SECRET
Cast : Cho Kyuhyun
Lee Sungmin
Lee Donghae
Victoria Song
Rate : T+ (sewaktu-waktu bisa berubah)
Genderswich
Author : DhunnaEmon
Summary :
Sungmin seorang mahasiswi yang terlibat dalam kehidupan 2 orang idola, idola remaja korea dan idola kampusnya, siapa yang akan ia pilih?
Chapter 1
Suasana yang tadinya kondusif dan terkendali mendadak berubah menjadi riuh saat gerbang besi yang tinggi menjulang itu perlahan terbuka. Semua orang yang ada disana tampak saling berdesakan demi melewati gerbang yang akan menjadi satu-satunya jalan bagi mereka semua untuk bertemu dengan idolanya, aktor paling populer di korea saat ini, Lee Donghae. Yah semua orang tahu, Lee Donghae dengan segala daya tariknya -wajah tampan (cek), suara merdu (cek), akting memukau (cek)- mampu membuat hampir seluruh remaja di Korea menggilai dan memujanya. Sederet judul drama maupun film yang di bintanginya sukses dipasaran, bahkan ia mampu menggeser nama -Lee Min Ho, Yoo Seung Ho, Lee Seung Gi - yang sebelumnya telah lebih dulu berkecimpung di jagat industri hiburan Korea.
"aigoo,,aku sudah tidak sabar Min,,ck kenapa orang-orang di depanku ini lama sekali eoh?" Victoria terus saja menggerutu sambil memelototi kerumunan yang berjubel di depannya. Tak jarang ia juga menghentak-hentakkan kakinya, bertanda ia sedang kesal. 'Mereka serasa berjalan ditempat'.
"sabarlah Vic, kalau kau terus mengeluh seperti itu, maka akan terasa semakin lama" gadis disebelahnya –Lee Sungmin- tampak jengah mendengar berbagai macam keluhan yang sedari tadi terlontar dari mulut Victoria, gadis itu memang cerewet –sangat cerewet malah- tapi akan jauh lebih cerewet lagi jika sudah menyangkut tentang Lee Donghae, aktor pujaannya itu.
"aku sudah cukup sabar Min, lihat saja kalau bukan karna Donghae-ku yang tampan dan mempesona itu, mana mau aku berdiri disini selama 2 jam lebih seperti orang bodoh. Ck kenapa Seoul hari ini panas sekali? Aigoo kulitkuuuu!" Victoria berteriak histeris, tak ayal membuat hampir seluruh pasang mata yang ada di sana menatap tak suka kearahnya, dan hal itu mau tak mau berimbas juga pada Sungmin, membuat Sungmin harus berulang-ulang mengucap kata maaf sambil sedikit menundukkan kepalanya. Ck harusnya Victoria yang melakukan hal itu, tapi lihatlah gadis itu tampak tak perduli dan justru dengan beraninya ia membalas mereka yang melotot kearahnya, aigoo gadis ini benar-benar menyebalkan!.
"kita juga melewatkan pelajaran Kim-Saem, Vic" Sungmin menambahkan setelah sebelumnya menyelesaikan acara -mari-menunduk-sejenak- nya. Dan Victoria? gadis itu bahkan tak mengucapkan rasa terimakasihnya untuk sungmin. Tak sadarkah bahwa Sungmin sudah menolongnya? Bahkan jika hanya sekedar untuk berbasa-basi, Sungmin rasa Victoria perlu melakukannya. Tapi Sungmin terlalu mengenal Victoria. Hal seperti ini sudah biasa untuknya, tak ada ucapan terimakasih sekalipun Sungmin sudah ribuan kali menolongnya. Gadis itu tidak peka atau tidak tahu sopan santun? ck!
"Dosen tua itu pasti mengerti Min. Kita adalah gadis muda yang tengah mengalami apa yang orang tua sering sebut 'gelora masa muda'. Saat masih muda pasti Kim-Saem juga mengalami hal yang sama seperti apa yang tengah kita alami sekarang ini. Perasaan dimana kau ingin berontak, ingin dicintai, mendapat perhatian lebih dari lawan jenismu, semua itu hal-hal yang umum terjadi di usia kita sekarang ini. Jadi berhentilah mengkhawatirkan hal-hal yang sebenarnya tak perlu kau khawatirkan. Nikmati masa mudamu selagi kau bisa" Victoria berucap penuh keyakinan, matanya tampak menerawang jauh ke depan dengan senyum penuh kebanggaannya itu 'aku yakin, suatu hari nanti Donghae oppa akan jatuh dalam pesonaku. Dan saat itu tiba, maka aku akan menjadi wanita paling bahagia di dunia ini'.
Lain halnya dengan Victoria yang tengah menyelami dunia khayalannya, Sungmin justru menatap curiga pada gadis penuh obsesi itu.
"ah wae?kenapa menatapku seperti itu?" Victoria yang sadar ditatap sedemikian rupa oleh Sungmin, segera menghentikan khayalan indahnya dan menggembalikan ekspresi wajahnya seperti semula. Malu juga jika terus ditatap seperti itu. Yah Victoria memang payah dalam hal sopan santun, tapi setidaknya dia masih punya rasa malu. Hah, Sungmin masih bisa bersyukur akan hal itu.
"oh ayolah Victoria sayang, kita tidak sedang berada dalam posisi yang tepat untuk membicarakan hal-hal seperti itu sekarang ini. Dan lihatlah, kita ada di barisan terakhir" Victoria seketika langsung mengedarkan pandangannya. Dan tara! Benar yang dikatakan Sungmin, setidaknya 10 menit yang lalu masih ada sekitar 50 orang yang ikut berjubel dibelakang mereka, tapi lihatlah kini hanya mereka berdua yang tersisa di barisan terakhir. Kemana perginya orang-orang itu?
"yak!ige mwoya?!"
"itu salahmu sendiri Vic, kau terlalu sibuk dengan khayalanmu itu sehingga tidak menyadari semua orang melewati kita, dan lagi darimana kau belajar kata-kata konyol itu? 'gelora massa muda?' Hahaha, hanya kau yang mengalaminya, aku tidak!" Sungmin berujar santai, tidak dipedulikannya wajah Victoria yang tengah merenggut kesal itu.
"itu karna kau tidak normal Min" Victoria mencibir.
"yakkk!"
Sungmin masih setia menggulung tubuhnya dengan selimut tebal nan hangat itu saat tiba-tiba saja ponselnya berdering. Sungmin mendengarnya, hanya saja dia terlalu malas untuk mengangkatnya. Jangankan untuk mengangkat ponsel, membuka mata saja terasa berat untuknya saat ini. Sungmin lelah, dan itu semua karna Victoria.
Memori otaknya kembali memutar kejadian siang tadi. Selama 2 jam lebih, Victoria tak henti-hentinya berteriak mengagung-agungkan nama Lee Donghae, seolah tak ada nama namja lain yang bersarang di otaknya, tidak untuk kakek (?) moyangnya, kakeknya, ayahnya, tetangganya mungkin, ah siapa yang perduli dengan itu. Sementara Sungmin sendiri, selama acara Fanmeeting itu berlangsung, tak banyak kata yang keluar dari mulutnya, ia cukup puas dengan teriakkan-teriakkan Victoria yang memekakan telinga itu.
Seperti halnya acara lain yang mengusung tema yang sama, sang tokoh utama, Lee Donghae, tampak begitu menikmati kepopulerannya saat ini. Lee Donghae menyanyikan 3 buah lagu, sesekali membuat lelucon, menjawab beberapa pertanyaan fans, membagikan beberapa buah kado, membagikan poster limited yang sudah dibubuhi tanda tangannya, berfoto bersama fans yang beruntung, kemudian menutupnya dengan sebuah lagu yang pernah di populerkan oleh aktris kenamaan Korea. Meskipun Victoria tak berkesempatan berfoto bersama Lee Donghae, tapi setidaknya dari yang Sungmin lihat, gadis itu tampak bahagia.
Mengakhiri pemikirannya tentang bagaimana harinya melelahkan karna Victoria, Sungmin segera mengangkat ponselnya karna sedari tadi ponsel itu tak kunjung berhenti berdering.
"neo eodiseo?"suara diseberang sana tampak menuntut, jelas dan tanpa basa-basi.
"wae geurae?" Sungmin mengubah posisinya menjadi duduk dan menyandarkan punggungnya di kepala ranjang, sedikit menyibakkan selimut tebal yang sedari tadi membungkus tubuhnya itu.
"20 menit lagi aku sampai di apartemenmu, tak perlu menyiapkan apapun, kau hanya perlu duduk tenang dan tunggulah aku" lagi, suara disebrang sana berujar penuh dengan nada penekanan dan terkesan dingin.
"wae geu..."
PIP
Sungmin mengernyit heran "bahkan aku tidak diberi kesempatan untuk berbicara, ck menyebalkan!"
Sesuai dengan yang di perintahkan si penelfon tadi, Sungmin kini tampak duduk tenang di sofa ruang tamunya, tak ada yang ia kerjakan, hanya sesekali melirik gelisah ke arah pintu masuk apartemennnya. TV yang sedari tadi ia nyalakan tak ubahnya hanya sebuah benda mati yang berjalan tidak sesuai fungsinya. Harusnya Sungmin terhibur karna TV tersebut tengah menayangkan acara komedi paling populer di Korea, tapi lihatlah, gurat-gurat kecemasan tak pernah lepas dari wajah cantiknya.
"kenapa lama sekali, apa terjadi sesuatu dengannya?" Sungmin kembali melirik jam dinding yang tertempel kokoh di dinding sebelah kanan ruang tamunya. Perasaan khawatir semakin menjalar hingga batas ubun-ubunnya. Dengan gerakan cepat, di ambilnya ponsel yang tergeletak disampingnya itu, kemudian menekan angka 1. Tak ada jawaban. Hanya suara operatorlah yang menjawab panggilannya.
"percuma kau menghubungiku, ponselku mati" suara itu bagaikan sebuah mantra yang mampu membuat Sungmin dengan cepat kembali pada fokusnya. Perasaan khawatir yang sedari tadi melingkupi hatinya seketika menghilang manakala mata foxy nya menangkap sosok itu. sosok dengan wajah tenangnya yang entah kenapa justru menimbulkan kesan misterius, tapi tak sedikitpun mengurangi kadar ketampanannya. "kau marah?" sosok itu semakin mendekat pada Sungmin, melihat setiap inci wajah cantik yang baru bisa ditemuinya setelah 4 bulan lamanya. Sungmin tidak bereaksi, hanya sorotan matanya yang menunjukkan betapa ia begitu merindukan sosok itu.
"kau kembali?" Sungmin memejamkan matanya saat telapak tangan itu menyentuh pipinya, mengelusnya lembut seolah pipi sungmin adalah sesuatu yang sangat berharga yang harus selalu dilindunginya 'nyaman'. "ku kira kau membohongiku. Saat kau bilang kau akan sampai disini dalam 20 menit aku tak ingin percaya, tapi kau disini, dan aku sangat senang, gomawo" Sungmin semakin mengeratkan pelukannya pada sosok itu, seolah ingin menebus 4 bulan yang dilaluinya sendiri, tanpa sosok itu.
"kau menghilang lagi tadi" suara itu berujar dengan nada rendah, membuat Sungmin tersenyum dalam kungkungan hangatnya pelukan lelaki itu. laki-laki itu menghawatirkannya?
"aku hanya takut akan lepas kendali jika berhadapan denganmu, kau tahu itu" Sungmin menuntun lelaki itu untuk duduk di sofa. "kau mau minum apa?"
"tidak perlu. Lagi pula aku kesini bukan untuk minum, aku ke sini untuk bertemu denganmu Lee Sungmin. Kemarilah," Laki-laki itu menepuk tempat kosong di sebelahnya. Langkah Sungmin yang hendak pergi ke dapur terhenti seketika, dengan cepat ia mendudukkan tubuhnya itu tepat di tempat yang di tepuk laki-laki itu. di sampingnya.
"apa Victoria sering menyusahkanmu?"
" Meskipun dia sering membuatku kesal, tapi aku menyukainya" Sungmin tersenyum kecil.
Tak ada percakapan lagi setelah itu. Entah kenapa suasana tiba-tiba saja berubah menjadi canggung.
"tadi kau benar-benar tampan" Sungmin sudah tak tahan. Berada di situasi canggung seperti itu membuatnya sulit bernafas.
"aku selalu tampan, Sungmin-ah" laki-laki itu mencondongkan tubuhnya, mendekat ke arah sungmin, membuat gadis itu merasakan hawa panas seketika menyergap tubuhnya. Tubuhnya terasa kaku, mata foxynya seolah terkunci dengan mata teduh milik laki-laki itu. Tak ada waktu lagi baginya untuk melarikan diri. Semuanya terjadi begitu cepat, bibir shape M milik Sungmin telah sepenuhnya di kuasai oleh laki-laki itu. ia memagutnya dengan begitu lembut, membuat tubuh Sungmin serasa di terbangkan ke langit. Sungmin menyukainya, yah sangat menyukainya. Mengikuti nalurinya, Sungmin mengalungkan kedua tangannya pada leher kokoh lelaki itu. sesekali meremas lembut rambut lelaki itu saat ciuman itu dirasa semakin dalam.
Cukup lama kedua insan yang tengah meluapkan kerinduan itu berciuman. Hingga kebutuhan akan oksigenlah yang memaksa mereka untuk menyerah, menyudahi ciuman itu meskipun ke duanya sama-sama masih ingin menyesapi luapan cinta diantara mereka.
"saranghae Lee Sungmin"
"saranghae Lee Donghae"
