Disclaimer: Harry Potter © J.K. Rowling. I gain no financial advantages by writing this fanfiction.
Characters: Andromeda Tonks, Teddy Lupin
Warning: Oneshot. Christmas is coming! (H-4) c:

Enjoy!

.

.oOo.

.:. Christmas is Coming: Step Into Christmas .:.
© qunnyv19

.oOo.

.

Rumah tersebut suram dan gelap. Bahkan di malam Natal seperti ini, mengubah sedikit saja suasana yang ada di dalam sana tak terlalu berpengaruh. Tentu saja. Grimmauld Place.

Teddy menghela napas dan pada akhirnya melempar tongkatnya ke samping. Kepalanya menengadah ke langit-langit, di mana kandil bergoyang ke kanan dan ke kiri dengan atmosfer kelam. Kemudian ia melirik ke arah jam tangannya yang terlilit di pergelangan tangan kiri. Pukul sebelas lewat empat puluh lima malam. Lima belas menit menjelang Natal. Teringat akan rencana hari ini, ekspresi wajahnya sedikit lebih cerah.

Andromeda turun dari tangga dan ia sudah mempersiapkan banyak hal: mantel-mantel tebal, keranjang anyaman berisi dua buket bunga, kotak-kotak yang memuat kue-kue Natal yang sudah ia buat sebelumnya, serta tongkat sihirnya sendiri tergenggam erat di tangan kanan.

"Lima belas menit lagi," sahut Teddy yang duduk di atas sofa, tersenyum sedikit seraya memperhatikan neneknya turun perlahan dari undakan. Andromeda sampai di lantai yang sama dengan Teddy dan mendudukkan dirinya di seberang sang cucu yang berambut toska, ekspresi wajahnya tak semuram tadi siang.

"Aku tahu," ujarnya seraya menyandarkan pundaknya di sofa berwarna gelap di Grimmauld Place. Mereka terdiam selama beberapa saat, dengan detak jam yang seakan memekakkan telinga. Teddy mulai tidak sabar, dan jari-jarinya memainkan tongkat sihir untuk beberapa menit.

Saat sudah lima menit menjelang tengah malam, Andromeda berdiri, mengenakan mantel-mantel tebalnya, dan melemparkan dua mantel kepada Teddy, yang ditangkap dengan sigap. Teddy pun mengenakannya, berdiri di sebelah Andromeda, membawa barang-barang yang disiapkan neneknya, dan mereka pun berApparate.

Pemakaman sunyi. Dingin menyergap mereka, dari kulit hingga merasuk dalam tulang. Andromeda dan Teddy saling menatap kemudian mengangguk, mulai melangkah ke tempat yang menjadi destinasi mereka: pemakaman Remus Lupin dan Nymphadora Tonks.

Kedua makam tersebut terlihat damai—dan, sebagaimana juga makam lainnya di tempat tersebut. Salju terus turun, menutupi nama yang tertera di sana. Andromeda yang pertama kali berjongkok dan menaruh dua buket bunga tersebut di masing-masing peristirahatan mereka.

Teddy menempatkan diri di samping Andromeda, bergenggaman tangan, dan mereka memejamkan mata, mulai mengucapkan doa-doa. Pukul dua belas malam, baik Andromeda maupun Teddy mengucapkan "Merry Christmas!" kepada Remus dan Nymphadora.

"Merry Christmas, Grandma—"

"Merry Christmas, Teddy." Senyum terukir di masing-masing wajah. Mereka berada di sana sampai hampir seluruh butir salju yang turun ikut mengubur mereka di tempat tersebut, namun tak ada keluhan yang keluar.

Hari Natal yang indah.

.

.

.

"Christmas, my child, is love in action."
Dale Evans Rogers

.

.

.

fin.

.