Holla Minna-san tachi! Hah...Author lagi menikmati jus jeruk yang nikmat di Hawaii nih, belum pulang juga, hehehe~ Karena kasihan ama si Asist.R yang lagi meredakan demo (belum selesai-selesai juga) jadi, Author akan melanjutkan ceritanya agar tidak penasaran kalian semua dan juga demo reda. Ini dia, sequel dari cerita Team Nashi: First Mission.
Sebelumnya:
"Ada apa Miya?"/"Na..Nashi..di..dia..."/"Kenapa Nashi?"/"Di..dia..am..ne..si..a"/"Eh, APA!?"
Rated: T
Disclaimer: Hiro Mashima-sensei
WARNING(!): OOC, Typo bertebaran dimana-mana, Gaje bin Abal
REMEMBER!
DON'T LIKE DON'T READ!~
"Eh, a.. apa!?" Regret masih tidak percaya dengan berita apa yang ia dengar. "Na..Nashi amnesia?" Alex gemetar hebat sambil menunduk. "Ada apa?" Alice terbang ke arah mereka sambil membawa komputernya. "Na..Nashi amnesia.." jawab Miya. "WHAT THE!?" teriak Alice kaget. "Tapi, ia ingat kamu kok" lanjut Miya. "Syukurlah..." Alice mengelus dada-nya sambil menghela nafas lega. Ia terbang menghampiri Nashi. "Hai, Nashi!" sapa Alice. Nashi menoleh ke arah Alice, "Hai...Alice" sapa Nashi. "Kau kenal ketiga orang itu?" tanya Alice menunjuk ke arah Regret, Miya dan Alex.
"Tidak" Nashi menggeleng.
"Ia adalah teman se-timmu, yang berambut biru tua itu namanya Regret Fullbuster"
"Reg..ret...? Ia memiliki sihir es ya?'
"Iya, kalau yang rambut biru panjang itu bernama Miya Fernandes"
"Miya...ia pasti menyeramkan saat marah!"
"Memang begitulah adanya, sedangkan yang berambut hitam itu bernama Alex Redfox"
"Dia suka makan besi ya?"
"Bisa jadi bisa jadi"
"Nashi..." panggil Miya. "Iya?" Nashi menoleh ke arah Miya. "Kita kembali ke Fairy Tail, yuk" ajak Miya. "Fairy Tail?" Nashi menoleh ke arah Alice. "Sebuah serikat sihir, kau bergabung dengan Fairy Tail bersama keluargamu" jawab Alice. "oh~" Nashi ber-oh ria. Lalu ia bangkit dan berjalan menuju Miya, "ayo! Aku penasaran dengan Fairy Tail!" Nashi menggenggam tangan Miya. "Ayo" Miya tersenyum ke arah Nashi.
Tim itu pun berjalan Fairy Tail. "Eitss...tunggu dulu, kita naik KA kan?" seru Alex berhenti. Semua pandangan tertuju pada Alex. "Iya dong, hanya itu satu-satu nya jalan!" jawab Miya. "Ta..tapi.." seru Alex. "Ayo ah, bacrit kali sih!" Regret menarik kerah baju Alex dan menyernya menuju stasiun. "Eh, apa Alex akan baik-baik saja?" tanya Nashi. "Dia baik-baik saja kok" jawab Miya. "Regret lagi kesal ya?' tanya Nashi lagi. "Ya, begitulah, ayo, kita ikuti mereka" jawab Miya. "Ayo~" Nashi menyambut ajakan Miya dengan senang hati. Miya menatap Nashi, "dia lucu sekali! Mirip dengan anak berumur 6 tahun!"
"Kami kembali~" ujar Miya memasuki Serikat Sihir ternama itu -Fairy Tail- sambil menggenggam tangan Nashi. Dan, diikuti Regret yang tengah menggendong Alex, juga Alice bersama komputernya. "Akhirnya, kalian kembali, apakah semua baik-baik saja?" tanya Mirajane. Semuanya menunduk kecuali Nashi. Nashi masih terkagum-kagum dengan suasana serikat Fairy Tail itu. "Ada apa dengan Nashi? Dia seperti orang gila!" ujar salah seorang penyihir.
Segera Regret meluncurkan es-nya dan cari menusuk muka penyihir itu. "Jaga omonganmu, atau tidak, aku akan membunuhmu!" ucap Regret, lalu es yang ia luncurkan ke arah penyihir itu menghilang menjadi debu. "Kak Miya, ada apa dengan kak Nashi?" tanya Sakiko. "Dia..." Miya menunduk. "Hai adik kecil, kamu siapa?" tanya Nashi berjongkok melihat Sakiko. "Eh, apa maksud kakak?" tanya Sakiko cukup kaget. "Nashi amnesia..." jawab Regret. "Eh, apa?" Sakiko yang tadi sedang mengemut permen loli-nya nyaris tersedak karena mendengar berita itu. "Kau tidak bercanda kan, Regret?" Lucy yang tadi tengah berkumpul bersama Levy, berdiri meninggalkannnya dan mendekati Nashi dengan tatapan tidak percaya. "Tidak bibi, ini yang sejujurnya" Regret menundukkan kepalanya. "Nashi..." Lucy mendekati putri sulungnya itu, memegang wajahnya. "Kau ingat aku?" tanyanya. "Tidak...tapi, sepertinya aku pernah mengenalmu, tante" jawab Nashi. "Jangan panggil aku tante, panggil aku Mama, karena aku ini ibumu!" tak terasa Lucy mengalirkan air mata dari mata kirinya. "Mama...Mama jangan menangis, Mama jadi jelek loh jika menangis.." Nashi menghapus air mata Lucy. Walaupun masih asing dengan wanita di hadapannya, Nashi memanggilnya Mama, seperti apa yang diharapkan oleh Wanita itu.
BRAK! Suara pintu guild di banting. Semua pandangan tertuju padanya. Terlihat 2 pria yang sedang beradu mulut yang disusul oleh seorang wanita berambut scarlet panjang. Merasa ada sesuatu yang tidak beres, kedua pria itu berhenti beradu mulut. "Ada apa ini?" tanya Natsu. "Nashi, dia..." jawab Miya. "Amnesia" lanjut Regret. "Apa..!?" Natsu kaget mendengarnya, matanay terbelalak. "Bagaimana bisa Nashi amnesia?" Natsu menarik kerah baju Regret. Regret hanya memalingkan wajahnya. "JAWAB AKU, REGRET!" teriak Natsu. "Ini tidak sepenuhnya salah..." ucapan Miya terpotong. "TENTU SAJA INI SALAH REGRET!" teriak Natsu. Miya tertunduk.
"Siapa itu, Ma?" tanya Nashi menatap Natsu. "Papamu, sayang" jawab Lucy mengelus rambut Nashi. "Kok Papa kayak gitu sih? Papa jahat banget sama Regret!" ujar Nashi. Natsu yang mendengarnya menoleh ke arah Nashi, "tapi, gara dia, kamu...". "Tapi, Papa jangan berantem sama Regret dong! Kasihan si Regret-nya" ujar Nashi. Natsu melepas genggamannya terhadap kerah baju Regret.
"Kak Nashi mirip banget sama anak umur 6 tahun ya!" ujar Vivi. "Aku tahu, tapi, gak usah kayak gitu juga kali!" ujar Ui. "Apa maksudmu, Ui?" tanya Vivi. "Cara bicaramu, layaknya mengejek kak Nashi!"jawab Ui. "Tapi kan itu benar, kak Nashi layaknya anak berumur 6 tahun!" ujar Vivi. Tiba-tiba, dari arah belakang, seseorang memukul Vivi sampai salah satu meja di situ rusak. Semua orang tertuju pada orang yang memukul Vivi dari belakang. "Sakiko!" seru Lucy. "Sakiko...dia..siapa Ma?" tanya Nashi. "Adik perempuanmu, sayang!" jawab Lucy.
Nashi mendekati Sakiko. "Kamu jangan mukul orang sekeras gitu dong!" ujar Nashi.
"Tapi kak, dia..."
"Dia kenapa?"
"Kak Nashi mirip kayak anak berumur 6 tahun, karena amnesia-mu!"
"La..lu? Kalau itu kenyataannya?"
"Aku tahu itu kenyataannya, tapi, dia bilangnya dengan nada Mengejek, tanyalah Ui!"
"Ui?"
"Itu aku kak!" ujar Ui. Nashi menoleh ke arah Ui. "Dia memang bilang dengan nada mengejek kak!" lanjut Ui. Nashi diam sejenak, lalu berjalan menuju Vivi. Vivi memejamkan matanay karena takut. Tapi, tidak terjadi apa-apa. Perlahan, ia membuka matanya. Ia cukup kaget ketika Nashi mengulurkan tangannya. Vivi menerima uluran tanagn itu dan berdiri.
"Kamu juga , jangan mengejek orang seperti itu!"
"Iya kak, maafkan aku"
"Iya, lain kali jangan mengejek orang ya,ng..."
"Vivi"
"Ah, iya, Vivi! Ingat itu ya!"
"Oke kak"
Miya menatapi Nashi, lalu tersenyum ke arahnya. "Kita tinggal membuatnya mengingat semua hal yang seharusnya ia ingat!" ujar Alex. "Iya,dan dia sangat lucu~ Iya kan, bi Mira?" Miya menoleh ke arah Mirajane. 'Eh, mana bi Mira?" tanya Miya. "Ia sudah pingsan dari tadi, Mi" jawab Janny. "Eh, bi Mira!" Miya langsung berlari kecil menuju meja bar dan melihat ke arah bawah. Terlihat Mirajane yang pingsan dan Hilda yang tengah mengipasi ibunya itu.
Suasana Guild menjadi normal. Seperti biasa, Nashi tersenyum memandanginya. "Fairy Tail ternyata menyenangkan juga!" batin Nashi. BRAK! Si Paman Boxer merusak meja bar lagi. Nashi membuk amatanya, "apakah mereka sering berantem?". Ia melihat Papanya dan si Paman Boxer berantem. "Mereka memang sering berantem" ujar Lisanna. "Eh, tante siapa?" tanya Nashi. "Lisanna" jawab Lisanna, "dan ini anakku, Lorenzt". "Hai!" sapa Nashi. "hai!" sapa Lorenzt. Lorenzt adalah teman bermainnya Sakaki. Beda dua tahun dengannya.
NASHI POV
"Ugh..." aku membuka mataku, "hah!? Dimana aku!?". Aku sedang berada di suatu tempat, yang tidak terlalu gelap. Tapi, kosong, tidak ada papaun disini. Aku serasa sedang berada di dalam air. Anehnya, aku bisa bernafas. Bahkan sangat lancar, tidak sulit. Lalu, cahaya terang yang berbentuk manusia mendekatiku. "Hai Nashi!" sapanya. "Suara itu...sebenarnya siapa kamu?" tanyaku penasaran+kaget. "Namaku adalah..." terlihat sosok wanita berumur 32 tahun berambut putih panjang.
~TO BE CONTINUED~
Nah, dah siap kan? Jadi, gak perlu demo lagi kan kalian yang ada di Indonesia sana.
Asist.R: Woi Thor, masalah belum selesai ini!
Author: Ada apa, Asist.R (mengobrol lewat Skype)
Asist.R: Mereka masih demo!
Author: Kenapa?
Asist.R: Lihat video ini (menyetel video)
Author menonton video itu.
Readers: Demo masih belum mereda! Karena kau harus segera melanjutkan chapter 1 itu! Siapa perempuan itu!?
Author: *sweatdrop* sabar kek, gak sabaran bener jadi orang! Ya udah dech, panggil itu alien Yopple minta bantuan ama dia aja!
Asist.R: baik tuan (memutuskan sambungan dan segera memanggil alien Yopple utk membantu)
Author: (menghela nafas) memanglah mereka, oh ya Minna-san tachi, janagn lupa Review ya~ Ingat, Fic ini meng-updatenya lama, jdi dimohon utk sabar!
Readers: GAK MAU! SKERANAG HARUS UPDATE!
Author: *sweatdrop* suka-suka aku dong!
*Tirai di Tutup*
