Langit malam hari yang penuh bintang. Aku termenung di depan jendela apartemenku. Pikiranku kembali melayang mengingat masa-masa kejayaan band kami dulu.
'Sedang apa mereka semua..' batinku.
Semenjak bubarnya Luna Sea, aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Aku seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupku. Karena tidak ingin larut dalam kesedihan, aku menenggelamkan diri dalam aktivitas yang padat. Solo project sudah menantiku, dan hari besar menungguku di depan mata. Aku akan menikah. Kupikir, hal itu akan membuatku melupakannya. Ternyata tidak. Jauh di dalam lubuk hati ini, aku masih mengharapkannya.
Aku menimang undangan yang ada di genggamanku. Aku sudah mengirimkan 3 undangan untuk para sahabatku di Luna Sea. Tersisa 1 undangan lagi yang sengaja belum kuberikan. Aku tidak tau dia akan datang atau tidak. Aku hilang kontak dengannya. Sugizo, Ryuichi dan Shinya juga tidak memberitahuku dimana dia berada sekarang.
"Ino..." gumamku memanggil namanya.
Aku akan coba berikan undangan ini melalui temanku yang dulu mengenalkanku pada dirinya.
Hari yang dinantikan oleh seluruh keluarga telah tiba. Hari pernikahanku.
Aku sedang berjalan menuju pintu masuk gedung ketika aku melihat sekilas sosok yang telah lama kurindukan. Dia berjalan menuju halaman belakang gedung.
Aku tertawa kecil. 'Baka.. segitu rindunya kah engkau pada dirinya, Jun? Sampai kau berdelusi melihat sosoknya datang ke pernikahanmu.' Aku bertanya dalam hati.
Begitu aku ingin mengejarnya untuk mencari tau, aku ditahan untuk segera bersiap-siap.
Di ruang ganti, aku sedang bersiap ketika mendengar ketukan di pintu.
"Ya?"
Begitu pintu terbuka, 2 sahabatku menyembulkan kepalanya.
"Ryu! Shinya!" Senyum sumringah langsung menghiasi wajahku ketika melihat 2 sahabatku datang. Aku menyambut mereka dengan pelukan.
Kami bertiga sedang asyik mengobrol sambil mereka berdua membantuku bersiap ketika pintuku kembali diketuk.
Aku melihat Sugizo menyembulkan kepalanya sambil tersenyum. Aku hendak menghampirinya dan terdiam begitu pintu terbuka lebar. Aku terhenyak. Sosok itu.. sosok yang amat sangat kurindukan. Sosok yang selalu menari-nari dalam benakku. Dalam sekejap, diamku berubah menjadi senyum bahagia. Kau datang..
Sugizo dengan bangga membantuku mempersiapkan baju dan menata rambutku.
"Kau harus terlihat gagah di hari special mu ini, J" begitu ucapnya. Aku tersenyum. Kemudian aku melihat sosok Inoran dari cermin besar yang berdiri di depanku. Aku menatapnya lama dari cermin itu. Meskipun kau tertawa menanggapi ocehan Ryuichi dan Shinya, tapi aku menangkap sebersit kesedihan di raut wajahmu. Kau tertawa, tetapi seperti pikiranmu entah dimana.
Ino.. tepatkah langkah yang kuambil sekarang? Aku ingin memendam perasaanku padamu. Aku takut kau akan berubah jika mengetahui perasaanku. Aku berusaha menguburnya dalam-dalam.
"Hey Ino, bagaimana penampilanku?" Aku berusaha untuk mengalihkan pikiranku. Dia menatapku dengan seksama. Kemudian tersenyum sambil mengacungkan jempolnya. "Kau terlihat luar biasa, Jun".
Aku tersipu mendapatkan pujian darimu. "Thanks".
Tidak lama, pintu diketuk dan seseorang memberitahu kami bahwa acara akan segera dimulai. Ryuichi, Sugizo dan Shinya sudah keluar menuju hall duluan. Hanya tinggal aku dan Inoran di ruangan itu.
"Kau terlihat lebih tampan, Jun" kau tersenyum sambil membetulkan letak dasi dan kerahku. Kemudian memelukku erat. "Happy wedding, my Dear.. aku berharap kau bahagia selamanya." Bisik Inoran di telingaku. Aku membalas pelukannya dengan erat seakan tidak ingin dilepaskan oleh apapun. Aku berharap waktu akan berhenti disini.
inilah jalan yang telah kuambil. Keputusan terakhir yang sudah kutentukan. Aku akan menyimpan rapat-rapat perasaanku ini. Selamanya kau adalah kenangan terindahku..
-END-
