Tittle: The First Stage
(Part 1)
Author: RoséBear
Main Cast : Kai x Kyungsoo (KaiSoo)
Other Cast: Suho x Baekhyun x Yixing x Chanyeol
Warning! GS. Maaf untuk typo.
Focus on KaiSoo
Start story!
Di atas panggung pertunjukkan. Musik, lagu dan tari menjadi perpaduan yang sempurna. Ruangan-ruangan yang indah dengan lukisan di langit-langit, lampu gantung serta tirai merah yang begitu besar.
Panggung itu telah menerima banyak pertunjukkan seni. Ada konser musik klasik, musik populer, resital piano, kabaret, drama musikal hingga pertunjukkan khusus.
Panggung yang begitu megah menjadi pusat perhatian penonton. Tidak hanya itu, pertunjukkan pun menjadi lebih glamour.
Di sana, panggung besar dengan susunan kursi penonton melingkar. Karpet merah berpola lingkaran teratur menambah kesan mewah, suara langkah kaki bisa diredam karena begitu lembut hingga telinga orang yang menonton pertunjukkan akan terfokus pada panggung yang menjadi pusat perhatian. Penonton tidak akan terganggu oleh pengunjung yang terlambat atau semacamnya.
Dua pekan lagi panggung itu akan digunakan untuk sebuah acara besar menyambut ulang tahun sebuah perguruan tinggi swasta.
Beberapa kepala anak manusia tampak berdiri menatap panggung yang akan memberikan mereka kesempatan besar. Di sana, akan di adakan pertunjukkan besar dimana tidak hanya mata penonton di auditorium yang akan melihatnya, namun juga kamera karena acara akan di tayangkan di televisi.
"Oke! Perayaan 30 tahun kampus ini akan sangat meriah. Aku harap kita bisa memanfaatkan waktu yang tersisa. Kalian orang-orang yang luar biasa! Dua minggu itu waktu yang lama dan aku yakin sebagian besar dari kalian telah siap dari minggu-minggu lalu."
Senyum malu-malu para mahasiswa membenarkan perkataan ketua panitia penyelenggara kegiatan ini.
Suho
Lelaki dewasa itu menepuk tangannya sekali. "Baiklah! sekarang waktunya kalian mulai menyesuaikan diri. Lakukanlah." Dia memberikan instruksi agar orang-orang yang di hadapannya membubarkan diri. Melakukan hal yang mereka akan sukai.
Tiba-tiba seseorang datang setengah berlari, menghampiri Suho. Mendekatkan mulutnya untuk berbisik. Tidak sampai satu menit wajah Suho tampak mengeras. Ekspresinya tampak terkejut bercampur kecewa dan marah.
Tidak berapa lama orang lain juga menghampiri untuk memberikan kabar lain.
"Yakk!"
Dua orang yang menyampaikan kabar itu mendengar teriakan Suho. Tidak mengerikan namun cukup menakutkan.
"Yang benar saja! Sehun masih menolak permintaanku dan sekarang Baekhyun mengalami kecelakaan? Kalian tahu Dance Jazz akan menjadi pertunjukkan pembuka dalam acara ini? Apa yang akan kalian lakukan sekarang?"
"Maaf, hyung. Itu benar-benar tiba-tiba," lelaki kedua menyampaikan permintaan maafnya karena menyampaikan kabar buruk kedua.
"Suruh Baekhyun mencari penggantinya sendiri dan aku akan mengurus perwakilan Klub tari jika Sehun menolakku."
"Bagaimana jika adikmu saja yang menggantikan Sehun? Bukankah dia ketua klub tari?" Suho menoleh ke belakang. Dia menemukan seorang wanita cantik mendekat. Tentu saja kekasih manisnya yang bisa berkata demikian, meredakan rasa kecewa pria itu tapi nampaknya tidak untuk saran barusan. "Tidak Yixing. Kai pasti akan menolaknya."
"Kau tidak pernah mencobanya untuk kasus ini bukan?"
Suho tidak bisa berdebat dengan kekasihnya. Dia mengangguk dan berkata akan mencobanya nanti. Sebab dia yang bertanggung jawab akan kegiatan ini. Suho harus berjuang keras agar acara ini berhasil. Semua orang disini Sudah mempersiapkan diri dengan begitu baik.
~Rosébear~
"Baek~ kenapa harus aku? Kau tahu sendiri aku mengalami stage fright sejak lama?" Kyungsoo marah namun suaranya sedikit tertahan. Kali ini lawan bicaranya sedang berbaring di atas ranjang karena kecelakaan lalu lintas. Kecerobohan Baekhyun menyebrang tanpa melihat-lihat sekitar. Ia tertabrak dan satu tangannya patah, kakinya mengalami cedera cukup parah serta beberapa luka gores di sekujur tubuh dan yang paling utama adalah pegal luar biasa. Dengan kondisi ini dia tidak akan bisa berlatih ataupun berada di panggung. Pamannya seorang dokter, pasti akan sangat melarang hal itu.
"Ayolah Kyung~ kau tahu beasiswaku dipengaruhi Suho. Dia ingin aku mencari yang terbaik sebagai penggantiku. Karena kecelakaan ini aku harus mengambil cuti kuliahku setidaknya satu semester. Aku bisa kehilangan beasiswaku Kyung~"
Kyungsoo bersedekap tangan. Gadis manis yang mengurai rambutnya itu diam-diam melirik Baekhyun. Mereka telah berteman cukup lama, Kyungsoo juga bagian Klub paduan suara dan disaat teman-temannya yang lain berpartisipasi dalam acara tahunan kampus mereka, dia masih saja memilih membersihkan ruang klub dan berlatih seorang diri.
"Kyung~ aku tidak bisa meminta bantuan yang lain. Mereka telah memiliki bagian masing-masing. Kumohon~ kau hanya akan menjadi pengiring. Seseorang akan menari untuk pembukaan acara. Kumohon~"
Runtuh Sudah pertahanan Kyungsoo. Dia mengangguk, "Akan kucoba."
"Ahhhh~ terima kasih banyak teman terbaikku. Kau yang paling bisa diandalkan. Akan kucari cara mengatasi stage fright yang kau alami."
Jika saja dia tidak berbaring. Baekhyun pasti sudah akan memeluk Kyungsoo erat. Sejak orang tua Baekhyun meninggal karena kecelakaan dia tinggal bersama adik lelaki Ibunya, namun dua tahun lalu saat masuk kuliah dia memilih tinggal di rumah Kyungsoo ketika orang tua Kyungsoo pindah tugas ke luar negeri.
~Rosébear~
Kesabaran!
Setidaknya itu yang Suho butuhkan. Kai telah memakinya setengah jam tanpa henti sejak makan malam dimulai. Kedua kakak beradik ini tinggal di sebuah apartemen mewah. Mereka berbagi hal yang tidak menyenangkan. Kai yang enam tahun lebih muda merasa tidak perlu berkata sopan seakan dia akan menjadi adik yang penuh kesalahan. Di mata Kai, kakaknya adalah sosok yang aneh. Pekerja keras yang tidak bisa menikmati waktu bersenang-senang. Sudah berkali-kali Kai katakan dia tidak ingin tampil di panggung pertunjukkan, dia bisa membantu Suho hanya sebatas melatih. Tidak akan lebih walau Kai sering terlihat menari di jalanan, mengumpulkan koin dari pejalan kaki.
Tidak! Jangan berfikir mereka kekurangan uang dengan tinggal di apartemen mewah.
Pria itu bahkan mengendarai mobil sport merah untuk pergi ke kampus. Tapi bagi Kai, suara koin yang berjatuhan memiliki seni tersendiri. Lalu koin itu akan dilempar satu persatu ke dalam kolam pancuran. Berbagai rapalan permintaan sering kali dia harapkan. Pernah Sehun, teman dekat Kai bertanya kenapa dia sering kali mengajukan permohonan dengan melempar koin? Kapan Kai akan berhenti melakukannya? Tidakkah itu seperti anak kecil?
Kembali ke masa dimana Suho hanya mengaduk malas makanannya.
"Kenapa tidak dibatalkan saja bagian itu? Apakah begitu sulit sekali bagimu mengambil keputusan? Kau masih bisa mengundurkan diri dari penanggung jawab, kembali bekerja di balik meja ruanganmu saja, menerima laporan penyelenggara tidak akan merepotkan. Jangan mengajakku dalam masalahmu."
Suho telah mengabaikan ucapan Kai. Dia malas berdebat karena sering kali kalah. Ponselnya berdering, sekarang lelaki itu punya sedikit pergerakan. Sebuah pesan pemberitahuan dari Baekhyun.
Ia memutar sebuah rekaman suara yang baru di kirim Baekhyun. Suara nyanyian seorang perempuan, suaranya sangat rendah namun jernih hingga membuat Kai terdiam ikut mendengarkan.
Suho segera menghubungi Baekhyun. "Bagaimana kabarmu Nona Byun?"
Kai sepenuhnya berhenti bicara. Dia akan mendengarkan percakapan Suho karena kakaknya memasang mode speaker.
'Aku baik Pak Kim. Maaf merepotkan karena kecelakaan yang kualami.'
Terdengar suara Baekhyun menyesal. Suho tersenyum...
"Jangan dipikiran. Kesehatanmu lebih penting."
Kai sangat yakin, perkataan barusan hanya untuk bisnis. Menenangkan Baekhyun agar tidak panik. Kakaknya ahli dalam hal itu, selalu saja bersikap tenang walau terkadang emosinya meletus. Itu tidak akan bertahan lama, Suho dikenal sangat baik namun penuh ancaman.
'Pak Kim sudah menerima pesan suara yang kukirimkan? Itu suara temanku, dia bagian klub paduan suara namun belum terdaftar sebagai peserta.'
"Hmmm jadi?"
'Dia yang akan menggantikanku. Aku menyesal harus mengecewakanmu. Tapi temanku tidak akan melakukannya."
"Yeah,, suaranya terdengar bagus. Jika boleh aku tahu dia berada di jurusan mana? Kelas seni?"
'Tidak. Kyungsoo mahasiswi hukum.'
"Jadi namanya Kyungsoo? Apa aku boleh bertemu dengannya?"
Percakapan Suho dan Baekhyun berlangsung tidak lama. Baekhyun hanya memberitahu jika Suho bisa menemui Kyungsoo besok pagi di coffee shop tidak jauh dari Concert Hall tempat mereka akan melakukan pertunjukkan.
Panggilan berakhir dan pandangan Suho tertuju pada Kai. "Ada apa? Aku baru menemukan pengganti Baekhyun. Kuharap aku bisa menemukan seseorang dari kelompok tari atau mungkin adikku sendiri masih bisa berubah pikiran. Ohhh kasihan sekali aku sekarang!"
Alis Kai tertaut mendengar sindiran Suho barusan. Ia bahkan tak berniat melanjutkan mengunyah buah yang telah terkupas. Bibirnya mencebik menandakan betapa dia tidak suka perkataan Suho.
~Rosébear~
Aroma coklat, kopi dan roti yang dipanggang menyeruak di dalam ruangan. Kursi kayu melingkari meja bulat, pintu kaca sering kali berderit menandakan seseorang telah masuk dan keluar secara bergantian di coffee shop itu. Waktu pagi hari adalah yang paling menyenangkan, secangkir susu putih dan juga roti panggang.
Kyungsoo telah menunggu kehadiran Suho. Dari cerita Baekhyun, menggambarkan sosok Suho adalah seorang lelaki muda yang cerdas. Kyungsoo tentu tidak begitu mengenalnya, dia tidak tertarik mengurusi orang lain, tapi Baekhyun sudah mengirimkan gambar Suho. Setidaknya Kyungsoo tidak akan salah orang.
Lima menit saja, seseorang telah lebih dulu menyapa Kyungsoo, pria dewasa itu dengan kemeja dark blue serta jeans hitam. Melepas kacamata hitamnya lalu menyantap roti panggang Kyungsoo dengan tidak sopan.
"Kyungsoo? Maaf. Akan aku ganti nanti. Aku lapar sekali. Perkenalkan namaku Suho, aku yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan ulang tahun kampus tahun ini."
Untuk sesaat Kyungsoo terdiam sampai Suho menegurnya lagi. "Ahh Kyungsoo. Do Kyungsoo. Aku akan menggantikan Baekhyun setelah kecelakaan itu terjadi," dia menerima jabat tangan Suho.
"Yeah aku sudah mendengarnya dari Baekhyun. Senang bisa bekerjasama denganmu." Suho menarik sapu tangan dari kantung celananya lalu memyeka remah roti yang menempel di sekitar mulutnya. Ia telah makan sembari bicara. "Tunggu sebentar, aku ingin memesan minuman. Ahh sementara itu kau bisa baca surat perjanjian yang harus kau tandatangani sebagai peserta," Suho berlalu setelah meletakkan secarik kertas berisi perjanjian pada Kyungsoo.
Gadis itu mulai membaca tiap kalimat yang diketik.
Apa?
Ganti rugi jika dia mengundurkan diri? Yang benar saja, dia 'kan hanya menggantikan Baekhyun. Tapi tidak tertera mengenai kesalahan di atas panggung. Itu bagus, jika sewaktu-waktu demam panggungnya mengacaukan pertunjukkan maka Kyungsoo tidak harus bertanggung jawab. Lagipula dia tidak harus mengalami kecelakaan seperti Baekhyun. Hanya harus berhati-hati selama dua minggu ke depan.
"Kau sudah membacanya?"
Kyungsoo menganggukkan kepalanya, dia mengeluarkan pena dan memperlihatkan pada Suho jika dia sudah setuju.
Gadis itu memperhatikan paper cup yang dibawa Suho, berisikan coklat hangat dan satu lagi kopi? Pria itu punya selera yang aneh. Walau coklat itu tampak manis.
"Di sini tertera aku sebagai pengiring Dance Jazz?"
"Kau bertanya setelah menandatanganinya? Kau lucu sekali Nona Do."
Jika boleh jujur, Kyungsoo tidak suka suara tawa Suho. Menyebalkan dan membuat keningnya berkerut.
"Ahh Maaf. Tidak lucu ya? Yeahh untuk membuka acara. Kalian akan tampil pertama."
"Berapa orang yang harus kuiringi?"
"Satu orang. Sebentar lagi orangnya akan tiba. Dia juga bisa membantumu jika mengalami kesulitan, kuharap tidak akan sulit bagimu."
Suho menerima kembali surat perjanjian yang kini sudah ditanda tangani Kyungsoo, menggabungkannya menjadi satu kelompok dengan milik peserta lainnya.
"Aku tidak akan ikut campur untuk konsepnya, kalian punya kebebasan menentukan lagu yang akan disepakati. Tapi kusarankan kau mengikuti arahan dancer 'nya. Dia sangat berpengalaman dan biasa melatih orang-orang."
Kyungsoo mengangguk. Baiklah, dia bisa mengikuti arahan orang itu. Lagipula Kyungsoo tak tahu rasanya naik panggung pertunjukkan, dia tidak tahu harus melakukan apa. Hanya bernyanyi, itu tidak akan sulit. Pikirnya begitu mudah, jika dia mengingat Baekhyun telah memohon.
"Saat kau bicara, suaramu bagus Kyungsoo. Kenapa tidak masuk fakultas seni? Kenapa harus hukum?"
Gadis itu tersenyum kecil. "Terjadi begitu saja," Jawaban yang sangat singkat dan mampu membuat Suho tertawa.
"Kau tinggal dimana Kyungsoo? Jangan salah paham, hanya saja kau punya dua minggu persiapan. Aku takut jarak akan sangat mengganggu."
Pria ini! Bukankah Kyungsoo sudah menandatangani surat perjanjian pesertanya? Lantas kenapa baru bertanya sekarang?
"Tidak masalah. Aku bisa menaiki angkutan umum dari rumah kemari."
Suho mengangguk pelan. Lelaki itu mengesap paper cup berisikan coklat. "Kau tinggal dimana? Maksudku, jika terlalu jauh kalian bisa mencari tempat latihan lain. Tidak harus di Concert Hall."
"Bagus! Aku ingin berlatih di rumahku. Aku punya ruangan yang cukup luas jika orang itu hanya butuh menari. Aku punya piano untuk kumainkan. Lagipula Baekhyun akan tinggal di rumah sakit sampai dokter mengizinkan pulang."
"Kau tinggal bersama Baekhyun? Bisa bermain piano?"
Tidak bisa ditutupi raut keterkejutan Suho. Kyungsoo mengangguk, seorang pelayan datang mengantarkan piring berisikan roti panggang yang baru dan lebih banyak dari yang dihabiskan Suho sebelumnya.
"Makanlah, roti ganti yang kujanjikan tadi. Kau masih punya banyak waktu luang bukan? Kita masih menunggu seseorang."
Baru juga satu gigit, Kyungsoo mengangkat kepalanya menatap Suho. Jadi alasan kenapa pria ini tidak beranjak juga karena menunggu seseorang? Lalu papper cup satunya lagi? Kopi hitam? Untuk orang yang mereka tunggu? Jika boleh menebak,,, dia pria? Penuntut? Pendiam? Suka meremehkan? Kyungsoo menunduk sembari tertawa kecil membayangkan siapa yang akan ia iringi kali ini. Dia menebak seseorang hanya dari secangkir kopi yang menunggu mulut seseorang mengesapnya.
"Kau lama sekali Kai!"
Degh
Kyungsoo menoleh. Tidak sampai membuat kepalanya berputar. Seseorang dengan nafas berat telah berdiri di ujung meja mereka. Aroma segar menyeruak memenuhi Indra penciuman Kyungsoo.
"Kau tidak membangunkan aku. Kau juga tidak meninggalkan sarapan. Kau benar-benar kelewatan. Menyebalkan hanya meninggalkan memo sebuah alamat di pintu kulkas."
Satu alis Kyungsoo naik memperhatikan siapa yang barusan menarik kursi disebelahnya. Tangan itu terjulur ke depan merampas paper cup berisikan kopi. Meneguk hingga meninggalkan kopi setinggi 1 cm saja.
"Maafkan aku. Kau bisa sarapan roti ini," Suho mendorong piring berisikan roti kepada pria itu.
"Kyungsoo. Perkenalkan ini Kai. Dia yang akan kau iringi dalam pagelaran itu. Kuharap kolaborasi yang sangat bagus diantara kalian."
"Kai? Kim Jongin?"
"Oh hai Kyungsoo."
~Rosébear~
Tidak ada satupun yang bisa dibanggakan. Apa semua ini tentang teknik?
Kyungsoo merasa putus asa? Sejak tadi dia hanya diam mengabaikan Baekhyun. Mengaduk sup jagung yang ia katakan sebagai makan siang. Tentu saja Baekhyun bingung, ada apa dengan temannya ini. Jam kunjungan akan segera berakhir dan Kyungsoo tak kunjung bicara.
"Katakan sesuatu padaku Kyung. Aku benci melihatmu diam seperti ini."
Seketika Baekhyun terkejut, dia menyesali ucapannya barusan. Kyungsoo menoleh membuat nyalinya menciut. Sesuatu yang merusak mood Kyungsoo berhubungan dengan Baekhyun? Tentang apa? Dia tidak mengambil cemilan Kyungsoo bukan? Tidak pula menumpahkan ice cream ke lantai rumah ataupun memberantakkan kamar Kyungsoo. Dia tidak bisa melakukan hal itu sekarang.
"Kau! Karenamu aku harus bertemu manusia hitam bodoh itu!"
"Ah? Si-siapa?" Baekhyun tergagap dengan gerakan Kyungsoo. Melihat temannya mengerucutkan bibir dan mata bulat yang mengintimidasi. Kyungsoo sungguh menggemaskan.
"Kau bilang aku sekedar menyanyi menjadi pengiring Dance Jazz. Tapi Baek~"
Kyungsoo berteriak sedih. Baekhyun dengan bibir tipisnya tidak bisa berkata apa-apa. Ia menampakkan deretan gigi putih nan rapi dengan mata berkedip beberapa kali, "Ceritakan padaku."
Lama Kyungsoo bercerita hampir menghabiskan waktu berkunjungnya. Membuat Baekhyun terkadang terkejut dengan ekspresi yang Kyungsoo timbulkan. Pertemuan dengan Kai pagi ini telah merubah mood Kyungsoo.
KAI!
Kyungsoo menghindari pemuda itu sejak lama. Dia anak laki-laki yang menjadi penyebab stage fright Kyungsoo, dulu. Lalu kini dia harus menjadi pengiring Kai dalam menampilkan Dance Jazz dalam acara pembukaan pagelaran Perayaan ulang tahun kampusnya. Kabar buruk sebab Kyungsoo telah menandatangani surat perjanjian peserta. Dia mengumpat dalam hati sepanjang sisa waktu dimana Suho menjelaskan jika Kyungsoo tinggal mengikuti arahan Kai. Lebih buruk lagi Kai akan berlatih di rumahnya. Kai punya konsep sendiri, dia beralasan Kyungsoo harus menggunakan instrument piano untuk lagu yang telah dia siapkan. Mereka baru akan bersiap di panggung tiga hari sebelum pertunjukkan.
Menyebalkan?
Tentu saja!
Faktanya bagaimana Kyungsoo bisa satu panggung dengan Kai benar-benar membuatnyan sakit hati menerima permohonan Baekhyun. Hanya untuk mempertahankan Beasiswa Baekhyun.
"Maafkan aku Kyung, kupikir itu Sehun. Mereka mengatakan itu padaku. Tapi ternyata Sehun menolak tawaran Suho karena alasan pribadi, kekasihnya dari China akan melakukan pertunjukkan jadi dia berlibur ke sana. Aku juga tidak menyangka Kai akan setuju, setahuku selama ini dia tidak tampil di panggung pertunjukkan."
Kyungsoo bersedekap tangan mendengar jawaban Baekhyun. Apalagi dia langsung bertanya pada Sehun melalui sebuah pesan singkat. "Suho yang kau agungkan itu adalah saudara kandungnya?"
"Ya. Aku tahu itu."
"Apa?" Kyungsoo melotot pada Baekhyun.
"Tapi Kai selalu menolak tampil di panggung sekalipun Suho yang memintanya. Bajingan itu, disaat orang-orang berharap mendapat tawaran Suho, dia menolaknya dengan kasar karena dia bisa melakukan itu."
Baekhyun memandang Kyungsoo sembari tersenyum. "Tapi kau tetap harus melakukannya. Tolong selamatkan beasiswaku. Aku janji mentraktirmu perjalanan singkat ke taman hiburan. Satu hari?"
"Kau bahkan tidak bisa turun dari ranjang ini seorang diri." Sindir Kyungsoo cepat. "AIHHHH! aku mau pulang! Kepalaku pusing!" Dia berteriak lalu berjalan meninggalkan Baekhyun.
"Berjuang Kyungsoo. Fighting!" Teriak Baekhyun seceria mungkin.
Kyungsoo sudah tahu itu. Baekhyun tidak akan menariknya, dia pasti akan dijerumuskan ke dalam dan semakin dalam lagi. Karena Baekhyun sangat ingin mengatasi stage fright Kyungsoo tapi dia tidak pernah punya kesempatan.
~Rosébear~
Pria itu dengan seksama telah mengamati jalanan sekitar. Duduk sendirian di bangku pinggir jalan dengan sekaleng kopi instan. Dia adalah penikmat minuman hitam itu, sesekali ia mendongak lalu tersenyum penuh arti.
Mungkin dia tidak sadar beberapa pasang mata memandangnya aneh. Dia memang sangat aneh sekarang. Bahkan pria itu kini bangkit dari tempat duduknya, lalu melempar kaleng minuman tepat menuju kotak sampah yang berjarak satu meter darinya.
Tidak ada yang salah, dia mulai membentangkan sapu tangannya dipinggir jalan. Menyalakan media player yang terhubung dengan headset. Hanya dia yang menikmati lagunya. Gerakan menghentakkan kaki itu mulai mengundang minat orang-orang.
Kai sangat menyukai aktivitasnya, menari dimanapun dia inginkan. Aroma rumput yang baru di potong, suara desiran air lalu tepuk tangan meriah di penghujung penampilan jalannya dan terakhir suara koin yang beradu satu sama lain.
Dia membungkuk hormat.
~Rosébear~
"Aku akan beristirahat sejenak," gumamnya sembari melempar satu koin ke dalam kolam pancuran yang ditemui saat perjalanan pulang. Mungkin orang-orang yang menjatuhkan koinnya tidak menyadari mobil sport merah berjarak 15 meter dari tempatnya melakukan tarian jalan adalah miliknya pribadi.
"Sebuah pertunjukkan di atas panggung. Bukankah sudah sangat lama?" Dia kembali melempar satu koin lagi.
"Aku akan bertemu Kyungsoo. Nampaknya aku telah membuat dunianya sangat sempit," dua koin terlempar berurutan.
"Aku ingin meyakinkannya. Dia punya suara yang sangat merdu, sebenarnya. Jadi aku mau dia berubah," kali ini tiga koin dilempar.
"Suho memang menyebalkan, tapi dia beruntung kali ini. Hanya kali ini."
Kai selalu melakukan ini, dia tidak hanya melempar koin untuk sebuah permohonan namun menumpahkan isi hatinya. Dia sudah melakukan hal aneh ini sejak lama. Semakin banyak koin yang ia dapatkan, maka semakin banyak hal yang ia bicarakan.
Kai tentu saja mengenal Kyungsoo. Ia tersenyum mengingatnya, masa lalu mereka berjalan tidak seirama. Dua tahun lalu dia tahu Kyungsoo mengikuti ujian masuk fakultas Hukum. Dia kecewa, tentu saja. Tapi itu pilihan Kyungsoo. Mereka telah melewati masa lalu yang buruk hingga memutuskan tidak ingin mengenal satu sama lain. Atau itu berlaku untuk Kyungsoo seorang. Nyatanya Kai ingin dekat dengan gadis itu. Dia merelakan diri membantu Suho atau mungkin ingin membantu Kyungsoo.
Dalam beberapa waktu pria itu tiba di tempat yang ia sebut persinggahan. Ini apartemen dibelikan kedua orang tuanya untuk ditempati bersama Suho. Saudara laki-laki yang begitu membosankan. Suho telah meninggalkan Kai untuk bermain bersama teman-temannya bahkan saat Kai baru akan belajar memukul seseorang. Lelaki yang lebih tua enam tahun itu mengambil kelas belajar panjang, seakan dia tidak punya saudara yang menunggu untuk diajak bermain. Tidak membagi buku bacaan ketika Kai ingin belajar membaca. Hingga Kai tumbuh dewasa dia mengabaikan Suho.
~Rosébear~
Pagi itu Kai bangunan lebih awal, dia menghabiskan sereal yang dibeli tadi malam. Rambut pria itu sedikit panjang, dia harusnya punya waktu untuk berkunjung ke barber shop. Tapi dia telah mengabaikan itu semua.
'Aku pergi.'
Kai hanya meninggalkan pesan singkat di depan pintu kulkas. Dia yakin saudaranya akan membaca itu.
Mengendarai mobil sport merah di jalanan sepi kota. Ini weekend, dia tidak sedang berkeinginan melakukan jogging setelah kegiatan semalam yang mengurus tenaga.
Lelaki itu pergi meninggalkan apartemen dengan keadaan sudah mandi berbalut kaos hijau lumut dan juga jeans panjang. Kemana pria ini akan pergi? Masih cukup pagi mengingat weekend di akhir bulan.
~Rosébear~
Sementara di tempat lain Kyungsoo merendam tubuhnya di dalam bathup dengan busa-busa putih beraroma vanilla. Dia membenamkan sebagian tubuhnya bahkan membawa kepalanya meluncur kebawah.
"Haah~" gadis itu menarik tubuhnya keluar. Perasaannya tetap saja tidak membaik sekalipun sudah beristirahat lama di rumah. Sudah berapa hari tidak ada Baekhyun di rumahnya, tidak ada orang yang harus ia teriaki karena mengambil cemilannya. Rumah ini terlalu besar untuk dihuni seorang diri. Rumah yang tidak memiliki banyak sekat. Tiap tempat dipisahkan oleh zona-zona dengan berbagai pembagian. Beberapa ruang menjadi sangat tidak berguna kala dia tidak tahu harus menggunakannya untuk apa.
Gadis itu meraih handuk dan melingkarkannya di tubuh, lalu membuat mahkota kecil menarik rambutnya kedalam sebuah gulungan tinggi. Kyungsoo berjalan menuruni anak tangga dengan kaki-kaki telanjang. Meninggalkan jejak air di beberapa bagian lantai rumah.
Ia membuka kulkas setelah mendapatkan sepiring cookies dan menemukan sekotak susu putih yang kemudian ia gigit. Mempertahankan kotak dingin itu di ujung giginya. Tangan kirinya telah memegang sepiring cookies lalu kini tangan kanannya meraih dua buah apel merah.
Ia bangkit kemudian menutup kulkas dengan menggunakan kaki.
"Begitukah penampilanmu di rumah Kyungsoo?"
"Huh?"
Kyungsoo amat sangat terkejut bukan hanya dengan suara berat itu, tapi juga kehadiran sosok pria santai yang entah bagaimana caranya telah berada di ambang pintu masuk dapurnya. Matanya membulat seperti burung hantu. Susah payah Kyungsoo menelan ludahnya bersamaan dengan umpatan yang tak bisa ia keluarkan karena terhalang kotak susu.
Pria itu adalah Kai. Ia berjalan acuh mendekati Kyungsooo yang tampak panik. Penampilan gadis itu sangat tidak mendukung untuk menyambut seorang tamu.
"Terkejut? Pintu rumahmu tidak terkunci jadi aku masuk begitu saja."
Kai masih berjalan mendekat membuat Kyungsoo mundur selangkah. Sayangnya gerakan itu bersamaan dengan ia menarik nafas. Kyungsoo menahan langkahnya tak ingin membuat handuk yang menutupi tubuhnya merosot kebawah. Ini akan sangat memalukan, bisa lebih buruk dari masa lalu mereka.
"Ada apa Kyungsoo? Kau sangat terkejut?"
Kai mengambil satu buah apel dari tangan Kyungsoo lalu menggigitnya. "Kau tinggal sendirian di rumah?" Pria itu berbalik badan. Ia mengamati seisi rumah. Dari bar mini yang menghadap ke ruang keluarga ia bisa melihat televisi menyala lalu cahaya masuk melalui sela-sela kain pembatas.
"Kenapa kau hanya diam? Owhhh..." Pemuda itu meletakkan apel yang telah ia gigit di atas meja bar. Cukup jauh untuk Kyungsoo membuat langkah agar bisa meletakkan benda yang ia pegang.
"Kyungsoo~ yang harus kau lakukan hanya meminta bantuan."
Entah kenapa kalimat itu terdengar menyebalkan di telinga Kyungsoo saat Kai yang mengatakannya. Ia berwaspada saat Kai mengambil kotak susu yang menempel erat di giginya.
"Apa yang kau lakukan di rumahku?" Pertanyaan ketus itu langsung meluncur setelah ia mendapatkan akses bicara. Kai tersenyum kemudian meletakkan kotak susu di atas meja bar.
"Jika kau bergerak atau sekedar bicara, aku yakin handuk itu tak bisa menahan dirinya."
Kai benar, Kyungsoo bisa merasakan handuk itu melonggar di tubuhnya. Oh tidak! Kyungsoo merasakan hal lebih buruk akan mendatanginya.
"Jadi biarkan aku membantumu.."
To Be Continue...
Yeah,, ini sudah selesai diketik sampai tamat. Tinggal menunggu waktu update saja. Hanya beberapa chapter singkat, semua kata keseluruhan sebelum di edit adalah 13.054 words. Kuharap kalian bisa menebak itu ada berapa chapter.
Mau memberi review tentang cerita ataupun gaya penulisan. Saya siap membaca review kalian.
Terima kasih banyak yang sudah baca sampai akhir.
Salam hangat
RoséBear
2017, 03 May
(Kyungsoo, All you have to do is ask for help...The First Stage)
