Tangan berkeringatku memegang takut pesawat kertas. Tak kuasa membuka lipatan demi lipatan yang menyembunyikan teka-teki kalimatmu. Air mataku terus membendung, tak lama mengalir jatuh di pipiku. Tanganmu meraih wajahku, menghapus air mataku. Kau bertanya, apakah aku bahagia atau tidak. Aku hanya diam. Kata-kata tertahan di dalam mulut seolah tidak ingin diucap. Dengan sabar kau terus menenangkanku, lalu menyuruhku untuk membuka pesawat kertas itu. Dengan berat hati aku membuka lipatan demi lipatan. Terbaca kalimat-kalimat asing olehku, kembali aku menangis. Membuka tabu yang mengunci kita berdua, kau membuka mulutmu dan berbisik.
"Izinkan aku lengkapi setiap keseharianmu dengan canda, tawa, dan kasih sayang."
Tidakkah kau tahu, seberapa lebar senyumku di wajah saat mendengarnya?
Author's Note:
Kembali Kichikuri61 mampir pada website ini. Sekarang sedang sibuk mengejar sidang skripsi dan kerja.
Sekedar menulis, bahwa drabble ini adalah inti dari keseluruhan fanfiksi yang sedang saya kerjakan saat ini. Ditunggu kedatangannya segara, ya.
