Summary: Cerita-cerita rate M. Multiple pairings. Semuanya yaoi. Per chapter pairingnya beda. Bagi yang ingin request silahkan request di review. Warning: OOC sangat merajalela. Chap 1: Bastardo and Mi tomato!

Chap 1: Bastardo and Mi tomato.

Human name used. Tapi 'Lovino' disingkat Lovi.

~Spain x ~

Lovi berjalan sambil mengentakkan kaki, matahari senja bersinar dari jendela di dekatnya. Ia sudah mengelilingi seluruh rumah, tapi si bastard itu tidak kelihatan. Pergi kemana dia?

"Oiiiii, tomato bastard!" Panggil Lovi kesal.

Terdengar suara dari kamar Antonio. Terdengar seperti sahutan, tapi suaranya tidak mirip dengan suara si bastardo. Aneh. Tadi ia sudah mencari disana, tapi si bastardo tidak ada.

Lovi, walaupun merasa agak..takut, mengangkat bahu dan mulai berjalan ke arah kamar Antonio yang berada di lantai dua. Ketika ia sampai, pintunya tertutup. Entah kenapa, pintu itu terasa lebih berat ketika Lovi mendorongnya hingga terbuka.

"O-oi? Bastard? Kau didalam?" Panggil Lovi takut-takut.

Hening.

Lovi memutuskan untuk masuk kedalam kamar yang besar dan bergaya Spanyol itu. Tepat ketika ia sudah berada di dalam, pintu di belakangnya tertutup sendiri.

"Brakk!"

Lovi menelan ludah.

Oke. Sekarang ia benar-benar takut.

"Bastardo!" Panggil Lovi keras, berusaha menutupi ketakutannya. Tidak mungkin ia membiarkan dirinya ketakutan di depan si tomato bastard. Apakah si bastardo sedang bercanda? Dan, sialan, ini sudah keterlaluan kalau memang bercanda. Ketika Lovi sudah berniat menghajar si tomato bastard, tiba-tiba ia sudah ada di belakangnya. Kedua tangannya melingkari pinggang langsing Lovi, dagunya ada di lekukan leher Lovi. Punggung Lovi bersentuhan dengan dada bidang Antonio. Lovi merasakan nafas Antonio di telinganya. Tidak seperti biasanya, nafas Antonio berat dan agak terengah-engah.

"Hey, mi tomato," bisik Antonio di telinga Lovi, membuat pemuda itu bergidik dengan sensasi nikmat yang mulai menjalani tubuhnya dan membuatnya merasa agak panas.

"A-apa yang kau lakukan, bodoh? Lepaskan aku!" Lovi memberontak dalam pelukan Antonio. Tapi Antonio lebih kuat darinya. Dengan satu langkah (setengah berlari) dan pegangan kuat pada pinggang Lovi, mereka sudah terbaring di tempat tidur, dengan Antonio memandang Lovi yang terbaring di bawahnya dengan bernafsu. Antonio menahan kedua tangan Lovi diatas kepalanya dengan tangan kirinya yang lebih besar. Tangan kanan Antonio mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, sesuatu yang tampak seperti tali dan...kondom?

"Tunggu! Apa yang kau lakukan? Lepaskaaaan!" Jerit Lovi panik. Ia sudah bisa menebak apa isi kepala si bastard.

Antonio menjilat bibir bawahnya sambil mengikat kedua tangan Lovi ke bed-post.

"Mm..nikmati saja apa yang akan kulakukan, mi tomato," bisik Antonio ke telinga Lovi, sebelum menciumnya dengan panas.

Lovi terus memberontak, tapi akhirnya ia pasrah dan membiarkan Antonio berbuat sekehendaknya.

Tangan Antonio membuka satu persatu kain yang melapisi tubuh Lovi, mengusap semua kulit yang bisa ia jangkau.

Sekarang Lovi sudah telanjang bulat.

Lovi hanya bisa mendesah pelan ketika jari Antonio mengelus putingnya dengan lembut, turun ke perutnya. Sedikit bermain dengan pusarnya, sebelum sampai ke selangkangannya.

Alat vital Lovi sudah mengacung tegak, ujungnya berwarna kemerah-merahan dan sebutir pre-cum mengalir dari lubangnya, membuat Antonio penasaran dengan rasa cairan itu.

"Mmmn~ooh! Ah! Uh! Ba-sssth-aaaardh!"

Lovi mengerang dengan keras ketika Antonio mulai menjilat ujung alat vitalnya. Lidah Antonio bermain-main dengan lubang kecil di ujung alat vitalnya, menghisap dan menjilatnya dengan lembut, membuat Lovi melayang. Tangan Lovi yang mengepal karena perbuatan Antonio mulai memutih.

"Mm! Mm! Nngh~" desah Lovi. Tangan Antonio menggenggam penisnya dan mulai memijatnya dengan pelan. Terlalu pelan, malah. Hisapan Antonio semakin kuat. Ia memaju mundurkan kepalanya, berusaha agar Lovi mengeluarkan cairan yang lezat itu lebih banyak. Lovi mendesah nikmat atas perlakuan pemuda itu.

"A-aku..aahnnn-ANTONIO!" Jerit Lovi ketika ia mencapai orgasme. Segera saja, Antonio meneguk cairan manis yang keluar dari alat vital Lovi. Kemudian pemuda berdarah Spanyol itu menatap Lovi yang sedang berusaha menangkap nafasnya.

"Manis..seperti pemiliknya," kata Antonio sambil mengedipkan sebelah mata kepada Lovi, membuat wajah Lovi bersemu merah.

Ketika Lovi membuka mulut untuk protes, Antonio mengulum puting kanan Lovi, menyedot-nyedotnya dengan keras.

"Aah! Nnnnh...mmmh..ngh! uh! Oh!" Erang Lovi dengan seksi membuat Antonio semakin ereksi.

Tangan Antonio mulai bermain di anus Lovi, memasukkan satu jari ke lubang sempit milik pemuda itu. Lovi terlalu sibuk dengan perlakuan Antonio di putingnya sehingga ia tidak menyadari hal itu.

"Hh..mmh..mm..uuh..ah-aah! B-aaassh.." Kata-kata Lovi terputus ketika Antonio menciumnya dan menjilati bibir bawahnya, memaksa Lovi membuka mulutnya. Lovi hanya bisa menutup mata ketika lidah Antonio yang hangat dan basah menjelajahi seluruh rongga mulutnya. Ketika Antonio melepaskan bibir Lovi, saliva mengalir dari ujung bibir keduanya.

"Tadi kau panggil aku Antonio. Sekarang, kau mau memanggilku 'Bastard' lagi," kata Antonio sedih, matanya memandang mata Lovi. Entah darimana asalnya, tapi Lovi tergoda untuk mengelus wajah itu. Setelah ia berusaha menggerakkan tangannya, barulah ia ingat bahwa ia sedang diikat.

"Itu karena aku membencimu, bastard!" Jerit Lovi. Padahal hatinya meneriakkan hal yang benar-benar berbeda. Hanya saja, ia tidak mau mengakui hal itu. Tidak akan mau. Antonio terlihat kaget, bahkan dirinya sendiri kaget dengan kata-kata yang barusan ia ucapkan.

'Tunggu..maksudku..'

Antonio menundukkan kepala. Kemudian, ia melepaskan tali yang mengikat tangan Lovi. Lovi langsung menjauhinya. Lovi melihat sesuatu di wajah Antonio, tapi ia berharap itu salah.

Apakah Antonio sedang..menangis?

"Maafkan aku, Lovino," isak Antonio pelan, "Aku mencintaimu. Aku tidak bisa menahannya lagi. Aku tidak bisa hidup di sampingmu hanya sebagai teman, melihatmu setiap hari dan tidak bisa menyentuhmu. Aku-aku akan pergi,"

Lovi berharap semuanya hanya mimpi. Mengerikan sekali melihat Antonio yang biasanya ceria dan hidup dengan bibir bergetar dan air mata yang mengalir dari sudut matanya.

Lovi meraih kepala Antonio, membenamkan wajah pemuda itu ke dadanya.

"Ugh..dasar bodoh.." Gumam Lovi ke rambut Antonio, tangan Antonio melingkari pinggangnya. "Kalau hanya itu, kau bisa minta kan?"

Lovi merasakan Antonio tersentak di pelukannya.

"Jadi..kau.." Gagap Antonio. Lovi tersenyum dengan lembut walaupun Antonio tak bisa melihatnya.

"Si. Ti amo, Antonio," bisik Lovi.

Sesaat hening.

"Mmm...aah..hh..ngh..mmn..nggg..ooh~"

Desah Lovi ketika ia merasakan sesuatu yang basah dan panas sedang menempel ke putingnya dan sadar bahwa Antonio sedang menjilati puting kanannya. Lovi meremas rambut Antonio, menyemangati pemuda itu untuk berbuat lebih.

Jari-jari Antonio kembali berada di lubang Lovi, melebarkan lubang sempit milik pemuda itu. Lovi mengerang, setengah tidak nyaman dan setengah nikmat.

"Ahn! Nngh! Cepatlaaah~" Desah Lovi. Antonio mengeluarkan jarinya dan membuka bajunya sendiri sehingga kini ia telanjang. Ia memposisikan alat vitalnya di depan anus Lovi, sebelum memasukkan alat vitalnya kedalam lubang itu dan memaju mundurkan pinggulnya.

"Aaahn! Nnnnnghhhh...aaaaaah..uh! oh!" Erang Lovi dengan nikmat. Tangan Antonio mulai menggesek alat vitalnya, menekan-nekan bagian ujungnya sehingga Lovi mendesah nikmat.

"Nngh...Lovi!"

Antonio mendesah keras ketika ia orgasme di dalam lubang Lovi. Sedangkan Lovi sudah orgasme untuk yang kedua kalinya.

Mereka terbaring selama beberapa saat, memandangi satu sama lain.

"Jadi..." Kata Antonio, tapi Lovi menariknya dalam sebuah ciuman manis sebelum matanya tertutup.

Antonio tersenyum. Ia mengambil selimut putih yang masih bersih dan menyelimuti dirinya dan Lovi sebelum mereka tertidur lelap di dalam pelukan satu sama lain.

~Omake~

"Selamat pagi, Mi tomato!"

"Bastard.."

*sedih* "Apa?"

Cup. "Mm~"

"Nn."

Plop. "Hh.."

"Hmm. Kau semakin jago mencium, Mi tomato,"

"Di-diam! Dasar tomato-bastard!"

End (For chapter one).

Judulnya nggak nyambung sama ceritanya. Tapi setiap chapter (akan) terinspirasi dari lagu Fall For You (Secondhand serenade).

RnR?