SINOPSIS
Daun semanggi berdaun empat adalah lambang keberuntungan – begitulah yang dikatakan oleh orang-orang. Keempat orang itu bertemu. Dan mereka telah berhasil menemukan sesuatu di dalam diri masing-masing. Mereka tinggal di lorong yang sama. Mereka memiliki hal yang sama untuk disukai. Mereka telah berada di kelas yang sama sejak taman kanak-kanak hingga di Universitas saat ini. Tertarik pada hal yang sama. Dan banyak kesamaan lainnya.
Seiring berjalannya waktu, mereka mulai saling mendekat dan berdiri di dasar yang sama. Menganggap diri mereka sebagai empat daun dari daun semanggi berhelai empat – daun keberuntungan. Mereka memang beruntung – sangat beruntung. Hidup bersama orang yang selalu bersama denganmu dan tinggal dengan orang yang sama denganmu. Mereka pasti saling memahami satu sama lainnya, bukankah itu menyenangkan?
Mereka telah terlalu lama hidup di dalam persamaan. Terlalu lama berdiri dengan tangkai yang sama. Dan tentunya mereka selalu memilih jalan yang sama agar keempat daun semanggi itu tidak rusak dan berakhir dengan menjadi daun semanggi tanpa helai. Mereka bahkan memiliki perasaan yang sama pada orang yang berbeda. Mereka sudah terlanjur jatuh dalam lubang yang sama. Tapi pada orang yang berbeda. Mereka sudah terlanjur membuat lubang untuk orang itu, tapi justru yang lainnya lah yang terjatuh ke dalamnya.
Mereka telah terlanjur menjadi satu. Dengan akar yang disebut persahabatan dan batang yang disebut kekompakan dan kebersamaan.
Kim Jongin. Byun Baekhyun. Park Chanyeol. Oh Sehun.
Keempat helai dari semanggi. Helaian keberuntungan. Tapi ternyata helaian itu sudah terlanjur terhalangi oleh bebatuan besar berisikan keegoisan.
Persahabatan. Cinta. Mimpi. Dunia. Kenyataan.
Kelima hal itu egois, kau tahu? Dan sialnya kelima hal egois itu saling berhubungan. Sangat sulit bagimu hanya untuk jatuh di salah satu lubangnya.
Persahabatan yang terlalu lama dan terlalu dekat – itu akan menjadi cinta. Rasa cinta yang kau rasakan akan membawamu ke dalam alam mimpi yang indah. Dan mimpi itu pasti akan hilang saat kau terbangun dan melihat dirimu di dunia – bahwa kau bukanlah siapa-siapa bagi orang itu. Hingga kau sadar di dalam kenyataan, bahwa kau telah jatuh terlalu dalam untuk seorang sahabat yang mencintai sahabatmu yang lainnya. Dan saat kau melihat ke belakang, kau akan melihat sahabat lainnya yang menunggumu. Bagaimana rasanya? Sakitkah?
Bukankah sudah kukatakan, dunia kita ini terlalu egois. Sepertinya kita harus membuat dunia baru dimana kita bisa saling jujur. Dimana bisa mengatakan apapun yang ada di dalam hati tanpa harus takut ada yang terluka.
Hanya ada satu pilihan jalan diantara jutaan jalan untuk bahagia. Dan kau pasti tahu bahwa kau harus memilihnya. Menghilangkan semua ego yang berteriak di dalam hati dan berusaha mencintai seseorang yang menunggumu di sana. Atau memaksakan rasa cinta dan bertahan dengan seulas senyuman palsu di pagi hari.
Seharusnya pilihan itu tidak akan sesakit ini. Tapi ini adalah takdir yang harus kau jalani. Sangat sulit untuk menulis cerita cinta yang seperti ini. Tapi apakah kau mau menangis sendirian di dalam hatimu? Semua memang begitu rumit. Tapi bisakah kau berusaha mempertahankan semanggi itu? Ini memang menyakitkan – aku tahu itu. Tapi akan lebih menyakitkan lagi jika semanggi itu rusak.
Sebuah semanggi berhelai empat. Empat helai semanggi yang saling jatuh untuk yang lainnya. Permata embun yang selalu keluar dari mata itu. Bisakah sang waktu menghentikan ini?
Maaf saya tidak melanjutkan tulisan yang kemarin^^
Ngomong-ngomong, saya memang sedang dalam masa UTS, tapi saya akan melanjutkannya di saat free time
Untuk fic yang satu ini, saya terinspirasi dari daun semanggi yang saya temui di dekat asrama saya
Dan saya hanya akan melanjutkannya jika mendapat respon yang bagus^^
Sampai jumpa di postingan selanjutnya~ ^^
