Byun Twins

Main Cast: Baekhyun, Chanyeol, Baixian

Support Cast: EXO member and Others

Genre: School Life

Rate: T

.

.

.

Walau kita sama, tapi sifat kita bertolak belakang. So, Park Chanyeol, Who would you choose?

.

.

.

Chapter 1 (Prologue)

.

.

.

Seorang pria mungil bersurai kemerahan menghentakan langkah kakinya hingga membuat suasanya menjadi lebih membeku. Ia mengangkat dagunya, menghiraukan beberapa pelayan dirumahnya yang sedang membungkuk kearahnya. Langkahnya terhenti saat dihadapannya berdiri seonggok pria tua yang sayangnya adalah ayahnya, sedang tersenyum singkat menatap putranya yang baru pertama kali mendaratkan kakinya di mansion sejak 5 tahun yang lalu. "Selamat datang, Baixian. "

Namun yang disambut hanya memutar bola matanya malas. "Hm" dan dia hanya berdeham malas. Namun wajah dingin-nya sedikit melunak saat sang pria tua -ayahnya memeluk tubuh mungilnya. Rasa hangat yang begitu ia rindukan. "Ayah sangat merindukanmu"

Perlahan tangan Baixian terangkat untuk membalas pelukan sang ayah. "Aku juga merindukan semuanya."

Sang Ayah tersenyum singkat melihat keadaan Baekhyun yang jauh berbeda dari terakhir kali mereka berpisah. "Ayo masuk. Kembaranmu sedang menunggumu di ruang keluarga. Pasti dia sangat senang mengetahui kau telah tiba" pikiran Baixian melayang mengingat watak kembarannya. Jika dirinya tidak salah ingat, sosok kembarannya itu jauh lebih hyperactive darinya. Jika dulu Baixian menyukai tingkah konyol kembarannya yang menghibur, tapi untuk sekarang ia tidak tau apakah ia akan menyukai sang kembaran atau tidak. "Aku kan benci kebisingan" Baixian meringis. Semoga saja kembarannya itu lebih dewasa darinya mengingat bahwa dirinya lah yang sering disebut 'adik'.

Baixian menghentikan langkahnya saat telah sampai di ruang keluarga. Matanya dapat melihat seorang pemuda yang sangat mirip dengannya -walau tubuhnya sedang membelakanginya. "Yatuhan... Dia belum berubah" Baixian menatap sang kembaran datar. Lihatlah disana, didepan televisi sang kakak kembaran sedang menonton serial kartun harian korea selatan. Kepalanya mengangguk-angguk pelan terlihat menikmati. Oh, dan jangan lupakan pula rambutnya yang berwarna merah muda ew, so damn! Mereka itu kembar satu jenis kan? Tapi kenapa kembarannya itu sangat feminim? Baixian berwajah tak minat namun karena penuh paksaan, pemuda bersurai kemerahan itu berjalan mendekat ke arah pemuda mungil bersurai merah muda.

"Baekhyun.. Saudara kembarmu telah kembali" dengan cekatan, kepalanya menoleh. Matanya berbinar saat melihat pemuda bersurai kemerahan yang wajahnya sangat mirip dengannya tengah memasang wajah datar sedatar dindingnya yang penuh poster.

Namun...

"Oh astaga Baixian!" Baekhyun berlari kekanakkan dan berakhir memeluk Baixian seraya melompat-lompat kecil. Baixian yang merasa risih hanya mencoba menyingkirkan pelukan yang lebih tua beberapa menit darinya itu. "Oh astaga.. Baekhyun! Lepaskan bodoh!" namun Baixian menyernyit jijik saat Baekhyun mengecup singkat pipinya.

"Selamat datang Baixian. Aku saaangat merindukanmu!" Baixian mengusap wajahnya kasar. Frustasi melihat sikap sang kembaran yang faktanya tidak berbeda jauh sejak mereka berpisah 5 tahun yang lalu. "Yatuhan Baekhyun... Berhenti bersikap bodoh!" Baixian membentak Baekhyun. Namun yang ia dapati hanyalah binar polos dari mata Baekhyun dan kemudian tersenyum singkat.

"Ayo makan siang. Aku akan memasakkan sesuatu untuk kalian. Aku tidak akan membiarkan saudaraku yang datang jauh dari china tapi yang kusediakan hanya makanan yang dibuat oleh maid..." Baekhyun menggenggam erat pergelangan tangan Baixian. Perlahan, Baekhyun menarik pelan saudaranya menuju meja makan. "... nah tunggu sebentar. Aku akan memasakan makanan kesukaanmu." Baekhyun membalikkan tubuhnya dan bergegas kedapur.

"Tunggu!"

Langkah pemuda bersurai merah muda itu terhenti. Lalu kembali menoleh menatap wajah yang sangat serupa dengannya. Namun bedanya, aura Baixian terlihat sangat dingin. "Ada apa?" Baekhyun mengerutkan keningnya, bingung.

"Apa kau ingat makanan favoritku?" Mendengar pertanyaan dari saudaranya itu membuat Baekhyun tersenyum kecil. "Aku tidak pernah melupakan apapun dari saudara kesayanganku"

Baekhyun kembali melangkahkan kakinya. Meninggalkan Baixian yang tertegun mendengar jawaban sang kakak.

Baekhyun tidak selalu kekanakkan...

Karena Baixian tau, kakaknya selalu mencoba membahagiakan sang adik walau caranya begitu kekanakkan.

.

.

.

Baixian mendengus kesal saat bel rumahnya berbunyi tak karuan. Dalam hati, ia mengutuk sang ayah yang dengan teganya meliburkan para maid dengan alasan agar kedua anak kembarnya itu dapat bekerja sama untuk belajar mandiri. Cih, bahkan dirinya sudah sangat memahami apa itu mandiri -Baixian menggerutu kesal.

"Baekhyun! Buka pintunya!" Baixian berteriak berniat menyuruh yang lebih tua beberapa menit itu untuk membuka pintu. "Tidak Bisa Baixian.. Aku sedang... "

Baixian menyingkap selimutnya saat mendengar penolakan Baekhyun. Dengan wajah menggerutu, ia memakai sandal rumahnya dan berjalan malas menuju pintu utama. Baixian menguap malas. Piyama merah bata-nya sedikit acak-acakan namun ia tak peduli. Dengan satu kali hentakan, Baixian menarik gagang pintu dan menghempaskannya kasar. "Cari Siapa?" Pemuda bersurai kemerahan itu mendesah malas saat sang tamu tak kunjung menjawab.

"Wow.. Baekki, kau mengganti warna rambutmu?" Baixian mendesah malas. Pasti ini temannya Baekhyun. Baixian menatap pemuda dihadapannya dengan tajam. Baekkie? Cih. Kenapa sang kembaran mau saja dipanggil sefeminim itu? "Aku bukan Baekhyun" Baixian merasa telah menjawab sedatar mungkin. Namun kenapa pemuda dihadapannya ini malah tertawa seraya menepuk-nepuk kedua tangannya?

Oh astaga, apakah semua orang di korea selatan itu idiot?

"Cukup bercandanya, Baekki. Kau tetap menggemaskan, kok walau kau sekarang uhm.. Terlihat manly?" Baixian membola. Jadi selama ini kembarannya itu eum, feminim? "Hellow? Baekki?" pria tinggi itu mengayunkan tangannya. Mencoba menyadarkan sosok berkepala merah dihadapannya.

"Sudah aku bilang, aku bukan Baekhyun!"

"...Xian, Siapa yang datang sepagi ini?" Tiba-tiba suara serak-halus itu terdengar. Derap langkahnya yang terdengar pendek-pendek itu mulai berjalan mendekati keduanya. Dan satu detik kemudian Baixian membola "Yach! Baekbyun bodoh! Kenapa kau kesini hanya memakai bathrobe?" Sedangkan yang dibentak hanya mengerjapkan mata polos.

Hazel berwarna kecoklatan milik Baekhyun mulai bergulir kearah orang lain. Dan kemudian matanya melengkung seperti bulan sabit. "Yeolli." Baekhyun berjalan riang mendekati pemuda tinggi itu -Chanyeol. Baixian yang merasa urusannya telah selesai langsung berbali. Berniat tidur lagi. "Baixian, tunggu sebentaar!" Baixian mendengus malas. "Ada apa sih permen kapas berjalan?" ucap Baixian dengan nada sinis. Namun Baekhyun tetap berjalan mendekatinya dengan sosok tinggi yang sedang digenggam pergelangan tangannya oleh pemuda yang serupa dengan Baixian. "Baibai..." Baixian melotot mendengar Baekhyun memanggilnya dengan nada konyol seperti itu. Namun, Baekhyun hanya terkekeh. "Kau tidak akan bisa melotot, baibai"

"Oh katakan itu pada seseorang yang wajahnya serupa denganku" Baixian mendengus jengkel mendengar sindiran Baekhyun. Baekhyun itu tidak bercermin. Yang lebih tua terkekeh. "Maaf. Nah, perkenalkan.." Baekhyun menunjuk Chanyeol dengan senyum mengembang "Dia adalah Chanyeol. Sahabat dekatku"

Baixian hanya mengangguk malas. Baru saja berniat untuk melangkahkan kakinya, namun sicerewet byun itu kembali memanggil namanya. "Baixian. Itu tidak sopan. Nah, Yeolli.. Perkenalkan. Dia adalah Baixian. Kembaranku..." Baekhyun berjalan mendekati Baixian dan merangkul erat kembarannya itu.

"Apakah kami terlihat mirip?" Baekhyun merangkul seraya tersenyum cantik dengan binar bulan sabit dimatanya. Berbeda dengan sosok disampingnya. Berwajah datar dengan bola mata berwarna abu-abu. Terlihat tidak tertarik dengan perkenalan ini. "wow. Kalian sangat mirip. Namun auranya saja yang membuat kalian berbeda"

Baixian tidak peduli. Ia langsung naik keatas, kelantai dua menuju kamar kesayangannya. Baekhyun yang melihat itu mmenggelengkan kepalanya. "Nah, Yeol.. Kita jadi ke toko buku, kan?" Chanyeol terbangun dari lamunannya.

"Ya. Tentu saja."

.

.

.

Kedua pemuda mungil itu menutup pintu mobil secara serentak. Keduanya berjalan berdampingan membuat banyak pasang mata menatapnya bingung. Baixian sibuk mendengarkan musik sedangkan Baekhyun sibuk menebar senyum kepada seluruh siswa yang berpapasan dengannya. "Nah Baibai..."

"oh.. Stupid. Bisakah kau berhenti memanggilku seperti itu?" Baixian benci dipanggil 'baibai' namun sayangnya, Baekhyun suka itu. Sehingga yang lebih tua menggeleng pelan. Tanda tidak setuju. "Nah kau mau ku antar ke ruang guru?" kali ini Baixian menggeleng.

"Tinggal beberapa langkah lagi sampai. Kau kekelas saja." Awalnya Baekhyun menolak. Tapi akhirnya ia menuruti kemauan adiknya itu.

Baixian berjalan tenang menuju kearah ruang guru. Namun langkahnya terhenti saat ada seseorang menghalangi langkahnya. "Baekhyun.. Kau mau kemana? Kelas akan dimulai lima menit lagi." Baixian menunduk. Menggerutu pelan. Apakah kakaknya setenar ini? Ah ia lupa, kakaknya adalah sosok yang ramah. Tidak seperti dirinya yang kaku dan beraura dingin.

Baixian mengangkat wajahnya berniat untuk protes namun nyatanya matanya membeku saat menatap tatapan elang dari pemuda berkulit pucat itu.

.

.

.

"aku baru tau kalau Baekhyun mempunyai saudara kembar. Kalian terlihat mirip. Tapi aku bisa membedakan kalian melalui bola mata."

.

.

"Chanyeol.. Aku -ehm"

Chanyeol memiringkan kepalanya menunggu pemuda mungil dihadapannya untuk berbicara. Bingung karena si mungil ini tiba-tiba berbicara tergagap-gagap

.

.

.

Baekhyun berjalan cepat menuju lantai dua dimana kamar sang adik kembarnya berada. Tanpa mengetuk terlebih dahulu, pemuda bersurai merah muda itu membuka pintu dengan kasar. Lalu mata bulan sabitnya menangkap sosok adik yang sedang tengkurap diranjangnya. Dengan langkah terburu-buru Baekhyun mendekati kembarannya dan mendudukan dirinya disebelah sang adik. "... Baixian"

Baixian mendengar suara Baekhyun yang bergetar mulai bangkit dari acara santainya. "Baek.. Ada apa?" Baixian menatap Baekhyun dengan tatapan teduh. Dan tanpa aba-aba, Baekhyun menarik sosok serupa dihadapannya untuk masuk kedalam pelukannya.

"Dia mencintai yang serupa"

Baixian tidak paham.

.

.

.

.

Baixian menatap nyalang sosok jangkung dihadapannya. "Kau membuat kakak-ku menangis." sedangkan yang ditatap hanya menatap Baixian dengan tatapan dalam.

.

.

.

"Sehun-ah... Aku mencintaimu"

.

.

.

"Baekhyun-ah.. Aku mencintaimu"

.

.

.

Dengan mata yang berapi-api, Baixian mengeratkan buku-buku jarinya pada kerah seragam yang digunakan Baekhyun. Mata abu-abunya menyalang marah. Namun Baekhyun tau, itu sarat akan kesedihan. "Kau mendapatkan kasih sayang berlebih dari ayah, itu tidak masalah. Kau mendapatkan apapun yang kamu mau, itu bukan urusanku. Tapi tak bisakah kau berikan sedikit kasih sayang yang dia berikan untukmu?"

Baekhyun yang tidak tau apa-apa hanya terdiam. Pertama kalinya sang adik tercintanya membentak seperti itu.

.

.

[Prologue End]

.

.

.

A/N: HAHAHA apa ini. Byun Twins Hmz. Kalo respon sesuai harapan abis psikis chap 7 up nanti aku update ini deh muehehe.