Sweet Revenge

Disclaimer: I do not own Assassination Classroom/Ansatsu Kyoushitsu.

Author's Note: Saya udah berusaha segenap hati, jiwa, dan raga (?) tapi kalau ada kesalahan, tolong maafkan *sungkem*. Mungkin ada di beberapa bagian, karakter-karakter akan jadi OOC. Settingannya ini saat dan sesaat setelah Asano Gakuhou menampar Asano Gakushuu (sebenernya ga tega liat Gakushuu ditampar, tapi yha apa boleh buat). So enjoy it, and arigatou gozaimasu udah berkenan baca :'v. Btw author masih newbie di dunia anime/manga ^^ yoroshiku onegaishimasu!

PLAKK..!

Satu tamparan menghantam pipi Asano Gakushuu, membuatnya terlempar ke belakang kelas 3-A. Semua orang berteriak memanggilnya dengan nada khawatir, "Asano-kun!".

Pandangan anak kelas 3-A bergantian memandang Gakushuu dan ayahnya, sang kepala sekolah SMP Kunugigaoka, Asano Gakuhou. Telapak tangan Gakuhou terayun begitu saja ke pipi puteranya begitu mendengar kata-kata anak itu.

Kelas 3-A telah kalah dari kelas 3-E. Sungguh sulit dipercaya. Bahkan Gakushuu, posisi juara 1 nya telah digantikan oleh Akabane Karma. "Jika Anda berkenan, mohon pindahkan kami k ekelas 3-E. Kami rasa, kami bisa belajar lebih baik di sana," ungkap kelas 3-A bersamaan.

Gakushuu menatap ayahnya sinis, "Saya tahu, Kepala Sekolah sudah punya jawabannya."

Tanpa Gakuhou sadari, tangannya melayang dan mendarat di pipi Gakushuu, membuat anak berambut oranye itu terlempar ke belakang kelas dan menabrak tembok, membuat Gakuhou sadar dari lamunannya. Ia memandang punggung tangannya yang kemerahan setelah menampar Gakushuu.

Wajah Gakuhou berubah panik. Gakushuu memegangi pipi kirinya sambil tersenyum sinis. "Oh lihat, akhirnya aku berhasil menemukan sisi kebapakan dalam dirimu!". Gakushuu menatap wajah ayahnya yang terlihat kaget sekaligus khawatir.

Sesaat perasaan khawatir sempat merayapi diri Gakuhou, namun ia ingat kata-kata bocah itu dan ia segera dongkol kembali seperti sebelum ia menampar Gakushuu.

"Ke..kepala sekolah Asano..," murid-murid kelas 3-A menatapnya tidak percaya.

"Asano! Kau tidak apa-apa?!" Sakakibara Ren menghampiri temannya itu.

Gakuhou melihat sedikit darah keluar dari sudut bibir Gakushuu, mau tak mau ia merasa khawatir lagi. Tapi tatapan benci Gakushuu membuatnya mengurungkan niatnya untuk menghampiri putera tunggalnya itu.

Beberapa anak membantu Gakushuu berdiri dan membawanya ke UKS. Dalam sekejap, ruang kelas 3-A kosong, menyisakan Gakuhou yang masih memandangi tangannya.

"Mungkin aku terlalu kuat menamparnya," gumamnya sambil berjalan keluar kelas. "Seharusnya aku tidak membuatnya sampai terlempar ke belakang hingga dia jatuh terduduk di samping kursinya seharusnya cukup," dengus Gakuhou. "Bagus sekali Asano-kun, kau membuat citraku jadi jelek dimata para murid!"


"Nah Asano, aku masih ada urusan lain di kelas. Kutinggal kau di sini tidak apa-apa ya?" kata Ren, membantu Gakushuu duduk di ranjang UKS.

"Ya, aku tidak apa-apa. Selesaikan saja urusanmu," sahut Gakushuu datar. Bohong. Sebenarnya sekarang ini kepalanya pusing luar biasa, efek tamparan ayahnya.

"Biar aku panggilkan anak-anak yang hari ini tugas di UKS," kata Ren sebelum pergi meninggalkan Gakushuu sendirian.

Gakushuu mendengus, "Bodoh. Pipiku tidak apa-apa! Paling hanya merah sa..," matanya menatap tiga gadis yang berdiri di tempat Ren tadi berdiri.

"Asano-senpai!" seru salah satu dari mereka.

"Wah kita beruntung bisa mengobati senpai!"

"Iya ya! Jarang ada yang bisa sedekat ini dengan Asano-senpai!"

Pria berambut oranye itu mendengus dalam hati. Cewek-cewek kampungan, pikirnya. Pasti mereka hanya mengejar kekayaan keluarga Asano, atau hanya mencari muka dihadapan Kepala Sekolah.

"Senpai? Pipi senpai kenapa? Kok bisa berdarah? Biar aku ambilkan plester!" kata salah satu dari 3 gadis itu khawatir, segera berlari mengambil plester.

Habis aku, sungut Gakushuu dalam hati. "Ah, darah ini ya. Aku..,"

"Dia kejatuhan buku di perpustakaan. Kebetulan buku-buku yang dia ambil tebal, jadi ujung sampul buku itu membuat pipinya sedikit berdarah," sang Kepala Sekolah sudah berdiri di dekat ranjang Gakushuu.

"Kepala Sekolah!" gadis-gadis itu langsung menunduk hormat.

"Cih," decak Gakushuu.

"Ah, itu plester untuk Asano-kun ya? Kalian pergilah ke kelas. Biar aku saja yang menangani anak ceroboh ini," Gakuhou memasang senyum andalannya.

"Ba..baik, Kepala Sekolah!"

Sekarang di dalam bilik sempit UKS itu hanya ada sepasang ayah dan anak itu. Hubungan dingin mereka bagai menciptakan tembok di antara mereka. Gakuhou menatap anaknya dengan pandangan menusuk.

Ia melepas bungkus plester dan melekatkannya ke pipi Gakushuu. "Aaagh!" seru Gakushuu kesakitan ketika ayahnya menekan plester itu terlalu keras.

Mata violet ayahnya sangat dekat dengan wajah Gakushuu. "Asano-kun, kau tahu kan apa hukuman untuk kegagalanmu dan kekurang ajaranmu?" desisnya, berbisa bagai seekor lipan.

Bulu kuduk Gakushuu meremang. Perasaannya tidak enak. "Pelajari bab akhir buku cetak Matematika SMA tingkat 1! Aku akan mengetesmu saat pulang nanti! Kalau kau tidak bisa menjawab pertanyaanku, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membuat kelas E di SMA Kunugigaoka," cengiran seram Gakuhou menambah kesan horror perkataannya. "Kau pulang sendiri. Aku tidak sudi satu mobil dengan bau kegagalan!" tangannya menekan pipi Gakushuu lebih keras.

"Dasar kau monster gila!" seru Gakushuu marah. "Sistem pendidikanmu itu salah! Dan karena sifat gilamu itu Ibu..," satu tamparan lagi mendarat di pipi Gakushuu.

"Jika kau tidak tahu bagaimana cara menutup mulutmu, aku akan melakukannya untukmu," geram Gakuhou.

Gakushuu tertawa, "Kau pasti masih menyesali itu kan, Ayah?".

NYUNYAK KEPENDEKAN YA? TENANG, TENANG, PART 2 SEGERA DIRILIS! Arigatou sekali lagi! Mohon berkenan meninggalkan secuil review ^^!