Hai jumpa lagi.
Ini akun saya yang baru, karena yang lama 'Akiranami52' lupa passwordnya.
ini lanjutan fict kemarin, Naruto Kuroko.
Bagi yang belum pernah baca silahkan baca di akun saya sebelumnya.
Disclaimer : Naruto dan Kuroko no Basuke bukan punya saya
Warning : typo, gaje, ide pasaran, fem Naruto
selamat membaca
Naruto Kuroko
Sasuke dan kawan-kawan sedang berkumpul di sebuah apartemen yang tak terlalu besar tapi dengan perabotan yang lumayan lengkap seperti dua tempat tidur, beberapa sofa dan kursi, meja dengan dua set komputer canggih, dengan mini pantry yang tergabung dalam satu ruang, sedangkan di ujung ruang ada sebuah kamar mandi.
Ini adalah tempat biasa mereka berkumpul. Dan tentu saja gadis matahari mereka tahu. Dan Naruto sering pergi ke sana untuk mengerjakan tugas yang berhubungan dengan komputer. Tapi yang tidak Naruto tahu bahwa selain tempat berkumpul, apartemen itu juga digunakan teman-teman Naruto untuk mengetahui kehidupannya.
Berlebihan memang. Tapi, mengingat jika keluarga Uchiha dibalik semua itu. Tentu saja bukan hal besar.
Dan kini mereka, Sasuke, Sakura, Shikamaru, Ino, Hinata , Kiba dan Chouji tengah serius membaca informasi yang mereka temukan.
Yahiko, tanpa marga, dan bekerja di Akatsuki corp. Jabatan, tak diketahui. Info lain hanya tentang kelahiran, pendidikan, keluarga? Masih misteri.
Akatsuki corp sendiri dibangun oleh orang bernama ' Pain.' Hanya saja tak ada yang mengetahui Pain secara langsung? Banyak perusahaan besar yang tergabung dengan Akatsuki seperti perusahaan Rakuzan milik keluarga Akashi, Sharinggan milik keluarga Uchiha, dan Black Shadow milik keluarga Nara.
" Ne, Sasuke coba kau tanya Itachi nii apa dia mengetahui orang bernama ' Pain' ini?"tanya Shikamaru yang mulai mengeluarkan aura seriusnya. Entah mengapa, Shikamaru tertarik dengan sosok Pain. Terkesan misterius.
" Hn."
Sasuke pun menelepon anikinya. Menyalakan loudspeaker supaya yang lain mendengar pembicaraan mereka.
' Sasuke?'
" Hn. Aniki.."
' Ada apa?'
" Apa aniki tahu Pain?"tanyanya to the point.
' Pain..?' jeda sejenak.
'Maksudmu pendiri Akatsuki corp?'
"hn."
' Ah, aku sendiri tak yakin.. saat aku meeting dengan mereka aku memang bertemu dengan orang yang bernama Pain.'jawabnya.
" Hn. Seperti apa?"
' Dia tinggi, berambut merah agak panjang dan..'
" Tunggu.. bukankah Pain berambut kuning?"tanya Sasuke sangsi. Karena entah mengapa feelingnya mengatakan jika Yahiko itu Pain.
' Entahlah. Aku pernah menyelidikinya tapi tak sedikitpun ada informasi mengenainya. Karena menurut orangku Pain juga terlibat dengan dunia bawah.'
" Apa maksud nii san?"
' Itu hanya pemikiranku.'
Hening
' Ah.. jika kau penasaran mungkin kau bisa mencari tahu lewat keluarga mereka.'ujar Itachi tiba-tiba.
' yya.. setahuku karena mereka juga terlibat dengan dunia bawah.'
' Ah.. kenapa kau bertanya tentang itu?'tanya Itachi yang seakan baru menyadari pertanyaan Sasuke.
" Hanya tugas kelompok."balas Sasuke datar, yang tentunya Itachi tahu adiknya berbohong. Dan Itachi tak ada niat bertanya.
Sasuke pun berniat mengakhiri teleponnya namun urung saat Shikamaru melontarkan pertanyaan.
" Apa nii san tau Yahiko?"tanya Shikamaru ragu. Karena siapa tahu Itachi pernah melihat Yahiko. Dia kan sering berkunjung ke Akatsuki corp.
' Yahiko?'Itachi balik bertanya. ' Ah, pria dengan rambut kuning?'
" Yya apa aniki mengenalnya."kini suara Sasuke terdengar bersemangat.
' Entahlah.. tapi aniki rasa pernah melihatnya mengikuti rapat besar dengan beberapa perusahaan. Tapi anehnya dia hanya diam dan hanya sesekali memperhatikan.'
" Souka.. hn arigatou."
Dan panggilan pun berakhir.
-o0o-
Hari ini memasuki musim dingin. Seperti biasa, Naruto berangkat ke sokolah memakai jaket jingga kesayangannya. Yah, meskipun agak sesak tapi itu adalah jaket satu-satunya. Jangan tanya masih bagus atau tidak. Bahkan warnanya yang cerah sudah agak memudar.
Dan sekarang mereka, Naruto dan Tetsuya tengah berjalan menuju sekolah karena memang jaraknya tidak terlalu jauh. Naruto menggandeng tangan Tetsuya dan memasukkannya dalam saku. Mereka terus berjalan hingga sampai di depan SMP Teikou tempat Tetsuya sekolah. Setelah mengantar Tetsuya, Naruto kembali berjalan menuju sekolahnya.
Skip
" Naru chaannnn..."teriak Sakura saat melihat Naruto memasuki gerbang sekolah.
Mendengar namanya dipanggil, Naruto balas melambaikan tangannya saat mengetahui bahwa yang memanggilnya sahabat baiknya, Sakura. Dia berlari menghampiri Sakura yang ternyata juga ada sahabatnya yang lain.
" Hosh hosh hosh.. ohayo minna.."sapa Naruto saat sudah sampai di depan mereka.
" ohayo/hn/mendokusai"
" Naru chan.. kau sendiri? Dimana si kepala jeruk?"tanya Ino mengawali pembicaraan.
" Mou.. Ino chan.."rengek Naruto saat kekasihnya dipanggil kepala jeruk.
" yayaya.. jadi dimana Hiko kun mu itu?"tanya Ino lagi.
" Entahlah.. beberapa hari ini dia ada masalah pekerjaan jadi tidak bisa menemaniku."balas Naruto sedikit kecewa.
Skip
Pulang sekolah Naruto langsung bersiap menjemput Tetsuya. Dia berjalan sendiri karena dia tidak ingin merepotkan teman-temannya. Bersenandung kecil, sambil sesekali mengeratkan jaket lusuhnya yang sepertinya sudah tidak mempan menghalau dingin.
Akashi side
" Apa maksud tou sama."tanya Seijuro menatap ayahnya datar.
" Tentu kau mengerti maksudku Sei."
" Tapi bukankah kita juga terlibat?"
" Dan tentu saja lebih berkuasa. Hanya saja.."
Hening
" Organisasi mereka terlalu gelap." Balas Akashi Masaomi rendah.
Naruto side
" Siapa kalian?"tanya Naruto waspada saat melihat tiga pria menghadangnya.
" Kau yakin dia yang dimaksud bos?" mengabaikan pertanyaan Naruto, salah satu dari mereka bertanya.
" Rambut pirang, mata biru dan tanda kumis kucing, sudah jelas dia gadis yang dimaksud."
" Tak ku sangka seleranya oke juga. Bukankah bodynya sangat bagus untuk usia SMA?"yang lain ikut menanggapi saat melihat body Naruto yang terlihat seperti model.
" Hentikan pikiran mesummu. Sebaiknya kita cepat."perintah salah satu dari mereka.
Salah satu dari mereka mulai menghampiri Naruto. Seringai meremehkan terpampang jelas di wajahnya saat melihat Naruto mempersiapkan kuda-kudanya.
Srak
Bruk
Dalam sekali tendangan, Naruto berhasil menjatuhkan lawan.
Dua rekan mereka yang melihat dengan mudahnya Naruto menjatuhkan rekan mereka pun geram.
" Brengsek. Serang."
Mereka pun menyerang Naruto bersamaan. Baku hantam pun terjadi. Tak sedikit pukulan bersarang di tubuh Naruto. Mereka bukanlah lawan yang mudah. Dilihat dari cara bertarung mereka, seperti seorang yang berpengalaman. Naruto harus segera menyelesaikannya. Kondisi saat ini sangat tidak memungkinkan untuk Naruto yang notabenenya tidak cocok udara dingin.
Salju terus berjatuhan, menambah dingin suasana. Sungguh, jika ini diteruskan dia akan kalah.
Duak
Satu tendangan bersarang di punggung Naruto membuatnya tersungkur.
Bahkan pandangannya sudah mulai mengabur.
" Chk. Ternyata hebat juga kau bocah."decak salah satu dari mereka . Ternyata bos mereka benar. Gadis ini tak bisa diremehkan. Bahkan dua rekannya yang terlatih sudah kesulitan bergerak.
" Woi cepatlah sebelum ada orang yang melihat."seru rekkan mereka yang di dalam mobil sambil mengawasi sekitar.
" chk. Baiklah. Kau harus ikut kami nona."ujarnya sambil mendekati Naruto.
" Hei.. apa yang kalian lakukan.."suara teriakan menghampiri pendengaran mereka. Dapat mereka lihat seorang gadis berlari menghampiri mereka sambil membawa balok kayu.
" Chk. Sial.. sebaiknya kita pergi."ujar pengendara mobil. Karena tak memungkinkan bagi mereka jika meneruskannya. Bisa dipastikan akan banyak orang yang datang setelah mendengar teriakan gadis itu.
Setelah kepergian mereka tepat saat si gadis tiba disusul empat orang yang muncul saat mendengar teriakan si gadis.
" Nona.. kau tak apa?"ujarnya sambil membalikkan tubuh Naruto.
" Hi hinata.."gumam Naruto lirih sebelum kesadaran mengambil alihnya.
" Na na Naru chan.."pekik Hinata terkejut saat melihat gadis itu ternyata Naruto.
" To tolong..hiks "teriak Hinata meminta bantuan pada orang-orang yang mulai berkerumun. Bahkan air mata sudah mulai mengalir saat melihat sahabat baiknya terluka.
Mereka dilanda kebingungan karena tak ada dari mereka yang membawa mobil. Dan tentu saja karena sepertinya akan ada badai salju setelah ini. Bahkan toko-toko sudah bertutupan. Mereka hanya orang yang kebetulan lewat. Sepasang suami istri dan anaknya, serta pemuda SMP.
" Anata.. telpon ambulan."seru si istri panik saat melihat Naruto yang sudah menggigil dengan wajah pucat dan bekas darah di bibirnya.
Segera saja si suami menelepon pihak rumah sakit. Akan tetapi karena cuaca yang buruk sambungan pun gagal tersambung.
" Bagaimana ini. Sepertinya ada masalah dengan jaringan."
Di tengah kepanikan. Si anak yang masih Sd itu berlari menuju jalan raya dan berhenti di tengah.
Srakkk..
Bunyi ban bergesekan dengan salju diikuti mobil yang membelokkan arah menghindari tabrakan.
" Ya Tuhaann.. Inari.." pekik wanita itu terkejut sambil menghampiri anaknya.
Mengabaikan sang ibu yang menghawatirkan kondisinya, Inari menghampiri si pengendara mobil yang tengah merutuki kejadian yang menimpanya.
" Onii chan tolong.." serunya saat melihat pengendara itu keluar dari mobil. Dengan jemari mungilnya, ia menyeret pengendara itu pada Hinata dan Naruto yang tentunya mengabaikan protes si pemuda.
" Hei ap..."
" Sen.. pai.. hiks se.. Akashi senpai hiks syukurlah.. to tolong Naru chan."pekik Hinata saat melihat senpai yang dikenalnya menghampirinya.
Akashi yang mendengar nama Naruto segera mengangkat wajahnya dari bocah Sd yang menyeretnya. Alangkah terkejutnya saat melihat kouhainya di sekolah sedang menangis sambil memeluk seorang gadis.
Gadis yang mengikat hatinya.
Gadis mataharinya.
Naruto nya.
Tbcdulu
Maaf lama dan membosankan. Semoga suka.
