haii! saya author baru di ffn . jadi mohon bantuannya ya ! ^^

gomen kalo ficnya gaje en jayus, pertama kali bikin nih ..

hehe, review ya ! ;D


Disclaimer: Masashi Kishimoto

Chapter 1: Pantat ayam dan Jidat lebar

Teng... teng...

Bel sekolah berbunyi, waktunya masuk kelas.

Di kelas, guru belum ada yg datang, biasanya kesempatan ini digunakan anak-anak untuk mengobrol ria bersama geng-nya.

"Hai, Sakura! Tumben?" sapa Ino pada Sakura.

"Tumben apanya?" tanya Sakura sambil membereskan tasnya.

"Tumben gak telat?" Ino cekikikan. Sementara Sakura langsung memberinya deathglare.

"Ahh, gini-gini aku juga masih bisa bangun pagi!"

Drap.. Drap.. Drap..

Suara langakah kaki, seperti ada orang berlari menuju kelas dan terdengar suara orang terengah-engah. Sakura menoleh ke arah sumber suara itu.

Cowok bermata onyx dan berambut emo hitam pantat ayam datang... jeng jeng!

Yap, dia musuh bebuyutan Sakura. Tapi, impian semua kaum hawa disini.

"Hai, jidat lebar, apa kabar? Makin cantik aja." Ujarnya pada Sakura.

"Oke, emang gue cantik. Terus?"

"Maksud gue jidat lo yang makin cantik! Dasar cewek PeDe!" suaranya sangat keras sehingga mungkin terdengar oleh 1 kelas, diikuti suara tawa teman-teman di kelas tersebut.

"Ahh, dasar lo rambut musuh tukang balon! Rambutmu tuh kayak orang yang gagal di creambath!"

"Ngejayus!" jawabnya sambil memukul lengan Sakura.

"Idih, bodo! Biarin gue jayus daripada sok cool!"

"Cemburu ya gara-gara banyak cewek yang naksir gue?" ujarnya sambil menunjuk dadanya.

"Hoek!" kata Sakura sambil menjulurkan lidah kepadanya, Sasuke kelihatan jijik dan langsung berjalan ke tempat duduknya yang berada tepat di belakang Sakura. Mungkin menurut Sakura, itu hal bagus. Karena dengan begitu, ia berhenti mengoceh di telinga sang gadis.

"Selamat pagi!" Kakashi-sensei datang.

"Pagi..." anak-anak menyambut dengan tidak ikhlas. Pelajaran Kakashi-sensei memang membosankan.

"Hari ini kita akan belajar tentang 'Makin love'" ujar Kakashi yang membuat seluruh murid di kelas cengok berjama'ah. 'Pelajaran macam apa itu?' batin Sakura.

Pelajaran pun dimulai…

.

Teng…Teng…

Bel istirahat berbunyi. Sakura, Ino, Tenten, Hinata dan Temari pergi ke kantin bersama-sama. Mereka memang dikenal sebagai sebuah geng yang populer di sekolah ini.

"Tidak disangka pelajaran Kakashi-sensei tadi ternyata tentang 'Making Love' nya binatang. Aku masih tidak percaya kita punya guru seperti itu," kata Sakura jengah. Semua temannya mengangguk.

"Hoi, Hinata! Kudengar, kau sudah jadian ya sama Naruto?" celetuk Tenten seenak jidatnya.

"Ahh..." muka Hinata merah tomat.

"Ayo, ngaku aja." Tambah Ino.

"Ehehe, iya." Muka Hinata sekarang sudah lebih merah dari tomat yang membuat wajahnya kelihatan sangat lucu dan menggemaskan.

"Ciee, selamat ya. Kita minta pajak jadiannya dong! Traktir ramen ya pulang sekolah!" Sakura menambahkan dengan cueknya, karena dia tahu Hinata pasti tidak akan menolak.

"Iya deh," jawab Hinata sangat pelan..

.

.

Teng.. Teng ..

Bel tanda pulang sekolah berbunyi, tentu saja anak-anak spontan berlarian meninggalkan kelas. Saat Sakura berdiri, kakinya tersandung oleh sesuatu, Sakura tidak tahu apa. Tapi dengan sigap, seseorang langsung menangkapnya. Dan saat ia melihat... *effect sound: pandangan pertama awal aku berjumpa* menurut Sakura, dia manusia terkeren yang pernah ia temui! Dia Sabaku no Gaara. Dan sekarang Sakura ada di dekapannya. 'Waah! Betapa hangatnya tangannya, membuatku seakan-akan ada di surga.' Batin inner norak Sakura. Wajah Sakura merah merona, yang membuat Gaara sadar dan langsung melepaskan dekapannya. "Sial, kenapa harus dilepas? Lamaan dikit boleh dong?" Gumamnya dalam hati.

"Gomen," ujar Gaara malu-malu.

"Daijyoubo," jawab Sakura.

"Aku pergi dulu." Katanya sambil berlari meninggalkan kelas.

"Oke,"

'Ahh, indahnya dunia bila ada dirinya...' kurang lebih begitu perkataan inner kampungan Sakura.

"Hoi, jidat lebar! Bisa juga ya punya pacar!" cowok emo tiba-tiba menghampiri Sakura yang sudah geram. Wah, dia melihat insiden tadi ternyata…

"Apa? Dia bukan pacar gue kok!"

"Iya, aku percaya, lo kan gak laku ya?"

"Wahh, ngajak gullet dia.' Gumam Sakura dalam hati.

"So? Lo cemburu?" 'Oke Sasuke! Lo kalah telak! Hahaha!' inner okem Sakura mulai melompat girang.

"Kalau gue cemburu emang kenapa?"

'Seorang Sasuke Uchiha memang pintar memainkan kata-kata. Fufu...' kata inner Sasuke yang tak kalah noraknya dari Sakura.

"HAHAHAAHA! Muka lo merah! Pasti lo nganggepnya serius ya? Haha, ge-er banget sih. Masa gue suka sama orang kayak lo? Selera gue tinggi tau!" ejeknya, yang disambut tatapan sinis dariku.

"Udah lah, pergi sana! Gue udah ditunggu temen-temen nih!"

"Aiih? Emang kalau gue pergi sama gue tetep disini apa bedanya? Kalau lo mau pergi ya pergi aja, gak usah ngusir kali." Jawab Sasuke santai.

"Huh!" balas Sakura. Karena ia bingung harus bicara apa lagi. Sakura pun berjalan meninggalkan kelas.

Sakura's POV

Diluar, kulihat Tenten, Temari, Hinata dan Ino sedang berdiri di koridor. Oh, shit! Hujan! Ah, hari ini aku pulang naik apa? Ga punya ongkos lagi, biasanya kan aku pulang jalan kaki karena rumahku dekat dari sini. Kalau begini sih Hinata juga gak bakal jadi traktiran. Huh! Siapa sih yang ngatur cuacanya, ga becus amat!

Aku pun berjalan menuju teman-temanku.

"Hai," sapaku bosan.

"Oh, Sakura. Maaf aku…. Aku gak bisa …itu … aku ga bisa traktir kamu hari ini, maaf ya," ujar Hinata. Aku hanya rolling eyes.

"Oke, hmm..." jawabku agak sinis.

"Yaah, Sakura jangan marah." Lanjut Hinata. Aku menggeleng.

"Aku gak marah lagi. Masa gitu doang pake marah sih," belaku pada diriku sendiri.

"Eh, aku pulang dulu ya. Udah dijemput nih," kata Ino tiba-tiba.

"Eh, aku dan Temari pulang bareng Ino ya," Tenten nyambung.

Jarak rumahku dan rumah Ino, Tenten, Temari berjauhan sih. Arahnya berlawanan! Huh! Pulang sama Hinata aja kali ya?

"Hin, aku pulang bareng kamu boleh gak?" Kataku sambil memasang 'baby face no jutsu'

"Sak, maaf ya, aku ada janji sama Naruto…" Jawab Hinata. Ahh! Nyebelin banget sih si Naru!

"Oke," jawabku asal-asalan.

"Hinata-chan! Ayo jalan…" Naruto datang dan langsung menggeleot di pundak Hinata. Yang membuat Hinata blushing sambil nahan pingsan.

"Eh, iyaa.." "Aku duluan ya Sakura.." Sambung Hinata

"DAAH! SAKURA!" Oke, Naruto, ga usah pake capslock.

Akhirnya pasangan NaruHina pergi meninggalkanku sendiri di bawah hujan yang tak bertepi *lebay no jutsu*

"Hoi, jidat lebar! Gak tau mesti pulang pake apa ya? Makanya elit dikit dong! Pulang kok jalan kaki?"

JEGGEERR!

Deathglare kulayangkan padanya, yang disambut pandangan ala Uchiha. Wow, matanya memang menawan—cih, sial, gue di hipnotis!(?)

"Apa sih? Ngegodain aja?" ujarku.

"Hn," maksudnya: suka-suka.

"Eh, lo pulang gih. Ngapain nungguin gue?" ucapku kepedean. Ya, beginilanh diriku. Apa? Mau protes?

"Siapa juga yang nungguin loe?" jawabnya seenaknya.

"Hmm," maksud: (ga ada maksudnya, cuma ngedungem aja)

"Mau pulang bareng?" tanyanya.

SRESS! JEGER!

Tiba-tiba huja turun makin deras dan kilat pun tak terelakkan lagi. Ajib, omongan Sasuke pakae mantra itu.

"Gak!"

"Oke."

Eh, sialan. Kirain dia bakal maksa.

"Eh, tunggu Sas! Aku ikut deh," aku mulai mengejarnya.

"Tawaran udah ga berlaku!"

DOORR! Jadi cewek harusnya jual mahal dong? Ahh, lagi gak mikir begituan!

Sasuke berjalan menuju mobilnya, tanpa basa-basi, aku membuka pintu mobilnya dan seenaknya saja masuk.

"WTF?" bentak Sasuke saat akku sudah berada di dalam moobilnya dengan basah kuyup.

"Sas, please, aku ikut ya? Aku bingung mau pulang naik apa nih. Please..." Puppy face mode on.

"So? Is that my problem? Get out of my car!"

"Sasuke, you look so handsome today…" (Moga-moga ibu kartini ga ngamuk guling guling di kuburan gara-gara harga diri cewek dijatohin)

"Heh! Keluar! Entar dikira lo mau merkosa gue lagi!"

IIUUHH?

"It's fine, Sasuke. I can do anything for you," (Tuhan, cabut nyawaku sekarang! )

"Lo nafsu ya ma gue?"

DOBEL IIIUUHH?

"Sasuke Uchiha! Gue Cuma pengen loe nganter gue sampe mana kek! Setau gue, kost-an loe kan deket sama rumah gue! Walaupun gue ga tau dimana tapi, Please…" ujarku memohon. Si baka itu menggelengkan kepala. Sial.

"No! No! No! Now, get out!" bentaknya. Aku sedikit bergidik.

"Sasuke! Please, sekolah udah sepi nih, entar gue pulang sama siapa. Lo gak kasian?"

"Siapa gue?"

"Sas! Gue mau lakuin apa aja deh! Oke?"

Hening 3 detik…

"Yakin?"

Waah, gue ga suka arah pembicaraannya nih.

"Err…"

"Yakin ga? Kalo engga, lo turun sekarang!"

"Oke, fine! Loe menang! Sekarang anterin gue," akhirnya aku menyerah. Cih. Hello Sakura? Mana harga dirimu?

"Tapi, loe mau lakuin apa aja kan buat gue?" tanyanya dengan muka 'seksi'

"Asal gak jatohin harga diri gue!" jawabku nyolot.

"Emang lo mau apa dari gue?" Sambungku.

"Entar, pas udah nyampe rumah lo aja,"

Sumpah. Gue gak suka arah pembicaraan ini. Sumpah!

"Tapi pas udah nyampe, loe janji bakal nurutin APAPUN permintaan gue kan?" ia menegaskan pada kata 'apapun'. Siapapun, tolong aku!

"He'eh" jawabku pasrah.

"ALRIGHT!" wow, suaranya kayak toa kalau teriak.

"Kenapa loe?" tanyaku heran..

"Gak," SIfat SOK coolnya balik lagi deh. Dan akhirnya kami berangkat…

To Be Continued

Huee T.T

ficnya gaje ya ? gomen gomen ..

saya gak bisa bikin fic, otak saya mampet . hiks~

jika anda tidak mau melihat saya nangis...

*dimohon men-klik tulisan hijau dibawah ini*

ARIGATOU GOZAIMASU :)