Sil : Ciiaaoo…..! Kembali lagi dengan saya dan teman saya, Sic . Dia yang membantu saya membuat cerita ini dan Sedangkan Just nya lagi buat cerita rate M, AusHung (-_-;)
Sic : Iya, kami akan membuat AmeIta!Fem request dari Ryuna Ohime.
Sil : Iya, daripada kita berbacot ria !
Sic : Kami akan menceritakan ceritanya ^^
Disclaimer : Hidekaz Himaruya !
Rate : T
Pair : AmeIta!fem
WARNING : OOC, OC, TYPO, DLL
America : Alfred F Jones
Italy!Fem : Felicia Vargas
Belarus : Natalia Arlvoskaya
Aku menarik napas pelan. Haaah, pagi ini indah sekali. Syukurlah hari ini cerah, padahal di berita bilang hari ini bakal hujan. Ckck. Jangan hujan deh, aku nggak suka hujan.
" Ah, Felli."
Aku menoleh pelan. Di sana ada cowok berambut pirang berkacamata yang lagi makan permen karet. Alfred F Jones.
" Yo, Alfred, apa kabar? Vee..~~~" Balasku.
" Baik. Kau?" Balasnya lalu menghampiriku, lalu langsung mengacak-acak rambutku.
" Hei, jangan diacak-acak gitu! Kamu tahu nggak, aku nata rambut ini satu jam! Sekarang satu jam-ku dihancurkan oleh tanganmu!" Balasku kesal. Tapi, walau kesal sebenarnya ada perasaan senang di hatiku. Ah, jangan menebak kalau aku suka sama Alfred. Bagiku, Alfred hanyalah "kakak" bagiku. Ya, nggak mungkin aku suka sama dia. Nggak mungkin…
" Ah, Natalia." Ucap Alfred saat melihat Natalia yang sedang berjalan di depan kami. Natalia menoleh, dan seperti biasa, rambut abu-abunya tergerai indah dan panjang. Semua ada yang di wajahnya menghiasi wajahnya yang cantik. Uugh, dengan itu semua wajahnya tampak lebih cantik.
" Lho, Al?" Ucap Natalia pelan.
Aku bisa melihat wajah Alfred yang mendadak menjadi cerah-lebih cerah daripada tadi- dan itu semua pasti karena Natalia.
Deg.
Lho? Bunyi apa itu?
Alfred berjalan mendekati Natalia yang sedang tersenyum padanya, dan tentu saja meninggalkanku sendirian. Semangatku tadi yang sempat membara tiba-tiba hilang begitu aja.
Deg.
Aku melihat mereka berdua berjalan menjauh. Alfred melontarkan beberapa lelucon yang membuat Natalia kesal, dan sesekali memukul pundak Alfred dengan pelan. Alfred berpura-pura kesakitan, tapi walau begitu Alfred tetap tersenyum.
Deg.
Bunyi apa ini? Dadaku serasa sakit banget… Kenapa?
Aku mengangkat sebelah tanganku, lalu memegang dadaku yang sekarang sedang berdetak keras, tapi napasku tercekat, dan mulai terengah-engah. " Sakit…" Gumamku pelan sambil memegang dadaku yang berdegup keras.
" Haaah. Vee~~.." Desahku pelan. Aku sedang duduk termenung di mejaku, dengan banyak buku-buku pelajaran yang masih kosong dan belum tercoret sama sekali. Banyak hal yang membuatku termenung selain pelajaran-pelajaran fisika yang membuat fungsi otakku mati.
" Hei, ada apa kok lesu?"
Aku mendongak. Dan aku melihat Alfred berdiri di depanku sambil menebarkan senyumnya.
" Ngapain kamu di sini?" Tanyaku dingin. Lho… Entahlah, kenapa kejadian tadi pagi terbayang lagi di kepalaku? Aku cepat-cepat menggeleng-gelengkan kepalaku untuk menyingkirkan kejadian yang menyesakkanku itu.
" Lho, kok dingin banget sih." Balasnya. " Eh, kok kamu lesu?" Tanya lelaki itu sambil mengelus pelan kepalaku.
Aku merasa ada air di mataku, dan itu membuat pandanganku buram. Kenapa aku menangis? Itu semua karena aku mulai ingin berada di sisi Alfred setiap saat, tapi saat perasaan itu mulai muncul, ada Natalia yang mengisi peran itu. Alfred pun tidak menolak. Entah kenapa hatiku serasa sakit sekali… Kenapa?
Aku menyeka air mataku, lalu membuat muka datar seperti biasa. " Fisika ini mulai membuat kepalaku botak. Rasanya pingin nangis, vee~~..." Ujarku berbohong. Sebenarnya bukan karena fisika aku ingin nangis, tapi karena…
Aku mendengar Alfred mendesah. " Dasar fisika jelek." Balas Alfred. " Ah, kau mau ku ajari?" Tanya Alfred dengan senyumannya yang membuat hatiku hangat, tapi membuatku ingin menangis lagi karena tambah ingin selalu berada di sisinya.
" Nggak, aku nggak apa-apa, vee~~…" Balasku menggeleng lalu berusaha tersenyum semampuku.
" Ah, sekalian aku mau curhat, nih. Kau orang pertama yang kuberi tahu." Bisik Alfred padaku.
Deg.
Orang pertama? Ucapku dalam hati. Bagaimana dengan Natalia?
" Hmm, ceritakanlah, vee~~~..." Ucapku. Hatiku serasa agak ringan. Entah kenapa aku merasa senang. Alfred bercerita sesuatu padaku tanpa memberitahu Natalia lebih dulu.
" Diam-diam aja ya." Ujar Alfred berbisik. Aku mengangguk. " Aku…"
" Apa, vee~~~?" Tanyaku penasaran.
" Aku bakal ngomong suka sama Natalia besok." Bisik Alfred lalu mukanya memerah.
He?
Tidak, tidak mungkin… Apa aku salah dengar…? Ya, aku salah dengar…
" Ap-Apa kau bilang tadi, vee~~?" Ulangku.
" Aku bakal ngomong suka ke Natalia besok." Ulang Alfred sekali lagi.
Kali ini aku benar-benar mendengarnya dengan jelas. Bahkan sangat jelas sekali. Alfred mau menyatakan cintanya pada Natalia besok?
" K-Kamu serius, vee~~?" Tanyaku untuk meyakinkan diriku sekali lagi, kalau mungkin hal ini hanya bohongan, dan Alfred hanya bercanda.
Alfred mengangguk. Kali ini dia menambahkan, " Aku akan menyatakannya pas pulangan besok. Kau mau mendukungku, kan?"
" Enggak!" Seruku tanpa sadar. Jantungku berdegup kencang sekali, bahkan kupikir jantungku bisa melompat keluar dari tubuhku. Aku langsung mendekap mulutku dengan sebelah tangan, lalu mendongak melihat ke arah Alfred. Dia agak terkejut dan memandangku dengan tatapan bingung.
" Kamu enggak mau bantuin aku?" Ulang Alfred kali ini dengan wajah yang kecewa-bahkan sangat kecewa-, dia menatapku dengan pandangan memelas.
" Ah, itu…" Balasku terbata. Aku menunduk sesaat, lalu kemudian aku menatap wajah Alfred yang masih menunggu jawabanku. Hatiku serasa dijatuhi berton-ton batu karang yang besar, ditusuk seribu jarum, dan patah diterjang ombak besar. Hatiku tidak keruan. Sakit, bingung, cemburu…
Cemburu?
Apa mungkin… Aku menyukai Alfred?
Hatiku sakit, tapi aku ingin Alfred bahagia… Dan satu-satunya cara dia bisa bahagia yaitu dengan bersama Natalia…
" Akan… Kubantu… Vee~~…" Ucapku pelan sambil menunduk. Lalu saat kudongakkan kepalaku, aku melihat Alfred yang tersenyum manis padaku. Senyum yang ingin kulihat setiap hari, senyum yang membuat hatiku hangat, dan aku ingin senyum itu hanya untukku…
" Makasih ya, Felli! Aku sayang padamu!" Ucapnya sambil mengelus rambutku, lalu pergi meninggalkanku karena dia dipanggil oleh guru.
Tiba-tiba aku merasa jantungku berhenti berdetak. Sakit…
" Makasih ya, Felli! Aku sayang padamu!"
Hatiku serasa sakit. Sakit sekali. Tiba-tiba aku merasa pipiku basah. Aku langsung menunduk.
Aku ingin kau menyayangiku sebagai seorang lelaki, bukan sebagai seorang kakak atau sebagainya… Aku ingin kau mengelus rambutku tiap hari… Aku ingin kau tersenyum padaku tiap hari seperti tadi, bukan karena berterima kasih karena aku membantumu…
Tapi itu semua tidak mungkin. Saat Alfred sudah menyatakan cintanya pada Natalia, semua yang diinginkan olehku hanya akan diberikan oleh Natalia. Bukan aku. Tidak mungkin Natalia akan menolak Alfred, itu tidak mungkin. Kenapa? Karena Natalia sudah memendam perasaannya pada Alfred sejak dulu. Walau Natalia tidak memberitahu siapa pun, aku bisa merasakan perasaan itu, karena aku juga merasakan hal yang sama. Cara Natalia memandang Alfred… Tersenyum… Tertawa… Marah… Bercanda… Itu semua sudah memperlihatkan kalau Natalia juga menyukai Alfred…
Tentu saja Alfred tidak akan memberitahu Natalia. Karena dia akan memberitahu Natalia kalau dia menyukainya, dan tentu saja itu kejutan. Pantas dia tidak memberitahu Natalia, karena Natalia sangat berharga untuknya. Dan jika saat itu terjadi Alfred tidak akan lagi tersenyum padanya seperti tadi, tapi senyuman itu hanya untuk Natalia. Hanya untuk Natalia seorang.
Alfred hanya memberitahuku karena menganggapku seperti "adik". Memang pada awalnya aku juga menganggapnya seperti seorang "kakak", tapi lama kelamaan aku merasa aku membutuhkannya, ingin melihatnya tiap hari, ingin berada di sisinya…
Untuk sekali ini, aku ingin sekali melupakan semuanya. Melupakan semua latar belakang dan semua kejadian yang akan terjadi. Bersikap egois untuk sekali ini saja… Untuk kali ini saja, aku ingin mengaku…
Aku mencintai Alfred…
TBC..
Sil : Wahaha…..To be continue
Sic : Iya, kita buat readernya penasaran,hahaha….
Sil : Iya,sudah dari pada kita berbacot ria kami ingin meminta Review dari anda semua !
Sic : Dan kalau mau nge-flame gunakan kata yang baik dan benar !
Sil and Sic : REVIEW!
