Kembali lagi bersama saya dan ff absurd saya-_-
Ff yang dulu-dulu aja belum dilanjutin, eh malah bikin yang baru-_-
Ampuni saya *sujud* /GAK
Oke langsung aja ye'-'
DISCLAIMER
Judul sama latar cerita ini saya ambil dari komik 'Misunderstand Princess and The Liar Servant' karya Takamiya Satoru, tapi inti ceritanya ide saya sendiri.
Kai dan Kyungsoo milik orangtuanya dan Tuhan YME. Saya cuma pinjem nama doang.
WARNING : TYPO(s), alur gak jelas, aneh, dan tentunya absurd-_-
Don't like, don't read! No Flame! No Bash!
Rated bisa berubah sewaktu-waktu.
Chapter 1 masih aman. Chapter seterusnya saya gak menjamin 'keamanannya' (?).
Ok then, Happy reading, and don't forget to leave a review!
All in Normal POV
Bisikan-bisikan penuh kagum dan iri terdengar dari mulut para yeoja yang sedang berada si lapangan sekolah asrama putri ketika seorang 'yeoja' cantik bertubuh mungil—yang diketahui bernama Do Kyungsoo—melintas. Mereka begitu terpesona dengan kecantikan Do Kyungsoo yang bisa dikatakan mendekati sempurna. Ada beberapa yeoja yang menyapanya dan ia membalas sapaan mereka dengan senyuman mautnya yang bisa membuat siapa saja pingsan melihatnya. Tidak hanya cantik, Do Kyungsoo juga baik hati, populer, dan pintar, sehingga ia sangat disegani oleh para murid, juga para guru di sekolah asrama putri tersebut. Ia juga sangat aktif dalam organisasi sekolah yang biasa disebut OSIS. Do Kyungsoo memang terlihat mendekati sempurna, tapi itu hanya penampilan luarnya saja. Tidak ada yang tau sosok asli Do Kyungsoo, dan ia berharap—juga menduga—tidak akan ada seorang pun yang tau. Tapi sepertinya... dugaannya salah...
.-.-.-.
"Kepada seluruh siswi baru, diharapkan untuk segera berkumpul di aula, sekali lagi, kepada seluruh siswi baru, diharapkan untuk segera berkumpul di aula, terima kasih."
Dengan terdengarnya pengumuman itu, seluruh siswi baru segera berkumpul di aula dengan dipandu oleh anggota OSIS. Salah satu siswi baru yang juga mendengar pengumuman itu segera pergi ke aula, namun tanpa bimbingan para anggota OSIS, karena ia memang tidak mau dibimbing oleh mereka. 'Untuk apa aku dibimbing oleh anggota OSIS jika aku sudah tau hampir segala tentang sekolah menyebalkan ini?' pikir siswi itu. 'Lalu, yang harus kulakukan sekarang adalah—
DUK
—oke, sepertinya aku menabrak seseorang, atau orang itu yang menabrakku? Atau aku dan orang itu saling tabrak-tabrakkan? Atau... ah sudahlah! Yang jelas aku harus minta maaf pada orang yang kutabrak!' pikir siswi itu lagi. Karena begitu sibuk dengan pemikirannya yang sebenarnya tidak begitu penting, ia tidak sadar bahwa orang yang ia tabrak sedang menatapnya sedari tadi dengan tatapan yang seolah-olah mengatakan bahwa dirinya adalah orang aneh. Ia merasa malu dan segera membungkuk untuk minta maaf.
"M-mianhae... aku tidak sengaja menabrakmu..." Orang yang ia tabrak terdiam sebentar kemudian tertawa kecil. Ia menegakkan tubuhnya kembali dan menatap bingung orang yang lebih pendek darinya itu.
"Gwaenchana... gwaenchana... kau siswi baru kan? Siapa namamu?" tanya orang-aneh-yang-ia-tabrak dengan senyum manis tersungging di bibirnya. Sejenak ia terpesona melihat senyuman orang itu. Kemudian, ia buru-buru menjawab pertanyaan orang itu.
"N-namaku Jongin. Kim Jongin"
"Eeh? Jadi kau yang bernama Kim Jongin? Namaku Do Kyungsoo, aku sunbae-mu, salam kenal!" kata orang-aneh-yang-tertabrak yang bernama Do Kyungsoo itu dengan riang sembari menjulurkan tangan kanannya, bermaksud untuk berjabat tangan.
'Hmm... jadi dia ya...' pikir Jongin sambil menjabat tangan Kyungsoo dengan senyum yang agak dipaksakan di bibirnya.
'Hee... dia yeoja, tapi postur tubuhnya tinggi, kulitnya gelap dan kasar, serta tangannya terlihat besar... dia lebih mirip namja ketimbang yeoja... mungkin ia yeoja yang tomboi...' pikir Kyungsoo sambil melepaskan tangannya dari Jongin. Ia kembali tersenyum.
"Oh iya, mulai sekarang kau sekamar denganku di kamar 107... aku bingung... seharusnya tidak ada sunbae yang satu kamar dengan hoobae-nya... tapi itu tidak masalah buatku... jadi karena mulai hari ini kita sekamar, aku harap kia bisa berteman baik! Oh ya... ini kunci kamarnya!" jelas Kyungsoo panjang lebar sambil memberikan kunci kamar pada Jongin. Jongin menerimanya sambil menggumamkan kata "terima kasih". Kyungsoo hanya tersenyum.
"Nah, sekarang akan kuantar kau ke kamar kita! Ayo ikut aku!" kata Kyungsoo sambil menarik tangan Jongin. Mereka pun berjalan menuju kamar mereka, kamar 107.
.-.-.-.
CKLEK
Terdengar suara pintu terbuka, dan dua gadis masuk ke dalam sebuah ruangan. Gadis yang satu berdecak kagum melihat kerapihan serta keindahan ruangan itu, sedangkan gadis yang satu lagi hanya tersenyum simpul.
"Jadi... mulai sekarang kau tinggal disini..." kata salah satu gadis—Kyungsoo. Gadis yang satu lagi—Jongin—masih memandang ruangan yang merupakan kamarnya itu dengan penuh kagum. Bagaimana tidak? Kamar'nya' yang sekarang jauh lebih tertata rapi dan bersih dibandingkan dengan kamarnya yang 'sesungguhnya'. Melihat Jongin tidak akan merespon perkataannya, Kyungsoo hanya bergumam kecil, lalu pergi, entah kemana.
'Hmm... kurasa aku akan ke perpustakaan' pikir Kyungsoo. Dalam perjalanan menuju perpustakaan, tiba-tiba ponselnya bergetar. Ia mengambil ponselnya dari saku seragamnya dan melihat siapa yang meneleponnya.
'Ayah?' pikirnya ketika melihat nama ayahnya tertera di layar ponselnya yang bergetar. Ia memencet tombol berwarna hijau di ponselnya, mengangkat telepon dari ayahnya.
"H-halo..."
"Halo, Kyung. Apa kabar?"
"Aku baik-baik saja, bagaimana dengan anda? Saya harap anda baik-baik saja..."
Berbicara dengan bahasa yang sangat formal dengan orangtua kandung pastilah terdengar sangat aneh. Tapi itu adalah hal biasa bagi Kyungsoo. Memang awalnya ia merasa muak berbicaran dengan bahasa formal dengan keluarganya sendiri, tapi lama-kelamaan ia mulai terbiasa. Bahkan ia merasa senang berbicara dengan bahasa formal dengan keluarganya, karena dengan begitu ia merasa bahwa keluarganya bukanlah keluarganya. Jujur saja, ia bahkan tidak peduli dengan status 'keluarga'.
"Maaf , sepertinya minggu ini kau tidak bisa pulang ke rumah..."
'Hmm... aku tidak peduli... tidak masalah' pikir Kyungsoo. Tapi tidak mungkin kan ia berkata seperti itu pada 'ayahnya'.
"Eh? Padahal saya sudah sangat ingin pulang ke rumah..." jawab Kyungsoo dengan nada sedih yang dibuat-buat.
"Maaf Kyung... tapi ayah sedang sibuk..."
'Sibuk ya? Aku tidak percaya...' pikir Kyungsoo.
"Baiklah... saya mengerti keadaan anda..."
"Syukurlah kalau begitu... ayah tutup dulu ya, ayah masih harus kerja... sampai nanti"
"Sampai nanti..." jawab Kyungsoo sambil menekan tombol berwarna merah. Dan panggilan itu terputus. Kyungsoo hanya mendecih sambil bergumam "Menganggu saja...". Kemudian ia meneruskan langkahnya menuju perpustakaan.
Sesampainya di perpustakaan, ia melihat ke sekeliling perpustakaan itu. Tidak ada siapapun di dalam. Aneh. Tapi Kyungsoo tetap masuk ke dalam perpustakaan itu dan melihat-lihat beberapa buku yang tersusun rapi di rak-rak besar berwarna coklat. Tapi tidak ada satupun buku yang menarik perhatiannya. Jadi ia memutuskan untuk keluar dari perpustakaan tersebut dan pergi ke ruang musik. 'Mungkin saja ada sesuatu yang menarik di ruang musik' ketika ia sampai di ruang musik, hasilnya nihil. Tidak ada yang menarik dan tidak ada seorang pun yang berada di sana. Kyungsoo menghela nafas.
"Aku bosan..." gumamnya. Ia mengamati lorong yang ia lewati dengan jeli, mencari sesuatu yang mungkin bisa menghilangkan kebosanannya. Lalu ia menemukan sebuah ruang yang terletak paling pojok di lorong tersebut. Ia melangkah mendekati pintu ruangan tersebut dan memegang kenopnya. Dengan ragu-ragu ia memutar kenop pintu itu, namun hasilnya nihil. Pintu itu terkunci. Ia semakin penasaran, ruangan ini terlihat berbeda, karena tidak ada setidaknya satu jendela kecil pun di ruangan yang tertutup itu. Kyungsoo memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Tadinya ia ingin mendobrak pintu itu, tapi tenaganya tidak cukup kuat untuk mendobraknya. Lagipula, kalau 'misalnya' ada seseorang yang berbahaya di ruangan itu, ia akan sulit kabur dari orang itu karena ia tidak membawa senjata.
"Hmm... tapi ini menarik... kapan-kapan aku akan melakukan 'itu'" gumam Kyungsoo sembari menyeringai. Entah apa yang ia maksud. Tapi sepertinya itu bukan sesuatu yang baik.
.-.-.-.
Kyungsoo sudah sampai di depan kamarnya dan membuka pintu kamarnya pelan. Betapa kagetnya ia melihat pemandangan asing di kamarnya. Ada seorang NAMJA di kamarnya dan NAMJA itu sedang BERTELANJANG DADA?! Tapi... ini kan asrama putri! Bagaimana bisa?!
Kyungsoo berdiri mematung di depan pintu kamarnya sendiri. Namja itu buru-buru menutup pintu kamar itu dan menguncinya. Kyungsoo tidak bergerak, ia masih shock. Dan saat ia hendak berteriak..
"Jangan teriak!" kata namja itu tegas sembari menutup mulut Kyungsoo. Sontak Kyungsoo memberontak. Ia pun menggigit jari namja yang membekap mulutnya itu.
"Ya! Itu sakit!" ringis namja itu sembari memegangi jarinya yang digigit Kyungsoo.
"Rasakan! Lagipula siapa kau?! Berani-beraninya kau menyusup ke asrama putri!" bentak Kyungsoo. Ia sama sekali tidak takut pada namja di hadapannya.
"Cih. Aku tau kau ingin penjelasan, tapi tenanglah dulu dan duduk." kata namja itu. Kyungsoo tidak mau begitu saja menuruti perkataan namja di depannya. 'Mungkin saja ini jebakan' pikirnya.
"Tch.. kau ingin penjelasan? Duduk." perintah namja itu lagi. Tentu saja Kyungsoo kesal diperintah seperti itu oleh orang yang tak dikenalnya. Tapi, karena ia memang ingin mendengar penjelasan dari namja di depannya, maka ia pun menuruti perkataan namja itu.
"Baik... jangan kaget dan dengarkan ini baik-baik..." kata namja itu.
"Aku...
Adalah...
Jongin..." lanjut namja itu. Kyungsoo membeku seketika.
Namja ini...
Adalah...
Kim Jongin?
"APAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA?"
.-.-.-.
Dan mulai hari ini, kehidupan Do Kyungsoo di sekolah asrama putri itu berubah total dengan kedatangan makhluk asing yang bernama Kim Jongin. Apa saja yang akan ia alami?
.-.-.-.
TBC or END?
Ini ff apa sih?
Absurd parah-_-
Lanjut atau gak itu semua tergantung review'-'
Review mu kebahagiaanku :D
