Aksioma
A Hetalia Fanfiction
Hetalia milik Hidekazu Himayura. OC punya saya.
Main chara: Malaysia, Myanmar (Muhammad Azali, Da'i Sang Na Kyi)
Rating: K
Genre: Hurt/Comfort, Angst, some Romance
Warning: OC, OOC, Human!AU, Human name, Myanmar POV, Author galau (?)
Summary: Aku hanyalah sebuah titik diluar garismu. Di mana ketika aku menjadi garis, aku tetap tak dapat menjangkaumu.
.
.
.
.
Aku tersenyum kecil saat melihatnya tersenyum bangga dengan mengangkat cawan emasnya. Kau mengangkat cawan emas dengan bangga karena telah memenangkan semua pencapaiannya selama ini dengan kekuatannya sendiri. Aku ucapkan selamat padamu, meski dari jauh. Semua hal yang kau lakukan selama ini tidak sia-sia, aku tahu. Dari bergadang di perpustakaan Hetalia Academy untuk membaca, searching di internet saat tengah malam, mencatat semua hal penting, ah aku tak begitu ingat. Kau tahu sekeras apa aku berusaha menyamaimu untuk itu? Ah, bahkan ku tak tahu siapa aku.
"Karena kita adalah orang yang akan melanjutkan dunia..."
Ucapanmu saat itu sangat membuatku berharap bila dunia ini tidak hancur suatu hari nanti. Namun aku juga tahu, seperti apa dirimu dibalik panggung. Saat kau tidak menampakkan topeng "dirimu yang sangat tegas dan tegar", maupun "dirimu yang keras kepala dan penggertak". Saat kau hanya menampakkan dirimu yang seutuhnya, "dirimu yang berhati rapuh dan cengeng", serta "dirimu yang lembut dan penuh kasih sayang". Namun itu bukan untuk diriku, hanya untuk ke-4 saudaramu. Hanya untuk mereka.
Aku hanyalah satu dari sekian banyak orang yang berharap bisa menjadi sepertimu.
Seorang ahli ilmu yang sangat pintar, di mana argumen yang dikeluarkannya hampir tak bisa dibantah oleh siapapun. Kau luar biasa. Sementara aku hanyalah orang biasa. Aku tak tahu apa istimewanya diriku hingga bisa sejajar denganmu.
Aku hanyalah satu dari sekian banyak orang yang mengidolakan sosok dirimu.
Seorang lelaki yang sangat tampan dan tegas. Di mana bagiku kau yang paling sempurna. Bagiku, kau tak tertandingi oleh siapapun di mataku. Kau begitu populer. Bagiku kau sempura.
Ah, kata-kataku begitu hiperbolis ya? Entahlah. Semua ini selalu meluncur begitu saja di kepalaku. Begitu saja seperti aliran air yang mengalir.
.
Kau memandang tegas pada semua orang. Aku tak tahu apa alasannya. Pandangan yang begitu menusuk, namun mata itu penuh kekosongan. Kau telah bicara, menyuarakan pendapatmu yang hampir tak bisa dibantah dalam rapat para ahli saat ini. Semua diam tak bergeming, tak mau bicara, tak dapat membantah. Karena semua sepihak pendapatnya denganmu.
Kau begitu disegani. Kau begitu tegas. Meski kau hanya satu. Tak ada orang lain yang dapat menggantikanmu.
Kau bagaikan aksioma. Tak perlu dipertanyakan, tak perlu dibantah. Kau bagaikan garis yang berdiri sendiri. Sementara aku hanyalah titik diluar garismu. Setelah aku menjadi garis yang berdiri sendiripun, aku hanya bisa sejajar dengamu. Tanpa bisa memotong apalagi berhimpitan denganmu.
Awalnya aku hanyalah titik, yang berubah menjadi garis. Garis yang hanya bisa sejajar denganmu. Tanpa bisa bersamamu, apalagi memilikimu.
Kau bagai aksioma. Tak dapat dibantah. Bahkan meski ingin, tak ada yang bisa.
Kau garis yang berdiri sendiri. Garis yang terlihat tegar, tegas, namun pada hakikatnya rapuh.
Dan aku hanya titik. Yang meski menjadi garis tetap tak bisa menandingimu, tak pantas bersanding denganmu.
Kita bagai aksioma. Kisah kita tak terbantahkan. Dan meski ingin, tak ada yang bisa. Tak perlu dipertanyakan. Karena kita sendiri tak tahu kenapa.
.
.
.
.
END
.
.
.
.
A/N: Sumpah-demi-apa, kenapa saya bikin fic kayak begini, coba? *pundung sendiri di kamar*. Ini terinspirasi dari pelajaran matamatika yang lagi dipelajarin sama saya mati-matian saat ini. Yaitu garis dan sudut. Begitu sampe aksioma, aku merasa ada sedikit ironi di dalamnya. Di satu soalnya, menyiratkan bisa sejajar tanpa bisa memotong apalagi berhimpit. MTK bagian ini baru dipelajarin Senin pagi, jam pelajaran pertama hari ini juga.
Diselesaikan dalam waktu 2 jam pake HP. Langsung disimpen, dan post, selesai. Saya iseng post lewat HP, eh bisa juga. Author galau karena mau dibacok temen sekelas gara-gara gak bawa memori yang bener buat ngerjain tugas. (Maafkan saya, Shima...)
Oneshoot pertama saya. Hehe. Kalau ada kesalahan teori, atau apalah bisa beritahu saya?
Salam sekian,
Mind to review?
ON: 22-02-2016
