Judul : Dear My Ghost
Rating : 13+
Genre : Shoujo , Drama , Romance , Fantasy
Author : Dayu
Anime : 07 Ghost
Prologue
Terpecah dari lamunanku. Sudah jam berapa ini ? belum ada satu pembeli yang datang di kedai kue ini. Yah...mungkin khusus untuk kedai ini hal semacam ini sudah tak asing lagi. Dalam 4-5 hari, mungkin hanya 5 orang pembeli yang datang, dan mereka tidak memesan banyak pula. Aku bekerja di kedai ini bukan untuk mendapatkan penghasilan, melainkan hanya ingin membantu wanita tua ini, karena nenek Alt selalu merawatku setiap orang tua ku tak ada di rumah. Aku sangat berhutang budi padanya. Suaminya telah tiada semenjak 2 setengah tahun yang lalu, dulu aku sangat senang bermain dengan suaminya di sungai yang letaknya dibelakang kedai ini. Aku sering memanggilnya dengan sebutan Paman Gut, usianya jauh lebih muda dari nenek Alt. Sampai sekarang aku masih merasa tidak enak setiap tidak memanggil keduanya dengan ''Nenek dan Kakek'' melainkan ''Nenek dan Paman''.
'' Shujinkou, sudah dulu untuk hari ini '' seketika nenek Alt menepuk lembut bahuku dari belakang.
'' Eh? Ini masih jam 11 siang nek ''
'' Tak apa, lagi pula hari ini aku mau mengunjungi makam Gut. Mau ikut ? '' Tanyanya dengan lembut.
'' Umm...kau tidak bawa bunga untuknya ? ''
'' Ah...aku akan membelinya di jalan nanti ''
Makam paman Gut berada di bukit yang tak jauh dari kedai, setiap 3 hari sekali nenek Alt selalu datang berkunjung, tapi hari ini mungkin pengecualian ? karena kemarin baru saja dia menjenguk makam paman.
Ahh...panasnya, padahal musim panas kan masih 1 bulan lagi ? kutatap langit biru dengan menyipitkan mata ku. Yah, walau panas udaranya tetap segar sih ya. Ku lanjutkan perjalanan setelah nenek Alt membawa beberapa bunga untuk makam paman. Sebenarnya aku masih ingin tau kenapa nenek mengunjungi makam paman hari ini, tapi pertanyaan itu biar kutanya nanti saja.
Bukit yang indah, rumput rumput halus menari sembari tertiup angin disertai dengan bunga dandelion yang berterbangan seputih salju. Suatu tempat yang dramatis. Tempat dimana arwah arwah itu beristirahat tenang dan kembali menjadi makhluk suci.
Sampai saat ini, aku belum mengetahui akibat kematian paman. Rasanya ingin bertanya, tapi setiap melihat nenek yang selalu menangis di saat mengingat paman aku mengunci rasa ingin-tahuku . Mereka berdua saling mencintai, Gut selalu ada di sisi Alt, demikian juga Alt yang selalu ada di sisi Gut bahkan sampai ia mati.
Nenek Alt dan aku pun sampai di depan makam paman. Makam itu terlihat murung. Apa paman merasa kesepian ? Tenang paman, orang yang kau cintai ada di hadapanmu sekarang ini.
Di taruhnya bunga 1 warna itu di atas makam paman. Kami berdua pun berdoa untuknya agar diberkati di alam sana. Kulihat air muka nenek yang masam tak seperti biasanya. Melihat itu, aku langsung ingin bertanya padanya.
'' Nek '' Aku mulai bertanya.
'' Ada apa Shujinkou ? ''
'' Kenapa kau datang ke makam paman hari ini ? kukira selama 3 hari sekali ''
'' Kukira kau sudah mendengar bisikan orang orang desa tentangku Shujinkou '' Katanya pahit.
'' Memaangnya ada apa nek ? ''
'' Huhh... '' nenek menghela nafas. '' Kemarin mereka datang lagi ke rumahku , tentunya untuk menagih biaya sewa kedaiku ''
'' Kenapa tak bilang saja padaku ? Biar aku meminta uang pada ayah-ibuku ''
'' Tidak, tidak boleh. Kau sudah membantu di kedaiku Shujinkou. Itu sudah sangat cukup bagiku, apalagi dengan umurku yang sudah lebih dari setengah abad ini. Aku akan membayar biaya itu dengan semua sisa uang yang ada di aku ''
Aku mengerutkan dahiku. Aku tak mau memikirkan ini, dan tak mau hal ini terjadi.
'' Lalu ? '' Lanjutku sedikit untuk meyakinkan.
'' Shujinkou, aku akan pergi merantau sampai aku menutup umurku ini. Aku sudah tak punya apa-apa lagi. Kau dan Gut adalah hal yang berharga bagiku. Gut sudah tak ada di sampingku. Kau juga sudah beranjak dewasa dan akan mengalir ke kota suatu saat nanti untuk mencari pengalaman. Barsburg bukanlah tempat yang baik untuk orang sepertiku Shujinkou '' Matanya terpejam sesaat lalu air mata pun mengalir di wajah nya itu.
'' Tak ada hubungannya nek! aku akan ikut denganmu '' Mataku membelalak terkejut. Tapi dia tetap menggelengkan kepala.
'' Kau tak tau ? perjalanan ini adalah perjalanan untuk menutup hidupmu Shujinkou '' kalimat itu membuat dadaku sakit. bisa dibilang, aku adalah manusia yang sangat takut mati.
Dia menoleh lalu memelukku erat. Isak tangisnya terdengar sangat jelas di telingaku. Membuat dadaku sesak. Nenek Alt sudah kuanggap sebagai keluargaku, apalagi nenek kandungku sudah tiada sejak aku lahir. Jika ini kemauan nenek, aku tak bisa memaksakan kehendak. Aku tidak tau bagaimana rasanya menjadi orang tua yang sudah kehilangan seseorang yang ia cintai.
Keesokan harinya, di saat subuh. Nenek Alt sudah bersiap untuk memulai perjalanannya. Aku dan sahabat kecilku Prue melihat kepergian nenek dari kejauhan. Nenek hanya membawa tas ransel kecil berwarna coklat yang sudah kusam. Dan berpakaian panjang jika suatu saat musim dingin tiba. Aku dan Prue menangis saat melihat kepergiannya, sudah bertahun tahun aku bersamanya...nek, dengan begini aku tak akan bisa melihat senyummu lagi, tangan keriputmu yang masih menggenggam kehangatan serta kebaikan yang terpancar dari wajahmu, kuharap kau tetap memutuskan untuk tersenyum tak peduli seberat apapun derita yang kau dapat, andai aku cukup kuat untuk membantumu. Sebait doa kupersembahkan untuknya agar selamat dalam perjalanan tanpa akhirnya itu.
Siang hari, aku mencoba untuk melupakan kesedihan itu. Prue dan aku akan berjalan mengelilingi kota untuk mencari buah segar di daerah selatan kota. Biasanya pada saat ini aku sudah berada di kedai bersama nenek Alt. Tapi kini, mungkin akan kulanjutkan untuk berjalan mengelilingi kota bersama Prue. Prue adalah murid dari sekolah kekaisaran Barsburg, aku hanya bertemu dengannya setahun sekali karena ia menetap di asrama.
'' Shujinkou, baru baru ini teman teman sekolahku bilang bahwa kepala kelompok terkuat di kekaisaran itu akan datang kemari loh! Kau tau ? Wajahnya sangat tampan! Dia akan datang kemari hanya untuk mencari seseorang '' Mata Prue membuka lebar, semangatnya tak tanggung tanggung lagi.
'' Mencari seseorang ? Siapa dia ? ''
'' Yah, aku sendiri tidak tau siapa. Mencari pengantin mungkin! hahaha '' '' Loh, masa kau tak tau ? Ketua Ayanami loh! Yang namanya terkenal sampai kota ini '' Lanjutnya.
'' Hmm...aku engga tau tuh. Emang dia hebat ? ''
'' Tidak hanya hebat! dia sudah membunuh banyak pemberontak! Gosipnya dia dan rombongannya saat itu menyerang Raggs, dan membunuh rajanya ''
'' Hu-uh... '' Aku engga tau apa yang ada di dalam otak Prue saat ini. Kenapa dia begitu membanggakan orang itu. Ah, siapa tadi namanya ? Ayanami ? Apa bagusnya dia ? Membunuh orang dikatakan sebagai orang hebat adalah kesalahan besar.
'' Shujinkou, kau tak berniat untuk mencari suatu pekerjaan ? '' Pertanyaan Prue memecahkan pikiranku.
'' Emm...Mungkin aku akan menjadi sister di distrik 7 '' '' Aku akan bergabung dengan ibuku di sana '' Lanjutku.
'' Hoo... '' Prue mengangguk mantap.
Benar apa yang dikatakan Prue siang tadi. Beberapa anggota kekaisaran datang mengelilingi kota malam ini. Wow...mereka tampak gagah. Dengan aura yang seperti itu, sudah pasti dapat memakan banyak nyawa. Aku berjalan mendekati warga desa yang bergerombol melihat kedatangan mereka. Dan tiba tiba saja Prue datang dan mendorongku keras dan akhirnya aku terjatuh di tengah jalan dihadapan para tentara kekaisaran Barsburg.
DUH! Aku tak tau harus berbuat apa. Seluruh pandangan menuju ke arahku. Tidak, aku tidak tau harus bagaimana ini. Memalukan! bahkan bergerak sedikitpun aku tak berani.
'' Sedang apa kau ?! jangan menghalangi jalan! '' Seorang militer menyentakku dan tubuhku secara otomatis membuatku berdiri.
'' Ma-MAAAF! '' Kataku sambil menundukkan kepala.
'' Uwaa...kau tak apa ? '' Seorang anak kecil berambut merah muda menghampiriku.
'' Letkol Kuroyuri, kita harus segera bergerak ''
'' Huuu...Kalau begitu, sampai jumpaa '' Anak itu melambaikan tangan kearahku. Jantungku tiba tiba berdegup kencang saat melihat sosok lelaki yang berjalan di hadapanku dengan wajah tanpa ekspresi yang bersamaan dengan pemuda berkacamata hitam. Tanganku bergetar. Eh ? apa ini ? Aku ketakutan ?
SWING
Tiba tiba sebuah pedang mengarah padaku, dengan cepat aku menghindari serangan tersebut.
'' WAA~! Aya-tan lihat! Dia dapat menghindari seranganku loh? '' Pemuda dengan kacamata hitam itu mendekat kearahku.
'' Boleh kubawa dia ke kapal ? '' Lanjutnya.
'' E-eh ? '' Aku tidak mengerti apa yang dia katakan. Tapi orang yang disebelahnya menatapku dingin. Membuatku tak bisa berkutik.
Tidak ada jawaban dari pemuda itu, dia hanya melanjutkan langkahnya tanpa ekspresi.
'' Hoo~ Kau, datanglah ke tempat kami Black Hawk kapan saja, temui aku disana. ahahaha~! Daagh~'' Pemuda berkacamata hitam itu berdiri dan melanjutkan langkahnya dan mengikuti militer yang lainnya.
'' HUA! KAU HEBAT SHUJINKOU! '' Tiba tiba Prue langsung menghampiriku.
'' Hah ? Itu salahmu loh! aku sampai dapat tatapan dingin dari mereka! ''
'' Seharusnya kamu berterima kasih padaku! Orang yang berkacamata hitam itu tadi bawahan langsung Ayanami, Mayor Hyuuga! '' Jelas Prue dengan nada tinggi.
'' Jadi ? Orang yang tatapannya paling dingin itu...Ayanami yang kau ceritakan tadi siang ? '' Tanyaku penasaran.
'' YA! Keren dan tampan kan! ''
Mulai dari situ, Prue bercerita panjang lebar tentang Black Hawk dan para anggotanya serta betapa hebatnya mereka itu.
Keesokan harinya, Prue sudah harus kembali ke asramanya, sedangkan aku dalam perjalanan menuju distrik 7 untuk mencalonkan diri menjadi sister disana. Tapi pikiranku masih berada pada kalimat Mayor Hyuuga kemarin .
Sesampainya di Gereja Ordo Barsburg. Lonceng lonceng gereja berbunyi seakan menyambut kedatanganku. Orang orang berbondong bondong menuju kedalam gereja. Pandanganku terpusat pada sesuatu yang menarik. Seekor duyung Noel dengan tenang mendengarkan suara lonceng yang berbunyi. Membuatku terpana dan teringat akan nenek Alt yang baik hati itu. Air mataku mengalir hangat. Nek... apa kau baik baik saja ? Sedang apa disana ?
Seketika 4 orang uskup mendatangiku.
'' Nona, ada apa ? '' Seorang uskup berambut pirang keriting menyapaku sebelum aku menyapanya.
'' Apa kau menangis nona? Tenang Frau disini bersamamu. Bagaimana kalau nanti siang kiT-AA-! '' Tiba tiba seorang uskup berambut merah menyikutnya.
'' Frau! Kau seorang uskup! '' sentaknya
'' Mau teh ? Mari bicarakan masalahmu bersama . Bagaimana ? '' Seorang uskup kalem menghampiriku dengan wajah yang ramah.
'' Frau! hymne akan dimulai ! '' seorang anak laki laki bermata emerald yang indah berlari menghampiri mereka.
'' Uskup Castor, Uskup Jio memanggil anda! '' Diikutinya lagi seorang lelaki tampan berambut pirang panjang.
Mataku terpana pada mereka. Aku di sambut hangat disini. Berbeda dari tatapan dingin kemarin malam. Tapi tetap saja, tawaran dari Mayor Hyuuga masih mengganjal di pikiranku. Kenapa aku masih memikirkannya ? Mereka menatap dingin padaku. Tapi, ada suatu hal yang membuatku ingin menjadi militer. Aku ingin menjadi kuat untuk melindungi mereka yang kucintai. Aku ingin mengejar nenek dan membawanya pulang seperti sedia kala. Bersama di kedai, dan tersenyum bersama. Atau, aku harus menjadi Sister disini agar kuat untuk menahan beban mereka padaku, dan memandu mereka untuk berserah diri pada Tuhan ?
Nek...
Apa kau mendengar ku ?
Nek... jalan mana yang harus kupilih ?
Apa aku dapat membantu mu suatu saat nanti ?
(Bersambung ke Main Chapter)
Sebagai seorang Heroine. Jalan mana yang akan kalian pilih ?
Terus ikuti impian kalian sebagai Sister atau,
Menerima tawaran Hyuuga ?
Jangan lupa review yah , beserta jawaban kalian. Cerita berikutnya akan menceritakan cerita dengan alur yang banyak dipilih dari vote.
Jika kalian memilih A, maka pilih SATU karakter di bawah ini :
Teito
Frau
Castor
Labrador
Hakuren
Lance
Kalau kalian memilih B, maka pilihlah SATU karakter di bawah ini :
Ayanami
Hyuuga
Vote terbanyak, yang akan menentukan main chapternya. Jika chapter untuk karakter yang dipilih telah selesai. Akan saya usahakan untuk membuat main chapter untuk karakter yang lain. Maaf kalau ada kesalahan ketik (bila ada, atau pas kalian sadar :p /dor), saya menganjurkan baca di blog saya .com
Terima kasih sudah membaca Dear My Ghost (Prologue) ! ;D
