My Lovely Soo Hyung

.

Cast : Just KaiSoo Focus! And maybe the other Cameo and Couple

Genre : Romance. Drama. Fluff (mungkin)

Rated : Teen (T)

Lenght : Chaptered

.

.

Warning : Shounen ai, BL, Yaoi, OOC, Gaje, Kependekan, and Typo(s).

Disclaimer : Cerita ini 100% hasil pemikiran saya. Saya Cuma pinjem nama doang sama sooman.

.

.

WARNING! YAOI HERE!

.

.

NO BASH NO FLAME YAA~~~

.

Don't like don't read~

.

.

Dapet ide ini secara kebetulan dan jadilah saya buat menjadi sesuatu berupa tulisan nista(?). hohoho. Nggak banyak bacot! Check this!

.

.

.

Teleport Kim

Present

2013

.

.


"Yak! Kim Jongdae! Kemari kau!" seorang remaja betubuh setinggi tiang listrik sedikit membentak remaja lain berwajah kotak yang baru saja keluar dari gerbang sekolah.

Namja wajah kotak itu pun menundukkan kepalanya dan mengikuti namja tiang listrik beserta kedua temannya yang mulai beranjak menuju sebuah gang kecil yang tidak jauh dari gerbang sekolah yang tadi dilaluinya.

Sesampainya disana si namja tiang listrik tersebut memojokkan namja wajah kotak yang bernama Jongdae tersebut. Sedangkan kedua temannya berada dibelakangnya memandangi dengan wajah datar. Namun salah satu dari mereka tiba tiba mengeluarkan sebuah kamera dan menghidupkannya. Mulai merekam apa yang temannya lakukan.

"Hey Kim Jongdae! Apa maksudmu dengan mengadu dengan ibumu eoh? Dasar anak mami! Lagi pula aku Cuma mengganggumu sedikit!" namja tiang listrik itu mulai mengoceh dengan nada mencemooh.

"Ma-maafkan aku Chanyeol-ssi... aku ti-tidak bermaksud untuk mengadu.. hanya saja a-aku tidak bisa menyembunyikan kebohongan dari i-ibuku" Jongdae menjawab dengan nada terbata bata.

"Dasar anak mami!" Chanyeol sedikit tertawa dengan nada merendahkan yang sangat kentara.

"sudahlah Chanyeol. Biarkan dia. Lagi pula dia sudah hampir menangis sekarang. Lihatlah!" namja berkulit albino(?) menunjuk kearah Jongdae yang matanya sudah berkaca kaca karena takut .

"Aku akan melepaskanmu jika kau melakukan sesuatu." Namja berkulit hitam(?) mulai beranjak maju untuk mendekati Jongdae dan menggeser Chanyeol sedikit kasar sehingga Chanyeol mundur dan berdiri disamping namja albino tadi.

"Menghadap kearah kamera dan mengatakan bahwa kau adalah anak mami. Setelah itu aku akan menyebarkan vidionya disekolah. Bagaimana? Mudah kan?" Namja hitam itu berbicara frontal dengan wajah tersenyum datar.

Jongdaeh hanya menundukkan kepalanya. Lalu ia melepaskan kaca mata besar dan kunonya untuk mengusap air matanya. "Baiklah Jongin-ssi"

.

.

.

.

.


O. o. O. o. O. o. O. O

.

"Aigooo dingin sekali diluar!" seorang namja mungil yang baru saja keluar dari supermarket itu mengeratkan jacket yang ia gunakan. Mencoba menghalangi angin musim dingin untuk masuk dan memebekukan tubuhnya.

Namja mungil bernama Kyungsoo itu pun berjalan dengan sedikit cepat dan sesekali menggosokkan kedua telapak tangannya yang menggenggam sekantong belanjaan. Kyungsoo sangat ingin segera memasuki rumah hangatnya saat ini. namun belum jauh ia beranjak dari supermarket, Kyungsoo menemukan sesuatu yang membuatnya menghela nafas dan menghampiri kumpulan namja yang ada di gang sebrang jalan sana.

"aigooo remaja sekarang sungguh keterlaluan!" Kyungsoo menyebrangi jalan dengan gerutuan halus.

"OI! Kim Jongdae! CEPAT LAKUKAN!" Chanyeol berteriak kepada Jongdae yang tidak juga melakukan apa yang namja hitam tadi perintahkan. Dan Chanyeol maju dan mencengkram kerah seragam Jongdae.

"YAK YAK YAK!" Kyungsoo pun menyela. "Kalian ini ya? Jangan mengganggu yang lemah! Aigooo" Kyungsoo menggerutu.

"Mwo? Siapa dia? Berani ikut campur eoh?" Chanyeol menatap Kyungsoo garang.

Kyungsoo? ia hanya memutar bola matanya jengah dengan perilaku sok jago remaja yang lebih mirip tiang bendera itu.

Dan Jongin yang awalnya memegang kamera kearah Jongdae dengan wajah datarnya, kemudian memutar tubuhnya dan kameranya menghadap ke Kyungsoo membuat kamera tersebut merekam Kyungsoo saat ini. wajah datarnya masih dipertahankan. Namundetik berikutnya wajah datar itu terganti dengan sebuah senyum manis.

Jongin mengerjapkan matanya beberapa kali. "Hai noona.! Kau manis sekali!" Jongin pun berbicara frontal dan masih memandangi Kyungsoo. sedangkan Kyungsoo hanya sedikit mendelik mendengarnya.

"Sudahlah Chanyeol. Kita pergi saja. Lagi pula sudah ada yang ikut campur sekarang. Ayo!" Namja albino tersebut menyeret Chanyeol dan hendak menyeret Jongin juga. Namun Jongin mengangkat sebelah tangannya dengan mata yang masih menatap Kyungsoo yang berdiri tak jauh didepannya.

"kau duluan saja Sehun-ah." Jongin berbicara.

Beriringan dengan kalimat Jongin, namja albino yang ternyata bernama Sehun pun membawa Chanyeol pergi dari sana. Menyisakan Jongin, Jongdae, dan Kyungsoo tentunya.

"Kau bisa pergi juga Jongdae!" Jongin berkata lagi tanpa melihat Jongdae yang ada dibelakangnya. Jongdae yang mendapat kesempatan langka seperti ini dengan cepat melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana dan menyisakan Jongin dan Kyungsoo.

"Remaja jaman sekarang benar benar aneh! Bagaimana mungkin ia bisa bertubuh setinggi tiang seperti itu?" Kyungsoo menggerutu dan menggeleng gelengkan kepalanya dan hendak pergi dari tempat tersebut karena tubuhnya sudah cukup menggigil. Toh, keributan tadi sudah selesai menurutnya.

Namun, tiba tiba sebuah tangan mencegahnya dan membuatnya berbalik kembali untuk melihat si pelaku. Setelah berbalik, Kyungsoo pun mendapati namja kulit hitam tadilah yang menggenggam tangannya dengan senyuman yang benar benar mematikan. Oh sialnya lagi Kyungsoo terhipnotis oleh senyuman itu.

"Noona mau kemana? Bagaimana kalau aku mengantarmu? Kau pasti kedinginan kan?" Jongin berbicara lembut sembari melepas genggamannya dan membereskan kameranya.

"HEI! Berhentilah memanggilku noona! Aku ini namja!" Kyungsoo menggerutu kesal. Namun bagi Jongin yang melihatnya, ia benar benar manis.

"Tetapi kau terlalu manis untuk seorang namja." Jongin mengeluarkan apa yang ia pikirkan dengan jujur.

Jongin pun selesai memasukkan kameranya kedalam tas. Dan beralih menatap Kyungsoo kembali. Kyungsoo? ia blushing mendengar perkataan Jongin. Oh entahlah. Kyungsoo emmang sering dikatakan seperti wanita. Tapi tidak pernah ada seorangpun yang memuji seperti yang namja ini lakukan padanya.

"Cha! Aku antar sekarang! Dan jangan membantah! Lagipula aku ini bukan orang jahat!" Jongin tanpa aba aba menyeret Kyungsoo meninggalkan gang tersebut dan pergi kearah gerbang sekolah yang tak jauh disana.

Kyungsoo? ia hendak protes namun sial baginya. Bibirnya menghianatinya untuk lebih memilih diam. Oh entahlah.. mungkin namja ini jago menghipnotis mungkin? Tetapi setau Kyungsoo, menghipnotis tidak pernah dengan sentuhan kan? Oh Sial! Kyungsoo bingung saat ini.

Kyungsoo kembali kedunia nyata saat ia telah berdiri disebelah sebuah mobil mewah bermerek BMW berwarna hitam mengkilap. Dan detik berikutnya Kyungsoo membelalakkan matanya saat melihat namja hitam tadi hendak membuka pintu mobil mewah itu.

"YAK YAK! Kau mau mencuri mobil eoh?" Kyungsoo sedikit memekik. Dan Kyungsoo segera menyesali perkataannya yang begitu bodoh saat mendengar tawa halus dari bibir namja berkulit exotis yang belum juga ia ketahui namanya.

"Masuklah! Aku tidak mungkin mencuri mobilku sendiri" Jongin memasuki mobik tersebut.

Dan Kyungsoo? ia lebih memilih masuk dari pada membeku diluar. Persetan dengan namja berkulit hitam ini entah ia namja baik baik atau tidak, itu dipikirkan nanti saja setelah Kyungsoo terselamatkan dari angin musim dingin saat ini.

Namun belum lama Kyungsoo menduduki kursi penumpang ia kembali berjengit saat ia baru mengerti perkataan Jongin beberpa saat lalu. "Apa? Ini mobilmu? Oh sial! Kau pasti kaya raya!" Kyungsoo mengumpat begitu saja. Dan tentu saja disambut dengan kekehan halus dari namja tadi.

"ya. Begitulah." Jongin mengangkat bahunya acuh dan beralih untuk menyalakan mesin mobil dan beranjak dari sana.

Kyungsoo yang duduk di samping Jongin dengan sekantong belanjaan di pangkuannya hanya memandangi seisi mobil dengan mata yang melotot manis. Sungguh demi apapun Kyungsoo tidak pernah membayangkan bahwa ia bisa menaiki mobil mewah ini. mungkin ini kesempatannya untuk menendang namja berkulit tan ini dan mencuri mobil ini agar ia tidak kesulitan dalam hal keuangan? Oh sialnya itu tidak mungkin. Karena Kyungsoo masih mempunyai otak untuk lebih memilih aman dari pada ia dipenjara akibat fikiran konyolnya ini.

Jongin yang mendapati Kyungsoo yang sedang mengangumi mobilnya hanya terkekeh halus. "Kita mau kemana? Ah! Dan nama noona siapa?" Jongin berbica masih dengan pandangan yang terfokus pada jalan raya yang ada dihadapannya.

"Eo? Sudah kubilang aku bukan yeoja! Jadi berhentilah memanggilku noona!" Kyungsoo menggerutu kesal. Namun Jongin malah tertawa mendengarnya.

"baiklah baiklah. Berarti kau Hyungku? Oh aku lebih suka menyebutmu sebagai noonaku!" Jongin menjawab gerutuan Kyungsoo.

"Mwo? Hyungmu? Hei! Ayahku bukan ayahmu!" Kyungsoo semakin kesal menghadapi remaja labil seperti Jongin.

"Baiklah. Kita kemana sekarang?" Jongin kembali bertanya.

"Tentu saja mengantarku pulang. Kau jalan saja! Akan kutunjukkan jalannya." Kyungsoo memandang keluar jendela mobil yang ada disampingnya.

.

.

.

.

.


O. o. O. o. O. o. O. O

.

Kyungsoo pun keluar dari mobil mewah tadi sembari menggendong belanjaannya. "Terimakasih. awalnya kukira kau remaja mesum yang akan menculikku" Kyungsoo berkata polos dan langsung di sambut tawa dari Jongin.

Kyungsoo memandangi Jongin dengan dahi yang mengerut. "Kau suka sekali mentertawakanku eoh"

"Kau terlalu manis Hyung. Ah! Apa kau akan memasak dengan semua itu?" Jongin menunjuk belanjaan Kyungsoo yang Kyungsoo gendong. Dan Kyungsoo hanya mengangguk menyetujuinya.

"Kalau begitu aku makan malam disini." Jongin tersenyum kepada Kyungsoo. sedangkan Kyungsoo mendelik mendengar perkataan Jongin yang seenaknya itu.

"YAK! Kalau kau menjual mobil mewahmu itu! Kau bisa makan di restoran mewah selama berbulan bulan." Kyungsoo menunjuk BMW hitam yang sekarang terparkir di depan apartemennya.

"Ayolah hyung... Hari ini saja... Anggap saja sebagai gantinya karena aku mengantarmu pulang." Jongin memasang wajah memelas.

"Lain kali jangan mengantarku jika kau meminta gantinya." Kyungsoo masuk kedalam apartemennya dan diikuti Jongin yang memasang senyum penuh kemenangan dibelakangnya.

"Lain kali?" Jongin mengulangi perkataan Kyungsoo."berati kau ingin bertemu denganku lagi hyung? Baiklah" Jongin menggoda Kyungsoo.

"Aisshh!" Kyungsoo menggerutu kesal.

Jongin memperhatikan keadaan apartemen Kyungsoo. memang tidaklah besar jika dibandingkan dengan rumahnya. Hanya saja kesan yang Jongin dapatkan adalah kehangatan dan kesederhana. Ya... Jongin suka itu semua. Terbukti dengan senyum yang mengembang saat memperhatikan keadaan apartement Kyungsoo. Tentu saja semua hal itu adalah sesuatu yang tidak akan ia dapatkan dirumah. Mungkin hanya kesan dingin dan angkuh yang ia dapatkan dirumah

"Kau tunggu saja. Aku akan memasak sebantar." Kyungsoo berlalu menuju kearah dapur dan Jongin mengikutinya dari belakang.

"Soo hyung... Kau bisa memanggilku Jongin." Jongin mendudukkan dirinya pada meja makan yang ada di dapur.

Ah! Kyungsoo lupa untuk menanyakan nama namja tadi. Sampai sampai orang itu menyebutkannya sendiri. Tapi terserahlah. Kyungsoo pun mulai menyibukkan dirinya untuk membuat spagethi. Mulai dari memotong sayuran sampai membuat saus spagethi dan lain lain.

"Apa yang kau lakukan dengan namja tadi? Apa kau preman sekolah eoh?" Kyungsoo berbicara disela sela aktivitasnya memotong sayuran.

"Aku bukan preman hyung. Mana ada preman tampan" Kyungsoo hampir saja memotong jarinya karena mendengar penuturan Jongin barusan.

"HEI! Jariku hampir kupotong mendengar kalimatmu itu!" Kyungsoo membalikkan tubuhnya menghadap kearah Jongin yang tengah duduk manis di meja makan dengan tangan yang terlipat di atas meja makan.

"Tapi belum terpotong kan?" Jongin bertanya datar. Dan Kyungsoo hanya mendengus kesal mendengarnya dan kembali membalikkan tubuhnya untuk melanjutkan aktivitas memasaknya.

"Aku tidak melakukan hal yang buruk. Tenang saja... aku tidak pernah memukulnya. Aku hanya menyuruhnya mengakui bahwa ia anak mami" Jongin berkata jujur sembari memainkan kumpulan sendok yang ada di atas meja.

"Untuk apa kau melakukan semua itu?" Kyungsoo kembali bertanya dengan posisi masih membelakangi Jongin.

"aku hanya tidak suka melihat mereka yang terlalu tergantung dengan ibu mereka. Menjijikkan." Jongin berhenti memainkan sendok dan menatao sendok tersebut dengan tataoan menusuk dan kosong.

Kyungsoo berbalik dan hendak memarahi Jongin karena berbicara seperti itu. Namun semua itu menguap begitu saja saat melihat wajah Jongin yang begitu menyedihkan. Tatapan kosongnya yang menyiratkan kekecewaan yang sarat didalamnya. Kyungsoo menghela nafas dan kembali membalikkan tubuhnya.

.

.

.

.

.


O. o. O. o. O. o. O. O

.

"makanlah dan pulang." Kyungsoo menyodorkan sepiring spagethi kearah Jongin.

"Kau tidak perlu mengusirku hyung" Jongin menyindir perkataan Kyungsoo.

Jongin pun segera memakan spagethi yang Kyungsoo buat. Begitu juga dengan Kyungsoo. dan saat Kyungsoo mencuri pandang untuk memandang Jongin sekilas ia malah berhenti makan dan memperhatikan Jongin lebih lama. Sampai saat Jongin menyadarinya dan mendongak menatap Kyungsoo yang memandanginya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan olehnya.

"mwo?" Jongin bertanya. "apa aku terlalu tampan?" Lanjutnya dan kembali menyuapi spagethi.

Kyungsoo mendecih pelan. "Aku hanya berfikir. Kau tidak makan sudah berapa hari? Kau begitu kelaparan ya? Apa masih kurang?" Kyungsoo bertanya dengan manik mata yang menyiratkan kekhawatiran.

"ani.. hanya saja.. ini sangat enak" Jongin mendongak kembali dan tersenyum manis kearah Kyungsoo. Dan sialnya Kyungsoo menyukai senyuman itu. "Lain kali aku harus kemari dan memintamu memasak untukku lagi" godanya. Dan sukses membuat Kyungsoo mendelik.

"Hei! Ini pertama dan terakhir kalinya aku memasak untuk orang lain selain keluargaku. Jadi jangan berharap lebih" Kyungsoo kembali menyuapkan spagethi kedalam mulutnya.

Jongin mengangguk anggukkan kepanya tanda mengerti. Dan Kyungsoo tersenyum melihatnya. Yang Kyungsoo pikirkan adalah Jongin yang mengerti oerkataannya.

"Kalau begitu aku akan menikahimu dan memaksamu untuk memasak untukku" Jongin berkata datar. Kyungsoo? hampir saja ia tersedak oleh spagethi yang ia kunyah. Dan untungnya itu tidak terjadi. Tapi hal yang lebih memalukanlah yang terjadi. Wajahnya memerah dan panas menjalar hingga ke kuping.

Jongin tertawa melihat wajah Kyungsoo yang memerah saat ini. "wajahmu memerah Hyung. Apa kau benar benar mau aku menikahimu? Baiklah! Kau juga sangat manis. Jadi aku tidak akan menyesal" Lanjutnya panjang lebar dan itu semua malah membuat Kyungsoo semakin memerah.

"jangan banyak bicara! Dasar bocah! Sebaiknya kau selesaikan dan segera pulang!" Kyungsoo berusaha menetralkan dirinya dari gejolak aneh yang Jongin berikan.

'Sial!' batin Kyungsoo.

.

.

.

.

.


O. o. O. o. O. o. O. O

.

"Baiklah! Aku pulang sekarang! Terima kasih telah memasakkanku sesuatu yange enak hyung" Jongin telah berdiri didepan apartement Kyungsoo. dengan Kyungsoo berada dihadapannya tentunya.

"Kukira kau tidak tau terima kasih" Kyungsoo mengejek.

"tentu saja aku berterima kasih. Terlebih jika yang membuatkannya namja manis yang akan kunikahi nanti" Jongin berkata datar tanpa nada penyesalan sedikitpun.

Kyungsoo memutar bola matanya jengah. "Jangan banyak bicara. Pulanglah sana!" Kyungsoo sedikit mendorong tubuh Jongin untuk segera pergi.

"aku yakin kita akan bertemu lagi. Daaah Soo Hyung!" Jongin memasuki mobilnya dan melesat pergi meninggalkan Kyungsoo.

"Sial! Bagaimana bisa dadaku berdetak tak beraturan hanya karena bocah ingusan?"

.

.

.

.

.

-To Be Continued-


.

Semlekoooommm saya balik bawa ff baruuu. Dan ff You're not a slut soo masih on going kok! Hohooo ini fluff loooh jarang jarang saya buat Fluff hihihi..

Gimana? Lanjut kagak? Aneh kagak? Kurang manis? Kurang enak? Kurang sedap? Tanya sama inul aja*plakk*

Aku juga mau promo nih.. ada yang suka baca Straight gak? Aku sama temen temenku ada buat Wp baru. Isinya ff straight dan mungkin Yaoi nanti juga ada. Kunjungi ne? Aku juga jadi author disana kok! Namanya 'ramyeonstory' kunjungi ne? Hehe.

Oo iya mau tanya dooong nama dewa pembuat hujan itu apaaa?

Saya berharap kalian mau review agar aku punya alasan buat melanjutkan ff ini. heheh satu review akan sangat berharga bagi saya.*bow*