| Dua Sahabat Naik Gunung Semeru |

oleh Manusia

H x H milik Togashi Yoshihiro.

Lirik lagu "Naik Gunung" oleh N.N. (tanpa nama, kalau tahu bilang, ya!) dan merupakan lagu anak-anak. :D

[warning: SONGFIC (yang bold italic itu lirik lagu), kayaknya ga mirip songfic T_T, alur tidak begitu jelas, ada kemungkinan OOC, AU, misstypo(s), kehabisan nafas (?), dsb]

Jadi, Anda memutuskan untuk membaca fic saya?

.

.

|^w^|

.

.

Naik-naik, ke puncak gunung

Tinggi-tinggi sekali

Lumayan melelahkan ternyata. Sudah lima jam berlalu, aku dan sahabatku berlari slow motion mendaki Gunung Semeru di Indonesia. Gila, 'kan? Tadinya mau naik Gunung Krakatau, tetapi tidak diperbolehkan oleh pihak berwenang.

Fyuh! Hawa dingin gunung agak sedikit mencengkram darahku. Tekanan udara yang semakin rendah membuatku agak sulit mengambil nafas. Meski demikian, aku sudah terbiasa dalam kondisi sulit, termasuk sahabatku. Bahkan kami berdua tidak memakai jaket, tepatnya hanya kaos oblong tanpa lengan yang tipis, karena takut menghambat aktivitas kami. Pembaca, jangan meniru aksi kami tanpa jaket! Dijamin menggigil sampai nyawa melayang.

Oh ya, ngomong-ngomong namaku Gon dan sahabatku yang beruban ini namanya Killua. Dia itu selalu dianggap anak polos. Mungkin karena aku selalu bersikap jujur dan dia pandai berbohong meski ada yang lebih mahir berbohong dibanding Killua. Bahkan ada yang mahir mendeteksi kebohongan.

Naik-naik, ke puncak gunung

Tinggi-tinggi sekali

"Naik terus, naik terus. Tingginya kebangetan!" pekik Killua berlebihan.

"Ini juga kita malah mendaki sambil lari slow motion," keluhnya padaku.

"Ya, mau bagaimana lagi. Yang meminta itu kamu, Killua!" jelasku. Killua hanya merengut saja.

"Tapi tidak perlu slow motion juga, Gon!"

"Daripada kita ribut terus, bagaimana kalau kita berjalan biasa saja?" usulku.

Kiri, kanan kulihat saja

Banyak pohon cemara

Pohon cemara sangat banyak! Ke kiri, ke kanan, pasti bertemu cemara. Killua, sahabatku, sudah mendahuluiku. Jadi, kalau ke depan, pasti bertemu punggung Killua. Kalau ke atas, pasti melihat langit biru tersamarkan dedaunan. Kalau ke bawah, pasti melihat tanah bebatuan. Kalau ke belakang, pasti bertemu...

"Killua?" panggilku kepada sahabatku. Aku masih mengengok belakangku.

"Apa, Gon?"

"Di belakangku," kataku sambil gigit jari.

"Belakangmu?"

Sebenarnya aku tidak mengharapkan hal ini terjadi. Aku hanya tak menyangka hal ini benar-benar terjadi.

Kiri, kanan kulihat saja

Banyak pohon cemara

"Di belakangku ada pohon cemara juga," ucapku.

Lalu, aku mendapat hadiah berupa jitakan dari Killua. Memangnya aku salah apa? Aku hanya tidak menyangka di belakangku ada pohon cemara juga.

"Killua," panggilku lagi.

"Apalagi?"

"Kau ke sini bukan sekedar untuk memecahkan rekor pendaki gunung terbanyak, bukan? Atau merindukan rumah tapi malu kalau mendakinya di rumah sendiri?"

Ctak! Aku dipukul lagi. Kini, benjolku ada dua. Daripada meratapi nasib mendapat benjol kembar, lebih baik melihat kiri dan kanan meski membosankan melihat pohon cemara.

Aku mendengar keluhan Killua lagi, "Mengapa harus pohon cemara, sih? Kayak nggak ada lumut aja. Semak-semak atau apalah!"

.

.

.

: the end :

: nggak ada lanjutan lagi :

Sebenarnya saya hanya asal pakai nama gunung saja daripada pakai nama gunung tempat tinggal Zaoldyeck meski masih tinggian Gunung Kukuroo dibanding Gunung Semeru.

Saya akui fic ini tak sempurna, maka disarankan untuk meninggalkan jejak kalian berupa review (kalau berminat). :D