"Apa suatu saat nanti kita akan bertemu lagi?"

"Pasti kita akan bertemu lagi."

"Janji?"

"Janji!"

.

.

.

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto

HEARTBEAT © Evellyn Ayuzawa

Title: Heartbeat [Chapter 1]

Author: Evellyn Ayuzawa (Elva Agustina ManDa)

Genre: Romance, Drama, School-life

Length: Chaptered

Rate: M (for Mature Content)

Cast:

Naruto U. x Sakura H.

Warning: OOC, Typo, EyD Amburadul, etc.

Happy Reading!

NO BASH, NO PLAGIAT, RnR PLEASE!

Hati-hati Typo bertebaran ^_^

Story Begin

-AUTHOR Pov.-

.

.

.

.

.

~~4 Years Later~~

o*o

-At School-

"Hei... Sakura! Musim panas nanti kau ada rencana apa?"

"Memangnya kenapa? Aku mau belajar, sebentar lagi ujian masuk Universitas," Jawab Sakura santai dan terkesan cuek.

"Heee? Kau mau belajar selama liburan musim panas nanti? Kau itu membosankan sekali!" Ejek salah satu teman Sakura –Ino.

"Memangnya kenapa sih? Musim panas tidak ada istimewanya sama sekali." Lagi-lagi Sakura menjawab dengan cuek dan ogah-ogahan.

"Memangnya kau tidak ada rencana mau liburan, Sakura-chan? Ke pantai misalnya. Kau tidak pulang ke kampung halamanmu, Konoha?" Gadis ketiga di sana ganti yang bertanya pada Sakura –Hinata.

"Tidak," Jawab Sakura tanpa menatap Hinata.

Ke dua gadis yang sedari tadi bergantian bertanya pada Sakura mulai terlihat kesal. Mereka berdua cenderung berisik dan bersemangat –mungkin ini lebih cenderung pada sifat Ino, sedangkan Sakura terkenal sebagai gadis yang sangat cuek dan pendiam.

"Bisa tidak kau sedikit menghilangkan sifatmu itu, Sakura?"

"Ha? Sifat apa?" Tanya Sakura tidak mengerti –masih tetap tak menatap pada si penanya.

"Uuukh! Sifatmu yang cuek dan tidak peduli itu! Dasar!"

"Memangnya kenapa dengan sifatku itu?"

"Karena sifatmu itu, kau susah didekati! Makanya selama kita SMA tidak ada yang mau jadi pacarmu!"

"Ha? Aku kok yang tidak mau pacaran dengan mereka. Lagi pula, bagus kan jika tidak ada yang mau jadi pacarku. Anak laki-laki di sekolah ini tidak ada satupun yang menarik. Aku juga tidak perlu susah-susah untuk menolak mereka kalau ada yang nembak aku," Jawab Sakura membela sifatnya.

"Heehh... Jangan bilang kau masih menunggu 'orang itu'?"

Sakura menoleh dengan wajah memerahnya dan memandang pada dua temannya itu.

"Eeeeh? Benarkah kau masih menunggu 'orang itu'? Aku tidak percaya! Sakura, kau sudah menunggunya selama empat tahun! Belum tentu orang itu juga menunggumu," Bentak Ino.

"Eeeh? Benarkah itu, Sakura-chan?" Tanya Hinata tak percaya.

Sakura terdiam. Wajahnya semakin memerah. Dadanya berdebar dengan cepat.

Siswa-siswi yang berjalan melewati tempat Sakura dan ke dua temannya terheran-heran melihat wajah merona Sakura. Hal tersebut sangatlah mustahil! Sakura, siswi yang terkenal dengan wajah datar juga sifatnya yang cuek. Hampir tidak pernah menunjukkan ekspresi apapun. Dan tiba-tiba saja, hari ini mereka melihat wajah Sakura tengah merona dan tampak malu-malu. Sontak, para siswa yang melihat sedikit terpesona dan terheran-heran.

Karena menyadari bahwa sekarang ini Sakura tengah menjadi pemandangan langka, reflek... Sakura menundukkan kepalanya, menghindari tatapan dari isi kelasnya.

"EEEEEEHHHH?" Teriak ke dua teman Sakura bersama –Ino dan Hinata.

.

.

.

.

.

-At Sakura's House-

"Eh? Pintunya tidak terkunci. Apa aku lupa menguncinya tadi sebelum berangkat sekolah ya?" Sakura memasuki rumahnya. Setelah mengganti sepatu dengan sandal rumah, Sakura berjalan menuju kamarnya.

"Kenapa lampu dapur menyala?" karena penasaran, Sakura mengurungkan niatnya untuk langsung menuju kamarnya. Ia berjalan memasuki dapur untuk mengetahui alasan kenapa lampu dapur menyala. "Apa Ayah dan Ibu datang?" Gumam Sakura.

"Sudah pulang? Okaeri!" Sambut suara berat seorang pria dari dapur setelah kehadiran Sakura disadari.

Langkah Sakura terhenti. Ia menyapukan penglihatannya ke seluruh isi dapur. Betapa terkejutnya Sakura melihat seseorang di dalam dapurnya sedang memakai celemek masaknya sambil memegang salah satu alat masak. Reflek, Sakura memundurkan tubuhnya.

"Si—siapa kau?!" Tanya Sakura kaget.

"Eh... Aku—" Belum sempat laki-laki itu menjawab, Sakura sudah memotong dengan tuduhannya.

"–Kau pasti pencuri kan?! Atau kau buronan yang tengah menumpang di sini untuk bersembunyi! HEEEH! SIAPA KAU?! Jangan macam-macam padaku! Aku akan melaporkanmu pada polisi!" Ancam Sakura.

Sakura berlari meninggalkan dapur menuju kamarnya. Dengan cepat, Sakura meraih gagang telepon rumah yang ada di samping ranjangnya dan segera memencet nomor kepolisian.

Tuuuuuut –

"Halo, Kantor polisi!" Ucap Sakura setelah nada tunggu tersebut berhenti.

"Ya, ada yang bisa kami bantu?" Tanya suara di seberang.

"Ya, Tolong aku! Di rumahku ada pen—"

Belum sempat Sakura menyelesaikan kalimatnya, gagang teleponnya telah direbut paksa oleh pemilik tangan besar yang berada di belakangnya. Sakura membalikkan badannya menghadap seseorang yang berada di belakangnya.

"Heh! Berikan!" Teriak Sakura. Ia melompat-lompat meraih gagang telepon yang berada di atasnya, karena lelaki itu mengangkat gagang telepon itu ke atas untuk menghindari Sakura yang berusaha merebut kembali telepon itu.

"Tidak akan ku berikan! Kau tega sekali padaku, Sakura-chan!" Tolak lelaki tersebut setengah merengek.

Sakura tercengang lelaki asing di depannya ini mengenalnya. Ia tidak lagi berusaha menggapai gagang telepon yang masih di pegang orang di depannya ini. Sakura berusaha menenangkan dirinya. Ia duduk di ranjangnya sedangkan orang asing tersebut menaruh gagang telepon Sakura pada telepon. Lelaki itu berjongkok di depan Sakura yang tengah duduk di depannya.

"Siapa kau? Bagaimana kau tahu namaku? Apa kita saling kenal?" Tanya Sakura beruntun pada lelaki asing itu.

Orang asing itu tersenyum lembut lalu membelai rambut Sakura, "Eh... Kau benar-benar tidak mengenaliku, Sakura-chan?"

"Jangan sok akrab denganku! Memangnya siapa kau?" Ucap Sakura sembari menepis tangan orang asing itu dari kepalanya.

"Hmm... kita kan pernah berjanji untuk bertemu lagi," Jawab lelaki di depan Sakura –masih dengan senyum lembut.

"Ha? Janji?"

Lelaki itu mengangguk, "Iya! Janji," Jawabnya.

"Janji apa?" Tanya Sakura penasaran.

"Kau kan yang menyuruhku berjanji! Masa' kau juga sih yang lupa, Sakura-chan?"

"Janji apa? Aku yang menyuruhmu berjanji? Memangnya kita saling mengenal?" Tanya Sakura masih belum mengerti apa yang dikatakan lelaki asing itu.

"Iya! Kau kan menyuruhku berjanji untuk bertemu lagi!"

"Eh? Memangnya kapan itu? Kok aku tidak ingat." Sakura mengingat-ingat lagi. "Ha? Tidak mungkin! Kau..." Sakura tak melanjutkan kalimatnya.

Lelaki itu tersenyum dan mengangguk, "Iya, kita berjanji empat tahun lalu."

Seketika setelah lelaki itu mengucapkan bahwa mereka telah berjanji empat tahun yang lalu untuk bertemu kembali, Sakura menunduk dalam.

Berarti tidak salah lagi, Sakura! Dialah orang yang kau tunggu itu!

"Na... ruto?" Mata Sakura berkaca-kaca memandang lelaki di depannya itu.

Naruto mengangguk. Ia terseyum lebih lebar. Ia lega karena Sakura sudah mengingat siapa dirinya.

"Ta—tapi... Kenapa kau ada di rumahku?" Tanya Sakura bingung.

"Oh... Itu! Mulai hari ini sampai satu tahun ke depan, aku akan tinggal di sini bersamamu!" Jawab Naruto riang. "Eh... Aku sudah menyiapkan makanan. Ayo makan dulu!" Naruto berjalan keluar meninggalkan Sakura yang masih terdiam mencerna jawaban dari Naruto.

'A—apa? Tinggal bersama selama satu tahun ke depan? Tinggal bersama? Berdua saja?' Batin Sakura tak percaya.

Dadanya berdebar-debar semakin keras. Ia tidak percaya. Orang yang selama empat tahun ini telah ia tunggu, kini sudah kembali. Dan sekarang mereka akan tinggal bersama. Berdua saja! Itu artinya mereka akan sering bertemu. Entah apa yang Sakura rasakan saat ini, ia harus senang atau malah sebaliknya.

"Kalau tiba-tiba begini... Aku belum siap," Ucap Sakura menekuk wajahnya dalam-dalam pada ke dua lututnya.

.

.

.

.

.

To Be Continued

.

.

A/N: Assalamu'alaikum... FF ini sudah pernah saya post di akun fb saya, namun dengan cast Luhan EXO sama OC, dengan judul yang sama. Karena saya masih baru di FFn jadi saya ng-remake FF ini. Maaf kalau ada yang salah, itu semata-mata kelalaian saya.

Karena di FFn saya baru, boleh dong minta kritik dan saran dari senpai dan reader semua! Wassalamu'alaikum.