Oh iya, saya bukan author baru loh... saya sudah lama buat FF, tapi dengan cast Korea. Karena di FFn saya baru, boleh dong minta saran dan kritik dari senpai dan reader semua! Wassalamu'alaikum.