title: OTPs oneshot
disc: all charas belong to God
cast: bts [jin, suga, v, jungkook, jimin, jhope, rap monster]
rating: T
warning: AU. YAOI. Male Slash. BL (Boy's Love). boyxboy.
cross posted to [eng. ver]
haiii aku kembaliii x"D
selama sebulan ini aku diblock, jadi gabisa ngepost apa2 :"
dan selama itu juga aku telah pindah (eyaaak) ke aff, kalian bisa menemukanku(?) di sana dengan id yang sama, springyeol ㅋㅋ
btw tentang cerita kali ini aku sengaja buat kompilasi dari seluruh otp, pairingnya bisa siapa aja bisa aku atau kalian yang milih xD
buat permulaan aku kasih yoonjin [jinxsuga] ft. taekook [vxjungkook] & minhope [jiminxjhope](?)
enjoy~!
.
.
.
.
[yoonjin/I ain't princess]
Cuaca hari ini sedang baik. Walaupun sekarang adalah musim panas, namun hari ini lebih sejuk dari biasanya. Semilir angin bertiup dengan lembut seharian.
"Sudah pagi. Ayo cepat bangun!"
Kim Seokjin, lelaki tertua yang berperan sebagai sosok 'ibu' dalam rumah ini terlihat sedang sibuk membangunkan 'bayi-bayi'-nya pagi ini. Dia mulai membangunkan Namjoon, seorang yang berperan sebagai 'leader' karena ia mampu.
Namjoon mengerang perlahan saat Jin menepuk-nepuk pipinya berulang-ulang, "Bangun!" ia melempar sebuah bantal ke arah Jin untuk mengusirnya. "Sebentar lagi, hyung.. Nyem.." dan memutuskan kembali ke alam mimpinya.
"Yah! Bangun kau! Atau tak ada daging untukmu!" ancaman Jin barusan terbukti ampuh, Namjoon tersentak dan bangun dari tidurnya.
"A-Apaa?! J-Jangan, hyung!" lalu ia memohon layaknya anak kecil.
Jin terkekeh sebentar, ia hendak meninggalkan ruangan sebelum ia menyadari sesuatu, "Di mana Yoongi? Kukira ia tidur sekamar denganmu..?" Jin mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan dan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Yoongi.
"Eh? Lho, kupikir juga begitu." Jin kembali terkekeh melihat wajah bingung Namjoon. "Baiklah, sampai jumpa saat sarapan." ia meninggalkan kamar Namjoon dan beralih menuju kamar selanjutnya. Kamar para maknae.
"Boys? Ini sudah pa–" "BOO!" "WAAH!" Jin tersentak begitu melihat Jimin yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Sementara Jimin tertawa gembira melihat reaksi Jin yang terkejut. "Gotcha, hyung!"
"Yaah!" Jin menjitak perlahan kepala Jimin, tanpa ingin menyebabkan Jimin merasa kesakitan. "Hei, kau sudah bangun, apa yang terjadi di sini sebenarnya?" ia bertanya sembari tertawa kecil, tidak percaya bahwa Jimin sudah bangun tanpa harus dibangunkan oleh dirinya.
"Aish, hyung. Kau seharusnya senang bahwa akhirnya aku bisa bangun cepat. Iya kan, hyung?" Jimin mengeluarkan cengiran dan tawa khasnya yang menyebabkan Jin tertawa bersamanya. "Yeah, Jiminnie. Nah, sekarang permisi, aku harus membangunkan dua anak itu." Jin berjalan menuju para maknae, Taehyung dan Jungkook yang masih mendengkur. Jimin hanya bisa menghela nafasnya, "Mereka berdua itu benar-benar sulit dibangunkan! Aku sudah mencobanya seratus kali, hyung!" ia mengangkat kedua tangannya, menandakan bahwa ia menyerah.
"Kalau begitu ini adalah yang keseratus tambah satu," pertama-tama Jin mendekati Taehyung, "Cepat bangun kau pemalas!" ia berteriak tepat di telinga Taehyung seraya mengguncangkan tubuhnya.
Ajaibnya, Taehyung bergerak sedikit, ia mengerutkan dahi namun dengan kedua mata yang masih tertutup. "Umm.." ia bergumam, kemudian membalikkan tubuhnya menghadap Jungkook yang sedang tidur tepat di sebelahnya, melingkarkan lengannya pada pinggang Jungkook yang sepertinya tak merasa terganggu oleh ulahnya. Dan meneruskan dengkuran mereka.
Alis mata Jin berkedut dua kali, sementara Jimin sudah siap dengan menutup kedua telinganya –
– "YAAH! KALIAN BERDUA, CEPAT BANGUN SEKARANG!"
.
.
.
.
"Hyung, biarkan aku membantu!" Jimin telah mengambil beberapa piring, tidak menunggu jawaban dari Jin. "Oke, terima kasih Jiminnie." Jin tersenyum dan membiarkan Jimin untuk membantunya walaupun sebenarnya ia merasa bahwa Jimin tak perlu repot-repot membantunya. Ia merasa Jimin menjadi semakin hyper belakangan ini.
Mereka semua telah sarapan bersama, seperti biasanya. Namun hari ini, Yoongi dan Hoseok tak bisa ditemukan di manapun. Sepertinya mereka sedang keluar.
"Business, hyung." jawaban itu yang selalu Jin dapatkan ketika bertanya tentang mereka berdua pada Jimin yang masih sibuk mencuci piring bersamanya.
Urusan berdua dengan Hoseok, huh?
Ia merasakan sedikit kecemburuan. Dirinya sendiri tidak mengerti mengapa ia selalu merasakan perasaan ini tentang Yoongi.
Aw, yeah, Min Yoongi.
Yang tertua kedua di sini. Yang selalu tertangkap basah tertidur di manapun. Yang memiliki kulit paling menyerupai susu. Yang selalu terkesan manis layaknya gula. Yang memiliki mata paling kecil dan sipit serta gummy-smile paling manis. Seseorang yang paling menarik pandangan Jin.
"–ung. Hyung!" tiba-tiba Jimin menyenggol lengannya, ia terlihat girang, "Mereka telah kembali!"
.
"Aye, hyung! Dari mana saja?" Jimin menghampiri keduanya, Hoseok dan Yoongi yang baru saja pulang. "Seperti yang telah kukatakan padamu, business." jawab Yoongi sembari ber-high-five dengan Jimin. "Yang tadi itu untuk apa, Jiminnie?" ia tertawa saat menyadari kegiatan bodohnya dengan Jimin barusan.
"High five dengan semua orang!" Jimin menjawab seraya ber-high-five dengan Hoseok yang terlihat girang. "Ini justru yang dinamakan semangat masa muda!" tambah Hoseok, bersamaan dengan ekspresi girangnya.
"Wah akhirnya Hoseok membawa pulang princess." Jin tertawa kecil dan menatap mereka dengan seringainya. Hoseok dan Jimin saling menatap satu sama lain dan mulai tertawa, "Oh, yeah! Aku telah menculik princess! Oh, jangan tangkap aku!" Hoseok mulai berakting. "Oh, tidak! Kita harus menangkapmu, penculik!" Jimin benar-benar mendalami peran sebagai polisi, mereka berdua mulai berkejar-kejaran di sepanjang rumah dengan Jimin sang polisi yang mengejar Hoseok sang penculik.
Yoongi tercengang menatap pemandangan itu. Sementara Jin sudah terbahak-bahak terlebih dahulu. "Bagus bukan, princess? Sang penculiknya akan segera ditangkap."
Yoongi mengerutkan dahinya, "Apa maksudnya princess-princess itu?" ia menatap tajam ke arah Jin.
Jin melipat kedua tangannya, menatap Yoongi dengan seringainya, "Oh, apakah princess ini tak mengerti?" kemudian ia tak bisa menahan tawanya pada Yoongi.
Yoongi mendesis, "Sudahlah. Aku lapar, buatkan aku sesuatu." ia mengambil kursi, dan duduk di atasnya. "Kau ingin kubuatkan apa, princess?" Jin kembali menggodanya.
"Siapa yang kau panggil princess? Aku bukan seorang princess!" Yoongi berdecak kesal dan menunjuk-nujuk ke arah Jin, "KAU itu yang princess!"
Jin tertawa kembali, "Para princess terlahir mirip sepertimu. Kau lebih mirip seperti seorang princess daripada aku."
"Argh, sudah diamlah!" Yoongi merasa kedua pipinya sedikit merona mendengar kata-kata Jin, kemudian ia berdiri dan hendak meninggalkannya sebelum Jin meghalaunya, "Kau mau ke mana?"
Yoongi mengusap hidungnya dan menjawab tanpa membalikkan badan, "Bukan urusanmu!"
"Tak ingin makan?"
"Tidak!"
"Baiklah kalau begitu, Snow White."
"Hentikan itu!"
.
.
.
.
Setelah kepergian Yoongi, Jin akhirnya memutuskan untuk memberikan Yoongi waktu untuk sendiri, jadi ia duduk nyaman di atas sofa ditemani secangkir caramel coffee. Ia menyeruput kopinya sedikit demi sedikit dan tersenyum, menikmati rasa kopi miliknya.
"Hyuuuung!"
Jin sedikit tersentak dari duduknya begitu mendengar suara rengekan yang berasal dari maknaenya tercinta, Jungkook. Bahkan ia hampir menumpahkan kopinya. Sebelum itu terjadi, ia meletakkan kopinya ke atas meja di dekatnya. "A-ada apa?" Jin melihat Jungkook berlari menuju arahnya, matanya terlihat sedikit merah dan membengkak, membuat Jin merasa khawatir.
"Hyuung! Alien itu tak mau berhenti mencubiti dan menggodaku..! Pipiku sakiit! Tolong aku, hyung..! Jauhkan dia dariku..!" Jungkook menyerang Jin dengan rengekan dan wajah memelasnya yang tak ada seorangpun yang dapat menolaknya, termasuk Jin.
Jin hanya memutar bola matanya melihat betapa manjanya Jungkook, namun ia mengelus rambut Jungkook untuk menenangkannya, "Jangan terlalu khawatir, Kook-ah. Aku yakin Taehyungie hanya ingin bermain denganmu. Jika itu hanya mencubit dan menggoda lalu mengapa tidak kau balas cubiti dan godai dia?" kedua mata Jungkook melebar, "W-whaa? A-aku tidak bisa..!" dan kedua pipinya perlahan-lahan merona.
Jin mengangkat sebelah alisnya begitu melihat reaksi Jungkook, "Jadi kau mau bilang kalau tidak apa-apa bila hanya Taehyung yang menggodamu, eh? Kau menikmatinya?"
Menyebabkan Jungkook merona kembali, "Tidak, tidak! Ke-kenapa aku harus begitu?!" ia seidkit panik dan dengan imut menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju. Hal ini tak pernah gagal mengundang Jin untuk tertawa. Saat Jin bermaksud meneruskan kata-katanya –
"Kookie-yah! Kenapa kau lari? Kita belum selesai!" – seonggok(?) alien muncul entah dari mana lengkap dengan cengiran di wajahnya.
"AAAH, HYUNG! TOLONG AKU!"
.
.
.
Mereka tinggal bersama di rumah ini dengan satu tujuan, yaitu musik. Mereka berbagi kesamaan yang sama, dan memutuskan untuk tinggal bersama agar dapat lebih fokus dengan target mereka. Jin dan Jungkook adalah saudara, karena Jungkook dibesarkan oleh keluarga Jin. Namjoon dan Taehyung adalah sepupu, atau mungkin mereka hanya sengaja dipanggil seperti itu. "Dia itu benar-benar selalu menempel padaku sebelum saudara bayimu itu datang!" begitulah pernyataan Namjoon pada Jin saat ia sedang menjelaskan tentang Taehyung. Selanjutnya ada Jimin yang selalu berseru sebagai fans Jungkook nomor satu karena ia tak tahan untuk tidak mengagumi seorang Jungkook, dan biasanya hal ini mengundang Taehyung untuk menyerang Jimin dengan bercanda mengatakan bahwa mungkin sang bayi–Jungkook–akan merasa takut oleh kelakuan Jimin. Terakhir, kita punya Hoseok dan Yoongi, yang telah tinggal bersama sebelumnya karena memiliki kesamaan dalam hal mengaransemen dan membuat lagu. Tujuh orang ini bekerja sama demi mencapai mimpi mereka dalam hal musik.
Seperti hari ini, Yoongi tengah memakai earphone dan menaikkan volumenya saat suara-suara para maknae terdengar olehnya. Mereka benar-benar berisik, cukup untuk mengganggu seorang Yoongi yang sedang berusaha menuangkan idenya dalam lirik lagu. "Yaa! Bisakah kalian tenang sedikit? Aku sedang berusaha bekerja di sini!" ia berteriak dari dalam kamarnya, berharap para maknae dapat mendengar dan mematuhinya. Dia tengah dalam usaha membuat sebuah lagu, karena ia sedang mood. Selain itu, pagi tadi ia sudah berdiskusi dengan Hoseok untuk menulis lirik. Mereka memutuskan untuk membuat lagu bersama.
"GYAA, HYUNG! JANGAN SENTUH CELANA DALAMKU!"
Para maknae semakin ribut. Yoongi dapat mendengar teriakan Jungkook tentang celana dalamnya, "YAH, KIM TAEHYUNG! BISAKAH KAU HENTIKAN OBSESIMU PADA CELANA DALAM JUNGKOOK SEBENTAR? SELAIN ITU CELANA-CELANA JUNGKOOK ITU MILIKKU* – TERSERAH, AKU SEDANG BERUSAHA FOKUS SEKARANG!" Yoongi tak mampu menahan emosinya lagi.
"Pssh, kurasa sebaiknya kalian pergi. Carilah tempat lain untuk melanjutkannya." Yoongi mendengar sebuah suara dari luar, dia sangat mengetahui pemilik suara itu.
Kim Seokjin.
Suara para maknae tak lagi terdengar. Yoongi mengambil nafas berat-berat saat ia mendengar pintu kamarnya diketuk, "Yoongi-ya? Boleh aku masuk?"
Yoongi hanya memasang kembali earphone-nya, dan mengabaikan Jin. Selama gangguan sudah hilang, ia tak punya lagi urusan apa-apa di luar sana. Ia mulai menggumamkan sesuatu dan menuliskannya.
"Tak ada jawaban, hyung." tanpa diduga, para maknae ternyata masih berada di sana bersama Jin. Taehyung melipat kedua tangannya sementara Jungkook hanya memandangi hyungnya, ia tak mengerti apapun, "Ada apa dengan Yoongi-hyung?"
Jin menatap Taehyung dan memberikan sebuah kode yang dijawab dengan sebuah seringai dari Taehyung, "Yoongi-hyung cuma sedang lapar. Jin-hyung akan memberinya makanan, iya kan, hyung?" Jin mengangguk, "Itu artinya kita harus segera pergi, Kookie. Ayo. Kau masih berhutang padaku." kemudian Taehyung segera menggenggam lengan Jungkook dan membawanya pergi, menyebabkan Jungkook tersentak, "Ke-kenapa kita harus pergi? D-dan aku berhutang apa padamu..? Tae-hyung!"
"Jangan lagi coba-coba mencuri celana dalam adikku, Taehyung!" Jin berteriak pada para maknae yang semakin menjauh, ia terkekeh melihat Jungkook yang meronta-ronta dalam genggaman Taehyung.
Kemudian ia pergi ke dapur, mengambil sesuatu untuk dimakan, dan kembali ke depan kamar Yoongi.
Yoongi tak dapat mendengar seseorang sedang memasuki kamarnya. Orang itu adalah Jin. Ia membawa serta sebuah nampan bersamanya. Ia tahu bahwa Yoongi belum makan apapun sejak pagi jadi ia pikir mungkin Yoongi butuh sesuatu untuk dimakan.
Jin berdehem untuk memancing perhatian Yoongi.
Tak ada jawaban.
Ia kembali berdehem sedikit keras.
Masih tak ada pergerakan dari Yoongi.
Sejujurnya, Yoongi sudah merasakan ada seseorang di belakangnya, dan ia tahu siapa itu. Dia sangat mengetahuinya.
"Apa kau tak akan menyadari kehadiranku?" ujar Jin seraya mengistirahatkan dirinya ke atas tempat tidur, ia meletakkan nampan di atas meja.
Yoongi masih terdiam.
Jin menghela nafasnya, "Baiklah. Aku tak akan pergi ke manapun sampai kau menjawabku." suaranya terdengar lebih serius dari biasanya. Akhirnya, Yoongi menolehkan kepalanya, "Oke, oke. Aku menjawabmu. Sudah kan." dan ia menolehkan kepalanya lagi.
"Begitu saja?" Jin menatapnya tidak percaya.
Yoongi memutar bola matanya dan menghela nafas, ia memutar kursinya agar menghadap Jin, "Oke, kuulang. Oh, Jin-hyung! Senang sekali bertemu kau di sini! Done."
Jin tak dapat menahan tawanya, "Apa itu tadi? Kau terlihat sangat cute." dan ini menyebabkan Yoongi berdesis, "Bagian mananya yang cute, eh?" namun ia tak bisa menyembunyikan rona merahnya, jadi ia memalingkan wajahnya dari Jin.
"Kau tidak merasa lapar?" Jin bertanya sembari tersenyum padanya. Yoongi buru-buru menampik, "Ti-tidak." ia berbohong dengan tetap menyembunyikan wajahnya.
Tiba-tiba, perutnya berbunyi sedikit kencang, mengundang Jin untuk tertawa lepas, "Perutmu tak dapat berbohong, Yoongi." Yoongi mengangguk malu, "Se-sebenarnya, aku merasa sedikit lapar.. Ja-jangan tertawa!"
Jin meyembunyikan tawanya menggunakan tangannya, lalu menyodorkan makanan yang telah dibawanya pada Yoongi. "Ini, aku tahu kau pasti lapar." ujarnya seraya mengelus perlahan surai milik Yoongi dan kemudian merasakan dorongan untuk mencium keningnya. Dan Jin melakukannya. Ia menempelkan bibirnya tepat ke atas kening Yoongi.
"Nikmati makananmu." Jin tersenyum dan beranjak meninggalkan Yoongi yang terpaku dan merona.
"A-a-apaaa..?"
.
.
.
.
.
.
-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-w-
a/n:
yep, yoonjin part 1 is done~! w
sebenernya ini ada part kedua kkk nantikan saja/?
btw, buat part selanjutnya bisa aku atau kalian yang milih :" tinggal vote, mau taekook/yoonmin/namjin/minhope/pairing siapapun, kindly leave your comment and thoughts~!
buat jaga-jaga kalau misalnya ini kehapus lagi, kalian bisa pergi ke profilku, di sana ada link ke akun asianfanfics-ku dan aku udah ngepost ini di sana hehe (walaupun yang eng. ver) kalau iya ini kena hapus aku janji bakalan repost di aff ;)) (yang ind. ver hehehe)
critics/comments are surely appreciated~! kindly press the fav/follow/review button if you guys interested~! thank you 3
p.s: *tonton rookie king ep. 4 + bts interview cut jjang eps 63, di situ suga bilang dia mau nguasain semua celana dalamnya jungkook(?)
