Yo! Minna! Apa kabaaaar? Baik gaa? Semoga iya, pertama kalinya buat fic HitsuHina, padahal sebenarnya aku ngefans banget sama yang namanya Hitsugaya, hihihihi... oke jas cekidot .

Disclaimer: Sayangnya punya Kubo-sensei

Pairing: HitsuHina

Genre: Romance, Humor

Warning: Semuaa _

.

.

Melody

.

.

.

Prolog:

Hitsugaya Toushiro itu seorang musisi terkenal di Jepang dan Eropa, ia mampu mengomposisikan semua musik, baik itu musik jazz, pop, RnB, rock, atau klasik. Orang tua Toushiro pun seorang musisi terkenal, tapi kini orang tua Toushiro menetap di luar negri, beda dengan Toushiro yang lebih senang tinggal di Jepang. Tepatnya di mansion kesayangannya.

.

Hinamori Momo, seorang gadis kaya yang selalu mencoba mandiri, dan paling tidak suka kalau merepotkan orang lain, terutama orang tuanya sendiri. Orang tua Momo adalah seorang diplomat, jadi kerja mereka berkeliaran di luar negri. Selain itu, Momo punya hobi bermain piano. Dikala bosan atau apa, Momo selalu bermain piano, baginya, piano sebagian dari hidupnya.

" Hari ini sangat membosankan." Keluh Momo.

" Setiap hari bukankah kau selalu merasa bosan ya?." tukas Nanao sahabatnya.

" Iya tentu saja, orang tua ku selalu berpergian ke luar negri, aku ditinggal begitu saja. Bagaimana aku tidak bosan? Palingan aku hanya bermain piano saja di ruang musik."

" Kasian sekali hidup mu, kau kaya tapi selalu merasa sepi."

" Apa niat mu? Mengejek?."

" Hihi, aku hanya bercanda Momo-chan."

" Hnggg..."

" Kenapa kau tidak coba cari kesenangan saja?."

" Maksud mu?."

" Yaa kesenangan, seperti melakukan suatu pekerjaan atau apalah untuk mengisi hari mu yang membosankan itu."

" Iya ya? benar juga, mungkin aku bisa bekerja paruh waktu, toh aku tidak ingin merepotkan orang tua ku untuk membayar sesuatu yang aku inginkan."

" Ya, mungkin seperti itu juga bisa."

" Nggg... tapi apa kau mau membantu ku mencari pekerjaan paruh waktu?."

" Boleh saja, mungkin aku bisa menanyakan pada teman atau saudara ku yang bekerja paruh waktu."

" Terima kasih Ise-chan! Kau memang sahabat baik ku."

" Haha, sudah tugas ku sebagai sahabat membantu temannya, hihihi."

Pelajaran pun dimulai dan mereka menghentikan obrolan mereka.

.

.

.

.

.

" Sampai besok Ise-chan! Maaf ya sudah ikut-ikutan merepotkan mu."

" Iya, tidak masalah Momo."

Akhirnya Momo pulang ke arah yang berlawanan. Saat berjalan beberapa saat, ia sampai tepat di halte bus, untuk menunggu bus pastinya ( ya iyalah, masa nunggu bajaj! *PLAK!). Sambil menunggu bus yang akan datang di jadwal pemberhentian selanjutnya, Momo memperhatikan brosur-brosur yang tertempel di sisi-sisi halte bus tersebut, ada satu yang cukup menarik perhatiannya.

" Hitsugaya Toushiro, musisi termuda di Jepang mengeluarkan lagu baru dan akan segera menggelar konser di Tokyo."

Musisi termuda? Itu menarik perhatian Momo, apa dia juga seorang musisi klasik, atau apa? Tetapi bus yang datang membuyarkan semua pikirannya tentang musisi termuda itu.

.

.

.

.

.

Sesampainya di rumah Momo mengetuk pintu rumah.

" Ah, Momo sudah pulang rupanya?."

Momo hanya berlalu tanpa memperdulikan omongan ibunya itu. Momo langsung naik ke lantai dua dan menjatuhkan dirinya ke kasurnya yang empuk itu dan kamarnya yang luas. Momo langsung membuka netbook yang ada di meja dekat kaca jendela. Momo mencari pekerjaan paruh waktu, tetapi dia tidak menemukannya satu pun, Momo sedikit kecewa, eh salah, Momo kecewa karena tidak menemukan sesuatu yang dia inginkan. Tiba-tiba ada suara ketukan pintu, TOK TOK TOK...

" Iya tunggu sebentar."

Momo membuka pintu, dan ternyata itu salah satu maid di rumahnya.

" Nona Momo, makan malam sudah siap, orang tua nona sudah menunggu di ruang makan."

" Hngg, iya baiklah."

Momo beranjak dari tempat ia beristirahat barusan dan segera ke lantai bawah.

" Momo, ada hal yang ingin kami beritahukan."

" Hnnnn... biar kutebak, kalian akan ada tugas ke luar negri, ya kan?."

" Ngmm... iya."

" Kali ini kemana? Rusia? Slovakia? Indonesia? Singapur?."

" Tidak, kita akan ke Inggris."

" Ngmm... cukup jauh, berapa lama?."

" Keberangkatannya sekitar dua minggu lagi, kira-kira sebulan, apa kau mau ikut Momo?."

" Tidak ah, aku ingin puas bermain, nggg... boleh tidak aku meminta sesuatu?."

" Apa?."

" Apa aku boleh kerja paruh waktu?."

" Ha? Untuk apa? Apa ada sesuatu yang kau inginkan Momo? Katakan saja pada kami."

" Tidak, aku hanya ingin menambah pengalaman, boleh ya, kumohon, atau kalian tidak akan ku izinkan untuk pergi ke Inggris."

" Hhhhh... baiklah, tapi jangan yang terlalu berat ya?."

" Iya, terima kasih banyaaak!." Seru Momo yang girang bukan main.

Keesokan harinya saat di kelas, Momo bertanya pada Nanao.

" Ise-chan, apa kau sudah menemukannya?."

" Hnggg... belum, maaf yang Momo, kalau sudah ada nanti kuhubungi deh, aku janji."

" Ah, iya, aku minta maaf sebelumnya karena merepotkkan mu, dan aku harap aku bisa mendapatkan kerja paruh waktu secepatnya."

" Memangnya kenapa? Orang tua mu akan pergi ke luar negri lagi?."

" Iya, kali ini ke Inggris dalam jangka waktu sebulan, itu cukup lama, makanya tidak mungkin aku berdiam diri dan hanya bermain piano di rumah."

" Nggg... baiklah, akan ku usahakan sebaik mungkin."

" Terima kasih banyak Ise-chan."

.

.

.

.

.

Dua minggu pun berlalu sangat cepat, dan hari itu, orang tua Momo akan segera ke bandara.

" Momo, apa kau yakin tidak ingin ikut?."

" Yaaa, aku yakin."

" Baiklah kalau begitu kami pamit ya, sampai jumpa sayang."

" Hmmm..." jawab Momo yang masih tidur di kamarnya.

.

.

.

.

.

Saat tiba di sekolah, Momo bersandar di kursi tempatnya duuduk, tiba-tiba Nanao datang terbirit-birit.

" Momo, Momo!."

" Eh? Ise-chan, ada apa?."

" Ada berita bagus, kemarin malam, saudara ku datang, Rangiku."

" Sooo?"

" Dia bilang ada tempat kerja paruh waktu! Itu di mansion keluarga Hitsugaya!."

" Nggg... dimana itu?."

" Itu looh! Musisi termuda di Jepang, dia sedang membutuhkan maid yang bisa bekerja paruh waktu untuk mengurus tuan besar, maksud ku Toushiro."

" Nggg... eh, baiklaaah, kapan bisa mulai kerja?."

" Besok."

" Oke, terima kasih Ise-chan."

.

.

.

.

.

Keesokan harinya saat pulang sekolah, Nanao memberikan alamatnya pada Momo, Nanao tidak bisa mengantar karena ada tugas di rumahnya, jadi Momo harus pergi sendiri.

Akhirnya sekitar setengah jam, Momo sampai di depan mansion yang sangat besar, sebesar rumahnya tapi sedikit lebih besar dan mewah. Di depan gerbang, Momo sudah disambut oleh Unohana, sang kepala maid.

" Apa anda Hinamori Momo?."

" I.. iya, aku ingin melamar kerja disini."

" Ya, saya sudah tau, Rangiku sudah membritahukan hal ini pada saya."

" Oh, eh, ah te... terima kasih."

Akhirnya mereka berdua masuk ke dalam mansion yang ternyata hampir seluas vila-vila yang sangat luas. Dan saat di dalam, Unohana mengajak Momo untuk menghadap tuan muda, hanya untuk memperkenalkan calon maid yang nantinya bakal mengurusnya.

" Sebentar ya, kau tunggu disini, biar saya panggilkan tuan muda."

" Ba... baiklah."

Selang menunggu beberapa menit, akhirnya Momo disuruh untuk memasuki ruangan yang sangat luasnya bukan main, padahal hanya untuk seorang saja.

" Tuan muda, perkenalkan, ini calon maid yang nanti akan mulai mengurus tuan untuk beberapa saat."

" Pe... perkenalkan, nama saya Hinamori Momo, mohon terima saya sebagai calon pengurus tuan nanti."

" Hnnn..." hanya itu yang 'dia' katakan.

Pemuda itu masih saja asyik memegang gitar dan mencorat coret kertas not yang ada di depannya. Tidak ada yang dapat mengalihkannya saat sedang bermain dalam gayanya sendiri.

" Nggg... maaf saya belum kasih tau sesuatu, tuan muda ini sifatnya dingin, jadi mohon maaf kalau dia acuh tak acuh pada sekitarnya."

" Ah, iya tidak apa-apa."

" Oiya, baju anda sudah saya siapkan, mohon untuk segera ganti."

" Ah baik."

Momo sangat senang dengan pekerjaan barunya. Sampai hatinya berbunga-bunga. Dan akhirnya sampailah mereka di ruangan tempat baju maid disimpan, dengan segera, Momo lekas ganti baju dan memulai pekerjaannya.

Saat Momo sedang membantu di dapur, tiba-tiba telepon khusus untuk maid berbunyi. KRING...

" Halo? Ada apa tuan?." Tanya Unohana.

" Tolong bawakan kertas not yang ada didekat rak buku, sekalin aku ingin kudapan."

" Iya baik tuan, segera."

Unohana cepat-cepat memberitahu hal itu pada Momo.

" Momo, tuan muda meminta dibawakan kertas not yang ada didekat rak buku di sebelah sana, dan apa kau bisa membuat kudapan? Koki disini sudah pulang."

" Ah, tenang, aku bisa kok."

" Terima kasih Momo."

" Iya."

Momo cepat-cepat membuat kudapan yang simple tapi berkesan mewah yaitu, Chocolate Magma. Setelah selesai, Momo pun segera mengambil beberpa kertas not yang ada didekat rak buku dan segera ke kamar tuan muda.

Momo berjalan dengan hati-hati, karena takut kudapan yang ia buat terjatuh begitu saja. Dan sampailah Momo di depan kamar tuan muda itu, pertama-tama ia mengetok pintu kamar, TOK TOK TOK...

" Permisi tuan, saya membawa pesanan anda."

" Masuk saja."

Momo membuka pintu dan melangkah masuk, ia segera meletakkan Chocolate Magma buatannya dan memberikan kertas not yang tuan muda minta tadi, sekilas Momo melihat jelas wajah tuannya itu. 'tampan' batinnya.

Rambutnya yang berwarna putih seputih salju, serta agak keperakan. Matanya yang memiliki warna memikat, hijau tosca. Tidak salah lagi dia terkenal. Sudah tampan, kaya, pintar, berbakat pula.

" Saya permisi dulu tuan." Kata Momo seraya meninggalkan ruangan itu.

Waktu berjalan cukup cepat, dan sekarang sudah menunjukkan pukul 22.00.

Unohana segera menyuruh Momo untuk kembali ke rumah dan menyuruhnya kembali besok.

Momo menurut dan langsung meninggalkan mansion itu, saat hendak keluar gerbang, Momo melihat tuannya sedang bersandar di pinggir sebuah kolam yang disitu terpancar cahaya bulan, karena pensaran, Momo menghampirinya.

" Tu... tuan?."

" ..."

" Apa yang tuan lakukan malam-malam begini?."

" Wajib aku memberitahu mu?."

" Eh... ma.. maaf, aku hanya khawatir nanti tuan sakit."

" Bukan urusan mu!."

" Judes..." kata Momo yang tidak sengaja mengeluarkan kata-kata itu.

" Apa kau bilang barusan?."

" Ah... maaf, bukan apa-apa." Kata Momo yang panik, gugup, dan ketakutan itu...

" Untuk pertama kalinya ada seorang maid yang berani mengatai ku seperti itu." Katanya yang kini sedikit menoleh ke arah Momo...

" Ma... maaf tuan!."

To Be Continued...

Halo readers, maaf yaa, cerita ku acak-acakkan gini, dan maaf aku udah bikin cerita baru lagi, padahal cerita sebelumnya belum dilanjutkan, GOMEN NE!

Tapi aku harap ada yang mau review, aku bener-bener berharaap ada yang review...*ditabok!