Because I Love You
An Aikatsu! Fanfic
Disclaimer: Bandai
Pairing: NaotoxIchigo
Warn: Gaje, OOC BERAT!, newbie, terlalu dramatis
.
.
Happy reading!
.
.
"Akari" Panggil Naoto. Akari yang dari tadi menunggu di café O-Lain menoleh.
"Naoto-san? Ada apa? Aku telah membeli segelas bubble milk untukmu, minumlah…" Akari merespons panggilan Naoto, menawarkan bubble milk yang telah ia beli untuknya.
"Akhir-akhir ini ada yang mengganjal di pikiranku" Naoto menerima bubble milk dari tangan Akari. Ia mencoba berbicara langsung ke topik, meskipun ia sedang menahan rasa malunya. Tidak! Ia tak boleh gagal! Ia telah mempersiapkan semua ini selama seminggu penuh.
"Katakan saja. Kau tak akan bisa tenang jika tak menceritakan hal itu ke orang lain. Aku bisa dipercaya, kok!" Jawab Akari sambil tersenyum.
"A-aku ingin mengatakan sesuatu." Naoto mencoba meyakinkan dirinya. Rasa malu semakin menjalar di dalam dirinya. Pipinya bersemu merah.
"Aku mencintaimu." Kata-kata itu terucap keluar dari mulutnya dengan lancar. Naoto merasa lega. Beban di dadanya terasa menghilang. Meskipun dirinya tahu, ia tak akan pernah bisa memiliki Akari.
"Naoto-san, maafkan aku, aku tak dapat menerima cintamu itu"
"Aku tahu, kau terikat golden rules yang melarang seorang idol untuk memiliki pacar. Aku hanya… Ingin menyatakan perasaanku. Aku tak akan membiarkanmu berhenti menjadi idol. Aku tak ingin menghancurkan impianmu." Ucap Naoto, di dalam hatinya terdapat sedikit kekecewaan saat mengatakannya.
"Maafkan aku… " Jawab Akari dengan penuh penyesalan.
"Tak apa-apa. Kau tak bersalah. Disini tak ada yang bersalah, Akari." Naoto menghela napas panjang, meninggalkan café O-Lain.
Tanpa mereka berdua sadari, ada yang memata-matai mereka berdua sejak tadi.
Ichigo tersenyum lega, hampir saja tadi ia menangis. Melihat orang yang kau suka malah mencintai temanmu sendiri itu sungguh menyesakkan dada.
Padahal, ia telah menyukai Naoto sejak pertama kali mereka berdua bertemu. Tapi kenapa? Kenapa akhirnya Akari-lah yang menjadi pilihan hati Naoto?
Oh tidak, air matanya benar-benar jatuh sekarang.
Ichigo berlari keluar dari café O-Lain, ia ingin pulang dan menangis di kamarnya saja.
.
.
Aoi berjalan di koridor asrama. Jam tangan-nya menunjukkan pukul setengah delapan malam. Hari ini sungguh melelahkan, ia ada syuting tambahan.
Aoi membuka pintu kamarnya. Terdengar suara sesenggukan.
"Ichigo?" Aoi heran, sahabatnya yang periang ini menangis?
"Aoi… Hiks…" Ichigo memeluk Aoi. Ia menitikkan air matanya di bahu Aoi.
"Ichigo, kenapa- "
"Ternyata selama ini Naoto mencintai Akari! Hiks…" Ichigo berteriak, ungkapan rasa sedih dan kesalnya saat ini.
"Aku tadi memata-matai mereka di café O-Lain. Disana Naoto menyatakan perasaannya pada Akari! Hiks… Aoi… Hiks… Kenapa? Kenapa ia malah memberikan cintanya kepada Akari?! Kenapa tidak padaku saja yang telah memendam perasaanku sejak kami bertemu?! Hiks" Lanjut Ichigo. Air mata semakin deras membasahi pipinya.
Aoi menyeka pipi Ichigo. Ia sedang memikirkan solusi terbaik untuk sahabatnya itu.
"Selama ini aku belum menyatakan perasaanku karena statusku sebagai idol. Tapi sekarang keputusanku berbeda! Aku tak peduli lagi dengan karir idolku. Aku akan berhenti menjadi idol jika itu demi Naoto!" Ichigo bertekad.
Aoi tersenyum. Ichigo telah menemukan jawabannya sendiri. Ya, kadang-kadang pengorbanan memang sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hal yang kita inginkan.
"Tidurlah, Ichigo. Besok aku akan membantumu mendekati Naoto." Aoi menidurkan Ichigo, lalu menyelimutinya. Ia menghela napas. Hanya itulah solusi terbaik yang bisa ia pikirkan sekarang. Ichigo langsung terlelap, hatinya terlampau lelah sekarang.
.
Aoi terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam. Pukul setengah tiga pagi. Ia membuka kulkas, lalu menuangkan susu ke mug miliknya. Mungkin segelas susu dapat membantunya untuk kembali tidur.
Aoi's POV
Berhenti menjadi idol… Yah, Sebagai sahabat aku menghormati keputusannya. Tapi, banyak yang akan ia tinggalkan disini. Kami tumbuh bersama, menjadi seorang top idol. Aku mengingat semuanya, perjalanan kami selama ini. Ichigo selalu berjuang untuk meraih impiannya. Sekarang, ia akan meninggalkan sekolah ini, berhenti menjadi seorang idol.
Padahal perkembangannya sudah begitu pesat.
Tapi ini keputusannya. Ia berhak mengambil keputusan ini. Ichigo yang amat kekanak-kanakan dan ceroboh, kini bertindak dewasa.
Apa ia akan bahagia dengan kehidupan barunya? Apa ia akan kembali terbiasa?
Ah, aku terlalu banyak berpikir. Sebaiknya aku jalan-jalan sebentar. Berada disini hanya akan membuatku bosan. Kurasa kali ini aku tak akan bisa kembali tidur dengan mudah.
.
Sepuluh menit sudah Aoi duduk-duduk di gazebo taman, namun rasa kantuk yang ia nantikan belum juga menghampiri dirinya.
"Gawat, kalau begini terus aku akan berubah menjadi panda! Tapi panda kan imut… Baiklah! Aku tak akan tidur!"
"Otome? Kau belum tidur?"
"Belum! Aku tak bisa tidur~ Tapi kalau aku tak tidur, aku akan berubah menjadi panda!"
"Hihi" Aoi tertawa kecil melihat kepolosan Otome. Kepolosan yang sama yang biasa ia lihat dulu. Kepolosan dari Arisugawa Otome yang ia rasa tak akan pernah berakhir.
"Ne, Aoi-chan juga belum tidur? Baiklah, kita akan berjuang menjadi panda bersama!" Seru otome antusias.
"Tidak, terimakasih. Aku ingin tidur sekarang, daah…" Aoi langsung kabur, ia tak ingin kantung hitam menggantung di matanya!
Dan akhirnya, setelah kejadian tadi, Aoi berhasil tidur dengan nyenyak.
.
A.N.
Fict ini reupload, kemarin filenya rusak entah kenapa. Moga aja yang ini berhasil. Btw, fic ini update hari Senin. KriSar sangat dibutuhkan. Author newbie, mohon bantuannya.
-Olivia Marchie-
