Dark Naruto Uzumaki

Disclaimer : M.K. Sensei

Chapter 1

Rambut pirang jabrik, mata blue safir, dan 3 kumis di kedua pipi, siapa yang tak kenal dia. Tepat, dia si jincuriki no kyuubi, Uzumaki Naruto.

Anak yang seharusnya merasakan kebahagiaan di masa kanak-kanaknya tapi dia-

-selalu SENDIRI, selalu KESEPIAN, tak pernah merasakan kasih sayang, orang tua? Tidak, ya dia seorang yatim piatu sejak lahir, teman? Tidak juga, tak pernah ada yang mau bermain dengannya.

Dia -Uzumaki Naruto- tumbuh dengan semua penderitaannya, itu bukan jalan yang ia mau. Anak mana yang tak rela bila harus mendapatkan luka di sekujur tubuh setiap hari, yang harus mendengar caci maki dari setiap orang.

sore hari di jalanan desa -konohagakure-, seorang anak berlari dengan gigihnya, alasannya bukan karna dia bahagia bertemu seseorang, tapi demi menyelamatkan diri dari kejaran warga yg hendak menghajarnya.

Bukan pertama kali uzumaki kecil di kejar warga -ditambah beberapa chuunin/jounin- tapi tetap saja akhirnya dia harus berjalan tertatih menuju rumah dengan seluruh luka lebam di sekujur tubuh. Itu sudah menjadi makanan sehari-hari sang bocah.

Seperti kala itu pula dia ditinggalkan tak sadarkan diri seteleh merasakan kebencian dari warga yang mengejarnya tadi. Tak jarang hal ini terjadi dan selalu dia terbangun di rumah sakit desa. Dan dia tau siapa yang membawanya ke rumah sakit pastilah ANBU suruhan kakek -hokage ketiga/Hiruzen Sarutobi- untuk menjaganya (mengawasi).

Mindscape

Naruto POV

'dingin? basah? Dimana aku? 'batinku 'Aku tau pasti ini bukan rumah sakit, pasti ada orang lain disini dan dia yang membawaku. Baiklah sebaiknya aku pura-pura belum sadar dari pingsan ku tadi, setidaknya sampai aku mengerti situasi ini' pikirku untuk saat ini.

"bangun bocah aku tau kau pura-pura pingsan!". Suara seseorang memanggilku.
Jadi dugaanku benar, aku tidak sendiri.

Naruto POV end.

"hehehe baiklah aku ketahuan, kau bisa je...waaa mo-monster!" teriak naruto pada mahluk di depannya.

'tunggu, jeruji? segel? anjing? bukan, kucing? bukan, tunggu dulu, 1 . . 2 . . 3 . . 9 ekor? Kyuubi?' pikir naruto penuh spekulasi dengan apa yang dilihatnya.
Melihat naruto yang terkejut dan langsung tenang kyuubi berpikir naruto bukan anak bodoh.

"kau sudah menyadarinya bocah?" tanya kyuubi dengan seringai di wajahnya.

"hehe kau pasti kyuubi, senang bertemu denganmu kyuu-san, aku Uzumaki Naruto" jawab naruto dengan polosnya memperkenalkan diri, membuat kyuubi sweatdrop mendengarnya.

"heh . . . kau tak takut padaku bocah?" dengus kyuubi seraya bertanya.
"takut? Pada monster dalam kurungan yg di segel? Lupakan" jawab naruto dengan santai.
'besar sekali -ttebayou, andai bisa ku pelihara pasti keren ttebayo' pikir naruto dengan mata berbinar-binar kagum melihat kyuubi.

"berhenti melihatku seperti itu bocah!" bentak kyuubi.
'sial bocah ini tak tampak takut sedikitpun padaku' batin kyuubi.

"hehe maaf kyuu-san, jadi kenapa kau bawa aku kemari?" jawab-tanya naruto kecil.

"baiklah langsung saja, apa kau membenci mereka? 'mereka' yang membencimu, yang tak peduli padamu?" tanya kyuubi yang membuat naruto hanya tertunduk mengingat perlakuan warga padanya, dan merasakan kembali sakit, sakit yang tak bisa diobati dengan obat terbaik sekalipun, sakit yang menumbuhkan kebencian sejati di hati.

"sebelum aku menjawab, aku ingin tanya satu hal padamu kyuubi" ucap naruto masih dengan posisinya merasakan sakit hatinya.

"katakanlah bocah jika itu akan meyakinkan jawabanmu"

"siapa...siapa orang tuaku, orang tua yang mengorbankan anaknya hanya demi desa KEPARAT INIII?" akhirnya pertanyaan penuh amarah itu terlontar dari mulut seorang anak dengan mata yang mengisyaratkan kebencian, entah kepada desa kelahirannya, atau kepada orang tua yang mengorbankannya.

Dilain tempat dikantor hokage, seorang ANBU dengan topeng macan, rambut silver melawan gravitasi, sedang melaporkan tugas pada hokage ketiga yang sedang memeriksa laporan-laporan di mejanya.

"bagaimana keadaan anak itu?" tanya hokage pada si Anbu tanpa melihatnya.

"dia di rumah sakit tadi pingsan, seperti biasa warga memukulinya lagi" lapor si ANBU.

"begitu ya, baiklah kau terus awasi dia, ingat jangan sampai ada yang tau, sebentar lagi aku akan menjenguknya" perintah hokage

"baik hokage-sama, saya permisi" seketika si anbu menghilang dalam kepulan asap.

Kembali ke naruto yang telah kembali ke dunia, dunia yang kejam terhadapnya, setelah kyuubi menjelaskan semua yang diketahuinya dan meyakinkan seorang anak untuk terus hidup demi tujuannya.

'kreett' suara yang menandakan pintu terbuka, menampakan orang tua dengan jubah kebanggaannya yang menandakan dia adalah pemimpin, mulai berjalan memasuki kamar dengan dominasi warna putih ciri khas yang menunjukan rumah sakit, kamar tempat seorang anak yang sedang terduduk dengan kepala tertunduk, tapi pikirannya jauh melayang memikirkan kebenaran tentang dirinya yang didapat dari monster dalam dirinya.

Setelah mengetahui akan siapa dia sebenarnya, ada rasa yang tak bisa diartikan dalam hatinya, bangga, senang, sedih, marah, semua menjadi satu.

"jiji . . " gumam Naruto menyadari pemimpin desa yang telah dia anggap kakeknya itu ada disebelah ranjang dimana dia terduduk. Sedangkan yang dipanggil hanya menatap dengan tatapan sulit diartikan, sedih, kecewa, menyesal, akan apa yang terjadi pada cucunya " . . apa sekarang kau mau menceritakan orang tuaku?"

Akhirnya pertanyaan yang membuat hokage membelalakan matanya, terkejut dengan apa yang didengar, pertanyaan yang ditakuti oleh hokage itu pun terlontar setelah sekian lama dia merahasiakan dari orang lain, terlalu sulit untuk menjawab, entah harus tetap menjadi rahasia atau menceritakan semuanya, dia tak mampu menjawab seakan mulut itu terkunci, dan hanya mampu menatap Naruto dengan tatapan penuh rasa penyesalan.

"aku sudah tau jiji . . . siapa mereka, aku harap kau mau menceritakan apa yang seharusnya aku ketahui? dan kenapa semua itu harus dirahasiakan dariku?" satu persatu pertanyaan itu keluar mudah nya dari mulut kecil Naruto.

Hokage tersenyum sekarang dia yakin apa yang harus dia katakan. Tak peduli dari mana Naruto tau, karna Naruto memang berhak tau tentang orangtuanya itu.

"mereka . . orang tuamu . . mengorbankan diri mereka untuk melindungi konoha, Naruto" suatu pernyataan dari hokage membuat Naruto mengalihkan perhatiannya melihat sang Hokage yang telah dia anggap sebagai kakek itu.

"tapi . . kenapa . . apa alasan mereka menyegel kyuubi pada anak mereka sendiri?" rasa penasaran terlihat di wajah Naruto berharap 'kakek'nya akan mejelaskan.

Hokage berjalan perlahan mendekati jendela dan melihat keluar tak menghiraukan tatapan Naruto padanya.

"mereka . . ingin kau menjadi pahlawan karna kyuubi disegel dalam dirimu Naruto".
Pernyataan itu langsung membelalakan mata Naruto, tapi tak lama Naruto tersenyum, bukan senyum bahagia, tapi senyum yang mengisyaratkan kepedihan.

"beginikah rasanya jadi pahlawan . . "Naruto menatap sendu kedua telapak tangannya dan mengepalkannya erat " . . dibenci seolah aku ini monster yang mereka pikir"

Hokage hanya mendengarkan, tapi di matanya terlihat kesedihan yang mendalam, tak sedikitpun melihat ke arah Naruto, dia tak terkejut sedikpun atas apa yang dikatakan Naruto karna benar adanya dan dia menyadari betul pandangan semua orang terhadap Naruto.

"maka dari itu akan ku tunjukan pada mereka, aku akan menjadi kuat, aku takkan berhenti berusaha sampai mereka tau SIAPA UZUMAKI NARUTO" kata Naruto penuh keyakinan akan apa yang dia ucapkan.

"tapi jiji . . . kau mau melatihku kan? hehehe" tanya Naruto dengan tawa aneh nya. Sukses membuat Hokage sweatdrop mendengarnya.

"tentu . . aku akan melatihmu . . dan buktikan padaku semua ucapanmu itu Naruto!" jawab Hokage dengan senyum lega atas semua yang terjadi.

"SIAP JIJI-SENSEI!" teriak Naruto penuh semangat.

"yosh aku akan berjuang dattebayo!"

3 bulan setelah Hokage berjanji akan melatih Naruto, saat ini disebuah tempat latihan yang jauh dipemukiman warga, seorang bocah dengan rambut kuning jabrik, mata biru langit, tengah kesal entah pada siapa.

"sialll, hokage tua itu mempermainkanku -ttebayo"

"kau berisik sekali gaki"

MINDSCAPE

"kau rubah jelek, kenapa kau tak pernah membantuku hah?"

"bukankah kakek itu sudah melatihmu gaki?"

"kau benar, tapi dia hanya mengajariku Kage bunshin kyuu"

"dan kau belum tau rahasia kage bunshin gaki?"

"maksudmu kyuu?"

"bodoh ! gunakan otak dalam kepalamu itu, sudah aku mau tidur!"

"cih, kau . . . rubah pemalas"

setelah percakapan yang tak membuahkan hasil itu Naruto pun memilih pulang ke apartemen. Tapi di perjalanan ada beberapa warga yang berniat menghajar seperti biasa.

'sebaiknya aku lari sebelum mereka menangkapku' pikir Naruto, tapi sebelum dia lari dia membuat handseal.

"Kagebunshin no jutsu"

pofff

"kau lari lah kesana dan aku akan bersembunyi, jika kau lolos langsung menghilang saja, okee" perintah naruto pada bunshin.

"siap bos"

Setelah Naruto bersembunyi, bunshin itu berlari sekuat tenaga karna dikejar warga, tapi hanya untuk sesaat pengalihan warga.

"e-eh apa yang terjadi denganku, kenapa aku seperti di kejar warga padahal dari tadi aku bersembunyi?" tanya naruto entah pada siapa.

"kau sudah menyadarinya gaki?"

"e-eh kyuu apa maksudmu? dan jangan mengagetkanku rubah tidur!"

"grrr . . kenapa dengan bunshinmu?"

"huh . . dia dihajar kyuu, kasian dia"

"darimana kau tau gaki?"

"aku merasakannya kyuu-

1 detik

2 detik

3 detik

-e-eh tunggu apa ini maksud rahasia kage bunshin kyuu?"

"grrr . . Katakan gaki?"

"entah lah kyuu, intinya aku bisa merasakan apa yang terjadi dengan bunshinku"

T.b.c

RnR please!

Maaf kalo gak seru, maklum fict pertama,
maka dari itu saran dan kritik saya harapkan.