Haihai :3
Akhirnya Fei berhasil publish fict ini :'). Yep, ini adalah serial terakhir dari trilogi petualangan Ruuki. Seri pertama adalah 'Wonderful Journey', seri kedua adalah 'Breakaway', dan sekarang yang terakhir adalah 'Here We Are'. Awalnya Fei bikin plot seri ini hanya untuk oneshot, tapi kayaknya kepanjangan kalo cuman oneshot, jadi Fei bikin multichap lagi.

Dan Fei ingin ralat yang di fict Breakaway, lupa di chapter berapanya. Tapi ini tentang umur dimana persona user gak bisa keluarin personanya lagi (ini cuman teori bikinan Fei aja, demi kepentingan fict ini, aslinya Fei tidak tahu ada batasan umur ato gak). Di suatu chapter di fict Breakaway, Fei ada nulis bahwa persona user udah gak bisa keluarin personanya di detik pertama ia berumur 25 tahun, tapi di chapter berikutnya Fei malah tulis di detik pertama ia berumur 26 tahun. Jadi, ralatnya adalah: persona user tidak bisa memanggil personanya ketika ia menginjak umur 25 tahun.

Jadi di epilog fict Breakaway itu umurnya udah bener ya, tapi si Ruuki-nya belom ultah yang ke 25 tahun :3

.

Disclaimer: ATLUS

Warning: OC berpotensi (besar) mary-sue, (berusaha) mengikuti alur Persona Trinity Soul dengan berbagai (banyak) perubahan, (sangat) butuh review. Terinspirasi dari lagu 'Here We Are' milik Ken Zhu.

Setting: 10 tahun setelah P3F, 8 tahun setelah P4.

.

.

"Here We Are, It's Not a Perfect World."

~Chapter 1~

.

.

Beberapa minggu setelah kepergian Akihiko ke kota Ayanagi, Ruuki tinggal seorang diri di rumah yang telah pria itu beli untuk mereka berdua. Sesuai janji si pria sebelum pergi, setiap 12 jam sekali ia akan mengirimi pesan singkat ke ponsel Ruuki, untuk membuat perempuan itu tidak khawatir.

Jelas saja, bagaimana tidak khawatir? Akihiko pergi ke kota Ayanagi yang sudah mendapat label 'bahaya' dari pria itu sendiri. Dan pria itu datang ke kota tersebut untuk menolong temannya yang bernama Kanzato Ryou, yang adalah seorang pengguna persona seperti Ruuki dan Akihiko.

Dibilang 'seperti Ruuki dan Akihiko' sebenarnya juga kurang bisa. Sebab Ryou sudah berumur 28 tahun, harusnya ia sudah 'pensiun' dari kemampuannya memanggil persona. Akihiko yang seumur lebih muda dari temannya itu sudah tidak bisa memanggil persona sejak dua tahun lalu. Sedangkan Ruuki, ini menjadi tahun terakhir gadis itu menyandang status sebagai pengguna persona, ia tinggal perlu menghitung bulan dan minggu lagi.

Lalu, bagaimana mungkin seorang Kanzato Ryou yang seharusnya sudah tidak bisa memanggil persona lagi sejak menginjak usia 25 tahun, ternyata masih bisa memanggil makhluk tersebut? Jawabannya hanya satu: ia meminum suppressants. Ryou memiliki obat yang sama dengan mendiang Aragaki Shinjiro dan anggota Strega 10 tahun yang lalu.

Hari ini Ruuki kembali resah. Lagi-lagi Akihiko 'bolos' untuk mengirimi pesan padanya. Bukan, bukannya Ruuki ingin menjadi tunangan yang overprotektif bagi Akihiko, tetapi memang gadis itu mengkhawatirkan keadaan tunangannya. Kemarin pria itu hanya mengirimi pesan kepadanya sekali, waktu pagi hari. Dan hari ini, sudah menjelang sore, dan pria itu belum memberinya kabar sama sekali. Sungguh, Ruuki sangat cemas akan keadaan Akihiko.

Beberapa hari lalu Akihiko pernah memberitahu Ruuki bahwa Ryou menghilang saat bertarung menggunakan personanya. Sampai saat ini pria yang menjadi kepala kepolisian termuda sepanjang masa itu belum dapat ditemukan. Dan Ruuki menjadi takut. Ia takut kalau-kalau selanjutnya yang akan menghilang adalah Akihiko sendiri.

Perempuan itu melirik jam dinding rumahnya untuk kesekian kalinya. Kini jam dinding sudah menunjukkan pukul enam sore, dan masih belum ada kabar dari tunangannya.

Baiklah, sudah cukup. Tekad Ruuki sudah bulat.

Ia beranjak ke kamarnya, mengambil kunci mobil di laci, dan menyeret koper yang sudah ia siapkan untuk saat-saat seperti ini.

Ya, ia akan menyusul Akihiko ke kota Ayanagi.

.

.

Menurut Ruuki, kota Ayanagi itu cukup bersih. Sungguh, kota yang satu ini amat mengingatkannya akan Inaba yang asri –tentunya yang tanpa kabut tebal.

Gadis itu mengendarai mobilnya yang berwarna biru tua itu menuju suatu kompleks perumahan. Ia sedang mencari rumah kediaman Kanzato. Sehari setelah tibanya Akihiko di kota ini, pria itu memang memberitahu lokasi rumah sahabatnya, hanya untuk jaga-jaga jika Ruuki ingin menyusulnya.

Sampai pada suatu belokan tertentu, Ruuki nyaris menabrak seorang pemuda. Ya, nyaris saja. Kalau gadis itu tidak buru-buru menginjak rem, mungkin bagian depan mobilnya akan menyenggol si pemuda di hadapannya. Dengan rasa bersalah, Ruuki menurunkan kaca jendela pada pintu mobilnya dan melihat si pemuda itu.

"Maaf! Tadi aku tidak melihat kalau kau akan menyebrang!" ujar Ruuki meminta maat.

"Tidak apa, tadi aku menyebrang juga tidak memperhatikan jalan..." ujar pemuda itu yang sepertinya masih duduk di bangku perkuliahan. "Ng...kau mau kemana?"

"Aku sedang mencari rumah kediaman Kanzato. Apa kau tahu dimana letaknya?" tanya Ruuki, begitu si pemuda menghampiri kaca jendela yang sudah gadis itu turunkan.

"Kanzato...? Kau ada urusan dengan Kanzato?" tanya si pemuda. "Maksudku...ada apa kau mencarinya?"

"Oh, aku bukan ada urusan dengan keluarga Kanzato-nya, tapi dengan sahabat anak tertua keluarga Kanzato..."

"Anak tertua? Maksudmu, Ryou-san? Berarti...kau sedang mencari Akihiko-san?"

"Ya, makanya aku harus ke rumah Ryou untuk menyusul Akihiko-san."

Pemuda itu mengerutkan keningnya, dan menaikkan sedikit sebelah alisnya. Lalu mendekati telinga Ruuki.

"Hei...apa kau... pengguna persona juga?" tanya pemuda itu pelan.

Ruuki terkejut. Jelas saja. Ternyata pemuda yang nyaris ia tabrak ini mengetahui tentang persona.

Lalu pemuda yang masih belasan tahun dan bernama Inui Toru itu masuk ke mobil Ruuki. Toru menceritakan segala kondisi yang terjadi sejak sebelum hilangnya Ryou, kemudian Akihiko datang ke kota itu, lalu alasan kenapa Akihiko tidak bisa dihubungi.

Ternyata bukan hanya dengan Ryou saja yang sering Akihiko hubungi, tetapi Toru ini juga sering mengirimi Akihiko banyak informasi seputar pengguna persona di kota Ayanagi. Pemuda ini mengaku ia juga pernah bergabung dengan sekelompok pengguna persona saat ia masih sekolah.

Dan Ruuki menjadi terhenyak. Bukan kenapa-kenapa, tetapi berbicara dengan Toru membuatnya seakan bernostalgia bersama salah seorang teman lamanya. Toru mengingatkan Ruuki akan sesosok pengguna persona yang pernah ia kenal. Tetapi bayangan buyar, ia tidak bisa mengingat sosok pengguna persona mana yang dimaksud. Yang pasti, ia merasa Inui Toru bukanlah orang asing untuknya.

Omong-omong, melalui pemuda yang duduk disampingnya itu, Ruuki mengetahui bahwa Akihiko dan sejumlah anggota tim pria itu sedang dikurung dalam sebuah ruangan di kantor kepolisian dan alat komunikasi mereka disita. Jadi wajar saja kalau pria itu tidak bisa menghubungi Ruuki, dan sebaliknya Ruuki juga tidak bisa menghubungi Akihiko.

Kedua adik Ryou, yakni Shin dan Jun juga adalah pengguna persona. Sebenarnya Ryou memiliki tiga orang adik, tetapi Yuki yang merupakan saudara kembar Jun sudah meninggal. Tiga orang sahabat Shin: Takuro, Megumi, dan Kanaru adalah pengguna persona juga.

Saat ini Toru sedang berpikir untuk melanjutkan sandiwaranya. Sebenarnya ia ada di pihak Akihiko, tetapi karena sekarang pria itu sedang tidak bisa bertindak, Toru pun berlagak seakan ia tidak lagi mengikuti kata-kata pria itu, dan menurut perintah kepolisian Ayanagi. Hal ini ia lakukan agar ia bisa tetap memantau Marebito dan memberi informasi kepada Shin dan teman-temannya, serta kepada Akihiko sendiri jika pria itu sudah dibebaskan. Ruuki mengerti maksud Toru, dan berpikir ia akan melakukan hal serupa jika ia ada di posisi pemuda itu.

Kini Ruuki mengendarai mobilnya menuju sebuah gedung sesuai arahan Toru. Gedung itu diakui Toru sebagai rumah kos, dimana ia yang menjadi caretaker di tempat itu. Ruuki memarkirkan mobilnya di depan gedung itu, lalu masuk ke dalamnya bersama Toru.

Ruuki melihat seekor anjing putih yang cukup besar datang dan menyambut Toru. Dari sikap si anjing, gadis itu tahu bahwa Toru adalah majikan dari anjing ini. Lalu anjing tersebut melirik Ruuki, dan mengendus-endus kaki gadis itu. Toru sudah pergi ke lantai atas saat itu, katanya ingin mengambil barang sebentar, sebelum memulai sandiwaranya. Kemudian anjing putih itu seakan kegirangan sendiri, ia berdiri dan seakan ingin memeluk Ruuki. Untung Toru buru-buru datang dan menyelamatkan Ruuki dari pelukan si anjing.

Setelah itu Toru memberitahu lokasi Shin, Megumi, Takuro, dan Kanaru. Ia pun berkata akan menyusulnya bersama para polisi. Ruuki mengangguk, dan mereka pun pergi ke lokasi yang dimaksud dari arah yang berbeda.

Gadis itu langsung melesatkan mobilnya menuju lokasi yang dimaksud. Benar juga, ia bisa menemukan empat orang remaja yang sedang bertarung bersama-sama melawan beberapa orang yang Ruuki duga sebagai Marebito yang pernah disebut baik oleh Akihiko maupun Toru. Toru sendiri sudah sampai di tempat itu bersama kelompok polisi yang menentang Akihiko. Dan begitu Ruuki turun dari mobilnya, seorang pemuda lainnya yang berambut abu-abu nyaris putih datang. Pemuda itu memanggil personanya, seketika itu juga persona-persona yang sedang bertarung tenaganya dipulihakan, persona yang berserk bisa ditenangkan. Jka apa ang dikatakan Toru benar, maka Ruuki yakin pemuda yang baru datang ini adalah Jun, adik laki-laki terakhir dari Ryou.

Lalu Jun pun terkena serangan oleh persona yang entah Ruuki tidak bisa melihat milik siapa. Lalu gadis itu melihat Marebito mundur, entah kenapa. Lalu ia menghampiri Shin, menjelaskan bahwa ia mengenal kakaknya, dan merupakan tunangan dari Akihiko yang menjadi sahabat bagi Ryou sendiri.

Shin langsung menggendong adiknya, Jun, masuk ke dalam mobil Ruuki. Takuro, Megumi, dan Kanaru pun ikut masuk ke dalamnya. Toru mengirimi pesan ke ponsel Ruuki, berkata bahwa pemuda itu akan menyusul dengan mobilnya sendiri.

"Ruuki-san, ke rumahku saja," gumam gadis berambut merah muda, Megumi.

"Eh? Kenapa?" tanya Ruuki yang menyetir.

"Kupikir mungkin rumahku adalah tempat yang paling aman saat ini, letaknya agak jauh dari pusat kota," jawab Megumi.

"Baiklah, tolong tunjukkan jalannya."

Lalu Ruuki menyetir mobilnya menuju arah yang Megumi tunjukkan. Pada suatu lokasi tertentu, seseorang menelepon ke ponsel Ruuki. Gadis itu melihat layar ponselnya, mendapati nama 'Akihiko' sebagai orang yang meneleponnya.

"Halo? Akihiko-san?" panggil Ruuki setelah menerima panggilan telepon itu.

"Ruuki, dimana kau sekarang?" tanya Akihiko dari seberang, langsung menuju inti pembicaraan.

"Aku sedang menuju rumah Kayano Megumi," jawab Ruuki. "Seorang mahasiswa bernama Inui Toru sudah menceritakan segalanya kepadaku."

"Hhhh...astaga. Jadi, kapan kau sampai di Ayanagi?" tanya Akihiko.

"Tadi siang. Aku berangkat dari kemarin malam, lalu tidur di penginapan dekat jalan tol," jelas Ruuki.

"Baiklah, tolong operkan ponselmu pada Kayano, biar dia menjelaskan kepadaku arah menuju rumahnya."

.

.

~TBC~

.

.

Oke, kalau bukan twoshots, berarti fict ini akan threeshots. Memang gak rencana bikin panjang untuk fict ini, paling panjang cuman karena kebanyakan narasi atau dialog aja #dor

REVIEW!