Sebelumnya biar aku tekankan, ini cerita fiksi. Jadi kalau ada yang gak masuk diakal diwajarin aja. Selama berimajinasi dan menyalurkannya gratis, izinkan aku menggila xD


Sosok berambut sebahu berwarna highlight merah berpadu oranye yang tengah duduk diatas singasana megahnya itu menatap dua sosok berbeda sifat yang kini berlutut diatas permadani berwarna merah dengan pandangan tak terdefinisikan.

Bibirnya mengumam, menyuarakan rasa tidak nyaman.

"Kami mohon Lord Suguri," sosok berambut pirang menundukan wajahnya.

"Kau tau mereka masih belum siap, Fei."

"Kami tahu,"

"Kau tak bisa sembarangan mengizinkan setiap tindakan keduanya," Suguri menghela napasnya lelah, kenapa diantara banyaknya masalah selalu masalah yang sama yang mengusik ketenangan hatinya?

"Tapi Floo dan Rara sudah cukup dewasa untuk melakukan tugas mereka sendiri."

"Kau selalu saja membela mereka, Fei." Kali ini sosok berambut hitam disisi sosok berambut pirang yang berucap.

"Baiklah, aku akan mengizinkan mereka pergi asal kau dan Yora juga ikut,"

"Tapi—"

"Iya atau tidak sama sekali?"

"Ba—baiklah," Fei menundukan wajahnya. "Terimakasih atas kemurahan hati anda Lord Suguri."

"Jadi kemana tujuan mereka?"

"Konohagakure,"

"Oh, jangan bilang—" suara sosok yang disebut Yora itu melemah di akhir, ia terlihat bergumam dengan pikiran yang melayang ke sana ke mari.

Fei mengangguk. "Benar,"

"Yamanaka Ino lagi?"

.

.

.

Tsukyuu Floo Kitsune Present

Cupid Love?

Disclaimer : Masashi Kishimoto own all character of Naruto.

Genre : Semi—canon, Fantasy, Drama, Friendship, Humor?.

Warning : Typos, Ooc, and Oc.

Happy Reading.

.

.

.

Tsukyuu Floo Kitsune

Tak ada lagi momok menakutkan yang bernama kematian, tak ada lagi ancaman yang menyesakan, tak ada lagi luka yang menyakitkan. Semua sudah kembali normal sejak lama setelah kemenangan berhasil diraih oleh aliansi Shinobi.

Ya, normal.

Bagi sebagian orang. . . tentu saja, karna bagi sebagian lainnya ada hal yang tak bisa berakhir sama.

Sebut saja sang pewaris utama keluarga Yamanaka yang kini menyibukkan diri dengan bunga–bunganya tanpa bisa menutupi apa yang menggantungi benaknya.

Ia kesepian.

Tentu saja, siapa yang tak merasa sepi saat satu–satunya orang yang menjadi tempat kita bersandar telah pergi?

Yamanaka Inoichi.

Ayahnya.

Perang itu tak hanya menyelamatkan nyawa banyak orang, tapi juga menewaskan banyak nyawa mereka yang ikut berperang. Ino memang bukan satu–satunya pihak keluarga yang kehilangan disini, namun tetap saja ia adalah salah satunya. Satu dari sekian orang yang tak bisa kembali normal menjalani hidupnya.

Ino menghela napas dan menatap malam yang mulai berkuasa pada langit lalu mulai membenahi diri untuk bersiap segera tidur, musim semi akan segera tiba setelah musim dingin yang berkepanjangan.

Tapi... apa musim semi bisa menghampirinya?

Mungkin. Ya mungkin.

Ino hanya berharap agar ia tak merasakan kesepian ini lebih lama lagi.

Syuut.

Tanpa ia sadari sebuah komet yang melintas jauh diatas langit meninggalkan serpihan cahayanya untuk Ino.

Tsukyuu Floo Kitsune

Ino merasakan tubuhnya mengigil kedinginan, ia mencoba mengambil kembali kesadarannya. Mengerjapkan kelopak mata yang menutupi aqua cantiknya berkali–kali dan kini ia dapat merasakan angin malam yang masuk melalui jendela kamarnya yang terbuka.

Eh? Kenapa terbuka.

Ino makin mengerjapkan matanya dan matanya membesar menemukan sosok lain diruangannya. Sosok cantik berambut ikal berwarna emas dengan sedikit warna hijau terang dibeberapa bagian, ada mahkota kecil yang diletakan miring disudut kepalanya, membuatnya terkesan . . . Err manis? Oh tidak mana ada gadis manis dengan mata berwarna hijau gelap yang sangat tajam.

"U—UWWWWAAAAAA," pekik Ino ketakutan dan segera bangkit dari tempat tidurnya terburu–buru, ia melompat ke bagian kasur yang berseberangan, pelatihannya sebagai kunoichi segera mengambil alih. Ino segera memasang sikap waspadanya.

"Si—siapa kau!" bentaknya.

"Floo, kau menakutinya!" Ino menolehkan kepalanya ke arag suara merdu yang baru saja masuk ke dalam kamarnya. Ia makin membelalakan matanya terkejut, sosok berambut hitam legam dengan bandana berwarna putih yang melingkari kepalanya itu menatapi Ino dengan iris malamnya yang sangat indah dan mengingatkannya akan seseorang dari klan Uchiha.

Ugh, kenapa malah mengingat pemuda itu di saat seperti ini?

Sosok itu melemparkan senyuman lebar yang membuatnya meremang. Ino melangkah mundur dengan teratur. "Ja—jangan mendekat! Jangan mendekatiku!" sergahnya langsung.

"Hallo!" sapanya bersemangat. "Namaku Rara, dan yang ini Floo." Ia menunjuk sosok disisinya sembari berujar dengan nada asing yang membuat Ino kebingungan.

"Lala? Lilo? Loli? Flou? Flo?" ulangnya setengah menggumam tak yakin.

Dak!

Ino terjengit dan menoleh, mendapati sosok lainnya yang kini menatapnya seksama melalui bola mata coklat terangnya. Parasnya terkesan manis meski ada sebagian wajahnya tertutupi oleh poni yang mencapai dagu, rambutnya yang lurus tergerai sebatas punggung berwarna hitam. Sosok itu menyandarkan punggungnya pada sisi kusen jendela kamar Ino yang baru saja ia tutup.

Sejak kapan ia disana?

"Selamat malam," sapa sosok itu dengan nada dingin. "Akio Yora."

Ino menyimpulkan bahwa mungkin saja itu adalah nama sosok tersebut. Kelereng coklat almondnya menatap mengintimidasi dengan aura dominan yang sangat kuat padanya, membuat bulu roma Ino meremang dan iapun mencuri lirik pada kantong senjatanya yang berada diatas meja nakas di samping kasurnya.

Situasi macam apa ini?

"Kalian mau apa?" tanya Ino, berusaha untuk mengembalikan ketenangannya, namun suara sol sepatu yang terketuk diatas lantai kayu rumah Ino membuat kegelisahannya kembali muncul.

Jadi bukan tiga, tapi empat.

Kriet.

Pintu terbuka, menampilkan sosok tinggi berparas cantik dengan bola mata amethyst yang kini mengedarkan pandangannya ke sepenjuru ruangan.

Helaian rambut pirang sebahunya dikuncir dan menambahkan kesan dewasanya. Ada tiga buah pierching di telinga kiri sosok tersebut, sementara ditelinga kanannya terdapat anting panjang yang menggantung diatas bahu yang terbuat dari bulu angsa berwarna putih.

"Hallo, Nona Yamanaka," sapanya sembari tersenyum lebar.

"Namaku Fei Leana, kau bisa memanggilku Fei."

"La—lalu? Ka—kalian mau apa?" Ino melangkah mundur mendekati meja nakas miliknya. Yora mengamati pergerakan Ino saat ia mendengar suara Rara yang menggema di kepalanya.

Yappari! Dia seperti yang kubayangkan! Semakin cantik.

"Kami para peri teh!" seru Rara tiba–tiba dan membuat Ino merasakan pening menyerang kepalanya.

"Jangan bercanda!" serunya tak terima. Ia bukannya tak tahu menahu soal dongeng semacam itu dari dunia jauh diluar sana. Meskipun ia tak serajin Sakura dalam menekuni pelajaran sejarah, mitologi ataupun urban legend sekalipun, tapi sedikit banyaknya ia pernah mendengar tentang cerita lama semacam ini dan tentunya Ino tak akan percaya pada hal seperti ini.

Ini bukan dunia di mana labu menjadi kereta! Ini dunia dimana besi menjadi kunai! Dan kini Ino sudah mengambil salah satu kunainya dengan cepat. Mengenggam dan menyiapkannya didepan dada. Takut–takut kalau salah satu dari mereka langsung menyerangnya.

Apa ia sedang terjebak genjutsu ya?

Rasanya tidak.

"Eh, tidak! Tidak! Kami peri bunga," ralat Rara kemudian, membuat Ino makin mengernyitkan dahinya.

"Katakan yang jelas," kesal Ino merasa dipermainkan, genggaman pada kunainya mengerat. Ia benar–benar gugup sekarang.

"Yang benar kami adalah peri keberuntungan." Yora menyahut dengan nada santai.

"Jadi sebenarnya kita ini apa?" Floo yang sedari terdiam ikut bersuara dan kemudian keadaan berubah hening.

Pik. Pik.

Kelopak mata ketiga peri lainnya mengerjap terkejut. Perlu beberapa detik sampai akhirnya mereka sampai pada satu kesimpulan.

"Eeeeeeeeeeeeehhhhhhhhhh?!" Pekik Rara dan Fei nyaris bersamaan—sebenarnya yang memekik hanya Rara karna Fei hanya sedikit meninggikan nada suaranya, bukan karna kalimat yang diucapkan Floo tapi karna yang berucap itu Floo.

Floo sangat susah membuka suara, bahkan selama periode mereka saling mengenal satu sama lain selama ini kata–kata yang keluar dari bibir cherrynya tak lebih dari tiga kata. Bukan karna apa, hanya saja Floo memang tergolong sosok pendiam dan pasif tak seperti Rara yang selalu ceria dan aktif.

"Kau benar, kita ini apa ya?" tanya Rara sembari mulai berpikir.

Yora hanya bisa memutar bola matanya imajinatif.

"Kami adalah cupid yang akan membantu percintaanmu atau memberikanmu banyak keberuntungan," Fei berucap menengahi, sebelum Rara mulai mencetuskan ide–ide cemerlang dan makin tak masuk diakal sekarang.

Ino yang masih dalam kebingungannya mulai berpikir yang tidak–tidak, apa ini ulah Sakura, Ten–ten, dan Hinata untuk mengerjainya?

Tapi untuk apa?

Atau ini jebakan salah satu alibi dari musuh Konohagakure? Tapi bukannya semua desa sudah menjadi aliansi dan punya hubungan baik jadi tak ada masalah lagi? Tapi bisa jadi ada beberapa kelompok yang masih tak menerima kerja sama ini dan memilih memberontak 'kan?

Selagi sibuk dengan pikirannya, Ino tak sadar bahwa sosok bernama Yora sudah berada dihadapannya, baru saat sosok itu menjentikan jari–jari rampingnyalah Ino terkejut dan rekfleks menebaskan kunainya.

Trang!

O—ooo—h?

Ino tak bisa lebih terkejut lagi saat ada sepasang benda tipis yang mengembang dibelakang punggung Yora dengan cahaya berukiran cantik berwarna ungu gelap dan juga ada sebuah barier bundar tipis dihadapannya yang membuat ujung kunai Ino yang runcing menancap disana.

"Terserah bagimu kami apa, tapi akan sangat senang kalau kau tidak meremehkan kami eeh, Ino—chan?" tanyanya sembari tersenyum manis. Ino dibuat terkejut karnanya.

Passshhh . . .

Dan hanya dalam sepersekian mili detik kunai yang berada ditangan Ino lenyap tak berbekas, menjadi butiran keemasan yang tersapu angin.

A—astaga!

Mata Ino melotot horror karnanya. Ia merasakan pening yang makin menguasai kepalanya,

Oh Kami—sama, mimpi apa ia kemarin hingga ada makhluk–makhluk aneh ini masuk kedalan hidupnya?

Ino makin menggelengkan kepalanya saat rasa kantuk menyerangnya makin kuat dan,

Bruk.

Ino jatuh pingsan dalam rengkuhan hangat seseorang.

Tsukyuu Floo Kitsune

Malam hari tepat pukul dua belas malam saat Cinderella kehilangan sihir dari sang peri.

Ino malah mendapati empat peri dihadapannya yang kemungkinan akan menyihirnya.

Apa yang terjadi sebenarnya?

.

.

.

Bersambung


Terimakasih untuk para sahabat ffn yang bersedia diikut sertakan dalam proyek absurd kali ini, Makasih banyak buat Senpai, Neechan, dan Imoutou; White Azalea, Yola ShikaIno, Sukie Suu Foxie, dan Syalala Lala.

Terimakasih karna kalian sudah mau menanggapi kegilaan Floo tentang Ino xD dan semoga ff ini tidak mengecewakan bagi kalian :)

Dan untuk para pembaca, sekedar pemberitahuan ff ini hanya untuk kesenangan semata, dan gak ada maksud menjatuhkan atau menjelek–jelekan siapapun yang nantinya akan terlibat didalamnya.

Juga nanti akan ada masanya dimana Ino akan berpasangan dengan banyak pria kece berkat kelakuan empat cupid cinta ini. Saat itu tiba maklumi aja ya, karna kepala kelebihan imajinasi sinting Floo terlalu mencintai Yamanaka Ino.

Oke, terimakasih banyak atas perhatiannya. Floo cuma bisa bilang selamat menikmati. ? ゚リト

Samarinda 22 Februari 2016.

Salam Kecup,

Tsukyuu Floo Kitsune.