Farewell Tatsuya, forever and ever...
Senang.
Senang karena aku bisa bersama kalian lagi. Dimana kali ini kalian tidak melihatku sebagai seorang ketua, tapi sebagai teman. Aku senang walaupun,
Khawatir.
Khawatir kalau kejadian dulu kala terulang lagi. Khawatir kalau kalian terluka sekali lagi. Khawatir kalau kita akan berpisah lagi. Lama-lama ini membuatku,
Takut.
Takut kehilangan kalian sekali lagi. Takut kalian terluka lagi. Takut takut takut. Takut kehilangan orang yang kucintai lagi.
Ah, andaikan waktu bisa terhenti sekarang...
.
.
"Maya-san bertahanlah! Aku-aku janji nanti setelah ini semua berakhir, kita shopping bareng!"
"Maya-san, aku berjanji... pasti akan jadi orang terkenal yang bisa membanggakanmu."
"Maya-san... Semua ini salahku."
"Kh... Maya!"
.
"Maya, kamu ga' apa-apa?"
De-javu.
Lelaki itu, yang tersenyum padaku. Yang selalu muncul di mimpi malamku. Yang selalu meneriakan namaku. Selalu, selalu, selalu.
Siapa dia?
"Aku ga' apa-apa kok, Ulala."
.
"Tatsuya! Apa yang kau lakukan disini?"
... Tatsuya?
"..."
"Hei! Jawab pertanyaan kakakmu ini!"
Tatsuya.
Nama yang terdengar tak asing bagiku. Sosok yang selalu muncul ketika aku menutupkan mata. Dia...
Sekarang, aku ingat semua kejadian itu.
.
"... Sekarang, waktunya aku pergi."
Selama ini aku tahu.
Dari awal aku tahu.
Aku tahu ini semua pasti terjadi.
Aku tahu kalau kita berdua tidak ditakdirkan bersama.
Aku tahu, dan aku tidak suka itu.
Dan semua yang terakhir.
Teriakan terakhirku untukmu.
Kata-kata perpisahan terakhirmu.
Bahkan air mata terakhirku yang kuteteskan didepanmu, ketika bibirmu menyentuh lembut bibirku.
Yang pertama dan yang terakhir.
Oh, Tuhan, kenapa hal seperti ini harus terjadi padaku?
.
.
Jalan yang baru.
Ada saatnya dimana semua orang membuka jalan baru masing-masing, dan tidak menoleh kembali kebelakang.
Aku lagi bareng Baofu, bentar lagi berangkat ke kantor.
Sepertinya Tatsuya tidak ingat apa-apa tentang kejadian itu. Semua kembali normal. Malah dia menanyakanku jalan seorang detektif.
Ya... kelihatannya dia sudah benar-benar lupa.
Dan ketika kulangkahkan kakiku menyeberangi jalan itu, kau melewatiku... tanpa menyapa sedikit pun.
.
Fin
Notes: Aih, kenapa jadinya pendek begini? Aneh pula...
Sudikah anda me-review?
