Fruits Basket punyanya Natsuki Takaya lho! klo saya punyanya keranjang buah~

Kuroshitsuji, jelas punya Yana Toboso yang nyiptain Sebastian,,klo saya paling nyiptain dedemitan~

Fanfic aneh, ga banget ini jelas punya saya

okeh? selamat menikmati!


Pagi yang cerah di kediaman keluarga Sohma.

Shigure Sohma, sang penguasa di rumah kecil namun berhalaman seluas kebon kelapa sawit itu sedang menikmati teh hangatnya sambil membaca koran pagi yang baru saja ia ambil dari depan rumah tetangga sebelah barusan. Seperti hari-hari biasanya, seharusnya Toru Honda, gadis SMA yang numpang di rumahnya itu akan datang dari dapur dengan membawa nampan berisi makanan hangat yang sangat harum menggugah selera, tapi, kenapa gadis itu belum muncul juga sampai saat ini?

Shigure bangkit dan memutuskan untuk berjalan ke dapur menemui gadis itu. Perutnya sudah kelaparan dan minta untuk segera di isi. Sayangnya, bukan Toru Honda yang ia dapatkan berada di dapur, tetapi Ayame Sohma, sepupu yang gendernya sudah pasti laki-laki namun tampak luarnya masih meragukan.

"Ah~Aya. Sedang apa kau di sini?" tanya Shigure terkejut melihat sepupu akrabnya sedang memakai pakaian memasak yang penuh dengan renda-renda rada norak yang Shigure yakin itu adalah buatan tangannya sendiri.

"Seperti yang bisa kau lihat, Gure san, aku sedang memasak untuk kalian semua," jawab Ayame ceria seraya mengaduk isi panci di hadapannya.

"Kenapa kau yang memasak? Mana Toru?"

"Toru? Entahlah, aku tidak tahu, yang pasti aku langsung datang begitu adikku yang tercinta, Yuki, menelponku dan memohon padaku untuk memasakkan sarapan yang penuh gizi dan cinta untuknya. Kakak mana yang tega tidak mengabulkan permintaan adik yang begitu manis dengan mata berbinar itu? Sepertinya dia sudah dengar tentang magical hands-ku yang hebat dalam segala hal ini," cerocos Ayame. "Kau mau coba, Gure san? Ini suatu kehormatan untukmu, mencicipi masakan nomor satu buatanku,"

Sebenarnya Shigure belum pernah dengar kalau Ayame bisa memasak, yang ia tahu, Ayame memang seorang penjahit yang handal. Tapi, sudahlah, yang terpenting adalah bukan Yuki yang memasak, karena masakannya sama dengan kematian yang tragis.

"Silahkan," ucap Ayame riang seraya menyodorkan piring berisi masakannya itu. Shigure bisa lihat, sepertinya masakan Ayame bisa di makan. Shigure mulai menyendokkan makanan itu ke dalam mulutnya.

"…"

"Bagaimana, Gure san? Enak bukan? Apa? Kau membisu karena kenikmatan masakanku yang penuh cinta ini? Ah~ kau tidak perlu memuji seperti itu," cerocos Ayame seenaknya. Shigure meletakkan sendoknya dan menepuk bahu Ayame.

"Kau dan Yuki memang kakak beradik. Aku tidak akan meragukan hal itu," ucap Shigure kemudian ia langsung ambil langkah seribu sebelum Ayame memintanya untuk memakan masakannya yang lain. Hampir saja ia mampir ke 'dunia sana' gara-gara masakan Ayame itu. Masakan itu bisa di bilang ga enak-enak banget atau emang bener-bener ga enak. Shigure berencana memuntahkannya di kamar mandi segera.

BRUAAKKKK!

Sepertinya baru saja Shigure mendamaikan isi perutnya yang terkontaminasi di kamar mandi ketika ia membuka pintu kamar mandi dan mendapati Kyo Sohma jatuh dari langit-langit, meninggalkan lubang besar di sana. Shigure hanya bisa menatap lubang itu dengan tatapan hampa, di kepalanya berputar-putar kata-kata, "biaya perbaikan 10 ribu yen, biaya perbaikan 10 ribu yen,"

"TIKUS SIALAN! APA YANG KAU LAKUKAN!" teriak Kyo. "KAU MENGGANGGU TIDURKU,"

Kemudian muncullah Yuki Sohma dari lubang besar di langit-langit itu dengan wajah keras dan mata berkilat.

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu kucing brengsek!" ucap Yuki dengan nada sinis yang masih terkontrol. "APA YANG KAU LAKUKAN PADA KEBUN KUCAIKU?"

"AKU HANYA MENCABUTNYA KARENA AKU BENCI KUCAI, SANGAT BENCI, BAUNYA SAJA SUDAH MEMBUATKU MUAK," balas Kyo.

"KAU!"

Yuki menendang Kyo sampai berhasil menjebolkan 3 buah shoji (pintu yang terbuat dari kayu dan kertas).

'tambah 20 ribu yen, 20 ribu yen,'

"DASAR BRENGSEK!"

PRAAAANGG!

'10 ribu yen lagi, 10 ribu yen,'

BRAAAAKK GUBRAKKK KROMPYAAAANG!

'sekitar 45 ribu yen lagi, 45 ribu…yen,'

GEDEBUAAAKKK PRAAAK GUBBBRAAAAAKKKKK!

'nambah 75 ribu yen, vas bungaku,'

"ARRGGGHHH!" teriak Shigure frustasi. Kemana gadis itu, Toru Honda? Biasanya ia akan langsung datang melerai kucing dan tikus itu segera sehingga tidak sampai menghancurkan rumah ini. "Toru, mana Toru?"

"Ah, Shigure san, kalau kamu mencari Toru, dia sedang berlibur ke villanya Hanajima san di gunung," jelas Momiji yang tiba-tiba muncul.

"Eh? Begitu kah?" tanya Shigure. Momiji mengangguk.

"Iya, hanya 3 hari saja kok," sahut Momiji. Iya, hanya tiga hari saja, tapi begitu ia pulang, rumahku sudah rata dengan tanah, berikut dengan empunya, batin Shigure. Tiba-tiba saja matanya menangkap jejak kaki penuh tanah di atas tatami lorong rumahnya.

"I…ituuu~" ucap Shigure seraya menunjuk jejak-jejak kaki itu horror, seolah ia baru saja melihat hantu. Momiji menoleh kea rah yang di tunjuk oleh Shigure.

"Ah~ itu pasti jejak kaki Haru. Kami datang untuk bermain, tapi sepertinya Haru enggan melepas sepatu barunya yang di belikan oleh Rin," jelas Momiji tenang. Pemuda berambut putih hitam itu muncul dari balik ruangan dan melambaikan tangannya menyapa Shigure.

"Selamat pagi, sensei," sapanya tanpa ekspresi kemudian ia menghilang ke dalam ruangan yang sepertinya Kyo dan Yuki masih bertarung di dalamnya.

GUBRAK PRAAKK KROMPYAANGG *pertarungan Yuki dan Kyo*

Ceprot, ceprot, ceprot *langkah kaki Haru*

Siuuuuuuut~ *kompor gas mati* "Aduh, apa aku harus menyalakan api lagi ya?" *suara Ayame*

Shigure merasa kepalanya berputar kencang dan satu-satunya yang ada di kepalanya hanyalah Dewa Keselamatannya, Hatori Sohma. Ia berlari bombay menuju ke telepon antik di ruangannya dan segera menekan nomor telepon Hatori sebelum dewa kematian mengambil nyawanya pagi ini.

"Moshi moshi,"

"Haa san!" pekik Shigure histeris. "Aku akan mati,"

"Eh? Apa maksudmu?" tanya Hatori di seberang sana.

"Aku akan benar-benar mati, (GUBRAK BRAK KROMPYANG PYANGG!) *soundeffect pertarungan Yuki dan Kyo* mereka semua bermaksud untuk menghancurkan rumah dan hidupku!(ceprot, ceprot, ceprot) *Haru lewat* selamatkan akuu!" pinta Shigure histeris.

"Siapa 'mereka' yang kamu maksud? Memangnya Toru tidak ada?" tanya Hatori santai.

"TORU PERGI MENINGGALKANKU DAN RUMAH INI DALAM KEADAAN KRITIS," shigure makin histeris. "BAYANGKAN, YUKI, KYO, AYAME, HARU DAN MOMIJI ADA DI RUMAHKU SAAT INI, BELUM LAGI KALAU KAGURA DATANG…" belum selesai Shigure berbicara, sesosok gadis manis berambut kecoklatan dengan tas berbentuk babi melewatinya.

"Selamat pagi, Shigure san, aku mau menemui Kyo-ku," sapa gadis itu. Shigure rasanya ingin menangis saja saat ini. Kehancuran rumahnya sudah ada di depan mata.

"dan dia pun datang," ucap Shigure putus asa. "HAA-saaaan!"

"Iya, iya aku mengerti. Kenapa kau tidak meminta bantuannya saja? Mungkin dia bisa membantu berhubung dia professional," ujar Hatori.

"Siapa?"

"Tanaka san, yang bekerja pada bangsawan inggris itu. Mungkin dia bisa membantu," ucap Hatori. Shigure bagaikan menemukan secercah harapan, walau pun hanya secuil kesempatan untuk hidup, ia pasti akan mengambilnya.

"Tadi kau bilang, Tanaka san, bukan?"

"Iya, Tanaka san,"

Shigure menghapus air matanya yang sudah mengalir tak karuan. Ia pasti akan meminta bantuan Tanaka san, teman se-kewarganegaraannya itu.

"Haa-san, aku pasti akan menelpon Tanaka san. Aku masih mau hidup,"

Phantomhive Manor, waktu setempat.

Kring Kring Kriiing…

Kriing Kriiiing…..

KRIIIIIINGGGGGGG! *ngotot*

"Keluarga Phantomhive di sini," ucap Sebastian Michaelis dengan nada formal dan mantap! *acung jempol*

"Tanakaa saaan (DUAAR)*suara ledakan* aku ingin bicara dengan Tanaka san (GUBRAAKK BRAAK JEDUAAKK) *suara sesuatu jebol dan hancur* kumohooon," pinta suara di seberang.

Sebastian menaikkan satu alisnya. Tumben ada yang nyari Tanaka.

"Siapa ini kalau saya boleh tahu?" tanya Sebastian dengan nada yang amat-sangat formal.

"SHIGURE SOHMA, CEPAT BERIKAN PADA TANAKA SAN! AKU BUTUH BANTUAAAAANNN!" teriak yang di seberang. Sebastian menoleh kea rah Tanaka yang duduk manis di sampingnya sambil minum teh dengan khidmat. Sebastian tersenyum aneh.

"Pak Tanaka," panggil Sebastian. "Ada telepon untukmu,"

"Pak Tanaka?"

"Ho ho ho,"


begitulah awal dari segalanya sodara2...apakah yang akan di lakukan oleh Tanaka untuk membantu Shigure bertahan hidup? apakah dia akan mengirimkan Sebastian? emangnya boleh ama Ciel?

Review pliss?