"Byun Baekhyun,"

"..."

"Byun Baekhyun!"

"..."

"BYUN BAEKHYUN!"

"Ah, eh? Iya?" seorang namja imut, manis, gemesin, kiyowo, punya muka yang always bikin luluh kayak puppy mengangkat kepalanya. Mendongak ke depan dengan wajah masih setengah mat- tidur.

"Byun Baekhyun!"

"Eh, saem udah dateng ya," Baekhyun natep Lee sosaengnim dengan wajah polos tanpa dosanya.

"Kamu ini! Jangan sembarangan tidur di kelas! Apa kamu tidak punya waktu tidur semalam?!" tanya Lee sosaengnim dengan berjuta kemarahan.

"Ihh, kok saem tau saya gak tidur semalam? Saem stalker-in saya ya,"

[kampret lu Baek-_-]

Seisi kelas udah susah nahan tawa. Meskipun mereka udah biasa liat drama pagi ini. "Jangan bercanda Baekhyun!" Sekali lagi, Lee sosaengnim naikin nada bicaranya.

"Saya juga gak becanda saem,"

"Terserah kamu saja," Lee sosaengnim nyerah, lambaikan tangan ke kame- ups salah fokus. "sekarang keluarkan buku kamu,"

"Buku apa saem?"

"Emangnya saya ngajar apa Byun?" sekali lagi saem harus sabar. Ngurus ni anak satu emang rada susah.

"O iya, sejarah kan saem,"

Seisi kelas kembali ketawa. Sejak kapan coba, Lee sosaengnim yang kalo ngegunting kertas aja diukur permilinya dan kalo lagi bosen malah ngitung berapa kecepatan kelapa jatoh adalah guru sejarah?

"Saya mengajar Fisika!"

"Fisika ya saem, saya kira Sejarah," Baekhyun malah jengengesan gak jelas. "abis saem kayak megantropus sih,"

GYHAHAHA! Ketawa satu kelas pecah! Sekali lagi! Baekhyun berhasil membuat para guru naik darah pagi pagi. Dan korban pagi ini adalah Lee sosaengnim! Selamat saem!^o^

"Sudah! Diam semuanya!" Lee sosaengnim kembali buat kelas tenang. Dan beralih kepada makhluk manis di depannya.

Baekhyun yang diliatin dengan tatapan membunuh Lee sosaengnim bukannya takut malah bengong. Masih ngantuk guys.

"Byun Baekhyun..."

"Iya saem,"

"KELUAR kamu dari kelas saya SEKARANG!"

"Eh? Tapi kan saem,"

"KELUAR!"

"Saem, saya cuma ma-"

"SEKARANG!"

Baekhyun akhirnya pasrah dan berdiri beranjak meninggalkan kursinya. Berjalan dengan berat hati menuju pintu dan akhirnya keluar. Dan dalam hatinya menyesali perbuatannya.

'Asek! Gue bisa bolos tanpa harus kabur diem-diem!'

Byun Baekhyun. Tukang buat onar yang paling susah diatur. Kalo ngomong, tuh mulut gak pernah di filter. Di skors... gue gak inget udah berapa kali. Soalnya tuh anak ke sekolah gak butuh nilai. Dengan rambut blonde acak acakan dan seragam yang sama amburadulnya.

Baekhyun akhirnya jalan santai ke atap sekolah. Baringan di sana sambil menikmati hidup yang enak (bagi doi sih).

"Hah... idup itu enak ya,"

"Enak kamu bilang?"

Baekhyun ngeri sendiri denger suara dari belakangnya. Yang memaksanya untuk berbalik.

"Eh, Yoo sosaengnim, ada apa ya saem bolos juga?"

[mulutmu nak!]

"Jangan bercanda kamu! Apa kau tidak tau saya sedang marah?!" Yoo sosaengnim yang entah sejak kapan udah ada di depan Baekhyun natep Baekhyun tajam.

"Ya mana saya tau saem. Kan yang marah itu saem,"

Yoo sosaengnim coba buat nahan amarahnya yang udah sampe ubun ubun. Walau sekarang dia pengen unyek unyek Baekhyun, Yoo sosaengnim masih punya ati kok.

"Byun saya ingin bertanya pada kamu, apa boleh?" tanya Yoo sosaengnim masih mencoba sabar.

"Tuh. Saem baru aja nanya,"

Kayaknya emang udah gak bisa sabar nih. "K-kamu.."

"Saya kenapa Saem?"

Yoo sosaengnim masih mencoba sabar. "Kenapa kamu mencoreti dinding belakang sekolah ha?"

"Ooh, itu," ucap Baekhyun santai.

"Kamu sudah saya katakan berkali kali, jangan mencoreti dinding sekolah lagi kan," kesabaran ni guru masih ada rupanya.

"Itu bukan sekedar coretan Saem,"

"Terus apa?"

"Itu seni Saem. Seni." kata Baekhyun lebay. "masak saem gak bisa menilai sebuah seni? Kan saem guru seni budaya,"

Oke, fix. Ni anak mulai lagi. "Saya guru sejarah Byun!" udah mulai ilang nih sabarnya.

"Oh, sejarah ya saem, saya pikir seni. Soalnya muka saem kayak karya seni gitu,"

"Karya seni? Jadi muka saya mahal dong?" ni guru juga udah mulai kepedan kayaknya.

"Iya saem, kayak lukisan ancur gitu. Dan gak berharga banget sih,"

Darah naek lagi. "Bersihkan dinding itu SEKARANG! Jangan pergi sebelum selasai! MENGERTI?!"

" Eh? Tapi kan saem"

"KAMU MENGERTI?!"

"Saem, saya cuma ma-"

"SEKARANG!"

[kok deja vu ya?]

"Iya deh saem, iya," Baekhyun akhirnya beranjak dengan pasrah.

'Baru juga mau bolos. Apes gue,'

.

"Ciee... Temen gue rajin amat,"

Baekhyun langsung noleh ke sumber suara. "Lo nyindir yak?" tanyanya jengkel.

"Ya nggak lah," seorang namja manis lainnya berjalan kearah Baekhyun. "lo kan temen gue, masak gue nyindir elo,"

"Terus apa lagi kalo bukan nyindir, dan kalo lo emang temen gue, bantuin napa, lo temen paling baik gue kan, Kyungsoo,"

"Kan ni hukuman buat elo, napa gue yang musti kerjain?" bales Kyungsoo.

"Uco, lo cuman bantuin gue aja bentar. Lo baekkan? Satu untuk semua semua untuk satu dong,"

[lebay lu tong. Kayak lu iya aja]

"Eleh, ngomong bisa lo ya, waktu itu aja gue minta tolong bawain buku gue yang cuma dua biji, langsung lari lo," Kyungsoo jitak ringan pala Baekhyun.

"Coo, bantuin gue, biar ni kerja cepet kelar," rengek Baekhyun manja. Tu anak gemesin cuy! Lo pasti langsung luluh. Tapi beda Kyungsoo sih.

"Gak! Sekali gak ya kagak!"

"Pelit!"

"Biarin. Week..." Kyungsoo mencibir kearah Baekhyun sambil melangkah mulai ninggalin Baekhyun.

"Co, lo mau kemana?"

"Gue orang sibuk, jadi gak bisa lama-lama di sini,"

"Alah, palingan lo cuman mau ketemuan ama si kkamjong,"

"Nah, tuh lo tau, gue pergi dulu ye,"

"Lo ninggalin gue? Sendirian? Disini? Lo kejam Soo!"

[drama bae lo Baek -_-"]

"Mending lo di sini, dari pada jadi setan, gangguin gue ama Kai," noh Baek, Kyungsoo baik lho. Dia ninggalin elo biar kagak jadi setan.

"Jahat lu mah!"

Kyungsoo cuman masa bodo ama Baekhyun yang masih ngerengek di belakngnya. Dan lanjut jalan ninggalin Baekhyun.

"Salah apa gue punya temen pelitnya kayak ibis,"

"Lo bilang apa barusan?! Gue denger lo ngomong begitu lagi, gue colok mulut lo pake gunting! Mending kerjain aja kerja lo sempak firaun!"

"Kampret! Tuh mulut apa samurai, tajem bener," Baekhyun ngeri sendiri. "tertusuk kokoro ku,"

Dan berakhirlah dengan Baekhyun yang ditinggal sendirian oleh Kyungsoo. Baekhyun kembali dengan tugasnya. Gini gini mah, Baekhyun amanah. Dan tanpa tau seseorang dari tadi memperhatikannya.

"Chanyeol,"

Chanyeol POV

"Chanyeol,"

Gue langsung ngalihin perhatian gue ke orang yang manggil gue. Sehun ternyata. Dia jalan ke arah gue dan berenti di samping gue sambil nengok ke bawah.

"Lo stalker-in anak orang lagi ya," ucapnya sambil nepuk pundak gue.

"Iya, emangnya napa? Lo ganggu aja," bales gue singkat. Emang tu anak ganggu sih.

"Lo cemen banget, bisanya cuma ngeliatin doang, ngobrol napa, biar makin akrab," ucap Sehun ke gue.

"Lo gak tau aja, jangankan ngobrol, deket ama dia aja jantung gue dugeman!"

"Tapi kan kalo cuma sekedar liatin mana bisa lo dapetin dia," kata Sehun. "jangan cuma dipendem tu perasaan. Baekhyun itu imut, gemesin, manis, dan pastinya gak cuman elo yang naksir Baekhyun. Kalo ntar Baekhyun keburu diambil orang gimana?"

"yee.., Baekhyun kan bini gue, napa lo yang sewot,"

[main bilang bini aja lu bang. anak orang noh -_-]

"Gini ya, dulu gue juga kayak lo," kata Sehun. "gue gak berani ngomong ama Luhan hyung. Tapi karna Luhan hyung yang juga banyak yang ngincer, gue langsung beraniin diri. Dan lo liat sekarang kan? Gue udah mau setahun jadian ama dia,"

"Iya, gue tau, tapi mo gimana lagi. Tiap kali gue mau cari kesempatan buat ngobrol, pasti ada terus yang gangguin," jelas gue.

"Contohnya nih ya, waktu gue mau nyamperin dia di kantin, tiba-tiba aja dateng segerombol cewek! Dan gue juga harus ladenin mereka satu satu! Pengen mati gue waktu itu,"

"Kasiaan...," Sehun sok iba ke gue. "yaudah, kuy kita pergi,"

"Pergi kemana?"

"Ampun deh," Sehun tepok jidat. "kan kita disuruh ngumpul ama Luhan hyung peak," dan gantian dia nepok jidat gue.

"Iya juga ya," ingat gue. "tapi Baekhyun gimana? Masak gue tinggalin disini? Ntar kalo jadi apa apa ama bini gue gimana?"

[bini lagi, pacaran aja belum lo, apa lagi sah,]

"Udah, nanti lo kan bisa lanjut liatin dia lagi," Sehun narik tangan gue. "ntar kalo Luhan hyung kelamaan nunggu bisa gawat,"

.

"Hyung~" Sehun langsung berhambur ke arah Luhan hyung yang nungguin di ruang musik.

"Kalian lama banget," keluh Luhan hyung.

"Sorry hyung," balas gue malas sambil duduk di salah satu kursi.

"Jadi ngapain hyung nyuruh kita ngumpul disini?"

Gue kaget. Ampir ni jantung copot. Gue langsung nengok ke belakang gue dan liat Kai di sana.

"Anjing lo, kapan datengnya?" ucap gue kesel ke Kai.

"Gue udah datang dari tadi kok,"

"Udah, udah, kita ke sini buat rapat," kata Luhan hyung sambil duduk di kursi samping gue.

"Jadi hyung, kita mau bahas apa?" tanya Sehun.

"Mm.. gini, kan gak berapa bulan lagi gue lulus, dan buat kenang kenangan, gimana kalo kita bikin konser? Gue udah nanya ke Suho, dan katanya boleh kok, bisa jadi acara penutup perpisahan," jelas Luhan hyung yang bikin gue, Sehun, ama Kai diem.

"Konser? Waktu perpisahan?" tanya gue.

"Iya, kayak konser terakhir kita gitu," balas Luhan hyung. "kan kalian pada tau, ini udah tahun terakhir gue di sma,"

Mendadak semua jadi murem. Emang sih, ini tahun terakhir Luhan hyung. "tapi kita masih bisa ngeband kapan kapan kan?" tanya Kai.

"Pasti dong," Luhan hyung ngasih senyumannya yakinin kita.

"Tapi kalo gak ada hyung, kita gak lengkap dong," ucap Sehun.

"Iya, yang jadi basis nya siapa? Kita kan juga butuh leader," sambung gue.

"Ayolah, masih banyak kok, yang bisa gantiin gue,"

"Emang sih, banyak yang bisa gantiin hyung sebagai basis," kata Sehun. "tapi tetep gak ada yang bisa gantiin tempat hyung, di hati gue,"

Napa lo jadi gombal gini?

"Orang lagi serius lo malah ngegombal," ledek gue.

"Gak usah sirik ya, gue ngehargain perasaan lo kok, sebagai 'King of Jomblo',"

"Sorry ya, gue bukan jomblo gue single,"

[apa bedanya bang -_-?]

"Oke, jadi gimana?" tanya Luhan hyung lagi.

"Ya, gapapa sih, kita tinggal rencanain aja mau nyanyi apa, berapa lagu, gitu doang kan?" balas Kai.

"Oke, kalo gitu nanti aja kita putusin mau nyanyiin apa aja, kita latihannya besok udah pulang sekolah,"

"Lah, kok besok hyung?" tanya gue, kan lebih cepet lebih baik, ya gak?

"Soalnya, Luhan hyung 'gue' nanti ada janji kencan ama cowok paling tampan se-Korea," malah Sehun yang ngejawab dan yang bikin gue kesel itu, waktu dia nekan banget kata 'gue'.

"Yuk hyung, kita ke kantin," Luhan hyung cuma senyum dan bales gandeng tangan Sehun. Keluar dari ruang musik tanpa ngehirauin gue.

"Eh, lo mau ke mana?" tanya gue ke Kai yang juga mau keluar dari ruang musik.

"Gue ada janji mau ketemu ama Kyungsoo 'gue'," dan tu anak pergi gitu aja.

"Gini banget ya, jadi jomblo,"

TBC

Sebelumnya ini udah aku publish di wattpad,, mungkin ada yang mau mampir ke akun aku yang di sana