Hidup itu tak semudah kelihatanya. Aku disini berjalan mencoba untuk bertahan. Mencoba untuk berperang melawan semua keegoisan dan kemunafikan yang ada di dunia ini. Namun ketika cinta menlanda hidupku. pertahananku runtuh entah harus berbuat apa. Aku merasa seperti daun yang terombang-ambing oleh angin musim semi yang dingin. Mendinginkan semua syarafku. Membuatku merasa bahagia namun juga ketakutan dalam waktu yang bersamaan. Takut akan kehilangan perasaan itu. Takut akan kehilangan dirimu terkasih yang paling aku cintai.
Kim Jongin
Dan ini adalah kisahku kisah seorang Wu Yifan. Seorang yang bukan siapa-siapa. Hanya seorang yang muak dengan hidupnya.
A Series Fanfiction by Kriskai 'EL' HoMin
.
Kris x Kai
.
Rate T
.
One Shoot
.
Enjoy
LIVING HELL SERIES
1st meet and Strat Living hell
Seoul .2013
Aku memandang lautan cahaya dalam dinginnya malam kota seoul lewat dinding kaca kamarku yang kokoh. Pandanganku sedikit mengabur. Perasaan melankolis selalu datang melanda kala dalam kesempatan seperti ini.
"Engh"
Lengkuhan kecil itu menyadarkanku dari lamunanku. Kutoleh kebelakang Benda yang katanya sangat indah.
Wanita
Ayahku pernah bilang, wanita adalah hal yang paling indah di dunia ini. Tubuhnya,suaranya,senyumnya semuanya.
Omong kosong.
Tangan ringkih itu menggerayai dada bidangku, mengelus kulit telanjangku pelan penuh seksualitas.
"Sayang… belum tidur?"
Wanita selalu memanggil teman tidurnya 'sayang' entah sudah berapa orang yang dia sayangi didunia ini. Wanita selalu seperti itu. Gampang menyayangi dan gampang membenci.
AKu tak bergeming entahlah. Benda yang katanya indah ini. Bukan apa-apa untuk ku. Mereka hanya benda untuk membuang naluri birahiku. Benda pemuas.
"Hn"
Apakah itu pantas disebut sebuah jawaban? Atau apapun itu. Aku sedang malas menaggapi percakapan tak berguna ini.
"Sayang…"
Bisakah kau berhenti memanggilku seperti itu? Aku mulai muak!
"Kau tahu… EXILE Diamond mengeluarkan produk baru. Dan itu hanya di buat 25 buah diseluruh dunia"
Aku sudah bosan mendengar yang seperti ini. Kau menjadikan dirimu sendiri seorang pelacur. Memuaskan ku sampai puas (puas menurutmu) dan kau akan meminta Bayaran. Menyedihkan.
"Sayang…"
A-KU SU-DAH MU-AK!
"Kita Putus"
Aku sudah muak…
"Tap-"
Aku bangun dan mengambil kertas cek diatas meja. Kutuliskan nominal yang mungkin akan cukup untuknya untuk satu bulan. Entahlah. Besarnya Nominal itu bisa ia pakai untu membeli 2 apartemen sekaligus.
"Jangan tampakan wajahmu lagi"
Cukup jelas bukan. Aku sungguh muak dengan dunia ini. Wanita,sex,uang,bahkan hubungan terkenal yang disebut teman atau kekasih.
Semuanya hanyalah keegoisan dan nafsu yang terbukus oleh sebuah nama.
Aku sungguh muak dengan hidup ini.
.
.
.
Café ini tak begitu ramai aku menyukainya. Menghabiskan waktu luang disini. Menyesap kopi hangat dengan vanilla didalamnya. Membuatku hangat. Hanya dengan hal seperti ini aku bisa benar-benar menikmati apa yang namanya hidup.
"Kris!" seorang memanggil namaku. Dari arah pintu masuk Café kulihat Semyum 5 Megawatt dari seseorang, senyum di wajahnya membuatku memutar bola mataku, ku fokuskan lagi pandangan ku pada iPad ditanganku, tak repot memperhatikan siapa yang kini tengah duduk dengan tidak sopanya di depanku.
"Kris, kau kemana saja sih lama tidak bertemu"
Orang dengan senyum bodoh itu mengajakku biacara. Aku tersenyum padanya. Tipis saja.
"Hei.. kau masih marah dengan kejadian yang sudah berlalu eoh?"
Ucapnya dengan memasang wajah bersedih,memelas,anjing terbuang atau apalah itu.
Aku tertawa sinis. Teman satu ini benar-benar menyebalkan.
Dia teman.
Teman?
Aku ingin tertawa.
"Sudahlah Park Chanyeol jangan basi-basi, seperti bukan kau saja, kau mau berapa?"
Aku langsung saja pada intinya.
"YAH! Apa kau pikir aku ini hanya seorang yang ingin berteman denganmu hanya Karena UANGmu huh?!" Ucapnya dengan nada yang dibuat agar terdengar marah.
"Memangnya selama ini kau tidak?"
Chanyeol diam. Aku tertawa sinis lagi. Benar-benar manusia itu unik. Kenapa berbohong dan kemunafikan selalu menjadi unsur paling kuat dalam diri mereka.
Aku juga manusia. Aku sama. Tapi sedikit berbeda. Aku benci kemunafikan seperti hal yang dipanggil TEMAN yang tepat duduk di hadapanku ini.
"Kris sampai kapan kau ingin menganggabku seperti itu? Huh? Oke mungkin dulu aku sering merepotkanmu. Tapi kau tahu aku tidak punya pilihan lagi Kris. Kau tahu kan hanya kau yang-"
"Sudahlah Chanyeol… bilang saja nominalnya. Aku sedang tidak ingin mendengar apapun" ucapku sambil mengeluarkan kertas cek dari sakuku. Aneh memang. Kertas cek ini tak pernah luput dari hidupku. Menyedihkan. Orang yang hidup di temani uang berlimpah, malah hanya mempunyai kertas cek yang setia menemaninya.
"Ermm.. aku… aku hanya butuh 100 juta won Kris… aku harus mengobati pengobatan bibiku dan kau tahu kalau-"
"Yah…pergilah sekarang" kuserahkan kertas cek dengan nominal seperti yang ia bilang. Bibinya? Semua keluarganya sudah pernah disebutkan sebelumnya. Ayah,ibu,adik,kakak, semuanya sudah pernah masuk rumah sakit dan harus melakukan operasi. Sekarang bibinya…
Aku muak dengan itu semua. Chanyeol adalah anak tunggal yang hanya tinggal dengan Kakaknya. Kedua orang tuanya sudah meninggal dan dia tak punya sanak saudara lain. Bahkan dia tak pernah tahu bagaimana orang tuanya. Chanyeol pikir aku tak mengetahuinya dan malah membiarkanya berbohong agar bisa meminta uang dariku. Aku hanya bisa tertawa geli memikirkannya. Lihat bagaimana kotornya sebuah pertemanan. Itu semua tak ada artinya. Setidaknya ini caraku untuk mempertahankan hubungan teman ini.
Chanyeol pun peri dengan cengiran khasnya beserta janji kosong yang selalu di ucapkan. "pasti akan ku kembalikan"
Aku hanya bisa menghela nafas.
.
.
.
"Maaf Tuan kita sudah mau tutup mungkin 5 menit dari sekarang jadi-"
Aku menatap tajam pemilik suara berat itu. Pemiliknya terbius tatapanku. Bukan dari segi lain, namun hanya Takut… yah aku bisa melihat ketakutan dikedua irisnya. Bibirnya yang penuh mulai di basahinya dengan lidahnya yang merah dan basah. Matanya indah dan bulu mata yang tak begitu panjang membuatnya menjadi sempurna, tulang pipi yang tinggi dan kini dihiasi semburat merah karena intimidasi dariku,dan kulitnya… Tan menggoda. Aku sedikit bernafas berat saat menyadari betapa berdosa pemilik tubuh di depanku ini. Menggodaku dengan penampilanya.
Author P.O.V
"Siapa Namamu?" Suara Kris membuat pelayaan itu sedikit bergetar. Entah karena apa namun sejak pertama kali mata tajam penuh intimidasi itu menatapnya, dia seakan tak bisa bergerak. Karena mata itu seperti mata monster yang setiap waktu setiap saat bisa menerkamnya.
"K-kai" Jawab pelayaan itu merasa gugup. Dalam hidup Kai ia tak pernah segugup ini. Tak pernah sekalipun.
"Berapa?" Tanya kris ambigu.
"Maaf?" kai takut salah dengar. Namun apa benar pemuda tinggi,pirang,dan dingin (dan juga tampan ) di hadapanya ini menanyakan 'berapa?' dan otak kai yang sedetik lebih lambat karena sedang terintimidasi oleh tatapan kris yang tajam, menyimpulkan bahwa kris sedang menanyakan tentang BON nya.
"O-Oh… Arabica Cappucino 3000 won tuan" Jawab Kai dengan senyum ramahnya yg sungguh dia memaksakanya. Karena demi tuhan orang di depannya ini sungguh menakutkan.
"Hhhh…" kris menghela nafas. Memalingkan wajahnya bosan Lalu menaruh ribuan won di atas meja sebelum akhirnya berdiri dan mendekati jongin.
Beda tinggi badan mereka yang cukup jauh membuat wajah kai menatap leher kris Yang jenjang. Serta terpaksa harus menghirup aroma Kris yang luar biasa memabukan, aroma maskulin bercampur mint dan juga pekatnya Arabica. Kai tiba-tiba merasakan sensasi aneh di dalam perutnya. Sensasi aneh yang hanya ia rasakan ketika melihat payudara wanita atau bagian tubuh wanita yang menggiurkan. Namun… ini sangat aneh. Sangat baru dan aneh, karena dia merasa di cengkeram oleh pesona pemuda yang kini sedang berbisik seduktif di telinganya.
"Berapa…agar aku bisa membeli waktumu " dan tubuhmu batin kris. Suara kris yang sangat berat dan juga penuh penekanan itu mengerayangi kulit kai yang sangat sentisitf.
"Nghh" bukan seperti Kai sengaja membuat erangan itu. Dia hanya tidak bisa menahan semua sensasi yang ia dapatkan.
Dan kai tak tahu sejak saat itu mungkin hidupnya akan menjadi seperti neraka…
.
.
.
Dan kini kai disini di dalam apartemen Seorang Kris. Pemuda yang memberi uang Service pada pemilik café tempat ia bekerja, sehingga ia bisa pulang lebih awal. Bahkan Bosnya memaksanya untuk menuruti Tuan kris dengan rambut blonde itu. Kai tak mengerti hanya bisa menurut saja, karena… Café tempat ia bekerja adalah pegangan satu satunya baginya. Pegangan untuk menyambung hidupnya.
Kai duduk gelisah di sofa empuk milik kris. Matanya menjelajahi sekitar ruangan apartemen mewah itu. Sungguh mewah, seorang kai tak percaya… bahkan tak pernah bermimpi tentang mempuyai aset seperti yang dimiliki Kris. Yang ada dipikranya adalah bagimana cara menyambung hidup dan bertahan itu saja.
"Kai" suara baritone itu mengagetkannya dari lamunan panjangnya.
Kai melihat Kris membawa sebotol Angur Merah yang pastinya itu kelihatan mahal sekali. Serta dua buah gelas Kristal yan Kai yakin bukan gelas yang biasa di jual di pasar myudongji
"Minumlah" tawar kris. Oh tidak, tidak ada nada penarwaran disana. Setiap kalimat yang keluar dari mulut Kris seperti sebuah perintah.
Kai mengambil benda dingin berisi air anggur yang merah sepekat darah itu lalu menempelkanya di bibirnya yang plum sebelum menghisapnya pelan.
Lumayan batin kai
"Jadi… kau umur berapa Kai?" Tanya Kris sambil menatap intens ke mata Kai yang sebulat mata Bambi (rusa).
"19" Kai bukan type yang jarang berbicara. Namun kondisinya saat ini membuatnya begitu. Intimidasi dari kris membuatnya seperti itu.
"Nama aslimu?" Tanya Kris lagi dari balik gelas Kristal yang kini tengah menutupi sebagian wajahnya.
"Sebelumnya… Dengan siapa saya sekarang?" Tanya kai balik. Sungguh aneh sampai sekarang dia bahkan belum mengetahui Nama pemuda yan sudah seenaknya menculiknya kesini. Tidak benar-benar menculik. Namun politiknya dengan pemilik café membuatnya tak bergkutik dan hanya menurut. kai hanya tak mau kehilangan pekerjaannya.
"Kris Wu" Ucap kris singkat.
Kris wu? Marga Cina Batin Kai menebak. Kai bahkan tak yakin itu nama aslinya.
"Aku Kim Jongin" Akhirnya Kai mengucapkan nama lengkapnya. Sebenarnya Kai tak suka memperkenalkan dirinya sebagai Kim Jongin. karena itu membuatnya seperti mempunyai Sebuah keluarga. Keluarga 'KIM' yang bahkan dia tidak ingat seperti apa Keluarga 'Kim' tersebut.
Dilahirkan oleh sebuah keluarga bermarga 'KIM' lalu dibuang ke panti asuhan. Begitulah hidupnya. Dan nama Kai membuatnya lebih Kuat. Karena ia terkesan berdiri tegak sendiri. Dan itu membuatnya nyaman.
"Jonginah..." Ucap kris mencoba memanggil Kai dengan nama berhasil membuat Kai sedikit tersipu di pipinya. Tak seorangpun memanggilnya seperti itu. Kecuali Bunda Hyorin Pemilik panti asuhan dimana ia tinggal dulu.
"Ermm Tuan Kris. Apa Saya sudah boleh pulang? Ada… yang harus saya kerjakan" Ucap Jongin agak ragu. Namun wajahnya penuh harap.
"Tidak" jawab Kris dengan seringai tampanya. Lalu kembali menikmati Anggur merah miliknya.
Sungguh Kai bukan orang bodoh… dia lulus dari SMA di umur 14 tahun. Dan sudah mulai bekerja membanting tulang sejak saat itu hingga ia bisa keluar dari Panti asuhan dan mulai tingal sendiri. Dan saat inipun dia bukan orang bodoh, dia tahu dia sedang dalam keadaan yang tidak begitu baik. Dari awal kai menangkap mata kris. Dia tahu hal buruk akan menimpanya. Yang Kai perlukan Hanyalah Hati-Hati lalu kabur sekuat tenaga.
"Oh… lalu sebenarnya anda… ada perlu apa dengan Saya?" Kai sangat formal. tak ingin memperburuk keadaan.
"Kau sedang tak berbicara dengan perdana menteri atau apapun… bisa kah kau sedikit rileks? Dan Hilangkan nada formalmu itu" ucap kris. Dengan permainan Senyum yang bisa membuat semua wanita didunia meleleh. Namun kai bukan wanita. Namun ia cukup terpesona dibuatnya.
"Jongin… jadi kau kuliah sambil kerja?" pertanyaan interogasi ini sampai kapan akan berakhir batin Jongin geram.
"Tidak. Aku tidak mampu untuk melanjutkan ke Universitas. Aku baru 3 tahun ini keluar dari panti asuhan dan mencoba mandiri. Jadi apa aku sudah boleh pulang? Aku benar-benar harus mengerjakan sesuatu" Jawab Kai lacar. Dia memang bukan orang bodoh namun dia juga bukan orang yang penyabar.
"Hebat" puji Kris setelah terbungkam sejenak. Diumur yang masih muda Seorang kai sudah sangat hebat. Terlalu hebat.
"Tuan kris jadi kumohon. Bisakah kau mengerti posisiku sekarang? Aku harus pulang" kini Jongin berdiri dari duduknya lalu membungkuk empat puluh lima derajat pada kris sebelum melangkah keluar menuju pintu utama.
Kris tertawa geli entah menertawakan apa. Namun senyum itu seakan berkata – bodoh tapi menarik – dan ia lanjutkan acara menyesap anggur merahnya serta membuka HPnya untuk mengecek email yang masuk atau apapun itu.
"Tuan Kris"
Nah.. batin kris tersenyum geli.
"Hmm?" jawab kris berdeham tanpa repot melihat ke arah Kai yang kembali dengan wajah frustasinya. Pandangannya masih tertuju pada iPhone-nya.
"Ermh… Bisa kau bukakan Pintunya. Itu membutuhkan nomor kombinasi"
Kris tak menjawab. Wajahnya serius bermain dengan apapun itu dalam layar HPnya. Dan Kai mulai frustasi.
"Tuan kris!" kini Kai menaikan suaranya. Hampir berteriak.
Dan kris menatapnya Tajam.
Glek
Kai hampir terjatuh saking kagetnya. Ia menelan ludahnya sendiri.
"Aku sudah bilang tidak kan? itu artinya kau-tidak-pulang mengerti? Duduk" dan hanya dengan itu Kai melangkahkan Kaki nya menuju tempat dimana ia mengistirahatkan tubuhnya semula. Dan duduk tertunduk seperti anjing penurut. Kai tak mengerti kenapa tubuhnya bisa seperti itu. Mengkhianati pikiranya yang berterika keras agar memukul wajah porselen milik orang Aneh bernama Kris tersebut. Namun apa daya aura intimidasi dari orang yang lebih tua tersebut mencengkam seluruh tubuh dan jiwanya.
Brengsek! Batin Kai berteriak
Mungkin hidupnya akan benar-benar seperti neraka.
.
.
.
Apakah sudah Satu jam? Atau dua Jam? bahkan Tiga jam? SIAL! Kai sudah tak tahan. Pantatnya mulai tak nyaman dengan sofa empuk yang ia duduki. Demi orang tuanya yang sama sekali tak pernah ia ingat wajahnya. Kai ingin memukul wajah kaku pemuda Kris didepannya tersebut. Kai tak tahu sudah berapa jam ia disekap di apartemen mewah milik kris. Kai melihat layar HPnya dan sudah pukul sebelas lewat… ini sudah terlalu malam. Dan bis terakhir adalah pukul setengah satu dini hari. Kai harus benar-benar keluar dari sini.
"Tuan kris… saya mohon saya harus pulang da-"
"Aku tak begitu tua untuk kau panggil tuan" potong kris.
"Saya harus pulang…" kai mulai terlihat pasrah dengan nada bicaranya
"Kau bekerja padaku sekarang. Besok kau akan pulang untuk mengemasi barang-barang mu kesini" ucap kris santai. Setelah ia sudah selesai dengan urusannya dengan Siapapun itu yang ia hubungi lewat HPnya.
"Apa?!" Kai memasang wajah bingungnya. Panik dan juga jengkel. Apalagi saat melihat kris kini berdiri dan melenggang pergi meninggalkanya menuju ruangan lain yang terlihat seperti kamar.
Kai terdiam perasaannya campur aduk, marah,bingung,putus asa.
Drrrtt Drrrtt
Dan HPnya bergetar menandakan seseorang sedang menghubunginya. Saat kai mlihat ID siapa yang sedang menghubunginya di jam yang sudah termasuk larut ini, kai mengangkat sebelah alisnya ? untuk apa menelpon jam segini.. ini pasti penting batin kai saat akhirnya ia mengangkat telepon tersebut.
"Hallo? Tuan lee?"
"Oh kai. Ini mungkin mendadak namun… mulai besok kau sudah tidak perlu dating ke café lagi kai"
Ucap tuan lee di seberang membuat mata kai membulat besar. Dan jatntungnya berdetak kencang! Apa aku baru saja di pecat?! Batin kai bertanya frustasi.
"Ta- Tapi Tuan… apa salahku? Aku yakin aku tak membuat kesalahan apapun dan- dan aku yakin aku bekerja dengan baik dan-"
"Hhhh kai, kau memang tidak membuat kesalahan. Namun aku juga tidak mau kehilangan café ku. Seseorang… dengan backing yang kuat berusaha merebut café ini kalau aku tidak memecatmu kai. Aku juga sungguh sayang kehilangan pegawai sepertimu kai. Aku minta maaf. Karena aku tidak punya pilihan lain. Jadi ku harap kau mengerti"
Tutur tuan lee dengan penjelasan yang lumayan membuat lutut kai lemas. Dan dengan itu suara 'pip' memutuskan sambungan mereka. Kai terdiam, pandangannya kosong. Apa yang harus ia lakukan. Tanganya masih memegang HPnya lemas di jemarinya yang lentik.
"jongin"
"jongin!"
"jong-" kris berhenti meneriakan nama Kai saat melihat kondisi kai yang lemas di atas sofanya. Pandanganya sedih,marah,putus asa,syok,dan apapun itu yang membuat kris ingin lari dan memeluknya erat kedalam dadanya yang bidang. Merengkung tubuh kai seutuhnya. Namun… Kris tetaplah kris dengan semua lubang hitam yang menguasainya.
"Kau baru di pecat? Tak kusangka secepat ini" ucap kris sambil menghampiri kai. Dan Kai melihat Kris dengan api kemarahan di kedua irisnya. Kai menyadari bahwa Kris yang melakukan ini. Kris yang membuatnya kehilangan pekerjaan. Kris pemuda brengsek yang belum penuh sehari ia temui sudah membuat hidupnya seperti neraka bahkan merusak masa depannya. Kris kris kris!
"BRENGSEK! " teriak kai pada kris, ia berdiri dan memukul kris tepat di wajahnya. Dan sungguh kai mencoba membutakan dirinya akan sensasi aneh di perutnya saat kini ia melihat kris TELANJANG dan hanya berbalut handuk yang melilit di pinggangnya. Perut dengan ABS yang seksi serta dada yang bidah nan atletis. Namun Semua itu tak bisa meredam kemarahan kai.
Kris tak terjatuh oleh pukulan kai. Bahkan tak berinjak dari posisinya berdiri sedikitpun pukulan itu cukup keras namun tak cukup kuat untuk menjatuhkan kris.
"KAU PUAS! APA YANG SUDAH KU LAKUKAN PADAMU! HAH! AKU BAHKAN TAK MENGENALMU!" Kai berteriak pada kris sambil memukul dada kris yang bidang hingga kulit dadanya yang putih muncul kemerahan akibat perbuatan kai.
"LEPAS!" kai berterika dan berontak saat merasakan sepasang tangan kekar memegang kedua sisi pinggangnya dan menekan tubuhnya menempel pada tubuh polos kris.
"Kesalahanmu adalah kau muncul di hadapanku" bisik kris di telinga kai. Dan membuat sang pemilik kulit tan lemas hingga tak sanggup menopang tubuhnya kalau saja kedua lengan kris tidak menyangganya. Suara kris terlalu sensual.
Jemari kris menyusup di balik T-shirt tipis kai dan bertemu dengan kulit kai yang halus dan lembut. Kris bahkan tak menyangka seorang laki-laki bisa memiliki kulit selembut itu. Mengusapnya pelan sensual keatas dan kebawah membuat Kai tak kuat menahan desahan kecil yang akhirnya terlolos dari bibirnya.
"Nnnh"
Kris berseringai mendengarnya. Bibirnya yang tipis penuh dengan seringai itu mngecup kulit leher kai yang sangat sensitive dan lembut itu.
"Kini kau tahu. Aku bisa merusak hidupmu kapan saja aku mau. Jangan coba main-main dengan ku Jongin… jangan pernah melawanku. Jangan pernah memberontak" dan dengan kalimat terakhir itu Kris mengangkat wajah Jongin dengan jemarinya dan mulai mencium jongin lembuat tapi kuat dan juga penuh dengan keposesifan. Kris menekan tengkuk kai membuat ciuman mereka lebih dalam. Jongin yang membulatkan matanya hanya bisa pasrah tanpa bisa berbuat apapun bahkan membalas ciuman Kris. Mata kris tertutup menikmati setiap inci dari bibir jongin yang mengagumkan. Dan airmata jongin terjatuh, ia benar benar tak menyangka. Ia akan menjadi seperti ini. Hidup seperti neraka…
Namun…
Bibir yang saat ini menyentuhnya terasa nyaman dan membuat hatinya bergejolak. Ia merangkulkan kedua lenganya di leher seorang pria yang tengah menciumnya. Dan kini ia mulai mencoba untuk membalas ciuman kris yang memabukan, kris berseringai dalam ciuman mereka ketika menyadari kai mebalas ciumanya.
Dan tak di pungkiri, pertama kali dalam hidup Keduanya, Kris ataupun jongin merasakan hal yang luar biasa fantastik dalam hidup mereka hanya oleh sebuah ciuman yang sangat panas.
Dan mungkin jongin sudah siap
Untuk hidup seperti dineraka…
"Saatnya mandi Kim jongin"
Bisik kris di akhiri dengan seringainya.
LIVING HELL SERIES - 1st meeting and start living hell –
END
long A/N :KYAAAAAAAAA~~ OTLLL saya sungguh frustasi gara2 gak ada updetan fic kriskai di LJ,aff,ao3 atopun ffn T^T akhirnya saya yang udah kehilangan sense nulis ini mutusin buat ngebuat fic Sendiri.. yahhhh jadinya kayak begini deh.. *tengok atas* sighhh... Oke jadi ceritanya saya bikin SERIES jadi kumpulan Oneshoot dari Plot yang sama. saya ogak bikin multhi chape cuz.. lihat fic saya yg menggunung tak terselesaikan~~! (lebai lu =_= ) jd saya putusin untuk bikin series ini. saya ini KRISKAI hardcore SHipper. gk tau apakah ada di Indo yang ngeship couple gila ini xd. karena saya berasa ngeship mereka sendiri LOLOLOLOL! jadi kalo kalian juga Kriskai Shipper follow aja twiter saya (el_wufanokai) . di jamin langsung saya follow~~ dengan sayarat kalian gak ngeship Kaixlain2 ato krisxlain2 XDD~~ (Sumpah banyak bacot lu EL!)
oke oke ini uda ngejamban gak penting bgt saya yah.. okelah cukup seperti itu aja... saya punya peraturan sendiri yaitu. bukan RnR (read n review) namun..
Gak Review! lu gak bisa boker seminggu!
silahkan gak review! dan rasakan mulesnya...
kkkkkkk
oke cukup segitu terimakasih banyak buat kalian yang udah mau buka cerita ini..
EL
