Disclaimer: Masashi Kishimoto

Main pairing: SasuHina

Genre: Romance, Hurt

Rated : M


1

Hyuuga No Hime


"Souka, Hokage ke enam adalah Kakashi-sensei."

Senyum saudarinya menyindir, "Neechan hanya pergi dua tahun," dia cantik dan kuat, terlihat betul dari garis wajahnya, "bukan dua puluh tahun."

"Banyak hal yang kulewatkan," si pucat yang berbicara ini adalah kakak perempuannya, "Hanabi-chan bisa cerita padaku," ia menunduk, menatapi corak garis-garis homongi miliknya, "mengenai hal-hal yang kulewatkan."

Kali ini bukan senyum sindiran, "baiklah, Kakashi-sensei dilantik dua bulan lalu oleh Tetua," ada jeda, "sebelum itu, telah terjadi invasi pernikahan diantara teman-teman Neechan," ia hampir tertawa saat menggunakan kata invasi, "Sai dan Ino, Shikamaru dan Temari, chouji dan seorang dari Desa petir…"

"Naruto-kun dan Sakura-san?" cepat-cepat gadis pucat itu memotong kalimat Adiknya.

"belum, mereka masih berdua," Hanabi mengerti maksud kakaknya, "tentu saja bukan dia yang dilantik sebagai Hokage, meski dia sangat menginginkannya," bahasanya lancar dengan roll eyes style, "menurut Tetua, ia masih terlalu muda dan sembrono, mereka membicarakannya hampir dua minggu, sang pahlawan desa gagal menjadi Hokage."

"A-aa…souka," amethyst itu tidak lepas dari patung Hokage, mencari wajah pria yang pernah dicintainya.

Hanabi berdecak kesal, "ck, lupakan dia…sekarang Neechan adalah Hairees Hyuuga," toh setidaknya kalian sebanding, jangan merendah diri," ada jeda, "Naruto Niisan sudah menjadi milik orang lain, relakan dia."

"Bu-bukan begitu, setelah dua tahun ini…" tatapannya lekat pada Hanabi, "setidaknya mereka telah memiliki anak."

Tawa Hanabi meledak, beberapa mata di sekitar spontan tertuju pada dua bersaudara Hyuuga, "ku pikir mereka masih berusaha," ia mengejek, "ajak aku cerita, usiaku delapan belas tahun lho."

Dikejarnya sang Adik yang berlari ke arah pasar, "tu-tunggu Hanabi-chan bu-bukan begitu maksudku a—"

"Bilang saja kalau Neechan cemburu," ia kembali tertawa seraya meninggalkan saudarinya sepuluh meter dibelakang.


Ini adalah Desa Konohagakure, sebuah Desa besar nan makmur. Di zaman ini chakra sangat berkuasa, mereka mengendalikan apapun dengan kekuatan inti dari tubuh manusia, misalnya api, air, angin, petir, tanah, dan kayu, semua itu mampu diolah sedemikian rupa guna melindungi diri dari serangan musuh, dan manusia pengontrol chakra disebut shinobi. Di dalam sebuah Desa, dari seratus persen penduduknya, delapan puluh persen berprofesi sebagai shinobi.

Shinobi dipimpin oleh Hokage, sementara Hokage diatur oleh Tetua, dan Tetua dikendalikan oleh para Daimyo, well…aneh memang.

Biarpun peraturannya begitu, Hokage adalah pemimpin tertinggi dengan kemampuan luar biasa, maksudnya, hanya orang-orang kuat yang mampu menyandang gelar ini.

Diantara desa-desa shinobi, Konohogakure memiliki wilayah yang paling luas. Setelah perang dunia ninja ke empat, Desa ini semakin terbuka dan mengizinkan penduduk non-clan untuk bergabung didalamnya. Tentu tidak mudah mengatur sebuah Desa dengan penduduk tiga ribu jiwa, Konohagakure menjalin hubungan baik dalam hal pertukaran tenaga dan sandang-pangan dengan Desa tetangga. Selain saling membantu secara profesional, metode ini dipercaya akan mengencerkan suasana dingin diantara desa-desa tersebut. Misalnya dendam antar clan atau musuh bebuyutan turun-temurun, kini mereka mengesampingkannya demi kebaikan bersama.

Fokus pada Hi no Kuni, Desa ini terdiri dari beberapa clan besar. Senju, Uchiha, Hyuuga, Nara, Yamanaka, Inuzuka, Aburame, dan masih banyak lagi. Clan-clan ini telah melindungi Desa sejak turun-temurun. Adapun clan pendatang lainnya, mereka diberi lahan khusus untuk membangun machiya.

Dua tahun yang lalu telah terjadi perang besar, aktor utamanya adalah seorang keturunan Uchiha. Perang dunia ninja ke empat telah memakan banyak korban, shinobi yang gugur adalah Anak, Suami, Istri, Kakak, dan Adik mereka. Kejadian ini bukan sesuatu yang harus disesalkan, anggap saja putaran kehidupan, ada yang datang dan pergi…ada yang hidup dan mati, bukankah seperti itu cara kerja dunia.


Terlepas dari clan Uchiha yang gemar berbuat onar, Hyuuga adalah salah satu clan yang makmur. Di antara semua clan, jumlah anggota Hyuuga jauh lebih banyak. Terdiri dari souke dan bunke, mereka mampu melestarikan keturunannya tanpa dendam membara. Tuan dan budak hidup berdampingan layaknya sepasang saudara kembar, demi Kami mereka sangat berprestasi dalam hal perlindungan Desa. Lima puluh persen Hyuuga adalah anbu-nee, pasukan khusus mata-mata yang mencari informasi ke daerah musuh, sebagian lagi adalah shinobi biasa dan bertugas untuk misi-misi rank-A.

Pemimpinnya bernama Hyuuga Hiashi, pria enam puluh dua tahun dengan tinggi badan seratus tujuh puluh centimeter, pria yang telah mengabdi seumur hidupnya demi Konoha, pria yang telah berhasil membawa nama Hyuuga sebagai clan yang ditakuti baik di Desa ninja maupun non-ninja.

Hyuuga Hiashi memiliki dua orang puteri, Hyuuga Hinata dan Hyuuga Hanabi.

Katakanlah Hyuuga Hanabi sedang menikmati masa remajanya, ia adalah gadis muda yang kuat dan ceria. Kemampuannya diperhitungkan, taktik yang ia gunakan selalu sukses menipu lawan. Kunoichi adalah cita-citanya sejak kecil, kini ia sukses sebagai remaja tangguh.

Katakanlah Hyuuga Hinata tidak sedang menikmati apapun, ia adalal gadis muda yang lemah dan pucat. Kemampuannya kurang diperhitungkan, taktik yang ia gunakan tidak pernah menipu lawan. Kunoichi adalah cita-citanya sejak kecil, dan ia sama sekali tidak sukses dalam bidang itu.

Beruntungnya ia adalah anak pertama, setidaknya ada sebuah solusi pelarian. Hiashi memikirkan solusi ini semenjak ditinggal tewas sang keponakan tercinta, Hyuuga Neji. Awalnya Neji akan dinaikkan statusnya dari seorang bunke ke souke. Hiashi ingin putra saudaranya itu menjadi seorang Hairees, tapi sayang, terkadang ada yang mati dan ada pula yang hidup.

Solusi pelariannya adalah Hyuuga Hinata, puterinya yang lemah dan terkesan sakit-sakitan. Demi Kami, gadis ini tidak pernah berhasil dalam hal apapun. Ia adalah mantan murid Kurenai-sensei, Istri mendiang Azuma-sensei. Semenjak di didik oleh Kurenai, Hiashi sering mendapat keluhan dari guru cantik itu. Setiap hari Sabtu selepas misi, Kurenai diam-diam mendatangi Hiashi dan menceritakan titik-titik kelemahan puterinya.

Satu-satunya alasan Hinata tetap berada di tim delapan adalah Hokage ke tiga. Sorutobi selalu memberi kesempatan bagi anak yang kurang beruntung, dipikirnya Hinata belum menemukan inti dari fungsi utama chakra, maka latih dan latih terus.

Sayangnya sampai Hokage wafat pun, Hinata sama sekali belum menemukan inti dari chakra yang dimaksud. Tidak hanya sampai disitu, pada saat persiapan perang ninja ke empat, ia mati-matian mengemis pada Hokage ke lima agar diperbolehkan ambil bagian. Mungkin karena iba atau apa…akhirnya Tsunade mengizinkan dengan catatan 'jangan terlalu jauh dari Kiba dan Shino.'

Jika gadis ini tidak segera dihentikan, ia bisa mati karena cinta. Bagaimana tidak, satu-satunya alasan Hinata tetap mempertahankan profesinya sebagai kunoichi adalah Uzumaki Naruto, cinta monyet semasa kecil.

Hanya karena mengikuti perasaannya yang tidak jelas itu, ia rela ikut perang ninja tanpa sepengetahuan Hiashi. Tidak juga dicintai oleh Naruto, pria blonde itu malah menikah dengan kekasihnya, Haruno Sakura.

Lalu bagaimana dengan Hinata? Hiashi tidak akan tega. Satu bulan setelah perang berakhir, Hyuuga Hinata segera berangkat ke Desa Sunagakure. Suna adalah tempat terbaik untuk ukuran gadis yang telah ditolak cintanya.

Gaara-sama berjanji akan menjaga Hime dengan baik, dan tebak poin terpentingnya apa? Hinata berlatih bersama Genin demi menyempurnakan jutsu dasarnya.

Itu kejadiannya dua tahun yang lalu, kini ia telah kembali. Entah apa yang ia bawa, dalam artian, apa hasilnya setelah dua tahun berlatih di Negeri orang. Ingat, Gaara-sama bukan orang yang gemar mengeluh, dan jika ia benar-benar mengeluh, hingga tiga hari tiga malam pun, keluhan tentang Hyuuga no Hime tidak akan ada habisnya.

Well, masih sama seperti Hime yang dulu. Tinggi badan seratus lima puluh delapan centimeter, surai indigo style sepinggang, aroma lavender, kulit pucat pasi seperti mayat, mata khas byakugan yang terkesan buta, freckle faced semakin bertambah saja, pipi merah merona, hidung kecil, bibir mungil yang selalu ia gigit, dan tentunya ia masih kurang dalam hal ninjutsu.

Satu keuntungan Hinata adalah anugerah dari Kami, wajahnya cantik rupawan khas seorang Hime. Sayang kecantikan itu tertutupi oleh sifatnya yang pemalu. Lagipula siapa juga yang percaya diri jika kau hidup di Desa shinobi dan kau berprofesi sebagai shinobi tapi kau sama sekali tidak keren dengan pekerjaan itu. Intinya, kecantikan itu tenggelam oleh ketidakmampuannya mengolah chakra.


Hinata POV

Mengobati rasa rinduku pada Hi no Kuni tercinta, aku dan Hanabi-chan mengelilingi pasar berulang kali. Bukan tanpa alasan, ini adalah pertama kalinya semenjak dua tahun yang lalu.

Aksen bahasa mereka tak asing, wajah-wajah warga Konoha seolah memberi isyarat atas kepulanganku—bahwa disinilah seharusnya aku berada, disinilah tanah kelahiranku, dan disinilah tempatku.

Sunagakure bagus juga, mereka ramah dan bijak memperlakukan orang bodoh. Kukatakan begitu, karena Gaara-sama menerimaku di tempatnya tanpa syarat. ia tahu kemampuanku dan ia tahu masalahku.

Aku tidak pandai dalam hal ninjutsu, para nakama mengetahui hal itu seperti mereka mengetahui bahwa ramen ichiraku adalah ramen paling enak di Negara Api. Maksudku, siapa yang tidak mengenal Hyuuga Hinata, kunoichi yang tidak bisa diandalkan dalam hal apapun.

Sebenarnya aku adalah kunoichi dengan tipe sensor. Ketika bertarung, hal yang kuandalkan adalah taijutsu dengan manipulasi chakra. Maksudku, seperti itulah seharusnya diriku, walau pada kenyataannya aku tak sehebat itu.

Selama dua tahun aku belajar di Desa Pasir, selama itu pula kurenungkan banyak hal.

Apa yang kudapatkan?

Apa hasilnya?

Apa gunanya untuk diriku dan orang disekitarku?

Otou-sama wa Hanabi-chan?

Mereka telah memberiku banyak hal, tapi aku sama sekali belum memberi mereka apa-apa.

Dua puluh dua tahun waktuku habis hanya memikirkan satu orang, Naruto-kun.

Naruto-kun….

Bermata biru sebiru lautan, rambut keemasan seperti natsu, nyengir lebar dengan deretan gigi putih…apalagi yang bisa kuingat darinya?

Naruto-kun selalu menganggapku sebagai Adiknya, aku tahu betul. Ku pikir perasaan itu akan berubah seiring berjalannya waktu, hingga aku sadar tak ada tempatku di hatinya.

Haruno Sakura, wanita yang mengisi hari-hari pria yang kucintai. Kini mereka tidak hanya partner tim, tapi juga partner dalam rumah tangga.

Wanita ini adalah yang tercantik kepunyaan Konoha, tingginya semampai layaknya model majalah, warna kulitnya segar seperti hidup, iris emerald itu bulat utuh memancarkan kegembiraan, senyumnya mampu menyejukkan hati siapapun, maksudku laki-laki manapun—termasuk Naruto-kun.

Oh iya, dalam hal kemampuan ninjutsu—Sakura-san adalah juaranya. ia adalah murid Hokage ke lima, Tsunade-sama. Ninjutsu, taijutsu hingga iryo-nin, sakura-san melahapnya seperti sukiyaki.

Jika mau, ia bisa mendapatkan siapa saja. Tapi Naruto-kun memilihnya dan ia memilih Naruto-kun.

Hingga dua tahun berlalu dan kini mereka masih berdua. Ku pikir Naruto-kun adalah seorang Ayah dari balita mungil berambut pink, tapi nyatanya pasangan suami-istri itu masih menikmati masa pacaran mereka.


Iya, di depan toko underwear, dua sosok tak asing sedang bercakap seru tentang pakaian dalam.

Jika Haruno Sakura yang paling cantik, Yamanaka Ino adalah yang super-super cantik. Wajah itu ditakdirkan sempurna, wanita kepunyaan mantan anbu-nee, Sai-kun. Ino-san adalah kunoichi yang mengandalkan shintenshin mode, kemampuannya sungguh luar biasa kala memasuki pikiran lawan. Dulu ia adalah partner tim Shikamaru-san dan Chouji-san di tim sepuluh. Mendiang Azuma-sensei adalah pendidik mereka, suami dari Kurenai-sensei, pendidik tim delapan.

Aku terlalu malu berhadapan dengan dua kunoichi tangguh kebanggaan Desa, Hanabi-chan menyapa lebih dulu.

Hinata End POV.

"Sakura Neesan, Ino Neesan!" Hanabi melambaikan jemarinya.

Wanita berambut pirang itu nyengir, dua Hime Hyuuga dihadapannya sungguh menarik perhatian, "nee Hinata-chan, kau melewatkan banyak hal,"diliriknya Sakura, "benar sakura?" meminta penjelasan pada sahabatnya.

"Telah terjadi banyak pernikahan," sakura bergeleng kecewa, "Hinata-chan kemana saja?"

"Kami tahu hari ini Hime akan kembali," Ino mengelus surai indigo itu, "sejujurnya kami selalu menanyakan keadaanmu pada Paman Hiashi, dan katanya hari ini kau akan pulang."

"A-aa…so-souka…" Hinata mengangguk pelan.

"Hime beri tahu kami," kini Sakura melingkarkan tangannya pada lengan Hinata, "dimanakah Hime cantik ini bersembunyi?"

"A-ano—"

"Neechan mengunjugi saudara jauh kami." Hanabi menjawab cepat sebelum Hinata panjang lebar.

"Nah, sekarang kau telah kembali," Sakura bersemangat, "ku harap kau tidak ketinggalan underwear modelterbaru," iris emerald itu berkedip nakal.


Keluarga Hyuuga merahasiakan segalanya, termasuk tempat persembunyian Hime dan alasan kepergiannya. Walau bersahabat, Hyuuga termasuk clan yang tertutup. Masalah pribadi akan dibicarakan ke dalam, setidaknya mereka sendiri yang harus memecahkan masalah mereka sendiri.

Hinata telah berjanji pada sang Ayah bahwa masalah dua tahun yang lalu telah selesai, maksudnya benar-benar telah selesai dan ia tak ingin membahas Naruto-kun lagi. Kini ia fokus pada hal-hal yang lebih penting, misalnya tugas utama sebagai seorang Hairees.

"Benar begitu, Hanabi-chan?" Hime mengharapkan penjelasan inti dari perbincangan di toko underwear.

"Hm, setelah kepergian Neechan—para nakama mencarimu," ada jeda, Hanabi mengambil-alih kantung belanja dari tangan Hinata, "Kiba-kun, Shino-kun, Sakura, Ino dan yang lainnya—"

"Hanabi-chan?" ia memiringkan kepalanya, memandang lekat wajah imut Hanabi.

"Apa?" Hanabi malah mengkerutkan keningnya.

Hinata mengambil kembali kantung belanja itu, "pakailah kata 'neesan' ketika menyebut nama orang yang lebih tua darimu." ia tersenyum.

"uuh, Neechan—kau membeli underwear yang aneh," Adiknya protes dengan kantung belanja berwarna pink, tidak seharusnya mereka membeli itu, "kita ke pasar hanya untuk melihat-lihat, bukan membeli pakaian dalam," kini ia sebal.

"Mereka itu baik, Hanabi-chan,"

"Aku tidak suka cara bicara mereka," pipinya gembung, "mereka cantik, tapi terlalu berisik," langkahnya cepat, "lagian Neechan kurang nyaman," langkahnya terhenti.

"eh…" Hinata menggaruk pipinya yang tidak gatal, otak kecilnya mencerna kalimat terakhir Hanabi, "tidak juga," katanya kemudian.

"Buktinya Neechan selalu gugup ketika berbicara dengan mereka."


Dua Hime Hyuuga memasuki mansion Hyuuga, tidak ada penjagaan ketat untuk kediaman shinobi, well mereka adalah pelindung bagi diri sendiri.

Mansion Hyuuga terletak di area timur Konoha, perlu diketahui bahwa area timur adalah area tinggal bagi clan-clan besar. Di sisi kiri clan Nara dan di sisi kanan clan Aburame, mansion Hyuuga tak kalah megah dengan dua tetangganya itu.

Mansion itu terkesan kuno, arsitektur lama nampak berusaha dipertahankan oleh pemiliknya. Hal pertama yang kau temukan ketika memasuki gerbang utama adalah sebuah taman kuno yang melambangkan kesucian dan kehidupan.

Air dan kura-kura, clan Hyuuga percaya bahwa kolam dan patung kura-kura mengandung hal-hal suci nan sakral, itulah sebabnya kedua benda itu tetap aman ditempatnya sejak Hyuuga generasi pertama.

Hydrangea, salah satu jenis bunga yang akrab dengan pesta pernikahan. Konon, bunga inilah yang mempersatukan Tuan dan Nyonya Hyuuga. Iklim Konoha tidak cocok bagi hydrangea, itulah sebabnya Haruka-san ekstra hati-hati dalam merawatnya, butuh pupuk tertentu agar tanaman itu tetap bertahan di sini. Sepeninggal beliau, hydrangea masih menghiasi kediaman Hyuuga sebagai lambang cinta keluarga.

Dua gadis muda buru-buru menuju genkan, melepas sepatunya dan berlari kecil ke arah washitsu utama. Terdengar derak papan kala keduanya menginjak tatami, "pelan-pelan, Neechan bisa menjebolkan papan kayu ini," Hanabi bergurau," Hinata cekikikan, dianggapnya itu sangat lucu.

Washitsu kosong melompong, tak ada seorangpun disana, "taman utama," Hanabi memberi kode dengan jemarinya.

Pelayan yang melihat aksi gesit keduanya tersenyum bahagia, dua puteri Hyuuga sungguh indah dipandang mata. Jarang-jarang melihat Hinata Hime tersenyum, sebenarnya ia adalah Hime berwajah es.

Hyuuga Hiashi mencintai gyokuro, ocha high class yang dibuat dari daun teh pilihan. Pria paruh baya itu gemar minum ocha di malam hari seraya menikmati pemandangan bulan. Iya, sebuah taman lagi milik clan Hyuuga, taman itu terletak di dekat kamar utama para souke.

Hyuuga Hiashi bersantai di sana, ia nampak terlibat perbincangan ringan dengan seseorang. Tidak terlalu jelas wajah orangnya—tapi sudah jelas itu pria, mereka saling senyum dan saling menjelaskan sesuatu.

Menyadari aura chakra Hanabi, Hiashi melirik pada kedua gadis yang menuju kearahnya, seolah ia berkata, 'dari mana saja kalian, ini pukul delapan malam.'

Hanabi memamerkan ekspresi memelas tanda minta maaf, Hinata malah mundur beberapa langkah dan bersembunyi di belakang Adiknya.

"Hinata," suara berat Hiashi.

"…."

"Hinata?"

"Ha-hai' Otou-sama…," suaranya pelan hampir tak terdengar.

"Kami menunggumu sejak tadi—" Hiashi mengisyaratkan agar puteri sulungnya itu duduk disebelahnya.

"Kami dari pasar," well, Hanabi adalah pemotong kalimat yang baik.

Alih-alih mengacuhkan Hanabi, Hiashi melanjutkan kalimatnya, "masih ingat pembicaraan kita tentang bimbingan?"

Hinata hanya mengangguk pelan, sesekali Hanabi menyenggol kakinya—berharap kakaknya itu tidak terlalu gugup ketika bertemu orang baru.

"Tuan Uchiha adalah Ketua dari clan Uchiha," ada jeda, "sejak minggu lalu kami membicarakan ini," ada jeda lagi, "Tuan Uchiha akan membimbingmu sebelum upacara pelantikan," Hiashi diam sejenak, menunggu respon dari Hinata.

Sesaat suasana terasa kikuk, empat orang di sana diam membisu, menyadari hal itu, Hanabi mengeluarkan jutsu basa-basinya, "waaah…keren…."

"Hinata…."

"…."

"Hinata?"

"Ha-hai'" ia gugup.

"Beri salam pada Tuan Uchiha," perintah Hiashi.

Hinata berdiri sesaat seraya membungkuk hormat, Hanabi melakukan hal yang sama diiringi nyengir lebar tanda ia sangat bersahabat. Sasuke memandang keduanya secara bergantian, bagai langit dan bumi, Hinata dan Hanabi mempunyai sifat yang berbeda.

"Saya akan memulai bimbingannya esok hari," diteguknya sisa gyokuro, "jika saya absen, itu artinya sedang ada misi ke luar Desa."

Hiashi tersenyum, "terima kasih atas kunjungan anda, saya yakin anda sangat sibuk sekarang ini, saya telah menyita waktu anda," ia bangkit dan membungkuk hormat, "maafkan puteri saya, dia memang agak pendiam."

Hinata POV

Waktu itu, ku pikir Otou-sama tidak serius….

Oh Kami…sejak kapan Otou-sama tidak serius?

Dia memanggil seseorang untuk mendidikku sebagai Hairees, dan orang itu adalah sahabat Naruto-kun.

Aku tak mengenal baik Uchiha Sasuke, tapi tahu betul masa lalunya. ia banyak dibicarakan orang, kejahatannya di masa lampau sungguh tak terampuni.

Jika bukan keturunan terakhir Uchiha, aku yakin ia telah di eksekusi mati oleh Persatuan Aliansi Shinobi.

Mereka punya sebutan khusus untuk shinobi yang ingkar kepada Desanya. Iya, nuke-nin…Uchiha Sasuke adalah seorang mantan nuke-nin.


Prince of Sharingan, 04 Maret 2017.