Aku sudah menantikan saat ini... FIC PERTAMAKU! XDD

Oke, mungkin semua chara di fic ku ini OOC tingkat dewa...

Maaf ya kalo fic ku abal aku masih pemula .

WARNING! Yang paling penting nih: = No flame yah! Kalaupun fic ku jelek aku ga terima flame dalam bentuk apapun, apalagi kalau flame dari orang yang belum bergabung di alias tidak jelas asal-usulnya ^^ Terus, di bio aku udah bilang mungkin fic ku emang ga pake bahasa baku, pakenya bahasa sehari-hari, jadi yang ga suka fic dengan bahasa baku GET OUTTA HERE! Kalau masih penasaran baca, no flame yah~

Aduh, Micchi cerewet banget, ya...

HAPPY READING, ENJOY! ^^

NARUTO

Disclaimer: Masashi Kishimoto

PLEASE TRY TO LOVE ME!

By Michiyo Murakami

"Aku memang tidak sesempurna dirinya, tetapi apa kau bisa mencoba untuk mencintaiku?"


Konoha Junior High School, kelas 8-6.

Kelas 8-6 di sekolah ini memang kelas yang paling bandel dan paling berisik seangkatannya. Guru yang mengajar di kelas ini sudah tidak tahan lagi, hanya guru yang memiliki kesabaran tingkat tinggi yang bisa menghadapi kelas ini. Oke, mungkin ini berlebihan tapi memang begitulah faktanya.

Guru-guru paling kewalahan kalau sudah menghadapi Ino Yamanaka, salah satu siswi kelas 8-6. Dia memang gaduhnya minta ampun. Selalu bikin ribut. Bahkan, ia bisa menyebabkan kerusuhan lebih parah dibandingkan sepuluh anak lelaki. Nggak nahan!

Tapi, Ino ini siswa yang berprestasi. Tak jarang ia masuk 10 besar dari kelas 1 SD. But don't forget to notice, dia siswa BERPRESTASI bukan siswa TELADAN. Guru-guru selalu bimbang ingin mengeluarkannya atau tidak. Dia memang sepantasnya dikeluarkan karena kenakalannya, tapi ia sudah berkali-kali mengharumkan nama sekolah. Oke, by the way kita ke cerita aja.

"INO YAMANAKA! SUDAH BERAPA KALI AKU BILANG, KALAU KAU SELALU BIKIN GADUH SAAT PELAJARANKU, NILAIMU AKAN KUKURANGI SATU POIN?" suara Kurenai-sensei menggelegar.

Tapi, dengan santainya Ino menggulung lengan bajunya dan menyelonjorkan kaki diatas meja dan menirukan gaya Kurenai-sensei mengancamnya.

"Ino sih nggak bakalan takut diancem kayak gitu. Nilainya kan 100 atau 90 terus. Kalo dikurangi satu poin, tetap aja bagus. Jadi 90 atau 80," kata Kiba kepada Neji.

"Gue juga rasanya pengen deh ngundurin diri dari jabatan ketua kelas 8-6. Gue udah nggak sanggup ngadepin cewek jadi-jadian itu," desah Neji.

"Hm, bocah bodoh satu itu sih tidak usah dipedulikan," gumam Shino dengan enteng.

"Gimana caranya nggak dipeduliin? Gue nggak bisa konsen belajar kalo dia bikin kacau kelas terus!" celetuk Kiba.

BRAK! Kurenai-sensei menggebrak meja.

"Aku keluar dari kelas ini! Mood-ku hilang seketika!" seru Kurenai-sensei.

"YEEEEEYY!" seru Naruto.

"Lho, kok malah seneng?" tanya Sakura.

"Kayak lo nggak tau aja. Kurenai-sensei kan ngasih PR banyaknya kayak apaan tau, jadi kalo dia nggak ngajar ya gue seneng!" jawab Naruto.

"Ya itu elonya yang malesnya kayak apaan tau," seru Sakura.

"Ngapain sih debat terus? Berisik tau! Mending tidur," celetuk Shikamaru.

"Wooo, dasar tukang tidur tingkat asistennya raja!" seru Naruto.

Tiba-tiba, Ino yang duduk didekat jendela tercengang melihat Sasuke yang sedang berjalan melewati kelas 8-6. Sasuke Uchiha, siswa kelas 8-8, sepertinya baru saja kembali dari ruang OSIS, karena di tangannya terdapat setumpuk map.

"Sssssssssttt, jangan berisik! Ada Sasuke!" seru Ino. Gerakan bola matanya mengikuti gerakan Sasuke berjalan sampai Sasuke masuk ke kelasnya.

"Oooh..." gumam Naruto.

"Jadi..." lanjut Sakura.

"Ino lagi kesengsem ama Sasuke, nih?" tanya Tenten sambil nyengir.

"A-apa sih? Gue... Gue cuma..." Ino bingung harus berkata apa.

"Cuma apa, hm? Nggak usah mengelak deh..." celetuk Naruto.

"Ya-ya, sepertinya begitulah! Ga tau kenapa..." gumam Ino.

"CIE BANGET! HAHAHAHA!" seru Naruto.

"Kecilin dikit volume toak lo napa sih? Berisik tau!" seru Ino.

"Ehm, kebetulan gue punya sodara sepupu. Dia satu kelas ama Sasuke, dia juga deket banget ama Sasuke. Mau dibantuin nge-stalk nggak?" tanya Temari.

"Eh? Yang bener? Mau bangeeeeett! Thanks ya!" jawab Ino.

"Ngomong-ngomong siape sodara lo? Gue gebet boleh kale wkwk," kata Sakura.

"Gaara, anak kelas 8-8 juga, haha," jawab Temari.

"Heh Sakura, jahat banget lo! Inget gue gak sih lo?" celetuk Naruto.

"Woles bang," kata Sakura.

"Langsung go to the problem ajadeh! Ino, terus mau mulai darimana nih?" tanya Tenten.

"Emm... Darimana ya?" tanya Ino, disambut oleh jitakan dari Tenten.

"Yang bener dong!" seru Tenten.

"Err, tanya aja dia di kelas gimana, terus sifatnya kayak apa, bla bla bla dan sebgaianya. Dan yang paling penting dia single atau enggaknya," jawab Ino.

"Ngomong-ngomong nih ya Ino-chan tercintaku. Lo semokin badan lo dikit dong. Terus rambut lo dimodel yang lain. Lo ini kan jangkung, kurus, kerempeng. Rambut juga panjang lurus diiket nggak ada model lain. Mana mungkin Sasuke ngelirik elo kalo fisik lo masih... Err... Masih meragukan elo cewek atau bukan," kata Sakura.

"Enak aje lo! Kalo gue baca di novel-novel, cowok cinta sama cewek nggak dari fisik. Terus lo tau kan lagunya Gaga yang Born This Way? Intinya just love yourself just the way you are, you're born in your way. Jadi ngapain ubah-ubah penampilan? Mending jadi diri sendiri. Betul gak?" timbrung Ino.

"Yadeh, gue kan cuma kasih masukan, bro, he-he-he," kata Sakura.

"Ga usah ha-he-ha-he. Ino, maksudnya Sakura bukan ubah segalanya getooh. Lo emang butuh perubahan biar jadi lebih cantik, tapi ya gak usah semokin badan juga lah," kata Tenten.

"Noh, dengerin Proffesor ngomong!" seru Naruto.

"Apa banget sih lo, Nar. Eh betewe, nanti lo bertiga mau ke salon gue gak? Perawatan dikit gitu. Gue kasih gratis deh. Mau gak?" tawar Tenten.

"Mau!" seru Sakura.

"Yah, nanti gue les..." kata Temari. Ino masih kurang yakin.

"Inget kata-kata Tenten tadi," kata Sakura sambil nyenggol bahu Ino.

"Okedeh. Kapan?" tanya Ino.

"Habis pulang sekolah. Gimana?" tanya Tenten.

"Huah, ngomongin salon, bubaaar... Abangnya mau pulang," kata Naruto.

"Apa banget deh lo," timbrung Tenten.

"Seep deh. Pulang sekolah ya? Oke!" seru Tenten dan Ino.

"Aduh Tenten, makasih banyak ye. Jadi ngerepotin, deh," kata Ino.

"Ya elah, slow aja. Kita kan sahabat. Betewe, elo cantik banget loh, Ino!" seru Tenten.

"Iye, beneran Ino elo cantik!" seru Sakura.

"Heh? Thanks yee, hihihi jadi malu," kata Ino.

"Eh, gue pulang dulu ya? Mau bareng nggak, Ino?" tanya Sakura.

"Oke deh! Bye bye, makasih banyak ya Tenten!" seru Ino sambil melambaikan tangan, masuk ke mobil Sakura, dan berlalu.

Di kelas 8-6 yang sepi, sunyi, dan tenteram. Beberapa anak mengobrol hanya untuk mendiskusikan hal pelajaran. Benar-benar suasana yang sangat langka di kelas ini. Bahkan, si ratu pembuat onar Ino Yamanaka bisa tenang dan mengerjakan tugasnya dengan baik. Tetapi, sesekali ia melamun. Sakura yang duduk disebelahnya pun terheran-heran. Yah, Sakura sebenarnya memang lebih suka kalau Ino tenang. Tapi, apa gerangan yang sudah terjadi pada kawannya ini? Apakah si Ino kesamber jin tomang tadi malam? #gubraakk

"Ino, kenapa sih lo? Daritadi diem aja," tanya Naruto. Kalau si Naruto sih, lebih suka Ino yang berisik. Karena bisa membuat guru-guru keluar dan mereka terbebas dari PR.

"Kenapa kek, yang enak," jawab Ino asal.

"Ya elah, jawab yang bener ngapa?" timbrung Naruto.

"HAAAH ELAAH! Gue berisik, dikritik. Gue diem, masih dikritik juga. Harus apa gue biar ga dikritik? Nyumpel mulut pake sabun?" Ino berkata asal-asalan.

"Kalo lo nyumpel mulut pake sabun, elo keracunan, edon. Tumben lo jadi bloon gini," celetuk Sakura.

"Eh, gue punya berita baru tentang Sasuke lho," kata Temari. Tenten pun jbjb pengen dengerin.

"Yang bener?" mata Ino langsung berbinar. "Tentang apa?" tanyanya.

"Tapi, lo jangan langsung galau habis gue kasih tau. Janji?" kata Temari.

"Oke, gue janji," kata Ino.

"Sasuke suka tipe cewek yang cerdas, baik, kalem dan feminin," Temari agak menekankan pada kata "kalem" dan "feminin".

"Gak usah ditekenin banget bisa kalee," gerutu Ino sambil mengacak-acak poninya.

"Yang kedua," "Sasuke udah punya pacar. Seminggu lalu baru aja jadian," kata Temari.

BRAK! Ino langsung sweatdrop mendengarnya sambil menggebuk meja. Untung saja Asuma-sensei sedang ke toilet.

"Siaaal!" Ino langsung depresi, melepas kunciran rambutnya, dan mengacak adul rambutnya.

"Noh, kan. Gue kan udah bilang, lo jangan galau," desah Temari.

"Gue bukannya galau. Gue DEPRESI woy! DEPRESI!" jerit Ino. Naruto yang lega karena Ino sudah mulai berisik, dan ekspresi cemberut dengan bibir yang maju lima sentimeter langsung terhias di wajah Kiba dan Neji.

"Sabar yah, Ino," kata Tenten sambil mengusap-usap kepala Ino. "Ngomong-ngomong, siapa pacar Sasuke?" tanya Tenten kepada Temari.

"Ehm..." Temari memutuskan kata-katanya, "Pacarnya Sasuke... Hinata Hyuuga, kelas 8-8 juga," jawab Temari.

"Hinata? Yang dulu pernah naksir ama gue?" tanya Naruto.

"Kalo soal naksir ama lo, gue gak peduli. Si Hinata kan emang cantik, kalem, pinter, tapi kan dia kuper banget! Kenapa Sasuke gak pilih Ino aja? Ino kan famous sama kayak dia! Kalo gue jadi Sasuke, gue gak bakal pilih si Hinata!" timbrung Tenten.

"Kalo masalah itu sih yaa terserah Sasuke-nya, tapi gak nyangka aja gitu loh Sasuke mau sama Hinata. Hinata itu yang sekeluarga sama Neji itu, kan? Yang rambutnya panjang terus ponian?" kata Sakura.

"Iya bener," jawab Temari.

"Eh tapi si Hinata semok lho, paling Sasuke ngeliat dari situ kali," celetuk Naruto asal sambil pasang muka mesum, disambut dua jitakan maut dari Sakura.

"NAPA JADI NGOMONGIN HINATA? PIKIRIN DONG GUE HARUS APA!" jerit Ino.

"Lho, kok suruh kita yang mikir?" tanya Naruto.

"Ino, elo tuh sok deket-deket Sasuke aja. Soal fisik, elo menang kok. Terus elo pinter juga. Lo tinggal ngeakrab-in diri sama Sasuke, lama-lama kan Sasuke-nya bakal ngerasa gimanaaa gitu, kayak di film-film," kata Sakura.

"Heh? Ino kan, jangkung dan kerempeng! Kalo Hinata kan..." Omongan Naruto kembali terputus karena jitakan maut dari Sakura lagi.

"Oke guys, makasih ya atas usul kalian semua. Dan thanks banget ya Temari buat infonya. Oke deh, gue mau bubar dulu. Ng, pengen ngegalau aja. Bye," kata Ino lemas.

To be continued.


Aduh, jelek banget ya?

Kata-katanya campur aduk. Di cerita baku, tapi di dialognya bahasa sehari-hari -_-

Bener-bener... Payah TT_TT

Maaf kalo ada banyak typo._.

Sekali lagi, aku nggak nerima flame yah! Apalagi dari orang yang nggak jelas... *dibekep gara-gara ngulang-ngulang*

Mind to R 'n R? Favorite-in juga boleh ;) *ngarep*

Papay semuanya, sampai jumpa di chapter selanjutnya!