"King Size"

Twoshoot

By : eenychanpeceye

Main Cast :

[Park Chanyeol x Byun Baekhyun]

Other cast : Exo Member

Rate : M

Genre : school life, lovefriend, romance, comedy

Notes : GS for all uke||PWP|| Smut ||DirtyTalk

Chapter 1

"Aku tidak mengerti kenapa kali ini kau menolaknya hyung"

Sehun pemuda albino dengan ketampanan yang berlebih tersebut menyerukan suaranya yang tadi sempat tercekat ketika mengetahui kalau saudara tertuanya telah menolak cinta dari salah satu wanita populer sekolah.

Pemuda satunya hanya tersenyum simpul. "tubuhnya sudah tidak nikmat lagi, jadi aku tidak suka"

"Jadi hyung sebelumnya sudah melakukan sex dengannya"

Ruangan ganti itu kini mulai terasa panas dari sebelumnya, bukan karna AC yang tidak berfungsi atau udara pengap tetapi lebih pada percikan api gairah dari sorot kedua mata pemuda yang lebih muda.

"Ceritakan padaku hyung bagaimana rasanya"

"Kenapa kau tidak mencobanya sendiri" pemuda yang lebih tinggi dari sehun tersebut acuh dan pergi meninggalkan ruangan setelah mengemasi barangnya.

"YAk! Chanyeol hyung-" Sehun lekas membereskan barangnya dan segera mengejar chanyeol, pemuda yang baru saja mendapat pernyataan cinta dari gadis populer disekolahnya.

.

.

"Hey apa kalian mendengar gosip baru pagi ini" seru yeoja china sexy berdimple manis di kedua pipinya, Zhang Yixing, memecahkan keheningan.

"Pasti tentang si 'King Size' itu lagi" sahut Kim Minseok sebal, yeoja dengan pipi tembamnya yang terlihat imut disetiap cara dia bicara sedangkan yang lainnya hanya terkekeh mendengar kata julukan itu.

"Park Chanyeol memang sangat populer di sekolah kita semua orang juga tau"

"Tapi baek dia selalu menyombongkan diri setiap kali berbicara dan itu sangat menyebalkan." bantah minseok tak terima mendengar pembelaan baekhyun secara tidak langsung.

"Sudahlah kalian terlihat kekanakan jika bertengkar seperti ini."

"Luhan unnie, minseok unnie yang duluan memulai bukan aku"

"YA! Itu karena kau membela si 'King Size' brengsek"

Kantin sekolah 'Chirea' siang ini benar-benar ramai selain karena jam istirahat juga teriakan dan umpatan dari meja ujung yang ditempati oleh empat yeoja cantik plus sexy.

"Aku kan hanya bicara fakta"

"Tetap saja dia si brengsek yang sering mempermainkan hati banyak wanita"

"Ah~ termasuk unnie yaa.. "

"hoobae kurang ajar, kesini kau aku akan mecincangmu sampai habis" Dan terjadilah aksi kejar-kejaran yan tidak terelakkan antara mereka hingga harus mengelilingi seisi kantin dan berakhir baekhyun berusaha kabur menerobos antrian tak lupa minseok yang setia sebagai sang pencabut nyawanya.

"Hhh~ aku sangat lelah menghadapi sikap mereka" keluh Luhan yang mencoba bersabar sambil memijat kedua sisi dahinya.

"Tidak usah terlalu dipikirkan, mereka kan memang seperti itu" Yixing yang sejak tadi diam menyaksikan lalu mendengar helaan napas luhan langsung memberikan komentar terbaiknya setelahnya menyantap kembali makanannya dengan santai.

Seolah ada perempatan di ujung dahinya terbentuk dari lekukan otot yang mengeras, Luhan siap meledak juga. "KALAU KAU SUDAH TAU SEPERTI ITU KENAPA MEMANCING AMARAH MEREKA DENGAN TOPIK SENSITIF TENTANG SI 'KING SIZE' ITU" semua mata memandang takjub teriakan menggema ratu sekolah yang terlihat kalem itu.

Yixing mengedipkan matanya dua kali sebagai respon positif . "kurasa kalian salah paham, padahal yang ingin kubicarakan sebenarnya tentang kucing tetanggaku yang mati gentayangan kemarin" dengan terkenal kepolosannya ratu sekolah ini akhirnya menjelaskan segalanya.

Luhan shock. Seluruh siswa di kantin lebih shock. Dan ibu kantin sudah pingsan di tempat.

Baekhyun terus berlari tanpa memperdulikan sekitarnya. Matanya terus menghadap kebelakang takut kalau minseok semakin dekat dan menangkapnya.

"Kim Jongdae, YAKK! JONGDAE-YA TUNGGU" Baekhyun melihat seorang penyelamatnya kali ini. Dia harus cepat mengejar karena melihat pemuda itu menghilang menuruni tangga sebelah timur.

"BYUN BAEKHYUN.. HHH~ MAU HHH~ LARI KEMANA KAU" terdengar nafas pendek-pendek keluar dari mulut minseok meskipun begitu dia tidak berhenti sedetikpun untuk mengejar mangsanya.

Baekhyun yang melihat minseok tidak putus asa mengejarnya malah terlihat semakin berkobar untuk segera membunuhnya, wajahnya langsung pucat pasi. Sebaiknya lain kali dia tidak usah menyinggung masa lalu dari ratu killer sekolah ini.

Tidak tidak tidak. Dia masih punya mimpi yang belum terwujud untuk membeli eyeliner keluaran terbaru minggu ini. Maka dari itu dia harus segera menemukan Kim Jondae. Ya pemuda itu jalan satu-satunya yang bisa membuat seorang Kim Minseok sadar akan kegilaannya yang ingin menguburnya hidup-hidup. Hmm kurasa baekhyun berlebihan jika mengasumsikan minseok seperti seorang psikopat.

Tetapi saat dia akan menuruni tangga tiba-tiba kakinya tersandung satu sama lain sehingga keseimbangannya runtuh.

'tidak! Jangan mati seperti ini' teriak batin baekhyun was-was. Matanya terpejam erat menantikan segala rasa sakit benturan yang nanti mungkin di dapatkannya.

HUP-

"Arrggkk!" 'apa ini? Kenapa rasa sakitnya tidak seperti kepala terbentur keras atau semacamnya. Seperti ada yang menarik semua syaraf kepalaku. Sial rambutku!'

"Untung masih sempat"

Suara ini. Baekhyun merinding mendengarnya.

.

.

"YAKKK! LEPASKAN TANGANMU DARI RAMBUTKU BODOH"

"Kalau kulepaskan maka kau akan terjatuh"

"BRENGSEK. AWW INI SAKIT SEKALI.. AW AW ARGKK"

Pemuda yang menyelamatkan nyawa baekhyun melirik sebentar posisi tidak elit mereka saat ini. Baekhyun berada pada anak tangga ke empat dengan tubuh 61 derajat kemiringan jauh lebih tajam dari menara Pisa di Roma. Wajahnya menghadap bawah lantai, turunan tujuh anak tangga lagi yang harus terlewati jika tadi dia benar-benar jatuh menggelinding. Sementara pemuda yang memberikan pertolongan darurat berada dua tingkat lebih atas darinya yaitu dengan menarik ujung rambut panjangnya kencang sekali.

Bisa kau bayangkan betapa sakitnya baekhyun saat ini. Untung saja tangga sebelah timur jarang sekali di lewati meski di jam istirahat karena tangga ini menjurus ke ruangan lab-lab di sekolah itu. Mau di taruh mana muka cantiknya jika ratu sekolah yang terkenal centil dan biang onar terlihat dalam posisi tidak elit seperti ini. Hell.

"KALAU BE-ARGKK! KENAPA KAU SEMAKIN MENARIKNYA! YAKK PARK CHANYEOL LEPASKAN TANGANMU KALAU TIDAK-"

"Kalau tidak apa hemh.." secara cepat tubuhnya berputar arah menghadap atas tetapi masih dengan kemiringan dan posisi yang sama hanya saja tangan penolongnya yang awalnya digunakan untuk menarik rambutnya sekarang berpindah pada pinggangnya.

Pemuda yang dipanggil Park Chanyeol itu membungkukan badannya untuk menyanggah tubuh sexy baekhyun dengan menuruni dua anak tangga hingga sejajar dengan ratu centil itu.

"Apa kau akan membuat skandal lagi tentangku dengan mempengaruhi semua wanita murahan itu untuk merayuku" nafas pemuda ini begitu dekat hingga menerpa wajah cantiknya.

Baekhyun bungkam. Mulutnya terkunci seketika.

Srek.

Bugh- "Aw~" pekik baekhyun ketika punggungnya menatap dinding. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Park Chanyeol si 'King Size' sekolah ini. Kedua tangannya memegang pundak baekhyun dan matanya memandang tajam sang objek.

"Katakan Baek, apa kau akan melakukan itu lagi?" ucapnya lagi di depan muka baekhyun yang terlihat pasrah dan diam saja.

"Baiklah akan kubuat kau bicara" Sedetik kemudian benda kenyal yang lembut menerpa bibirnya. Baekhyun melototkan matanya atas keterkejutan ini.

"Mmmpph- " chanyeol menggerakkan bibirnya mengecap bibir atas baekhyun lalu berpindah kebawah secara bergantian. Dia begitu menikmati bibir manis itu hingga menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri untuk memudahkan aksinya memakan bibir favoritnya ini . Tangannya berpindah melingkari pinggang sang gadis untuk lebih rapat padanya.

Lidahnya mengetuk-ketuk belah bibir baekhyun yang tertutup rapat sambil menjilatinya, meminta izin pada sang pemilik untuk membuka gua hangatnya. Karena respon pasif yang didapatnya dengan itu dia langsung menggigit bibir bawah baekhyun keras sampai terdengar pekikan kecil, tak menyiakan kesempatan chanyeol langsung melesakkan lidahnya membelai rongga mulut baekhyun.

"Nngghh chan-mmh yeol~" bunyi itu seakan menambah gelora gairah sang dominan untuk melakukan lebih pada tubuh sang gadis. Kedua tanggannya yang semula memegang erat pinggang baekhyun kini mulai memasuki baju seragam meraba-raba perut sexy gadisnya, sedangkan tangan yang lain meremas payudara baekhyun tanpa melepaskan kaitan branya.

Astaga baekhyun bisa gila kalau keganasan pria ini dibiarkan saja. Payudaranya diremas dengan kuat, putingnya mengeras dengan cepat akibat dijepit tangan besar itu.

"Nngghh hhh mmph.. chanhh-" nafas baekhyun tidak beraturan karena sejak tadi tidak di beri kesempatan untuk memasok udara. Tangan lentiknya mencoba mendorong tubuh si tinggi yang masih asyik menghisap dan bertarung dengan lidahnya.

Kegiatan ini tidak akan berakhir jika-

"AHKHEMMM"

-sebuah suara tidak muncul untuk menghentikan segalanya.

Menyadari adanya sosok lain, baekhyun dengan cepat menginjak sepatu chanyeol kelewat keras. Terdengar pekikan sang jantan yang meraung karna kesakitan.

"AW BAEK.. tidak perlu menginjak sepatuku juga kalau ingin berhenti"

"LALU APA! KAU INGIN AKU MENENDANG PENISMU BEGITU"

Baekhyun sudah tidak peduli kasih -eh tempat maksudnya kalau nanti ada yang memergoki dia yang sedang berkata kotor. Toh ini tempat termasuk wilayah aman untuk bercin- cengkrama(?) dengan bebas.

Chanyeol yang semula masih sibuk memijati kakinya kini bersendekap menghadap baekhyun angkuh. "Kau akan menyesal kalau nanti tidak bisa menghisapnya lagi"

Baekhyun melototkan matanya, dia akan membalas omongan pria kelebihan hormon ini jika saja sebuah suara yang sejak tadi di acuhkan kembali berdengung di kedua telinganya.

"HENTIKAN PEMBICARAAN KOTOR KALIAN"

Sesosok mungil lainnya mulai menaikkan oktaf suaranya yang menggelegar sejauh radius 20 km. Mukanya terlihat memerah seperti sangat marah atau ... atau itu. Ya gadis mungil satu ini sudah berdiri lama dengan posisi beku menghadap dua objek yang sejak tadi sedang berciuman panas.

"Minseok u-unnie.." Baekhyun terbata mengatakannya, antara terkejut dan ketakutan bercampur jadi satu saat ini. Bagaimana tidak adegan tidak senonohnya harus dilihat oleh orang lain apalagi jika orang itu adalah Kim Minseok. Dunia bisa saja runtuh saat itu juga kalau saja-

"Oh hai Minseok noona, kenapa kau bisa disini?"

-pertanyaan bodoh dari si Park ini tidak segera menggenggamnya. Fiyuhh~

Anehnya Minseok hanya menolehkan kepalanya tak menanggapi penuturan basa-basi dari si 'King Size' Jahanam ini. Dia seolah tak peduli. Apa benar gadis ini begitu membenci laki-laki super brengsek macam tengik chanyeol. begitulah kira-kira pertanyaan dari otak sexy baekhyun yang terisolasi.

Suasana hening sesaat hingga suara ketukan sepatu melangkah ringan seperti menaiki tangga hingga atas. Semua mata menoleh kecuali mata orang tersebut yang hanya terlihat fokus pada satu objek saja.

"Kenapa bisa disini, apa kau mencariku?" tanya sosok itu penuh kelembutan. Tangannya menggenggam erat sang gadis dengan hati-hati seakan takut bila tergores benda tajam.

"A-aku.."

Belum selesai bibir itu berucap sebuah telunjuk sudah menyuruhnya berhenti tepat diatasnya tanpa permisi. Lalu sang pelaku menolehkan kepalanya kebelakang menatap dua tersangka utama yang membuat kekasihnya badmood hari ini.

"Park Chanyeol, sudah kubilang jangan mengganggu kekasihku lagi dan kau juga Byun Baekhyun cepat rapikan bajumu jika tidak mau dianggap wanita gampangan"

SHIT. BAEKHYUN LUPA ITU.

Baekhyun yang cepat menyadari segera melihat penampilannya yang terbilang agak berantakan dengan baju seragam kusut dan rambut acak-acakan. Dia membalik tubuhnya lalu merapikannya dengan buru-buru. Sementara laki-laki satunya masih stay cool bersendekap dengan dagu yang sedikit ditinggikan.

"Wow seorang Bapak Ahli Biofisika sudah datang rupanya" ternyata si Park ini menjadikan semua hal adalah lelucon baginya.

"Bapak Kim Jongdae yang agung, maaf-maaf saja ya aku juga sudah punya kekasih yang lebih sexy dari punyamu" dengan cepat tangannya menggapai pinggang si mungil baekhyun dan merapatkan pada dadanya.

"YAKK! LEPASKAN TANGANMU PADA PINGGANGKU CHANYEOL" meskipun baekhyun sudah memberontak tetap saja tubuhnya susah bergerak jika sudah dililit seperti ini.

Kim Jongdae, pria yang baru saja datang dan kini masih menggenggam tangan Minseok hanya terkekeh mendengar ucapan chanyeol yang sedikit sombong. Karna tak mau kalah dengan posisi yang dilakukan sang dominan lain maka jongdae sebagai seorang pria baik juga akan mengikuti kelakuan chanyeol yang sekarang sudah memeluk Minseok dari belakang dengan kepala yang bersender di bahu kanan si mungil.

"Lihat bagaimana wanitamu tidak mau kau sentuh, sedangkan aku tidak perlu berlaku kasar maupun memaksa hanya untuk melakukan ini" mulut yang barusan berucap itu kini mulai mengecupi leher jenjang kekasihnya tanpa permisi.

"Akkhh.." dengan kurang ajarnya jongdae meninggalkan jejak merah pada perpotongan leher minseok setelah menghisap lalu menggigitnya dengan keras hingga pekikan tertahan dari bibir mungil itu terdengar.

"Kau lihat tanda ini bukan, itu berarti gadis ini adalah milikku" gadis dalam pelukannya sangat malu hingga menundukkan wajahnya, entah kemana jiwa ganasnya hilang tersapu angin jika menyangkut lelaki yang memeluknya kini.

Chanyeol berdecih. "Kekanakan sekali, aku yang sering mengeluar-masukkan penisku pada vagina baekhyun saja tidak pamer sepertimu"

Omongan frontal dari laki-laki mesum ini memang tidak tau tempat dan situasi dimana sekarang tidak hanya baekhyun objek yang dibicarakan wajahnya sangat memerah menahan malu dan amarah tetapi sepasang kekasih didepannya juga langsung saja melepaskan pelukan saat itu karena dirasa kalimat itu membuat salah satu dari mereka terangsang. 0..0

Jongdae salah tingkah sekarang, sungguh. Pasalnya dia hanya siswa sekolah menengah yang mendapat predikat sebagai 'Smartest King' tahun ini dalam bidang sainsnya sebagai peneliti sukses tentang dunia binatang. Oh bahkan perkawinan mereka saja salah satu bonus baginya untuk menjadi dewasa secara tanda kutip –manusia.

Lalu bagaimana dengan pemberian tanda kepemilikan yang dilakukan pada minseok barusan? Apa itu salah satu dari cara belajarnya melalui dunia binatang?

Kejadian awkward ini rupanya membuat bosan salah satu penonton setia drama kuno ini yang sedang berdiri tenang menyimak sedari tadi bersender pada tembok pembatas antara gedung ini dengan gedung sebelah.

Dia menguap malas seakan mengejek pemeran tokoh yang tidak bergerak ataupun membalasnya setelah kalimat vulgar muncul dari mulut tajam tokoh lain.

Pemuda ini berjalan pelan sambil memasukkan kedua tangannya pada saku celana seragamnya. Dia mendekati laki-laki yang masih memerah wajahnya.

"Hyung, kau ini lemah sekali. Baru dikatain begitu saja sudah berkeringat"

Pemuda yang diketahui memiliki kulit tan dengan gelar 'Sexy King' itu kini melirikan wajahnya pada gadis disamping jongdae. "Ck, kalian benar-benar pasangan yang payah"

Minseok yang sedari tadi terdiam kini mengangkat wajahnya yang juga masih memerah semakin terlihat pekat karena emosi mendengar celetukan pemuda di depannya. Tangannya sudah memiliki ancang-ancang untuk memukul kalau saja suara sialan pemuda lain tidak menyahuti dibalik punggung pemuda ini. Dia Park Chanyeol.

"Wah Kim Jongin, seharusnya kau mengajari kakakmu itu untuk lebih berani lagi dalam bertindak. Bagaimana ya dia terlau kolot untuk urusan percintaan" kekehan nista itu kini menghiasi senyum lebar kelewat idiot, laki-laki telinga peri itu.

Baekhyun yang tidak betah dengan situasi yang menyebalkan ini, dia melepas paksa lilitan lengan chanyeol pada pundak dan pinggangnya. Agak susah sih, tapi dibarengi dengan injakan mautnya –lagi, laki-laki itu langsung mengumpat cepat.

"YAK! BYUN BAEKHYUN.. kenapa kau menginjak kaki ku lagi" desis Chanyeol meringis. Kakinya berdenyut dibalik sepatu sekolah mahalnya. Dia tidak bisa membayangkan nanti apakah jari kakinya akan lecet atau malah berubah bentuk.

Tanpa peduli bagaimana ekspresi kesakitan sang 'King size' itu Baekhyun langsung berlalu menaiki tangga dengan menyenggol pundak Jongin terlebih dahulu lalu menggapai tangan gadis mungil lainnya untuk mengajaknya pergi.

"Ayo pergi unnie"

Secepat itu dia berkata, secepat itu pula langkah kaki mereka terdengar menjauh.

"Aisshh, wanita itu benar-benar.. kau harusnya mengajarinya tata krama Chanyeol hyung jangan hanya bercinta saja"

TUK~ pukulan ringan dari kepalan tangan Jongdae tepat mengenai pelipis Jongin.

"Kau sendiri masih kelas satu, sudah berani minta sopan santun pada seniormu.."

".. Sedang apa kau disini, datang-datang sudah mengejek hyungmu eoh~ dasar dongsaeng kurang ajar!" Jongin mengusap pelipisnya dengan kesal, bukannya berterimakasih sudah diselamatkan dari mulut busuk Chanyeol malah hyungnya memukul kepalanya. Menyesal tentu saja.

"Aku pergi, kalian sungguh merusak moment indahku dengan Baekhyun tadi"

"Chanyeol hyung aku ikut denganmu saja, seseorang disini baru saja mengataiku "

"Terserah" Chanyeol acuh dan tetap melangkahkan kakinya pergi. Jongdae melotot melihat kelakuan adiknya. Sial saudara macam apa itu. karena terlalu fokus dengan Jongin dia sampai lupa punya urusan dengan pria tiang satunya.

"CHANYEOL URUSAN KITA BELUM SELESAI, INGAT ITU" teriakannya menggema di lorong itu menghantar telinga si peri yang sudah terlanjur berbelok di koridor sebelah kanan.

"Menyebalkan sekali, gara-gara mereka aku sampai lupa eksperimenku di lab. Setelah ini aku harus mendatangi minseok dan menjelaskan semuanya" gumam Jongdae lalu kembali menuruni tangga menuju ruangan favoritnya. Memang sejak tadi jongdae mengenakan baju khas labnya yang berjubah putih karena saking tergopohnya dia mendengar teriakan minseok kekasihnya.

.

.

KRINGG~

Bel tanda berakhirnya pembelajaran berbunyi. Hari sudah sangat sore dan seluruh siswa berhamburan keluar kelas menuju parkiran.

"Minseok unnie, kita pulang bersama ya" tawar Baekhyun yang sengaja menunggu sunbaenya tersebut di parkiran. Kelas tiga memang akan keluar sedikit terlambat daripada tingkat satu dan dua, entah apa yang dilakukan guru-guru tersebut setelah bel berbunyi. Mungkin melawak –konyol.

"Bagaimana ya, aku sudah ada janji dengan Jongdae-" Baekhyun langsung memasang muka lesuh setelah mendengar penuturan itu.

"-lagipula tumben sekali kau mengajakku pulang biasanya juga dengan dia" tunjuk minseok malas pada lelaki yang bersendekap angkuh bersender pada motor maconya. Baekhyun menolehkan kepalanya 360° bersamaan dengan tubuhnya. Wajahnya langsung tertekuk mengetahui fakta bahwa laki-laki yang mengaku sebagai kekasihnya siang tadi sekaligus telah melecehkan tubuhnya kini mulai mendekatinya.

"Kalau begitu aku duluan ya baek, Jongdae sudah menungguku di gerbang. Bye~" sama seperti yang dilakukan Baekhyun pada Jongin siang tadi pundak sempit itu hanya bisa sebatas menyenggol lengan Chanyeol si tiang yang kelewat tinggi melewatinya dengan acuh.

"Apa-apaan gadis itu, kenapa sikapnya tidak pernah berubah kepadaku. Selalu dingin dan menyebalkan"

"Kau juga untuk apa muncul disini, pulang sana" usir baekhyun secara tidak terhormat.

"Kenapa kau seperti ini baek, sampai kapan kau akan menyiksaku terus"

"Bukannya kau seharusnya senang jika aku tidak mengganggu kesibukanmu itu"

"Kenapa kau ungkit itu lagi, kita sudah menyelesaikannya secara baik-baik bukan" Baekhyun menatap tajam lelaki yang beberapa hari lalu masih begitu dipujanya.

"Kumohon jangan menghindariku lagi, kita bisa bicarakan ini" tangannya mencoba meraih jemari lentik itu tetapi selalu ditolak –poor chanyeol.

Chanyeol hampir saja menyerah dan akan segera berlutut didepan sang pujaan hati kalau saja sebuah mobil yang sangat mahal tidak membunyikan klakson yang sialnya benar-benar merusak telinga lebarnya. Baekhyun saja sampai menutup kedua telinganya karena dengungan itu.

"Hei minggir kalian, menghalangi jalan saja. Kalau ingin syuting drama jangan di parkiran di studio sana. Dasar tak bermodal"

Mulut siapa ini, kenapa kata-katanya sungguh menghina sekali. Lelaki itu mengeluarkan secuil kepalanya di jendela guna meneriaki sang pelaku yang dianggap telah memboikot jalan parkiran.

Oh rupanya si 'Richest King' pantas saja seenaknya kalau berkata.

"Kenapa malah diam saja, cepat minggir aku sedang buru-buru" perintahnya mutlak. Oh Tuhan, bahkan kepala sekolahnya saja tidak mampu menyaingi betapa sombongnya makhluk ini.

Bukan 'King Size' namanya kalau chanyeol mudah patuh dan pergi begitu saja. Seperti de javu bagi ingatan si mungil, terulang lagi adegan tadi siang dimana tubuhnya dipaksa mendekat dengan sekali hentakan kini tubuh mereka saling menempel satu sama lain.

Chanyeol rasanya ingin mengumpati barang siapa yang menulis jalan ceritanya sekarang dimana dia selalu gagal untuk menyelesaikan masalahnya.

WAE? ADA APA DENGAN SEMUA PENGGANGGU INI? –dengan penuh penyesalan author ucapkan bela sungkawa *eh!?

"Kau bisa lewat jalan memutar tuan Kim Junmyeon, tidak perlu membunyikan sound kunomu di depanku" tidak peduli orang seperti apa yang dihadapinya chanyeol akan selalu melawan jika itu membuatnya tak nyaman atau bersangkutan dengan menyakiti kekasihnya.

Lawan dan Hancurkan hingga tak tersisa begitulah motto diktatornya –sadis.

"Haha apa kau sekarang sedang melawak Park Chanyeol-ssi, bahkan sound yang kau bicarakan itu harganya lebih mahal dari pada tanah yang kau pijaki saat ini. Jadi sebelum aku bertambah sombong minggirlah dengan cepat"

Lagi-lagi situasi seperti ini, baekhyun sungguh jengah jika mengingat begitu banyak orang yang membenci kekasihnya ini –oops apakah kau mengakuinya sekarang baek. GILA.

"Bila itu semakin membuat sunbae terburu-buru, maka dengan senang hati aku akan mendengar semua kesombonganmu yang tak berefek apapun padaku itu"

"Chanyeol jangan seperti itu, siapa tau Junmyeon sunbaenim sedang ada urusan penting jadi kita mengalah saja dan pergi dari sini" Baekhyun tidak takut hanya saja berurusan dengan orang berduit seperti ini urusannya akan lebih panjang lagi.

Seperti mendapatkan jacpot, Chanyeol menyeringai tampan pada Baekhyun.

"Aku akan membiarkan lelaki itu lewat dengan mudah..." tunjuknya pada pemilik mobil di depannya dengan tak sopan, "... asal kau menginap di apartementku malam ini. Bagaimana?"

"MWO! Apa-apaan dengan ancaman itu aku tidak mau"

"Kalau begitu aku tidak mau minggir"

"Yasudah kau saja yang disini, aku mau pergi"

"Kau tidak boleh hilang tanggung jawab begitu saja baek"

"Apa maksudmu"

"Kau yang memberikanku pilihan dulu jadi selesaikan ini, jangan kabur"

Wow pintar sekali lelaki ini mencari alasan, baekhyun rasa inilah alasan kenapa julukan 'King size' bisa tersemat indah mengelilingi gelar kekasihnya –yoyoyo baek kau kelepasan lagi. MATI SAJA.

"Demi tumpukan dolar dan emas permataku yang menggunung, tidak bisakah kalian selesaikan ini di tempat lain-"

"-waktuku tak banyak sedangkan kekasihku sekarang sedang merajuk ingin dibelikan manisan buah di tokoh seberang yang 15 menit lagi akan tutup" teriak pemilik mobil frustasi.

Baekhyun yang mendengar alasan itu jadi tidak tega dengan sunbaenya ini. Tidak. Jangan goyah Baekhyun. Fokus.

"Chanyeol lepaskan aku, aku mau pergi"

"Junmyeon hyung urusanmu benar mendesak bukan-" hanya anggukan malas yang didapati chanyeol "-kalau begitu suruh gadis ini menerima ajakanku"

"Ya. kenapa kau ma–"

"Sudahlah Baek, turuti saja kemauan kekasihmu itu. Aku sudah bosan berdebat dengannya. Lagipula bermalam di apartement kekasihnya sendiri apa yang salah, aku dan Yixing juga sering melakukan itu"

'Itu' (?) ayolah apa yang kau pikirkan sekarang baek, mereka pasangan normal tidak seperti kau dan chanyeol yang mengartikan lain. Aish mukamu memerah.

"Bukan seperti itu sunbae, hanya saja saat ini kami–"

"Ah kau lama sekali, hyung kau turunlah dari mobil pakai motorku saja biar cepat" dengan gerakan lihai Chanyeol melempar kuncinya dan segera memasukkan tubuh Baekhyun ke dalam mobil, disusul Junmyeon yang turun dari kursi kemudi lalu digantikan oleh Chanyeol.

"Tidak perlu berterimakasih, cepat pergilah sebelum tokonya tutup. Aku pinjam mobilmu sebentar ok"

Tanpa basa-basi lagi mobil 'Gold' itu meluncur dengan mulus. Sementara sang pemilik sebenarnya masih terdiam seperti orang tolol dengan kunci motor di tangannya.

"Ternyata kau masih disini chagie~"mendengar suara kesayangannya Junmyeon langsung menolehkan kepalanya. Kekasih manisnya ternyata menyusulnya sampai disini rupanya.

"Aku tidak mau masuk mobilmu jika keinginanku belum kau penuhi,.." raut mukanya yang awalnya kesal dibuat-buat berubah ketika, "...eh tapi dimana mobilmu kenapa kau bendiri disini sendirian"

"hhh~ mobilku di bawa kabur oleh si Park Jahanam Chanyeol barusan"

"APA! Lalu kita pulang naik apa?"

"Dia memberiku ini" junmyeon menunjukkan kunci motor chanyeol dengan ukiran phoenix pada gantungannya.

"Apakah itu motornya?" tunjuk Yixing pada benda bermesin di belakang punggung kekasihnya.

"Sepertinya" hendikkan bahu itu menjawab segalanya.

"Wah~ kalau begitu aku tidak ingin manisan buah lagi, ayo chagie kita jalan-jalan keliling kota menggunakan ini saja" hebohnya sambil bertepuk tangan senang mengitari motor chanyeol. Kekakanakan sekali, bagaimanapun beginilah tipe ideal tuan dollar.

Junmyeon tidak menyangka kalau hal semacam ini saja begitu membuat kekasihnya bahagia, bukankah uang dan segala harta yang dia punya selama ini sudah cukup baginya. Wanita sungguh sulit dimengerti –hey kau pikir hanya uang yang wanita pikirkan, kenyamanan juga penting. *author tersulut emosi ˋω´

"Emmb sejujurnya.." tuan kaya ini sedikit ragu untuk mengatakannya, tetapi begitu melihat wajah kekasihnya yang menunggu jawaban dia jadi percaya diri.

"...aku tidak bisa mengendarai motor baby, hee~" cengiran kaku menghiasi wajah rupawan lelaki ini.

Krik krik krik

Butuh beberapa detik bagi sang feminim menyadari itu semua. Mukanya yang semula terlihat cerah berubah suram secara mendadak.

Junmyeon menelan ludahnya susah. Welcome to The hell tuan kaya. Batinnya.

Yixing mengecek jam tangannya sebentar, lalu dengan cepat bertolak pinggang di hadapan kekasihnya.

"Aku menunggumu sampai jam 7 malam di rumah, kalau kau tidak datang tepat waktu membawa semua pesananku, kita selesai"

"APA! Baby jangan lakukan ini lagi, bagaimana aku bisa pergi jika mobilku saja baru di curi"

"Aku tidak peduli, salah sendiri tidak bisa mengendarai motor"

Sial hanya karna itu. rasanya dia ingin sekali menenggelamkan sekolah saat ini juga, jangan kira pesanan seperti apa yang diinginkan kekasihnya ini. Jinjha UNBELIEVABLE.

Dia harus segera meminta bantuan adik bungsunya, Kim Jongin. Setelah itu baru dia akan membuat perhitungan dengan Park Chanyeol, biang keladi semua masalah ini berawal. Thats right.

.

.

Mobil canggih itu berhenti di depan gedung yang tinggi. Seorang lelaki tampan terlihat keluar dari mobil dan berlari kecil membuka sisi pintu yang lain, menarik paksa sang penumpang untuk mengikuti langkah panjangnya.

Setelah memasuki lift, barulah genggaman tangan itu terlepas. Chanyeol menekan angka 27 sebagai tujuan mereka. Ada waktu yang bisa dimanfaatkan untuk berbincang seperti saat ini.

"Bisa tidak melakukannya dengan pelan, appoyo~" Baekhyun menggosok pergelangan tangannya yang sakit.

"Kau pasti akan kabur lagi jika aku tidak menggenggam tanganmu" dengan lembut tangan besar itu meraih pergelangan si mungil yang memerah lalu mengusapinya pelan.

"Cih, bahkan jika aku menghilang sekalipun kau masih tetap bisa menemukanku"

"Benar. Itulah yang namanya telepati cinta" baru digoda begitu saja sudah membuat wajahnya mencair –lumer sekali kau baek-_-

Chanyeol mau mau saja jadi tukang ahli gombal mengingat kekasihnya ini begitu menggemaskan jika tersipu. Hasratnya selalu meninggi atas apapun yang di suguhkan oleh raut muka imut itu.

Setelah bunyi lift terbuka Chanyeol segera menyeret tubuh mungil itu memasuki tempat tinggalnya yang terbilang luas dan megah itu.

"Astaga kenapa berantakan sekali, perasaan baru kemarin aku membersikannya" Baekhyun mengoceh sambil mengelilingi ruangan yang ternyata di dominasi warna hitam-caramel itu setelah pintu utama apartement dibuka.

"Kemarin yang mana? Perlu kuingatkan sudah tiga hari kau mengacuhkanku dan berhenti menginap disini"

"Lalu kenapa kau tidak menyuruh pelacurmu membersihkan kekacauan ini, kenapa malah menungguku" Chanyeol menggeram, susah sekali menjelaskan kesalapahaman pada kekasih keras kepalanya ini.

"Astaga Baek! Kenapa kau punya fikiran seperti itu, apa waktu itu yejin kurang jelas memberikan pengertian padamu kalau kita hanya berteman saja lagipula dia juga sudah memiliki kekasih"

"Aku tahu, bukan masalah itu"

"Lalu apa, oh pasti karena para gadis itu yang selalu mendatangiku setiap pagi. Bukankah mereka adalah hasil hasutanmu sendiri Ny. Park?"

Chanyeol mengangkat dagu lancip itu ke atas dengan jempol dan jari telunjuknya. Dia mendekatkan wajahnya lalu berbisik disekitar dagunya.

"Apa aku salah hem" tiupan angin kecil di lubang telinga Baekhyun merupakan sentuhan terakhir pada gadisnya.

Baekhyun itu cepat sekali terangsang, hanya dengan rabahan ataupun sentuhan pada daerah sensitifnya dia sudah merasa panas dan bergairah. Chanyeol yang melihat baekhyun diam sambil memejamkan matanya menjadi was-was. Tidak biasanya begini, digoda sedikit pipi lembut itu akan merona, apalagi disentuh baekhyun pasti sudah mengangkang saat ini dibawahnya. Sedangkan ini...

Mata indah itu akhirnya menunjukkan dirinya. Baekhyun menatap kedua mata jernih didepannya itu secara dalam.

Mereka selama ini memang sepasang kekasih syah beberapa bulan kebelakang. Keduanya menjalin hubungan tersembunyi tetapi secara terang-terangan mengatakan kalau mereka saling memiliki. Chanyeol milik Baekhyun dan Baekhyun adalah kepunyaan Chanyeol –begitu RUMIT.

"Kau tidak salah, aku saja yang ingin mengujimu"

"Menguji apa? Katakan yang jelas"

"Aku benci dengan gelarmu"

Chanyeol mengangkat sebelah alisnya sebagai tanda tak mengerti. Bukannya selama ini hubungan mereka berjalan damai saja bahkan sebelum dan sesudah Chanyeol mendapat gelar 'King Size' di sekolahnya. Lalu dimana letak kebencian Baekhyun?

"Kau-" Baekhyun menuding wajah Chanyeol dengan telunjuknya "-menyebalkan dengan wajah tampan seperti itu, aku benar-benar benci melihat rambut berapimu yang menyala" setelah berucap seperti itu Baekhyun langsung mengalihkan wajahnya dan melangkah memasuki ruang tamu. Sedangkan sang lelaki tersenyum sendiri seperti orang gila yang baru waras. Oh ternyata itu alasannya. Manis sekali kekasihnya ini.

"Baek- "

"..."

"Baekbee-"

"..."

"Baekbee sayang~"

"Baekbee saaayaang~ Cintaku kekasihku ibu dari anak-anakku jangan mengalihkan wajahmu seperti itu lihat aku"

OH SHIT. Berhentilah bersikap seperti itu Park Chanyeol, kau semakin membuat wanitamu memerah menahan malu. Kekasihnya ini benar-benar IDIOT. Sudah berapa banyak muka yang harus disembunyikan Baekhyun dalam satu hari ini mengetahui Chanyeol selalu berhasil meninggikan kadar warna merah pada wajahnya.

Duduk di sofa berdempetan dengan tangan chanyeol yang berusaha menggapai wajah Baekhyun supaya menoleh padanya, membuat posisi keduanya semakin bergeser sedikit demi sedikit hingga ke ujung sofa. Apalagi Chanyeol tidak berhenti menggodanya dengan menyebutkan kata itu berkali-kali.

"Hayoo- kau mau lari kemana?" Baekhyun sudah akan bangkit berdiri untuk duduk di kursi seberang karena terpojok tapi gagal ketika pinggang rampingnya lagi-lagi jadi sasaran empuk tangan nista sang lelaki yang menariknya paksa duduk menyamping di pangkuannya.

"Sayang~ kenapa kau tidak katakan dari awal jika tidak menyukai warna rambutku?" Baekhyun masih bertahan untuk tidak melihat wajah menyebalkan kekasihnya –eyyy sudah diakui tuh. BODO'

Chanyeol tidak mendapat tanggapan bahkan yang di ajak bicarapun tidak menolehkan wajahnya sedikitpun. Tangannya iseng merambat memasuki seragam sekolah yang masih melekat pada wanitanya, lalu dengan cepat meremas keras gundukan kenyal dibalik bra yang di pakai Baekhyun.

"Aakkhh.." Baekhyun menatap tajam sang pelaku utama yang saat ini sedang tersenyum lebar ala om-om mesum.

"Apa harus diremas dulu baru mau menoleh padaku, tau begitu daritadi saja aku melakukannya"

"YA. DASAR PARK MESUM! LEPASKAN TANGANMU DARI DADAKU" Baekhyun berusaha memberontak mencoba melepaskan tangan Chanyeol yang masih setia membejati payudaranya didalam baju seragamnya. Bahkan remasan itu semakin menjadi kala tubuhnya ikut bergoyang diatas pangkuan Chanyeol, yang malah membuat sensasi panas tersendiri pada benda hidup dibawah sana.

Jangan bangun. Jangan tegang dulu. Kau pasti akan mendapatkan rumahmu sebentar lagi jagoan, tunggu sampai kesalahpahaman ini selesai. Rapal Chanyeol pada juniornya. FUCK- NIKMAT INI HARUS DIHENTIKAN SEBELUM TERLAMBAT. Meski disayangkan.

"Diam baby.. sshh" suara sang lelaki terdengar serak seperti diliputi kabut gairah yang tebal. Bagaimana Chanyeol tidak terangsang ketika melihat seorang wanita sexy duduk diatas pangkuannya sedang menggoyangkan pantat montoknya tepat di atas kesejatiannya, ditambah payudara lembut itu ikut memantul-mantul dalam genggaman sebelah tangannya. Oh God- dirinya tak kuasa menahan seluruh hasrat biadab dalam tubuhnya.

Baekhyun memang sudah biasa diperlakukan seperti ini oleh Chanyeol. Mereka bahkan sering bercinta disetiap kesempatan yang ada. Tubuhnya sering dilecehkan entah itu dada atau bokongnya. Lebih nonekstrem lagi kelakuan ajaib kekasihnya yang suka cipok-cipok tidak jelas di sekitar leher sampai pundaknya meski itu didepan teman-temannya, hingga membuat Tao si polos terkontaminasi minta di cipok juga sama si naga kekasihnya.

Untuk yang semi ekstrem hanya sampai tahap saling mencumbu satu sama lain. Lebih dari freenchkiss yang bermain lidah, tapi juga saling meremas. Chanyeol itu nafsunya tinggi apalagi kalau sama Baekhyun, 3 ronde saja belum kelar. Sedangkan Baekhyun itu suka sekali disentuh makanya mereka itu pasangan mesum yang cocok. Itu kata Minseok sih. –LOH

Kalau sudah level top ekstrem tidak peduli waktu, tempat dan berapa lama prosesnya. Meski angin topan lewat di depan mereka tidak pengaruh, toh mereka sedang menikmati enaknya bercinta untuk apa memperdulikan yang lain.

Sekarang masalahnya mereka sedang bertengkar, situasi dimana bibir Chanyeol sangat gatal ingin melumat kasar bibir merekah kekasih mungilnya dan menandai seluruh tubuhnya dengan kecupan cinta tetapi tidak bisa. Situasi dimana Chanyeol harus bermain solo selama 3 hari belakangan ini untuk menuntaskan hasratnya. Situasi dimana penisnya harus menegang tanpa bisa memasuki vagina ketat Baekhyun. Situasi dimana- STOP BITCH. SHUT UP YOUR FUCKING MOUTH!

Chanyeol mengecup bibir tipis itu ketika pemiliknya mempoutkannya dengan imut. Gemas sekali. Tangannya sudah tidak lagi bersarang di dalam seragam baekhyun, tapi berganti membenarkan sedikit rambut Baekhyun yang berantakan pada poninya. Sedangkan tangan kirinya masih memeluk mesra pinggang kekasihnya sejak tadi. Ini sungguh luar biasa, untuk pertama kalinya dalam hidup penuh hormon gairah seorang Park Chanyeol bisa mengatasi libido nafsunya yang kerap kali berontak ingin lepas. –wow

"Aku akan mengganti warna rambutku kalau kau tidak suka" masih dengan senyuman menawannya, Chanyeol menatap mata sipit bening itu penuh cinta.

"Aku benci mengatakannya, tapi rasanya aku ingin mengurungmu di dalam kamar agar semua orang tidak bisa menikmati wajahmu"

Baekhyun langsung menyembunyikan wajahnya pada leher Chanyeol, menyesapi bau lelakinya yang sudah tiga hari ini begitu dirindukannya –itukan sebabmu baek. Kedua tangannya bergelayut manja pada leher sang kekasih.

"Ouch Baek.. aku semakin mencintaimu ketika kau marah hanya karna ini. Kenapa tidak bicara langsung saja kalau ingin mengurungku di atas kasur membuatku harus bermain solo dengan sia-sia"

PLAKK- tangan lentik itu memukul pundak kekasihnya.

"Kau itu tidak mesum sehari saja bisa tidak sih, aku bosan mendengarnya. Tidak romantis sekali lagian siapa yang ingin mengurungmu di atas kasur aku bilangnya di kamar ya dikamar bukan dikasur apalagi kamar mandi" sungut Baekhyun.

"Di kamar kan juga ada kasurnya, tapi kau juga suka kan kalau dimesumin, mengaku saja eoh"

"Ya. Ya. Ya! jangan bicara sembarangan"

"Buktinya tiap kita bercinta kau selalu bilang 'ohh.. ahhh.. terusshh channhh jangan berhentiihh..' '..ahh ini enakhh tusuk terusshh ohh vaginakuhh' "

PLAKKKK- sekali lagi tangan lentik itu memukul tempat yang sama tetapi lebih keras. Mukanya semerah tomat busuk benar-benar malu ketika mendengar suara Chanyeol sendiri meniru cuplikan desahannya selama ini. Apa sebegitu frontal desahannya? Entalah Baekhyun tidak begitu mengingatnya.

Chanyeol tertawa menggoda ketika mengetahui kekasihnya malu dengan semakin menenggelamkan wajahnya pada lehernya.

"Hey jangan sembunyi seperti ini, masalah kita belum selesai baby" chanyeol terpaksa harus menarik kepala mungil itu yang kelihatan masih betah bermanja pada lehernya.

"Aku memiliki satu pertanyaan, kenapa dengan sikapmu akhir-akhir ini dengan menghasut wanita-wanita itu untuk mendekatiku? Apa kau ingin membuatku berselingkuh?"

Baekhyun menggeleng dan lagi-lagi melesakkan kepalanya pada leher Chanyeol. Merasa tak puas Chanyeol mencoba menarik kepala itu sekali lagi.

"Ayolah Baby~ aku penasaran"

Baekhyun cemberut karena Chanyeol lebih tertarik dengan masalah itu daripada mencoba menggodanya dengan kalimat romantis.

"Aku tidak ingin bilang"

"Kenapa?"

"Kau menyebalkan sih aku jadinya malas bicara padamu" Sepertinya masalah itu agak sensitif bagi Baekhyun mungkin lain kali saja dia tanyakan.

"Malas kog nempel teruss" Baekhyun langsung mendeathglare Chanyeol.

"Oke oke.. jadi sekarang maumu bagaimana, kau ingin aku mengganti warna rambutku?" tanya Chanyeol pada akhirnya takut kalau kekasihnya akan marah lagi jika terus digoda.

"Tentu saja.."

"Deal, besok aku akan menggantinya jadi warna hi-"

"PINK!"

"-tam, MWO!"

"Aku mau warna rambutmu diubah ke warna PINK."

"Tapi baek-"

Cup~

SIAL. Mata puppy itu lagi.

"Okey, tapi sebagai gantinya kita bercinta sampai aku puas bagaimana?"

Baekhyun mengangguk ragu, pasalnya setiap kali mereka bercinta Chanyeol tidak pernah merasa puas selalu kurang dan kurang. Lubangnya pernah lecet karna terus dimasuki benda berurat yang besar, sungguh Chanyeol itu tidak kira-kira. Tapi anehnya tubuhnya selalu siap menerima dan berakhir dengan dia yang mendesah keenakan. Sepertinya memang iya kalau penis chanyeol ditakdirkan untuk lubangnya dan sebaliknya.

"Kau yakin, kau tau sendiri kan kalau ak-" Baekhyun menekan bibir chanyeol dengan jari telunjuknya menyuruhnya berhenti bicara.

"Lakukan sebelum aku berubah pikiran, lagian aku juga merindukan sentuhanmu" ucap Baekhyun yang diakhiri dengan suara bisikan pada kata-kata terakhir.

Dasar telinga perinya yang terlalu lebar atau memang peka sehingga chanyeol bisa mendengar jelas ucapan 'malu-malu kucing' Baekhyun. Dengan sekali sentakan kini tubuh keduanya saling berhadapan. Posisi dimana Baekhyun lebih tinggi daripada Chanyeol membuat wajah tampannya menghadap tepat pada dua gunung kembar favoritnya. Tapi Chanyeol ingin menikmati bibir Bekhyun dulu, maka dia menarik kepala si mungil agak menunduk.

Mereka mulai berciuman menggunakan teknik basah yang kasar dan agak terburu-buru seakan jika mereka berhenti salah satu dari mereka akan menghilang. Bibir-bibir itu saling melumat dalam dan menyesapi rasa masing-masing penuh gairah. Sang dominan sepertinya tidak mau berlama-lama, lidahnya sudah gatal ingin menyapa lawan mainnya di dalam gua manis kekasihnya.

Tangannya berusaha membuka kancing seragam Baekhyun tidak sabaran sampai ada dua kancing yang terputus karna gerakannya telampau terburu. Sebenarnya si mungil hendak protes tetapi bibirnya tertahan dengan mulut lelakinya yang masih betah bermain dengan lidahnya. Sedangkan tangannya sendiri lebih memilih meremas rambut merah menyala Chanyeol, yang sebenarnya kalau boleh jujur Baekhyun selalu terangsang melihatnya. Kekasihnya terlalu tampan dan menggairahkan dengan rambut seperti itu. Dengan poni yang dibiarkan berdiri mempertontonkan jidat laknat yang selalu dipuja Bekhyun. Sungguh berasa ingin orgasme dengan cepat kalau setiap dia bercinta nanti. Baekhyun tidak ingin gila dengan gairahnya, tapi sekarang itu mungkin saja terjadi.

Kehabisan nafas dalam kamus bercinta chanbaek hampir tidak pernah ada, karna mereka akan saling bertukar nafas memompa kedalam mulut satu sama lain atau setidaknya mengambil nafas sebentar disela-sela ciuman mereka. Sebagai gantinya saliva mereka yang tak tertampung akan melumer keluar dari bibir yang lebih tipis mengalir membasahi leher jenjang itu hingga dada. Chanyeol itu Good Kisser pantas saja Baekhyun pasrah ketika bibirnya dinikmati dengan rakus oleh kekasihnya.

Tidak hanya bibirnya saja yang terampil bermain tetapi tangannya yang sudah berhasil membuka baju seragam baekhyun kini sudah berusaha membuka rok sekolah yang terbilang pendek itu pada pinggul indah kekasihnya. Dibantu Baekhyun akhirnya semua benda menyebalkan yang biasa mereka pakai ketika pembelajaran sekolah itu teronggok tidak elit dibawah sofa. Pemiliknya sendiri masih saling memanggut dengan penuh sensual dan gairah. Tangan kekar itu mengelus punggung sang wanita menemukan kaitan bra yang mengganggu kegiatannya nanti.

TIK~

Akhirnya bra bunga-bunga itu juga harus lolos dan terbuang bersamaan dengan baju seragam Chanyeol yang juga ikut terlepas akibat ulah tangan baekhyun yang lebih terampil daripada Chanyeol. Bahkan dia tidak merasakan jari-jari itu membuka kancing bajunya. Apa Baekhyun bisa bermain sulap? Lupakan-_-

Tubuh keduanya saling menegang satu sama lain ketika bisa merasakan gesekan panas kulit dada masing-masing. Chanyeol topless dengan celana seragam yang masih melekat sedang Baekhyun masih meninggalkan celana dalam berendanya yang masih melekat apik menutupi kewanitaannya. Chanyeol merebahkan tubuh Baekhyun hingga terlentang pada sofa dengan dia yang menindihnya. Mata mereka saling memuja satu sama lain, memancarkan hasrat begitu besar yang belum tersampai.

"Kau begitu cantik baek.. aku beruntung memilikimu" puji Chanyeol sambil mengusap peluh pada dahi sang kekasih yang baru mereka ciptakan akibat ciuman panas bermenit-menit lalu. Baekhyun tersenyum mendengarnya, dia ikut-ikutan mengusap keringat disekitar pelipis kekasihnya.

"Aku tahu, sekarang cepat lakukan jangan banyak bicara" Bibir yang sudah bengkak dan memerah itu mengeluarkan kalimat perintah pada lelaki diatasnya.

"Wow-wow Baek, tidak sabaran sekali aku tidak akan pergi kemana-mana sayang –cup"

Mereka berciuman kembali kali ini lebih pelan dan lembut. Chanyeol terus menyesapi bibir tipis itu atas bawah bermaksud menjadikan setebal miliknya, tapi sia-sia saja karna bukan semakin tebal tapi semakin memerah dan manis untuk terus dilumat. Baekhyun yang merasa kalau kegiatanini terlalu lama mulai mengarahkan tangan kekasihnya untuk meremas payudaranya.

Rasanya masih tetap sama meskipun sudah tiga hari tak pernah menyentuhnya. Kenyal dan lembut, begitulah jari-jarinya mengatakan betapa indahnya dada Baekhyun. Bosan dengan bibir, Chanyeol menuruni dagu menuju leher Baekhyun mengecapi dan memberikan kissmark disetiap jengkal kulitnya.

"Ahhh channhh..." Baekhyun mendesah keras ketika mulut kekasihnya sudah sampai pada puncak putingnya yang mengeras tanpa permisi dengan menggigitnya. Tangannya meremas surai merah itu dengan acak penuh penekanan disetiap helai rambut yang berhasil dicapai.

"Jangan digigit tiba-tiba bodoh.. sakitthhh" umpat Baekhyun disela-sela kegiatan remasan dan hisapan pada payudaranya. Chanyeol sebagai pihak yang dicerca tersenyum mendongakkan wajahnya tanpa menghentikan kegiatannya.

"Habisnya aku gemas dengan putingmu yang seakan menantangku"

"Bodoh. Cepat selesaikan.. kita belum mandi ini sudah malam"

Tanpa disuruhpun Chanyeol segera melepaskan seluruh pakaian yang masih melekat pada tubuh mereka hingga sekarang tidak ada satupun benang yang menutupi tubuh keduanya. Chanyeol menarik paha Baekhyun untuk memeluk pinggangnya, merapatkan bagian bawahnya yang masih belum turn on berharap mendapat rangsangan dahsyat dari gesekan vagina Baekhyun.

"Sshh Baekkhhh.." gesekan itu makin bertambah dibantu dengan remasan Baekhyun pada penis Chanyeol agar lebih cepat tegak.

Chanyeol memasukkan jari telunjuknya pada lubang sempit itu, mengoreknya semakin dalam dan sesekali mencubiti clitoris Baekhyun. Semuanya terasa luar biasa hingga Baekhyun hanya bisa mendesah dengan mata terpejam dan mulut terbuka. Chanyeol menambahkan dua jari sekaligus untuk mempermudah aksinya nanti, tapi itu berimbas pada keadaan kekasihnya yang mengejang dan melengkungkan tubuhnya dengan cepat. Ya Baekhyun orgasm terlalu cepat bahkan sebelum Chanyeol memulai menggerakkan ketiga jarinya. Ck.

"Cepat sekali, kau benar-benar sedang bergairah ya"

"Diam!" nafasnya masih belum sempurna karna menikmati sisa orgasmenya dan Chanyeol sudah lancang mengomentari cara datangnya. Dia sebenarnya sudah menahannya dari tadi tapi karna gerakan mendadak itu Baekhyun memuncratkan semuanya tanpa bisa dihentikan. Hasratnya tersulut karena penampilan lelakinya yang sangat tampan hari ini tetapi dengan menyebalkan Chanyeol tertawa lalu menghentikan segera setelah Baekhyun melototkan matanya.

"Kita langsung saja ya aku sudah tidak tahan" Baekhyun mendengus mendengarnya.

"Siapa suruh melakukan foreplay lama –ARGKKHH"

Lihat siapa sekarang yang terlihat lebih bernafsu. Chanyeol seperti kesetanan dengan tiba-tiba memasukkan penisnya pada vagina kekasihnya yang basah dan panas. Tanpa menunggu perintah Baekhyun dia langsung menggenjot dengan penuh tenaga. Ternyata birahinya sudah menguasai pikiran warasnya. Chanyeol dia tidak peduli dengan rintihan Baekhyun yang menyuruhnya pelan-pelan.

"Ahhh pelan-pelannhh chanhh ohh ahhh" tubuhnya terhentak kuat seiring dengan tusukan bertubi dari kekasihnya. Baekhyun merasa kali ini Chanyeol berbeda, sepertinya jiwa iblis gairah didalamnya benar-benar kehausan. Kepalanya pusing merasakan kenikmatan yang terus bertambah ini. Setiap kali gerakan chanyeol yang keras dan kasar, baekhyun akan mencengkeram erat lengan berotot itu.

Sudah satu jam lebih mereka terus pada posisi seperti itu mengejar halulea yang tidak ada batasnya. Chanyeol sesekali menyempatkan mulut seksinya melumat bibir tipis Baekhyun yang tidak ada hentinya mendesah sehingga membuatnya semakin semangat mengerjai tubuh kekasihnya.

"Ahh chanhh .. aku akan sampai ahhh.."

"sshh tunggu baekhh.. ahh "

"Aaahhhhhh.. "

Akhirnya Baekhyun melepaskan orgasme keduanya dengan nafas yang memburu. Chanyeol tidak memberikan banyak waktu baekhyun untuk sekedar menormalkannya, dia terus menusuk dengan brutal mengejar keterlambatannya. Kejantanannya keluar masuk memompa vagina baekhyun, hingga pada sepuluh tusukan terakhir Chanyeol mengeluarkan spermanya dengan deras menyembur masuk kedalam.

"Haahh.. Baekhh hahh" setelah mengatakan itu, entah pikiran macam apa yang sedang meracuni otaknya hingga membuat penisnya berdiri lagi dengan begitu cepat padahal belum ada semenit dia mengeluarkan benda pusakanya dari lubang surga Baekhyun.

Baekhyun tersenyum melihat lelakinya yang terangsang lagi merasa belum puas, dia tahu tetapi tubuhnya terasa sangat lengket dan bau keringat jadi sebelum chanyeol memegang kendali terhadapnya dia bangun dari telentangnya untuk menghentikan aksi Chanyeol yang sudah bersiap meluncurkan rudal kerasnya lagi.

"Tidak Chanyeol"

Chanyeol menatap wajah kekasihnya dengan bingung. Apanya yang 'tidak'? Apa baekhyun menolak untuk meneruskan lagi? Lalu bagaimana dengan janjinya yang mau bercinta hingga dirinya merasa puas? Sebelum bibirnya melayangkan protes Baekhyun lebih dulu menyela.

"Ayo kita lanjutkan di kamar mandi saja, tubuhku lengket dan bau" seharusnya dalam hal ini Chanyeol yang punya inisiatif untuk mencari spot yang bagus, bukan hanya mengunci Baekhyun pada satu tempat yang sama untuk terus melenguh dibawahnya. Biasanya juga seperti itu, mungkin karna rasa hausnya pada tubuh sintal kekasihnya yang sudah tiga hari tidak dijamahnya Chanyeol melupakan daratan.

"Baiklah bila itu maumu sayang, mari membasahi diri" seringai Chanyeol tampan. Baekhyun terpekik keras kala Chanyeol tiba-tiba mengangkat tubuhnya seperti karung beras. Mereka menuju kamar mandi bersiap untuk sesuatu yang lebih menyenangkan.

Kita biarkan dulu dua sejoli itu menghabiskan waktu bermainnya.

.

.

"Sehun hari ini kita mau kemana?"

Luhan, gadis kalem dengan sejuta pesona terdiamnya mampu menggelitik ekor serigala Sehun yang sensitif. Malam ini adalah kesempatan kencannya setelah tanggal tua kemarin berakhir dimana seluruh uang jajan Sehun terisi kembali. Maklum pasangan ini akan kencan diluar hanya pada awal bulan saja, entah untuk mengirit atau memang tak bermodal. Sebenarnya dia hanya mengikuti gaya hidup Kim Jongin –teman hitamnya.

Sehun sudah sangat rapi dengan baju couple mereka ketika berdiri di depan rumah sang pujaan hati. Tetapi semua rencana tinggal puing halusinasi ketika sang eomma, Ny. Park istri Tuan Park Ibu dari Kakak Sehun dan Om Chanyeol –begitu kata hani keponakannya- menyuruh untuk mencari lelaki paling diminati disekolahnya. Si 'King Size' yang mana telah menyekap putri seorang Presiden Direktur kosmetik bermerk dikotanya. Byun corp.

"Hun.. jawab aku, kita akan kencan kemana malam ini?"

"Kita tidak jadi berkencan chagia" Sehun menatap sesal kekasihnya. Lihatlah mata itu sekarang berkaca-kaca penuh keindahan –heh apapun yang dilakukan luhan itu selalu indah.

"Kenapa" luhan bertanya hati-hati.

"Aku mendapat tugas penting, sebagai gantinya aku akan mengajakmu juga"

"Apa ini berbahaya?"

Sehun smirk, dia memikirkan hal-hal apa yang akan dilakukannya nanti jika bertemu hyungnya.

"Lebih tepatnya menyenangkan, ayo berangkat"

Luhan tersenyum tak sabar menantikannya, tangannya langsung mengamit lengan pemuda yang lebih muda darinya untuk segera naik ke mobil.

Berdoa saja semoga Luhan tetap menjadi gadis kalem setelah ini.

.

.

TBC/END?


Huwaaa.. aku bikin ff macam apa ini? Astaga tidak jelas sekali. Hiks. Sudahlah aku lelah. Silakan tinggalkan ripiyu jika berkenan klau tidak lupakan saja ff GJ INI. Jujur saja aku bisanya buat ff GS daripada yaoi rasanya itu lebih dapet feelnya tapi kalo bacaanya lebih suka baca yaoi, boy x boy *gubrak hehe

Kalog lanjut riview juseyo~

SALAM CHANBAEK IS REAL^^