Yahoroo~! Ohayou, Konichiwa, Konbanwa, #KuroBot menyapa~~ (apaan/duagh)

Kuro mau update fic ShiZaya lagi nih, walaupun AU!Shizaya sebenarnya. Fic-fic Kuro memang masih sedikit, tapi kan ada pepatah 'sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit' atau apalah gitu.

Mulai gaje lagi kan (_ _") Yah! Walaupun begitu, dibawa senang saja #makinngawur

Either way, Enjoy~

Summary : "Omen itu merupakan tanda kesialan, nasib buruk, malapetaka, atau hal-hal aneh lain yang bersangkutan. Disekitar kita ada satu atau dua manusia yang mendapat julukan ini. Entah karena keanehan pada mereka atau mereka memang ditakdirkan sebagai 'Anak Omen'. Keseharian mereka berbeda dari orang biasa, dan hal ini di alami oleh seorang Shizuo Heiwajima"

Warning: Yaoi pairings, means boxboy. Typo(e)s everywhere, keGaje-an yang membahana, OOCness

Pairings: AU!Shizaya

Genre: Romance/Hurt/Comfort/Tragedy/Supernatural (Kuro tau kok nggak boleh empat O#O))

Rating: T

Disclaimer: Ryohgo Narita-sensei! (c) Durarara (Kalau yang buat Kuro, ntar isinya Yaoi semua OvO #buagh)

.

Omen

.

Peraturan dibuat agar orang-orang menurutinya. Tapi beberapa orang berpikiran bahwa peraturan dibuat untuk dilanggar. Tapi kenapa? Kenapa harus ada peraturan jika nantinya akan dilanggar, dipatahkan, diacuhkan? Tapi dilain pihak, kenapa harus ada peraturan yang mengekang hidup kita? Kenapa kita tak boleh hidup semau kita? Melakukan apa yang kita inginkan sesuka kita?

Kenapa?

Jawabannya mudah saja, karena manusia itu greedy. Manusia itu tidak akan pernah puas. Ketika dia mendapatkan apa yang dia inginkan, dia akan meminta lagi dan lagi. Sebagai contoh, mereka yang telah kaya tapi masih tetap egois dan menginginkan harta lagi. Bagaimana dengan nasib mereka yang miskin? Mereka akan semakin tertindas oleh kesombongan mereka yang kaya. Mereka yang kuat akan terus menindas mereka yang lemah sesuka hati mereka. Mereka yang lemah akan terus hidup dalam ketakutan. Mereka yang kekurangan hanya bisa berdo'a dan pasrah akan hidup.

Apakah itu yang namanya adil? Apakah itu yang kita inginkan?

.

Tentu saja tidak

.

Walau begitu, masih banyak orang-orang yang tetap melanggar peraturan sekeras apapun kita menegaskannya pada mereka. Karena itulah jati diri mereka. Karena itu kesalahan mereka sendiri yang memilih jalan hidup mereka. Walau sebenarnya mereka masih memiliki hati kecil yang ingin kembali ke jalan yang lebih baik. Tapi karena kesalahan society mereka malah memilih jalan yang berliku.

Hal ini juga terjadi kepada sepasang kekasih. Karena kekuatan cinta itu terlalu kuat, melebihi apapun. Mereka rela melanggar peraturan yang dibuat oleh Tuhan sendiri, demi menyatukan cinta mereka. Tentu saja Tuhan marah kepada mereka. Malaikat dan Iblis itu tak boleh saling mencintai. Itu adalah peraturan mutlak. Malaikat dan Iblis adalah dua makhluk berbeda yang tak boleh disatukan, layaknya langit dan bumi. Mereka dapat mempengaruhi struktur alam semesta.

Tapi mereka tetap melanggar dan malah, mereka berani melawan Tuhan dan memohon kepadaNya untuk membiarkan mereka bersama. Tuhan tidak senang dengan ini, tentu saja. Tapi Tuhan membiarkan mereka bersama dengan satu syarat. Dengan senang hati mereka menunggu syarat dari Tuhan, apapun akan mereka lakukan.

Tuhan hanya tersenyum dan mengatakan bahwa mereka tidak boleh menelantarkan anak mereka ketika kelak masanya tiba nanti, dan setelah itu mereka dibiarkan pergi oleh Tuhan. Betapa senangnya pasangan itu ketika mendengar syarat dari Tuhan. Mereka berterima kasih sebanyak-banyaknya pada Tuhan dan pergi kembali turun untuk tinggal di Bumi. Mereka langsung sibuk mencari rencana untuk melanjutkan hidup. Mencari apartement, menyembunyikan identitas diri mereka. Banyak sekali. Keh, dasar pasangan baru.

Disisi lain, Tuhan masih tersenyum ketika melihat mereka pergi, mengurusi kehidupan mereka. Mereka tidak tahu apa maksud dari perkataan Tuhan yang sebenarnya. Mereka tidak tahu apa yang menunggu mereka nanti. Mereka tidak tau apa-apa, layaknya anak burung yang baru menetas dari telurnya. Tapi biarlah mereka melakukan kemauan mereka sekarang. Karena Tuhan sekarang hanya duduk bersantai menunggu malapetaka yang nantinya akan hadir pada mereka. Tuhan itu sangatlah baik hati bagi mereka yang tunduk padaNya, tapi kadang Tuhan juga bisa kejam kepada mereka yang berani membantahNya.

.

Ketika mereka dikaruniai anak, itu adalah kebahagiaan yang tiada bandingannya. Mereka sangat-sangat bahagia mendapati seorang anak lelaki yang sangat lucu, manis. Mereka akan menjadi sebuah keluarga kecil, akhirnya. Tapi ketika mereka mendapat surat dari Tuhan. Kebahagiaan mereka hancur perlahan-lahan. Disana, disurat yang dikirimkan Tuhan. Tertulis dengan tulisan indah yang tiada bandingnya

'Selamat atas kelahiran anak kalian. Aku memberkati kalian, ingat syaratku pada kalian. Karena sekarang kalian harus merawat anak ini dengan baik. Merawat seorang anak omen'

Mereka tidak tau harus bagaimana. Anak omen? Itu berlebihan, mereka tidak akan sanggup merawat anak ini. Anak omen ini. Bagaimana bisa mereka merawatnya jika setiap harinya mereka akan diikuti bayang-banyang malapetaka. Mereka tidak sanggup, mereka tidak ingin kehidupan mereka hancur karena anak ini. Apa salah mereka yang hanya ingin memiliki kehidupan sederhana yang diisi kebahagiaan? Apakah itu salah? Tentu saja tidak, mereka tidak salah. Mereka hanya keliru ketika berpikir bahwa Tuhan aan dengan mudah membiarkan mereka hidup bersama tanpa memikirkan orang lain. Tidak, tidak. Tuhan tidak jahat, Tuhan hanya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa ketika Tuhan menetapkan peraturan. Itu artinya mereka harus tunduk dan mengikuti permainan Tuhan. Sudah pasti mereka menyesal karena mengingkari perintah Tuhan. Mereka menyesal, sangat-sangat menyesal. Tapi hal yang sudah terjadi tak dapat ditarik kembali. Lagipula penyesalan selalu datang terakhir. Bodoh sekali mereka, mereka hanya mengikuti hati dan pikiran tanpa berpikir apa dampak yang akan mereka dapatkan. Karena itulah sekarang..

Mereka membuang anak ini.

Ooh.. Mereka tidak tahu betapa tindakan ini membuat Tuhan marah. Mereka tidak tahu bahwa tindakan ini malah membuat Tuhan membenci mereka. Mereka pikir hidup mereka akan baik-baik saja jika jauh dari anak omen itu. Tapi sesungguhnya mereka akan merasakan betapa pedihnya siksaan secara langsung dari Tuhan. Mereka akan lebih menyesal karena sudah berani membuang pemberian Tuhan. Mereka pasti menyesal seperti kesalahan mereka dulu. Dasar bodoh.

.

Bagaimana nasib anak ini sekarang? Tuhan sudah tahu kalau mereka pasti akan membuangnya, karena itulah Tuhan mengirimkan seorang malaikat kepadanya. Eve namanya, julukannya adalah the kindest of the kind'. Tuhan ingin setidaknya anak ini dapat menjalani hidup sebagai mana manusia menjalani hidup. Tuhan menyerahkan tanggung jawab yang diterima dengan senyuman oleh Eve. Tuhan tahu, bahwa dengan menjadikannya anak omen akan membuatnya melewati kehidupan yang seperti neraka. Tapi Tuhan berharap dia dapat bersabar. Karena Tuhan telah menyiapkan sebuah karunia yang tiada bandingnya diujung jalan hidupnya. Jika dia memilih jalan yang tepat, dia akan memilikinya. Tapi jika tidak, karunia itu akan pergi kembali pada Tuhan.

.

.

"Kaa-san aku pergi sekolah dulu!"

Teriak seorang anak berambut coklat dengan plester di hidungnya. Menggandeng tas sekolah, dan roti bakar menggantung di mulutnya.

"Hati-hati dijalan, nak. Berjuanglah!"

Sahut sang Ibu yang tengah membereskan peralatan makan. Dengan senyuman lembut mengantar anak kesayangannya pergi ke sekolah. Hari ini adalah hari pertama sekolah setelah musim panas. Dengan semangat yang menggebu-gebu, dia berlari menuju sekolah.

.

.

Tbc...

.

Kuro disiniiiiiii OwO)/

Nah, Fic selanjutnya udah update. Tinggal update chapter selanjutnya deh. O-O)

Oh iya, minna. Di fic ini Shizuo anak tunggal. Tenang aja, ada Kasuka tetap ada kok. Tapi sebagai tetangga saja _(:3_/)_

Jangan marahi Kuro ya! Karena Kuro ini masih pemula dengan dunia menulis! Tolong semua-semuanya dimasukkan ke Kotak Review aja, karna Kuro supeeeeeeeer bahagia ketika lihat ada review di fic-nya Kuro \\( 3 )/

Arigatou buat semua readers, Jaa matta na~

-Kuroya