Tittle: Four Flower Petals

Author: Lee Hae Eun

Genre: Romance, School life, Fluff(?)

Rating: PG-15

Cast: Oh Sehun x Luhan

Lee's note: Kyaaaa~ Lee gak tahu kenapa, tapi yang jelas Lee pengen banget buat publish ni FF. Ceritanya terinspirasi oleh komik punya temen Lee yang pernah Lee baca. Lee udah lupa judul komiknya apa. Maklum, komik yang udah Lee baca udah beribu-ribu *digampar* Udah deh, sekian dulu note nya.

Happy Reading~~

.

.

"Dimana? Dimana? Kyaa~ Apa di sini tidak ada bunga berkelopak empat?!"

Sekelompok siswa yang tak sengaja lewat di koridor dekat taman sekolah langsung kaget saat mendengar pekikan nyaring seorang yeoja. Ini masih pagi dan sudah ada suara-suara aneh?!

Hiii..

Mereka pun segera terbirit berlari menjauh.

Luhan POV

Cih, dasar bocah! Pekikan itu dariku, bodoh. Kalian kira aku hantu apa? Siswa tahun pertama sekolah ini memang gila semua.

"Huh!" aku membuang nafas frustasi.

Sebenarnya apa yang sedang kulakukan di taman ini?

Pertama, biar aku memperkenalkan diri dulu.

Hai, aku Luhan. Yeoja cantik kelahiran China yang hijrah ke Korea Selatan. Bahasa Koreaku lancar karena sudah 3 tahun tinggal di sini. Bahkan sahabatku bilang, aku sudah menguasai aksen Seoul saat berbicara.

Oh, terima kasih atas pujiannya.

Aku tahu aku pintar dan cepat menyesuaikan diri, hehe.

OK, back to the problem.

KENAPA AKU TIDAK BERADA DI KELAS DAN MALAH JONGKOK SEPERTI ORANG IDIOT DI TAMAN SIALAN INI?!

Tenang Luhan, tenang.

Huh.

Begini ceritanya. Kemarin aku menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatku. Byun Baekhyun dan Do Kyungsoo. Kalian kenal mereka? Oh, abaikan kebodohanku. Aku janji akan mengenalkan mereka jika aku ingat.

Kemarin kami bergosip, tentu saja. Kalian kira apa yg dilakukan para yeoja saat berkumpul? Tapi tidak seperti biasanya. Kami bergosip tentang bunga berkelopak empat. Awalnya, hanya Baekhyun yg berapi-api membicarakan topik aneh ini. Namun akhirnya, aku dan Kyungsoo termakan omongan Baekhyun.

And, voila!

Di sinilah aku sekarang. Mencari bunga berkelopak empat di taman sekolah, yang menurut si ratu gosip Baekhyun bisa membantu kita menemukan jodoh. Dia bahkan bilang bahwa sudah ada buktinya.

Siapa?

Dia sendiri!

Ternyata, dia bertemu Park Chanyeol ,namjachingunya, saat dia hendak menggapai bunga kelopak empatnya yang terbang ditiup angin dan malah mendarat di rambut Chanyeol.

Hah..

Aku sungguh iri padanya.

Dan karena itulah aku memutuskan untuk mencari bunga berkelopak empat itu. Dari dulu aku memang tak pernah punya namjachingu –bukan berarti aku tak pernah 'ditembak' ya- maka dari itu aku sangat bersemangat mencari bunga itu.

Tapi hanya bertahan beberapa menit karena sekarang aku sudah muak mencari bunga itu!

Huaa..

Kemana perginya semua bunga berkelopak empat?!

Aku mengikat asal rambut ikal sepunggungku dengan geram. Saat aku hendak bangkit berdiri, mataku tak sengaja menangkap bayangan bunga berkelopak empat.

Eh?!

Benarkah?!

Buru-buru aku berjongkok lagi. Dengan slowmotion tanganku tergapai hendak meraih bunga mungil itu.

"Ah.."

Desahan putus asa keluar dengan lancarnya dari mulutku saat melihat bunga berkelopak empat yang kudamba hancur lebur di depan mataku. Rata dengan tanah karena diinjak oleh..

Kudongakkan kepalaku hendak melihat wajah orang yang berani menghancurkan harapanku yang sudah memubumbung tinggi tadi.

Uh..

Sinar matahari membuatku terpaksa harus menyipitkan mata.

Satu yang kutangkap dari sosok ini. Bet nama yang digunakannya berwarna merah. Bukti bahwa dia anak tahun pertama.

Oh, jadi bocah.

Aku hendak bangkit berdiri namun namja itu malah bersiap untuk pergi.

Grr..

"Yaa! Bocah!"

Kulihat dia menolehkan kepalanya. Menatapku datar layaknya menatap anak kecil pengganggu.

Tapi, hei!

Dia yang bocah di sini!

Huh.

Tenang, Luhan.

Aku juga balas menatapnya sengit.

Tapi tubuhku malah bersikap aneh.

Aku terdiam.

Terpaku menatap dalam matanya yang menenggelamkanku.

Oh, ya ampun.

Ada apa sih denganku?!

"Wae?"

Suara rendah namun terkesan kekanakan menyapa gendang telingaku. Membantuku sadar agar tak terus tenggelam di matanya.

Oh.

Ternyata itu suara bocah ini. Tak kusangka.

Aku menampar pelan pipiku sendiri kemudian kembali menatapnya sengit.

"Apa maksudmu dengan menginjak bunga berkelopak empatku, eoh?" suaraku meninggi.

Bagus, Luhan.

Kau harus bersikap tegas pada adik kelasmu.

Dia tidak mengubah ekspresinya. Masih sedatar jalan raya di luar sana.

Dan lagi.

Dia berbalik dan melangkahkan kakinya meninggalkan ku yang syok berat melihat betapa iritnya dia berbicara.

Aku kejar dia.

Untung ini masih terlalu pagi jadi taman sekolah sepi.

Aku tarik bahunya membuat dia berbalik.

"Kau harus tanggung jawab, bocah!" seruku lantang tak tergoyah.

Yes.

Wajahnya sudah mulai memiliki ekspresi. Mengernyit bingung juga kaget. Tapi hanya bertahan satu detik karena detik berikutnya wajahnya kembali datar. Cih.

"Bocah?" gumamnya, "Naega?" sekarang dia menunjuk dirinya sendiri.

Ya iyalah!

Memang siapa lagi yang ada di taman ini selain kita?

Tanganku yang masih ada di bahunya bergerak mengguncang bahunya. Hanya sekali. Berusaha menyadarkannya akan kenyataan.

"Tentu saja kau, bodoh!" geramku kesal.

Bocah ini mundur selangkah.

Menatapku dari ujung rambut sampai ujung kakiku.

Apa yang dilakukannya?

"Bukannya kau juga murid tahun pertama, ya?"

Aku mendelik.

Dia meremehkanku!

Bocah ini benar-benar...

"Dengar ya," aku melirik bet namanya, "Oh Sehun murid X-B, aku ini murid XII-IPA-A bernama Luhan. Aku sunbae mu!"

Dia kembali menampakkan ekspresi terkejut.

Aku tahu wajahku imut, tapi terkadang kesal juga saat orang lain menganggapku anak kecil. Dan itu juga lah yang membuatku bersahabat dengan Baekhyun dan Kyungsoo. Karena kami memiliki masalah yang sama.

Bocah bernama...

Siapa tadi?

Ah.

Oh Sehun.

Sehun.

Kenapa kedengarannya mirip namaku ya?

Lupakan.

Bocah bernama Sehun ini menyatukan alisnya. Bingung.

Hoho.

Apa aku begitu cute sampai dia tertipu?

"Geure?" kudengar dia kembali bergumam. Kemudian menatapku datar.

Aish!

Aku benci tatapan datarnya ituu!

"Lalu?"

Kurasakan rahangku turun saking syoknya.

Oh, sesange. Apa aku mempunya kesalahan di kehidupan sebelumnya?

"Kau harus bertanggung jawab, Oh Sehun. Kau menginjak bungaku tadi!"

"Bungamu?" dia melirik taman tempatku jongkok tadi, "Bukankah ini taman sekolah?"

Wajahku sudah merah karena kesal. Bocaaah~

"Tapi aku sudah mencari bunga itu dari pagi, Oh Sehun!" teriakku geram. Tanganku benar-benar sudah gatal ingin menjambak rambut blondenya itu.

"Kau tinggal mencarinya lagi kan?"

Bocah ini sudah berwajah datar, bicaranya tidak sopan pula! Aku ini sunbaemu!

Hah..

Aku sudah mulai putus asa bicara dengannya. Menghabiskan waktu saja. Mungkin benar yang dia bilang. Aku harus mencari bunga itu, lagi.

"Geure. Pergilah, Oh Sehun. Sial berkenalan denganmu."

Setelahnya, aku berjalan dengan 3L (lemah, letih, lesu) menuju taman sekolah. Jika aku beruntung, mungkin masih ada bunga berkelopak empat di sana. Tapi masalahnya, aku malah lebih sering mengalami kesialan.

Masih dua langkah aku berjalan menjauh dari hoobae berwajah datar itu, dapat kudengar kembali suara rendah namun kekanakan. Suara yang kukenal sebagai suara hoobae berwajah datar yang memiliki nama mirip namaku.

Oh Sehun.

"Ya. Rusa."

Apa barusan dia memanggilku?

Aku pun menoleh untuk memastikan dan ya. Dia tengah menatapku datar, tapi tidak terlalu datar jika aku tidak salah mengartikan ekspresinya.

Dia berjalan mendekat. Aku hanya bisa diam. Entahlah. Badanku selalu terasa kaku untuk digerakkan setiap matanya menatapku.

Sekarang dia sudah di depanku.

Hoobae wajah datar ini.

"Memangnya untuk apa bunga itu, rusa?"

Setahuku, rusa itu nama hewan yang punya tanduk di kepalanya.

JADI KENAPA BOCAH INI MEMANGGILKU RUSA?!

"Hei, hoobae wajah datar! Bukankah tadi aku sudah menyebut namaku?" protesku sangat tak terima.

Dia menarik sudut bibirnya sedikit. Senyum mengejek.

"Rusa~"

"Yaa!"

Chankam. Seingatku tadi dia sangat irit bicara dan selalu memasang wajah datar. Lalu kenapa sekarang dia terkesan suka menggoda?

"Mau kubantu tidak?" ancamnya, yang langsung membuat bibirku terkatup. Tanganku yang tadi terangkat untuk menjitaknya juga harus kembali kuturunkan.

Huh.

Kenapa aku bisa bertemu hoobae wajah datar ini sih? Apa sekarang aku menyesal sudah menegurnya tadi? Benar. Seharusnya kubiarkan saja tadi dia pergi.

"Jadi, untuk apa kau harus mencari bunga aneh itu?"

"Ya! Setidaknya kau harus memanggilku sunbae, bocah!"

Si wajah datar ini tak menjawab, malah menatapku seakan berkata jangan-banyak-omong-atau-aku-tak-akan-membantu-mu.

Sialan bocah ini.

"Baek– Maksudku, sahabatku bilang jika kita mendapatkan bunga berkelopak empat, kita akan bertemu dengan..."

Aku menggantung kalimatku. Sejujurnya, aku malu untuk menceritakan yang sebenarnya pada bocah wajah datar ini. Tapi.. Mengingat dia akan membantuku mencari bunga itu..

"Dengan? Dengan siapa?" tanyanya agak mendesak.

Aku menarik nafasku sejenak.

"Dengan jodoh kita."

Kriikk Kriikk

Kami bertatapan dalam diam. Aku menatapnya gugup dan dia menatapku heran.

Sampai akhirnya dia membuka mulutnya untuk..

Tertawa.

Sial.

"Bhuahaha.. Ru, apa kau bodoh?" katanya di sela-sela tawanya.

Aku mendelik.

Di luar keterkejutanku bahwa si wajah datar ternyata bisa tertawa, bocah ini juga menyebutku bodoh!

"Yaa! Ini bukan bohong, kok!"

Dia berhenti tertawa namun tetap menatapku geli.

"Serius?"

"Nee. Baek– Maksudku, sahabatku sudah membuktikannya."

"Dia hanya beruntung. Kau tahu sendiri kan kau itu sering sial?"

Jleb.

Bocah wajah datar ini. Padahal baru bertemu tadi sudah sok mengataiku sering sial. Tapi dia benar sih.

Uh.

Aku cemberut, meniup poniku yang jatuh dengan kesal.

"Jadi mau membantuku tidak?"

Dia menatapku sebentar kemudian mengangguk.

Eh, MENGANGGUK?!

Dia setuju membantuku?

"Jinjja?" tanyaku terlampau semangat. Aku memalukan.

Dia tersenyum kecil. Membuat perutku terasa menggelitik dan telingaku seakan hanya bisa mendengar debaran jantungku yang tak normal.

Luhan, kau mulai gila.

"Eum. Lagipula, kau mirip rusa. Makanya aku membantumu."

Aku merasa rahangku lepas.

MIRIP RUSA KATANYA?!

Huhu.

Mama, anak gadismu yang manis ini dibilang mirip rusa oleh hoobaeku sendiri.

"Oh Sehuuun! Sudah kubilang namaku itu Luhan. Lu. Han. Hanya dua suku kata apa susahnya sih?!"

Percuma aku berteriak menghabiskan suara. Wajahnya sama sekali tak menunjukkan penyesalan!

"Baiklah, rusa. Aku ke kelas dulu. Nanti aku akan menemuimu. Bye."

Dia mencubit kedua pipiku kemudian mengusak rambutku yang sudah berantakan. Aku hanya diam. Pipiku yang dicubitnya tadi terasa hangat.

Tapi aku langsung sadar saat dia memanggilku dengan nama, untuk yang pertama kalinya.

"Luhan!"

"Apa?"

"Daripada diikat asal-asalan begitu, lebih baik gerai saja rambutmu. Kau pasti terlihat lebih cantik."

A-apa?

Cantik?!

Kembali, perutku terasa menggelitik dan jantungku berdegup tak normal.

"M-mwoya?" tanyaku tergagap. Sungguh memalukan!

Bocah wajah datar ini tertawa pelan.

"Ani. Aku hanya bercanda."

Dan setelahnya dia hanya berjalan santai meninggalkanku yang kembali merasa bodoh karena berhasil ditipu oleh murid tahun pertama.

"Dasar Oh Sehun sialaan!"

Sehun POV

Kekeke.

Aku tertawa geli dalam hati, walaupun ku yakin orang lain tak tahu aku sedang tertawa karena wajah datar yang kupasang sebagai topeng.

Yeoja rusa yang ternyata sunbaeku itu manis sekali.

Bertemu jodoh katanya?

Dia itu bodoh atau apa?

Sebenarnya aku tak tahu kenapa bisa mengiyakan permintaannya. Padahal awalnya aku hanya menganggapnya pengganggu karena meneriakiku. Lagipula kan aku yang salah. Karena aku yang sudah lewat di tengah taman dan tanpa sengaja menginjak bunga itu.

Eh.

Sejak kapan aku menyalahkan diriku sendiri? Yeoja rusa itu benar-benar membuatku pusing. Bahkan di pertemuan pertama kami. Wajah manisnya juga suara cemprengnya saat kesal masih kuingat.

Tapi, namanya tadi siapa?

Oh ya.

Lu.

Han.

Luhan.

Kedengarannya mirip namaku ya?

Chankam.

Apa tadi aku bilang akan menemuinya?

Oh Sehun bodoh!

Aku bahkan tak tahu kelasnya dimana! Jangan lupa fakta bahwa aku adalah murid tahun pertama di sekolah ini.

Sesange.. . .

To Be Continue

Reader-nim, jangan lupa review ndeee~