*_*_~_1_~_*_*

Lika-liku perjalanan pangeran

Dengan tergesa yeoja yang sedang membawa aeginya itu berlari menuju.. ah, bahkan ia sendiri tak tau akan kemana. Dengan tak berperikekakian ia terus berlari tanpa berkompromi dengan kakinya yang terasa mau putus.

"YA! Jangan lari kau!" setelah mendengarkan kalimat itu dia semakin kencang berlari. Setelah berlari cukup jauh, ia menemukan gua yang mungkin terlihat aman. Dengan tergesa iapun berlari tanpa sadar bahwa didepannya terlihat akar pohon yang cukup menonjol. Sampai pada akhirnya..

'BRUK'

"AHH.."

Ya yeoja itu tersandung dengan sangat tidak anggun. Rok putih panjang yang tadinya bersih sekarang berubah menjadi coklat kemerahan. Ya kejadian tadi sukses membuat robek lututnya mengakibatkan darahnya tercetak jelas di rok putih pakaian kebesaran ratu miliknya itu.

"Oeeek.. oekkk.. ung oeeekkk.." suara tadi seperti sinyal untuknya agar supaya bangun dari tidurnya. Dengan tertati-tatih ia bangun dan menggendong aeginya dan segera menuju gua yang tak jauh dari tempatnya. Sampai di gua itu, ia segera menidurkan aeginya ditempat yang menurutnya cukup nyaman. Dengan mata berkaca-kaca dan senyum miris terpampang di wajahnya, ia mencoba berbicara pada aeginya.

"Nak, tolonglah menjadi raja yang bijaksana dan arif. Adil pada semuanya dan jangan haus akan kekayaan ya nak. Dan tolong menjadi mandiri. Eomma percaya padamu." Dan setelah terucap kata-kata dari eommanya, sang aegi pun menangis. Ia pun ikut menangis. Menangisi takdir, nasib, dan keadaan, juga menangisi semuanya. Seperti mengerti keadaan ibu dan anak itu, alam pun ikut menangis dengan pertanda hujan lebat saat ini.

Hujanpun mulai reda. Yeoja tadipun terbangun. Dia keluar dari gua untuk mencari makanan. Didepannya terlihat pohon pisang. Buahnya kuning menggoda. Untung saja kemana-mana dia membawa pisau. Ya itu semua karena ia sangat suka keluar istana dan suka berkemah. Dengan segera ia mengambil buah pisang yang kuning dan daun pisangnya. Untuk apa daunnya? Kita lihat saja nanti.

Sesudah sampai gua, ia segera membuka pisang itu dan mengunyahnya. Sesudah halus ia membuka mulutnya serta mulut aeginya yang berumur 6 bulan itu. Dengan segera ia memberikan pisang yang halus tadi pada anaknya.

'srek.. srek' itu yang dia dengar. Dengan segera yeoja paruh baya itu mengambil daun dan pisau. Setelah itu ia menulis di daun pisang tadi. Selesai menulis, ia menyembunyikan daun pisang dan aeginya di balik stalakmit yang cukup besar. Merasa ajal akan datang yeoja paruh baya itu hanya pasrah. Dan ketika ia membuka mata, ia dikejutkan dengan dua pembunuh bayaran.

"Bunuhlah aku. Itukan yang kalian inginkan." Dengan keberanian yang didapatnya, ia berkata dengan lirih. Mungkin seperti bisikan.

" HAHAHA. Sudah menyerah ternyata ratu kita tercinta ini." Dengan tawa sinis lagikan menyindir (?) ia mengucapkan kata-kata tadi.

"Tapi sayangnya kami mau putra mahkota yang terbunuh dahulu dari pada kau yang mulia." Jawab pembunuh bayaran satunya.

"Apa aku saja tak cukup eoh." Tanya Hana. Ya nama yeoja paruh baya itu adalah Cho Hana.

"Aniya."

"Jadi dimana kau sembunyikan anak itu eoh?" sambungnya.

"Oeek oeeekkk..." tangisan itu menjawab namja didepan yeoja itu. Sementara sang yeoja terbelalak dan berdoa supaya anak itu selamat, si namja satunya mencari sang aegi. Setelah ia yakini itu anak dari Hana, ia memanggil namja yang berada didepan Hana.

"Hyung aku menemukannya!" seketika itu jugakeringat dingin keluar begitu saja dari pelipis Hana. Ia hanya pasrah dan memohon supaya anaknya selamat bagaimanapun caranya. Karena ia percaya tuhan itu ada.

"Cepat bunuh saja." Dan lagi mata Hana semakin terpejam dan tangannya yang bertautan semakin erat.

Dan saat namja yang akan mengeksekusi bayi Hana menoleh kearah bayi itu, ia sangat terkejut. Pasal nya, tadi bayi itu tepat berada di depan kakinya sekarang menghilang. Yang benar saja.

"Hyung, bayi itu menghilang."

"YA! Yang benar saja kau ini. Bukannya dia ada didekatmu hah?" tanya si pembunuh bayaran itu murka.

"Sumpah woo hyung liat saja sendiri." Dia menganga tidak percaya. Yang benar saja bukan bayi yang berada disana tapi daun pisang dengan tulisan 'MAAF TUAN-TUAN SEKALIAN ANDA BELUM BERUNTUNG MENCULIK BAYI NAMJA TAMPAN INI' dan itu membuat kakak beradik ini frustasi. Yang benar saja Chansung dan Wooyoung adalah pembunuh bayaran yang tidak pernah gagal dalam menjalankan misi dan sekarang membunuh bayi saja gagal.

Dengan wajah murka dan langkah lebar ia mendekati hana. "KEMANA KAU SEMBUNYIKAN ANAK ITU HAH?!"

Dengan terbata wanita itu menjawab "Aku.. aku tidak ta.. tau ia dimana, a.. aku sa.. saja kaget saat ka.. kau bilang tak.. AHH" darah mengucur deras dari perut wanita itu. Dan setelah kejadian itu nyawa yeoja itu melayang.

"Tak membunuh anakmu tak apa yang penting kau sudah mati. Hahaha." Tawa sinis Changsung menggema didalam gua itu.

"Dan setalah ini kau juga harus melayaniku hyung. Dengan hole ketatmu itu eunghhh." Sambungnya yang membuat Wooyoung bergidik ngeri.

'Semoga kau masih bisa berjalan besok' doa Wooyoung pada tuhan.

~*_Story After the Crown Prince Disappeared_*~

Rate : T+

Genre : Hurt, Romance, Sad, dll

Pairing : KyuMin

Slight : Seokyu, Yewook,dll

Note : '...'

Warning : BL, TYPO(s), Gaje

Enjoy your self

.

.

.

Jung IlChun 2015 Present

.

.

.

"Kyu oppa..."

"Heum"

"Kau tak lelah bekerja eoh? Makanlah dulu. Nantikan bisa dilanjut lagi."

Tapi ini belati pesanan Raja Cho Younghwan, Seo-ah. Aku tak mau membuatnya kecewa."

"Hah... baiklah oppa. Kalau sudah lelah, ambil saja makanannya di dapur. Aku mau merawat appa dulu. Sampai jumpa oppa.."

"Ne."

Ya. Yang tadi bercakap-cakap adalah Seo Kyuhyun dan Seo Joohyun atau akrab disapa Seohyun. Mereka adalah kakak adik dari keluarga yang tidak terpandang. Atau bahasa lainnya adalah rakyat jelata. Tapi mereka cukup bahagia dengan hidup mereka saat ini. Walaupun mereka berasal dari kalangan rakyat jelata, tapi mereka bisa membaca dan menulis. Mereka juga cukup pintar malah, bisa dikatakan sangat pintar. Bahkan mereka lebih pintar dari anak-anak bangsawan lainnya termasuk putra mahkota saat ini yaitu Cho Jongwoon atau akrab disapa Yesung.

Kyuhyun dan Seohyun masih berusia 12 dan 10 tahun. Walau begitu mereka sudah bekerja dan belajar hidup mandiri. Kyuhyun bekerja menjadi pembuat senjata dan pisau sedangkan Seohyun membantu eommanya bekerja menjadi penjual aneka macam makanan di pasar. Seohyun biasa ke pasar pada sore hari. Dan sekarang masih siang jadi ia merawat appa mereka yang sakit dulu.

Lain di luar istana, istana sendiri sedang sibuk-sibuknya mengurus tentang perpindahan jabatan dan perekrutan anggota bagian mana saja. Entah itu bagian mentri, prajurit, kasim, tata buku, sekolah, kesehatan, sampai bagian dapurpun ikut menyelenggarakan perekrutan. Semua kalanganpun bisa mengikuti perekrutan ini. Pengumuman inipun akhirnya disebar. Dan juga, untuk pendaftaran akan dilakukan seminggu dari sekarang dan untuk ujiannya akan dilaksanakan sebulan setelah pendaftaran.

Mendengar tentang itu sontak seluruh anggota keluarga Seo pun senang mendengarnya. Mereka menunggu momen ini supaya mereka bisa bekerja di istana.

.

.

.

Kecuali satu orang yang terlihat tidak antusias.

.

.

.

"Kyu, mengapa wajahmu muram seperti itu? Apa kau tak tertarik bekerja disana eoh?" ya orang itu adalah Seo Kyuhyun.

"Ah.. yang benar saja eomma. Disana itu gudangnya orang yang haus kekuasaan. Tempatnya orang egois dan sombong berasal dari sana. Aku tak mau kalau kita jadi gila jabatan seperti mereka eomma. Bahkan kalau tak salah aku pernah membaca di buku sejarah joseon Ratu kita yang sebenarnya adalah Cho Hana dan pewarisnya adalah Cho Kyuhyun. Tapi sekarang berpindah menjadi Kim Hyorin dan Kim Jongwoon. Kenapa? Karena Kim Hyorin menyewa dua pembunuh bayaran. Dikabarkan ratu kita mati tapi putra mahkota itu hilang. Semoga saja ia bisa menjadi raja yang bijakana dengan merebut kekuasaan dari fraksi Kim itu. Dan yang terpenting, aku tak mau bekerja diistana titik." Tanpa terputus kyuhyun mengelak dari paksaan eommanya itu.

"Kyu.." semua orang yang berada disanapun sontak menoleh kekasur yang terdapat tubuh yang sangat renta itu. Ya yang berbicara lirih tadi adalah Seo Jungsu appa Kyuhyun.

"Ne appa?"

"Appa mohon kau ikutlah ujian itu."

"Appa, tapi Kyu tidak suka berada diistana. Kyu benci dengan istana. Lagi pula kan ada Seohyun. Kenapa hanya aku yang dipaksa?" Selama ini Kyuhyun yang dikenal dingin oleh masyarakat sekitar, sekarang menjadi childish dihadapan appanya? Sungguh ini sangat jarang terjadi.

"Tapi appa mohon kyu, appa mohon.." dengan suara lirih, mata berkaca-kaca, dan tubuh bergetar menahan tangis, Jungsu memohon kepada anaknya itu.

"Hah~"

"Baiklah appa, aku akan melakukannya." Setelah melihat air mata appanya jatuh membuat Kyuhyun tak enak hati pada appanya. Ya walau ia benci istana, tapi ia lebih benci melihat appanya menangis. Dengan pasrah ia menyerah dan akan ikut ujian itu demi appanya. Ya, demi appanya.

T.B.C

.

.

.

OR

.

.

.

END

A/N

Annyeong readers^^ ini ff pertama unuk debt sebagai author di ffn. Kalau respon bagus aku lanjut kalau gak ada yang minat ya end disini. Mungkin ff ini akan ku post setiap sabtu. Bisa dipercepat bisa diperlambat. Ya sesuai mood juga sih *plaaak*

Ya sekian cuap cuap dari author sinting macem aku ini. Dan akhir kalimat (?)

.

.

.

REVIEW PLEASE