Disclaimer : Masashi Kishimoto
.
.
.
Warning : Out of Character, many, mistakes, story from me
Pairing : NaruSaku slight NaruIno and SasuHina
Rated : M
Song by Avril lavigne - Wish you were here
.
.
.
I Can't Stop love you
.
.
.
Suara langkah kaki menggema dikoridor apartement. Cuaca malam yang dingin seperti saat ini membuat semua orang malas untuk beraktifitas, sebagian besar dari mereka memilih untuk berdiam diri didepan api guna menghangatkan tubuh dan ada juga yang memilih tidur ditemani selimut tebal. Berbeda dengan gadis bersurai pink ini. Ia terlihat kepayahan membawa banyak belanjaan, sesekali gadis itu membenarkan pegangannya terhadap kantong plastik yang ia jinjing.
Ia berhenti didepan pintu bercat putih, gadis itu merogoh saku mantel yang ia kenakan untuk mencari kunci, sebelah tangannya terdapat banyak belanjaan seperti bahan dapur atau buku-buku sejarah yang ia pinjam dari sahabat blondenya. Setelah dapat, gadis cantik itu menusuk lubang yang terdapat dikenop pintu dan langsung memutarnya hingga terbuka. Ia masuk dan kembali menutupnya.
Gadis itu berjalan menuju sofa. Setelah tiba, ia merebahkan diri disana sesudah menaruh barang belanjaanya diatas meja. Hijau bening kristal miliknya menatap intens sebuah foto yang tertempel manis dipintu kamar. Didalam foto itu terdapat pemuda surai pirang dan bermata biru safir sedikit pucat berdiri ditaman dengan tangan tersimpan rapi disaku celana jeans hitam yang ia kenakan dan tak lupa senyum tipis yang bertengger dibibirnya membuat pemuda difoto itu terlihat tampan dan tenang.
"Naruto" Gumam gadis itu dan kemudian ia memejamkan mata untuk mengistirahatkan sejenak tubuhnya yang terasa lelah.
Sakura Haruno adalah gadis remaja berusia 21 tahun yang kuliah di Universitas Konoha mengambil jurus kedokteran. Dulu Sakura pernah mencintai seorang pemuda tampan sewaktu ia masih bersekolah di Konoha Senior High School. Keduanya sempat menjalin hubungan selama beberapa bulan dan setelahnya mereka berpisah dikarenakan kekasihnya harus melanjutkan kuliah diluar kota.
Nama pemuda tampan yang Sakura cintai adalah Naruto Namikaze, Lelaki tampan dan Playboy nomor satu di KSHS dengan selingkuhan berserakan dimana-mana. Terkadang Sakura merasa tidak pantas berada didekat Naruto sebab banyak gadis yang mengharapkan pemuda tampan itu. Naruto kerap berselingkuh dibelakang Sakura, meskipun gadis itu tahu ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Salahkan saja hatinya yang sangat mencintai pria brengksek itu.
Flasback
Sakura menghentikan langkah saat mendengar desahan seorang wanita dari dalam laboratorium. Penasaran dengan suara tersebut maka ia putuskan untuk melihat. Gadis itu menghampiri pintu kemudian menyentuh kenop stenlis tersebut dan memutarnya pelan agar orang disana tidak mengetahui keberadaannya.
Emerald Sakura membola sempurna mendapat suguhan yang membuatnya sesak didada. Disana terdapat Naruto tengah mencumbu panas seorang wanita bermanik ungu pucat. Tangan pemuda itu menyusup kedalam rok mini yang gadis pirang itu kenakan membuat sang empu mendesah dipangkuannya.
Sakura yang melihatnya pun sontak lari disertai tetesan liquid bening. Ia terus berlari menghindari pemandangan yang menyayat hatinya.
.
.
.
Tangan kekar seseorang melingkar dipinggang ramping Sakura dari belakang membuatnya cepat menghapus jejak aliran air mata. Pipi kokoh orang tersebut menempel dengan pipi mulus Sakura.
"Naruto!" Telapak mungil gadis itu menyentuh lembut pipi Naruto, ia menoleh kecil kearah pemuda dibelakangnya.
"Aku mencarimu sejak tadi" Sakura tersenyum miris, ia tahu bahwa saat ini Naruto tengah berbohong padanya, pemuda itu tidak mencarinya melainkan tadi ia sedang bercumbu panas dengan wanita lain.
"Maafkan aku" Naruto memutar pelan tubuh Sakura.
"Kenapa kau terlihat sedih?" Lelaki itu menangkup pipi Sakura membawanya untuk saling bertatapan secara langsung. Gadis itu memegang pungung telapak tangan Naruto, ia mencium tangan lebar itu dengan mata terpejam. Pemuda Namikaze tersebut tidak tahan melihat kecantikan Sakura saat kelopak disana tertutup sempurna maka dengan cepat ia mencium bibir merona gadis yang tengah memegang tengkuknya tersebut.
Flasback end
.
.
.
Seorang pemuda pirang tengah berjalan dilapangan bandara sambil menyeret koper hitam besar menuju mobil yang terparkir didepan pagar. Lelaki itu melepas kacamata hitamnya setelah tiba didepan pintu mobil dengan kaca jendela yang sedikit terbuka.
"Sudah lama menunggu?" Pertanyaan datar darinya membuat orang didalam sana menoleh kearah samping dan mendapati sang sahabat pirang tengah berdiri tegak diluar mobil.
"Kau sudah sampai?" Ujar Sai dengan senyum bertengger diwajah pucatnya.
"Hn" Naruto berjalan kebelakang dan berhenti tepat didepan pintu bagasi dan langsung membukanya lalu kemudian ia memasukan barang keperluannya untuk beberapa bulan kedepan di Konoha. Setelah selesai, Naruto menghampiri pintu mobil tadi lalu ia menutup kembali pintu tersebut setelah masuk kedalam.
"Apa kau mau makan siang dulu disekitar sini !" Tanya Sai sambil melirik Naruto dari samping.
"Aku tidak lapar" Jawab pemuda itu datar membuat lelaki pucat disana menggeleng singkat.
"Sikap dinginmu itu tidak pernah berubah, apa kau masih playboy seperti dulu?" Naruto menatap tajam Sai karena pertanyaan yang tidak bermutu menurutnya, sedangkan yang ditatap hanya memamerkan cengiran lebar.
.
.
Puluhan menit memakan waktu perjalanan dari bandara hingga sampai dikediaman Sai. Kedua pemuda tampan itu memasuki lift yang terdapat beberapa orang didalam sana. Setelah lift berhenti dilantai empat, mereka keluar dari tempat kotak tersebut.
"Berapa nomor kamarmu?"
"203" Jawab Sai masih terus berjalan. Naruto menatap datar koridor apartement sambil menyeret koper.
Ino dan Sakura berjalan diarah lawanan dengan Sai dan Naruto. Kedua gadis cantik itu terlihat sedang membicarakan sesuatu yang penting.
"Lalu apa yang terjadi selanjutnya?" Saat Ino hendak menjawab pertanyaan Sakura tanpa sengaja ia menubruk Naruto sehingga buku yang Ino bawa jatuh berserakan dilantai. Sakura yang melihat sahabatnya terjatuh segera menolong, ia berjongkok memunguti buku yang terserak dihadapan Ino bahkan Sai pun ikut membantu gadis pink itu. Naruto hanya menatap datar mereka dari atas.
"Sorry"
"Suara itu" Gumam Ino dan Sakura bersamaan. Sontak merekapun cepat melihat keasal suara familiar tersebut.
Kedua gadis itu membola tak percaya akan kehadiran Naruto. Bukankah pria itu sedang melanjutkan kuliah dikota Suna, lalu kenapa sekarang dia ada disini. Apa tujuan pria itu.
Ingatan Ino berputar mengingat kembali kejadian yang pernah Naruto lakukan terhadapnya dulu saat mereka masih sekolah di Konoha Senior High School.
Flashback
"Tenanglah Sakura" Ino mengelus rambut pink sahabatnya. Sambil menangis tersedu, Sakura menceritakan kepada Ino kejadian yang ia lihat saat di laboratorium.
'Kau benar-benar brengsek Naruto' Batin Ino mengumpati kekasih playboy Sakura.
"Apa wajahku ini jelek?" Gadis itu berbicara disela isaknya yang bahkan sampai tersedu. Ino melepaskan pelukannya dan menatap tajam sahabatnya tersebut.
"Itu tidak benar... Kau cantik seperti bunga dimusim semi"
"Ta–tapi kenapa Naruto selalu berselingkuh dibelakangku? Dia bahkan tidak pernah mengataiku cantik" Gadis blonde itu menata kesamping poni panjang Sakura yang menutupi matanya kemudian ia jepit poni tersebut menggunakan jepit rambut bewarna senada dengan bunga Sakura.
"Lihatlah, kau sangat cantik Sakura!" Gadis pink itu tertegun melihat pantulan wajah cantiknya didepan cermin bulat kecil yang ada ditangan Ino. Pupil jade Sakura berkaca, ia merasa sangat beruntung memiliki sahabat baik seperti Ino.
"Terimakasih Ino-pig" Sakura segera memeluk erat tubuh Ino sambil tersenyum bahagia membuat gadis cantik itu ikut tersenyum dan membalas pelukannya.
"Forehead"
.
.
.
Ino mendatangi Naruto yang tengah berkumpul dengan teman-teman, ia langsung menarik tangan pemuda pirang menawan itu dan membawanya pergi menjauhi para lelaki disana yang memasang raut heran dengan terciptanya kerutan tebal didahi.
"Kenapa dengan mereka?" Pertanyaan Kiba hanya dibalas angkatan bahu dari Sasuke dan Gaara.
.
.
Ino melepaskan pegangannya terhadap Naruto ketika mereka sudah tiba dibelakang sekolah, ia menatap sengit pemuda berwajah tampan namun tidak berekpresi tersebut.
"Jauhi Sakura!"
"..."
"Dia selalu menangis karena sikap brengs—" Naruto menghentikan kalimat Ino dengan cara mendorong tubuh gadis itu ketembok. Kedua tangannya mengunci sisi wajah Ino sambil tersenyum remeh terhadap gadis yang tengah menatapnya itu.
"Hubunganku dan Sakura tidak ada kaitannya denganmu!" Naruto mendekatkan wajahnya kewajah Ino membuat jantung gadis blonde itu berdetak tidak karuan.
"Aku tahu bahwa sebenarnya kau juga menginginkanku sama seperti wanita diluar sana" Bisikan halus ditelinga Ino berhasil membolakan biru pucatnya.
"Ak—"
"Sshhht" Telunjuk panjang Naruto mengintrupsi bantahan yang hendak Ino lontarkan, ia menatap lekat wajah gugup gadis disana. Lama saling bertatapan Naruto mulai bergerak pelan mendekati bibir Ino.
Milik mereka saling menempel satu-sama-lain membuat sang gadis menutup perlahan kelopaknya. Naruto melumat lembut bibir bawah Ino sambil kedua tangannya menjelajah disetiap lekuk indah tubuh gadis tersebut. Ia bergerak brutal memaksa bibir disana agar terbuka. Berhasil, sekarang lidah hangat Naruto menyapu setiap rongga didalam sana membuat wanita cantik itu mendesah tertahan akibat sumpalan dari lelaki itu. Telapak tangan lebar Naruto meremas pelan bokong padat Ino hingga membuatnya mengerang disela hisapan kuat dibibir bawahnya. Tangan kecil gadis itu membuntuk sebuah genggam tinju untuk menahan hasrat yang meminta lebih dari ini. Ia memejamkan mata serapat mungkin agar tidak terbawa suasana untuk memeluk leher Naruto.
Desahan Ino kembali lolos, ia bergerak meraih kerah seragam pemuda itu dan mencengramnya sekuat tenaga. Ciuman Naruto beralih turun menuju leher jenjang Ino membuat ia menjambak surai pirang lembut milik lelaki itu. Nafas gadis itu berhembus tak beraturan saat tangan Naruto menelusup kecelana dalam yang ia kenakan.
"Ahh~" Ino membekap cepat bibirnya yang entah kenapa bergerak sendiri mengeluarkan erangan sensual membuat lelaki yang tengah menyapu lehernya disana menyeringai.
Kring... Kring... Kring...
Naruto langsung menjauhkan wajahnya dari leher bercak Ino ketika mendengar suara lonceng. Bibirnya membentuk senyum miring melihat gadis yang terengah hebat disertai wajah merah disana, sang gadis menunduk guna menghindari tatapan menawan dari lelaki yang jauh lebih tinggi darinya itu.
"Ternyata kau lebih hebat dari Sakura" Goda Naruto seraya menyentuh dagu lancip Ino dan mengangkatnya keatas.
"See you later my women" Pria itu mengecup singkat bibir keunguan mengkilap milik Ino kemudian ia pergi meninggalkan gadis itu seorang diri.
Setelah Naruto menghilang, Ino menutup wajahnya dengan telapak tangan. Ia merosot duduk bersandar ditembok sambil terisak kecil. "Ap–apa yang sudah aku lakukan hiks hiks... Maafkan aku Sa–sakura" Gadis itu memeluk kedua lututnya diserati aliran air mata.
Flashback end
Naruto mengulurkan tangan terhadap Ino guna membantunya untuk berdiri. Ino tertegun dan tak lama kemudian ia menerima uluran dari Naruto. Sakura yang melihatnya ada terbesit perasaan tidak suka, gadis itu mencengkram kuat buku tak berdosa yang ada ditangannya. Sai menyadari ketidak sukaan Sakura, pemuda pucat tersebut bangkit sambil membantu gadis pink itu.
"Maaf" Ujar Sai sopan dengan tubuh yang sedikit bungkuk. Naruto melirik Sakura yang berdiri disebelah pemuda bermanik hitam itu, ia berjalan menghampiri gadis disana. Tahu Naruto hendak datang, Sakura menjadi salah tingkah ditempat.
"Kau tidak apa-apa Ino?" Pertanyaan Sai dibalas anggukan serta senyum manis dari gadis blonde itu. Naruto sudah berdiri dihadapan Sakura sementara itu sang gadis hanya menundukan kepala.
"Sa—"
"Hoy Naruto, ayo cepat...!" Perintah Sai mengintrupsi kalimat yang hendak Naruto lontarkan terhadap Sakura. Pemuda pucat disana berdiri didepan pintu apartement yang terbuka.
Naruto menatap gadis dihadapannya dengan perasaan yang mendalam. Sakura mendongak pelan agar bisa melihat wajah tampan yang sejak lama ia rindukan.
Mereka saling bertatapan selama beberapa saat. Naruto mengerti akan lekatnya Emerald milik gadis itu, ia tersenyum tipis dan setelahnya pemuda itu berjalan tenang menyusul Sai yang menunggunya disana dengan sebelah tangan tersembunyi didalam saku dan sebelahnya lagi kembali menarik koper.
'Naruto' Sakura membatin sedih. Ino mendekati gadis pink itu lalu ia memegang lembut bahu sang sahabat.
"Ayo, nanti kita terlambat!" Sakura mengangguk kemudian ia menyamakan langkah Ino dari samping.
.
.
.
Naruto menghampiri Sai yang tengah duduk disofa sambil mengutak-atik keyboard laptop, ia ikut duduk disana dan mencuri lirik pada pemuda pucat itu.
"Nomor berapa kamar Sakura?"
"204" Jawab Sai tanpa mengalihkan tatapan dari layar petak segi empat tersebut.
"Disebelah kita!" Lelaki tampan disana mengangguk singkat membuat pemuda pirang itu menyeringai.
"Kenapa kau bertanya tentang kamar Sakura?" Pertanyaan Sai menyadarkan Naruto membuat ia kembali memasang wajah datar.
"Bukan urusanmu" Jawabnya ketus kemudian ia beranjak dari duduknya meninggalkan lelaki itu yang tengah menatapnya aneh.
"Kau mau kemana!" Sedikit meninggikan suara Sai menanyakan kemana Naruto hendak pergi.
"Mencari angin segar" Sahut lelaki pirang disana sambil membuka pintu.
Blamm...
Naruto mengedarkan pandangan dikoridor, merasa sepi ia kemudian berjalan menghampiri kamar nomor '204' lebih tepatnya apartemen Sakura. Dengan was-was tangannya menyentuh kenop pintu dan memutarnya pelan. Terbentuk sebuah seringai lebar dibibirnya ketika pintu tersebut tidak dikunci oleh pemiliknya.
"Keberuntunganku" Bisik lelaki itu pelan, tanpa membuang waktu lebih banyak ia langsung masuk kedalam.
Naruto berjalan pelan menghampiri pintu kamar Sakura yang terdapat tempelan foto disana. Jemari pemuda itu mengelus pelan foto tersebut. "Sudah lama sekali... Dia masih menyimpan foto ini" Ia bergumam sejenak dan tak lama kemudian ia membuka pintu itu.
Naruto menghirup nafas dalam ketika bau khas Sakura menembus indra penciumannya. Pemuda itu melihat kearah meja rias dan mendapati sebuah album tebal disana. Ia segera mendekati meja tersebut. Naruto mengambil album itu dan melihatnya intens.
'I wish you were here' Itulah judul dari buku tebal yang ada ditangan Naruto. Lelaki itu membuka lembar-demi-lembar album yang terdapat gambarnya dan Sakura saat mereka masih bersama dulu. Naruto tertegun melihat gambarnya disana yang tengah menyeruput ramen sambil mengedipkan sebelah mata kearah kamera yang dipegang oleh Sakura.
I can be tough, I can be strong
But with you, it's not like that all
There's a girl that gives a shit
Behind this wall you just walk trough it
And I remember all those crazy things you said
You left them running thorough my head
You're always there, you're everywhere
But right now I wish you were here...
Lelaki tampan itu terhenyak membaca barisan rapi dibawah foto tersebut yang ditulis oleh Sakura. Benar-benar tak terkira olehnya bahwa gadis musim semi itu masih menginginkan kehadirannya.
"Sakura"
.
.
.
"Apa nanti malam kalian berdua pergi kepesta pertunangan Sasuke dan Hinata?" Tanya Tenten terhadap Ino dan Sakura.
"Tentu saja, mereka berduakan teman kita" Balas Ino sambil menyedot jus yang ia pesan. Sakura hanya mengangguk membenarkan ucapan gadis pirang tadi.
"Aku jadi tidak sabar untuk menunggu malam ini tiba"
"Bilang saja kalau kau tidak sabar untuk bertemu dengan Neji" Terdengar malas disetiap kata yang meluncur dari bibir tipis Ino membuat gadis bercepol disana tertawa kikuk.
"Apakah dia juga pergi?" Sakura bergumam kecil namun masih dapat didengar oleh Tenten.
"Siapa yang kau maksud Sakura?"
"Eeh... Umm... Seseorang" Jawab gadis itu sedikit gugup.
"Owh" Respon lalu kemudian ia membicarakan hal lain membuat Sakura menarik nafas lega
.
.
.
Terlihat padat oleh keramaian orang di mansion mewah milik Uchiha. Sebagian dari mereka tengah memberi ucapan selamat dan salam jabat tangan pada kedua pasangan tampan dan cantik disana.
"Selamat ya Sasuke" Ucap Naruto seraya menyalami sang sahabat karib dari masa lampau hingga kini. Sasuke tersenyum tipis lalu ia memeluk lelaki pirang itu.
"Semoga kau mendapatkan wanita yang cocok" Ujar pria emo itu sambil menepuk pelan punggung lebar Naruto.
"Jangan mengejekku!" Putra bungsu Uchiha tersebut terkekeh geli, ia memang tengah menyindir Naruto yang suka mempunyai banyak kekasih dimasa sekolah dulu.
"Selamat ya Hinata" Sakura dan Ino bergantian menyalami gadis indigo yang menjadi tunangan wanita Sasuke. Secara bersamaan mereka berpelukan sambil tersenyum bahagia.
"Terimakasih teman-teman" Balas Hinata dengan mengeratkan pelukannya terhadap Ino dan Sakura.
Setelah usai menyalami pasangan baru tersebut, mereka semua pergi dengan pasangan masing-masing untuk berdansa. Sasuke melirik Hinata, ia mengamit jemari putih sang tunangan membuat pandangan gadis itu beralih menatapnya. Pemuda emo tersebut mengisyaratkan Hinata untuk ikut bergabung dilantai dansa. Sang gadis menunduk dan mengangguk malu membuat bibir Sasuke membentuk sebuah senyum. Masih berpegangan tangan, keduanya berjalan pelan menuju tempat perkumpulan para pasangan yang tengah bergoyang lembut mengiringi alunan musik slow.
Sakura tak henti tersenyum bahagia melihat Sasuke dan Hinata dari samping meja minuman ditemani oleh Ino. Uluran tangan pucat mengalihkan pandangan gadis blonde itu dari kerumunan orang disana. Sambil tersenyum Sai menanti jawaban dari Ino akan ajakan yang ia tawarkan terhadap gadis itu. Sakura mendorong kecil sang sahabat agar menerima ajak pemuda pucat disana. Tanpa sengaja tangan Ino telah tergenggam ditangan Sai membuat kekehan geli lolos dari bibir Sakura. Ino menatap gadis pink itu seolah mengatakan 'maafkan aku' yang dibalas anggukan serta senyum manis oleh Sakura.
Kedua remaja tersebut pergi menaiki lantai dansa meninggalkan Sakura seorang diri. Saat gadis itu hendak melangkah pergi, tanpa sengaja ia melihat Naruto dari kejauhan yang dikerumuni oleh para wanita. Entah kenapa tiba-tiba dadanya menyesak dan pusing melanda kepalanya. Tanpa izin dahulu dari Ino, ia segera pergi meninggalkan pesta. Naruto yang melihat Sakura keluar ancap membebaskan diri tidak peduli rajukan dari wanita-wanita sexy itu. Tanpa mengubris panggilan manja dari arah belakang, pemuda itu langsung pergi mengikuti Sakura.
Gadis pink itu masuk kedalam taksi yang ia cegat tadi. Naruto ikut mencegat taksi. Sebelum masuk, ia meminta sang sopir untuk mengikuti mobil Orange yang berada dihadapannya. Sopir tersebut mengangguk dan setelahnya Naruto masuk kedalam.
.
.
Setelah tiba ditempat tujuan, Sakura meminta sang sopir untuk berhenti lalu ia merogoh tas kecil. Setelah memberi beberapa lembar uang yen, gadis itu keluar dan langsung menuju tempat tinggal yang ia kontrak. Naruto masih terus mengawasi gadis disana yang mengenakan dress merah selutut tanpa lengan.
Sakura masuk kedalam lift kosong. Ketika pintu itu hendak tertutup, sepatu mengkilap milik seseorang tertahan disana membuat pintu tersebut kembali terbuka. Emerald gadis itu membola sempurna melihat lelaki pirang yang berdiri tegap disana. Sambil menggulung lengan kemeja hingga siku, Naruto masuk dengan dua kancing kemeja terbuka memperlihatkan dada bidangnya membuat Sakura membatu ditempat dengan kepala tertunduk menatap highless yang ia pakai.
Lift berhenti dilantai empat dan pintu langsung terbuka membuat gadis Haruno tersebut bernafas lega kemudian ia segera keluar. Tidak sampai disitu Naruto berhenti mengikutinya. Saat Sakura hampir tiba didepan pintu kamar pemuda itu menarik cepat pergelangannya hingga tubuh gadis itu terputar menghadapnya.
"Na–naruto"
"Katakan yang sejujurnya!" Desak Naruto tanpa basa-basi.
"Ap–apa maksudmu?" Tanya gadis itu gugup.
"Kau masih mencintaikukan!"
"Apa yang kau katakan, kita bahkan baru bertemu setelah bertahun-tahun kau pergi dari kota ini" Jawabnya dengan kepala tertunduk. Naruto dapat menangkap nada lirih dari gadis itu.
"Jangan membohongi dirimu sendiri" Pemuda itu mendorong kuat tubuh Sakura hingga membentur tembok membuat gadis cantik itu meringis merasakan sakit dibelakangnya namun tidak sesakit hatinya.
"Aku tidak berbohong" Bantahnya dengan suara bergetar. Tangan mungil gadis itu mendorong dada Naruto sampai membuat jarak antar keduanya. Sebelum Sakura lari, lagi-lagi pemuda tampan itu berhasil mencekal pergelangannya.
"Aku sudah tahu semuanya" Gadis pink disana menggigit kuat bibirnya untuk menahan tangis.
"Katakanlah dengan jujur!"
"..."
"..."
"Ka–kau benar... Aku memang masih mencintaimu, tidak pernah berhenti... Aku tidak bisa berhenti mencintaimu...Tidak pernah bisa..." Isak kecil mulai terdengar dikoridor yang sepi tersebut. Naruto yang menyadari Sakura menangis segera merengkuh tubuh mungil gadis musim semi itu.
"Aku juga mencintaimu...Tidak akan pernah berhenti...Selamanya..." Bisik Naruto lembut ditelinga Sakura sambil mengecup puncak kepala pink tersebut.
.
.
.
Sinar matahari pagi menerobos masuk melalui celah gorden yang sedikit terbuka menyinari anak adam dan hawa yang tidur dikasur muatan untuk dua orang sambil berpelukan dibalik selimut tebal yang membungkus tubuh tanpa busana mereka.
Sang gadis menggeliat kecil diatas tindihan sang pria. Ia mengucak pelan kedua matanya untuk melihat dengan jelas surai pirang yang bertumpu didada polosnya.
"Na–naruto" Ujarnya pelan dengan nada terkejut. Ia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi semalam, kenapa mereka bisa sampai tidur bersama tanpa sehelai baju ditambah lagi bercak darah berserakan diselimut pink yang kerap ia gunakan saat tidur.
Wajah Sakura memerah saat ia berhasil mengingat sedikit–demi–sedikit kejadian semalam, dan bertambah merah lagi hingga ketelinga saat ia sudah mengingat sepenuhnya.
Flashback
"Hallo Ino"
"Kenapa menelfon, kau bisa menemuiku kalau mau" Omel Ino dari seberang telepon yang terdengar berisik karena keramaian orang dipesta.
"Kau pulanglah bersama Sai, saat ini aku sudah berada di apartement" Ujar Sakura dengan suara kecil takut akan diceramahi lebih oleh Ino.
"Apa? kenapa tidak memberi tahuku" Benar dugaannya, Ino pasti mengomelinya akan hal ini.
"Maafkan aku" Helaan nafas malas terdengar dari sana.
"Sudah tidak apa-apa... Jangan pernah mengulangi kejadian ini lagi"
"Baik Ino-pig"
"Dasar Forehead" Gelak tawa mereka berdua mengiringi dengan putusnya sambungan.
.
.
.
Blamm...
Naruto menutup pintu kamar Sakura menggunakan kaki tanpa melepas pagutan mereka. Setelah pintu tertutup, Naruto langsung menghimpit Sakura di dinding membuat gadis itu mencengkram kuat bahunya ketika tangan Naruto melucut dress yang ia kenakan. Desah tertahan lolos dari bibir Sakura yang masih tersumpal oleh lidah hangat Naruto.
Tangan besar itu berangsur turun dan berhenti dipaha dalam Sakura, membelainya dengan penuh gairah. Bibir Naruto beralih menyapu seluruh leher jenjang gadis itu.
"Ahh~–hmmpp—" Dengan cepat tangan mungil Sakura membekap mulutnya, ia malu mendengar desahannya sendiri. Naruto menjauh dari leher mulus itu untuk menatap tubuh indah Sakura yang hanya terlindungi oleh bra dan celana dalam yang senada dengan warna rambutnya. Ia menyeringai lebar melihat wajah bersemu disana. Tanpa membuang waktu lebih banyak lagi Naruto membopong Sakura bridal style membawanya menuju ranjang dan membaringkannya setelah tiba disana. Tangan kokoh Naruto menyusup dibalik punggung kecil Sakura untuk mencari letak pengait bra sambil kembali melumat rakus bibir peach tersebut. Gadis itu bisa merasakan bahwa Naruto telah berhasil membuka pelindung atasnya.
Tanpa persiapan Naruto langsung menyerang daging bulat disana setelah ia melempar bra pink tadi kesembarang tempat. Sakura meremas gemas surai lembut Naruto dengan mata terpejam rapat dan bibir bawah yang ia gigit kuat hingga merah.
Tangan Naruto tak tinggal diam, ia menjelajah tubuh ramping Sakura dari atas hingga bawah. Merasa terganggu, ia melepaskan dada Sakura dan menjauh dari sana untuk membuka pelindung terakhir yang masih melekat ditubuh gadis itu. Naruto kembali bermain didada kecil milik Sakura setelah ia sudah berhasil membuat gadis itu polos total.
"Oouh~ Naru~" Erangan nikmat bercampur sakit meluncur dari bibir Sakura ketika dengan mudah jari tengah Naruto masuk kedalam 'tubuhnya' yang sudah basah sejak tadi.
Gerakan dibawah sana semakin cepat dan brutal dengan bertambahnya satu jari panjang lelaki pirang itu. Sakura menggeliat liar diatas ranjang sambil mencengkrang kuat sprai membuat Naruto mengangkat kepala meninggalkan gumpalan daging bulat yang terdapat banyak bercak dan mengerasnya ujung milik Sakura.
Naruto menatap lekat wajah penuh peluh gadis itu ditambah kelopak putih disana yang terkatup rapat dan berkilau akibat terpaan cahaya bulan malam yang menerangi kamar gelap tanpa penyalaan lampu tersebut.
"Shit!" Pemuda itu mengumpat saat tubuh bawah Sakura menjepit dan menghisap kuat kedua jarinya. Tangan gadis itu menarik sprai yang sejak tadi ia genggam kuat ketika merasakan sesuatu memaksa keluar dari dalam perutnya, nafasnya semakin tersengal tak beraturan dengan degup jantung dua kali lipat berdetak lebih cepat dan tak lama kemudian ia menjerit panjang menyebut nama lelaki pirang yang tengah menyeringai senang sambil menusuknya lebih dalam.
Masih dengan seringai lebar Naruto menarik jarinya dari tubuh bawah Sakura lalu ia membuka kemejanya dengan tergesa memamerkan bentuk tubuhnya yang terbilang sangat sexy dimata Sakura. Gadis itu yakin, jika wanita lain yang berada diposisinya saat ini maka akan dipastikan wanita tersebut langsung menyerang Naruto tanpa ampun. Naruto mendekati wajah merah Sakura yang membuang pandang kearah samping menghindari kerlingan mesum lelaki tampan tersebut.
"I love you my Cherry Blossom" Bisiknya sambil mengecup lembut pipi mulus Sakura.
"Naru..." Senyum nakal ia perlihatkan pada gadis yang menatapnya dengan terbesit perasaan malu. Sakura memberanikan diri untuk menyentuh dada bidang nan kokoh milik Naruto. Ia mengusap lembut dada itu ketika marasakan ibu jari Naruto menyentuh bibirnya.
"Akan terasa nikmat jika 'milikku' bermain dipermukaan ini dan memasuki rongganya..." Telinga Sakura ikut memerah akan perkataan kotor Naruto, ia memekik kecil ketika tubuh mereka berpindah posisi dengan Naruto yang berada dibawah tindihannya. Sakura dapat merasakan betapa kerasnya 'milik' Naruto yang masih tersimpan rapi didalam celana.
.
.
.
Pandangan Sakura tertuju dilangit-langit kamar sedang Naruto tertidur pulas diatas tubuhnya dengan selimut tebal yang menutupi tubuh polos mereka. Jemari lentik Sakura membelai lembut surai pirang yang bertumpu didadanya, ia terkekeh geli saat mendengar dengkuran halus yang mengkuar dari bibir Naruto membuat sang pemuda menggeliat sambil mengeratkan pelukannya dipinggang kecil Sakura.
Flashback end
Sakura menurunkan tubuh Naruto dengan sangat pelan darinya agar lelaki itu tidak terganggu. Ia menggigit bibir saat merasakan nyeri diselengkangannya akibat goyangan Naruto yang cukup 'liar' semalam. Ketika Sakura hendak menginjak lantai seseorang mencekal tangannya dari tempat tidur, ia menoleh dan mendapati Naruto tersenyum tipis masih dalam keadaan mata terpejam.
"Naruto" Sebelah matanya terbuka untuk melihat wajah cantik alami Sakura dipagi hari.
"Kemana?" Tanya Naruto dengan suara khas orang baru bangun tidur.
"Membuat sarapan" Jawab Sakura malu dengan kepala tertunduk.
"Untuk siapa?" Sepertinya lelaki pirang itu tengah mengujinya.
"Un–untukmu" Naruto segera menarik Sakura kembali dikasur sambil memeluknya dari belakang, ia menghirup rambut soft pink yang wangi Cherry tersebut.
"Kau saja sudah cukup untuk sarapanku dipagi ini" Wajah Sakura bersemu akan godaan dari lelaki yang memeluk pinggangnya tersebut. Naruto menarik selimut hingga unjung kepala agar tidak terlihat apa yang tengah ia perbuat terhadap Sakura yang terdengar pekikan kecil dari dalam selimut.
.
.
.
The End
.
.
.
Gk terlalu mencolokan adegan... Ehemm... 'itu'nya xD
