To be perfect, To be yours

Game Final Fantasy XIII all series, ataupun Final Fantasy XV bukan punyaku. Bukan juga Lightning, Noctis, dan semua karakter yang akan muncul di cerita ini. it belongs to Square Enix.

Chapter 1 : A new journey

XIII-XV

Hari dimana pertempuran, perang, dan kesedihan telah berakhir bagi Lightning ketika ia turun dari kereta yang dinaikinya hari itu. Hari dimana Lightning Farron telah terbebas dan meraih kesempatan baru untuk menjalani kehidupannya dengan segar, baru, dan damai. Ia sudah bebas melihat langit biru yang disukainya dan tersenyum selebar mungkin ketika membawa adiknya naik ke pelaminan, mengantarnya ke tangan lelaki yang dipercayainya untuk mengurus kehidupan adiknya mulai dari hari itu. Segelintir tangis haru dijatuhkan dari matanya mengingat kembali segala pengorbanannya untuk adik yang paling dicintainya itu. Ia berharap Serah menjadi istri yang baik dan mungkin ibu yang hebat juga di masa yang akan datang.

Kali ini dia tinggal untuk melihat resepsi pernikahan Serah yang dilaksanakan outdoor dan terletak di pantai yang mirip kota Bodhum, tempat kelahiran mereka. Serah tampak begitu senang ketika dia datang menghadiri pestanya dengan sebuah dress berwarna light-pink yang mencapai lututnya dan violet heels yang hanya menongkak sedikit dari ketinggian badannya.

Memang Ia tak pernah mengira ada orang yang berani mengajaknya untuk berdansa. Meski Serah memohonnya untuk get down to the dance floor, hal terakhir yang bisa Light lakukan saat itu ialah berdansa, maka oleh dan sebab itu Ia menolak ajakan dansa itu dengan… sebaik mungkin.

Setelah acara pesta Serah, Lightning segera memberi tahu mereka bahwa ia harus pergi. Light sendiri tidak tahu harus kemana tetapi, ia merasa ia harus melakukan petualangan menjelajahi berbagai tempat di Pulse maupun Cocoon yang belum sempat ia kunjungi. Ia perlu… Vacation. Meski dengan hati yang berat, Serah dan Snow mengiyakan keputusan Lightning. Mereka sebenarnya khawatir bila apa-apa terjadi pada Lightning. Meskipun sangat kuat, Lightning tidak bisa menghindari masalah meskipun ia menginginkannya. Tapi, mereka juga tahu kalo Lightning adalah sosok yang sangat hebat. Meskipun seorang perempuan, ia menyelamatkan dunia berkali-kali dan tak ada seorang pun yang bisa menghentikannya.

"Kak," panggil Serah, "Apakah Kakak sungguh-sungguh akan pergi?" Serah memasuki kamar Lightning saat melihat kakaknya sedang mengatur tasnya dengan hal-hal yang mungkin diperlukannya.

Lightning menoleh ke arah adiknya, "Tentu saja, Serah." Ia tersenyum sedikit dan mengelus kepala soft-pink adiknya, "Apakah kau begitu mengkhawatirkanku?"

"Ti-Tidak! Aku nggak mengkhawatirkanmu, Light. Hanya saja…" ekspresi Serah sedikit menurun, "Kita baru saja kembali ke dunia ini, melewati begitu banyak tantangan dan aku ingin menghabiskan sedikit waktu lebih lama lagi bersama mu…"

Lightning terdiam sejenak, lalu merangkul adiknya yang imut itu ke dalam pelukannya, "Astaga, adikku. Kau sudah kawin tetapi masih membutuhkanku? Aku ingin surat perceraianmu dengan Snow supaya kau bisa ikut denganku."

"Eh?! Kak!" Serah mencoba keluar dari pelukan Lightning yang sangat kuat, mungkin sama kuatnya dengan Snow, dengan full power, "Jangan gitu!"

Lightning tertawa pelan melihat upaya adiknya, "Tenang, Serah. Aku hanya bercanda." Ia melepaskan adiknya dengan perlahan, "Seperti kataku, Kau sudah kawin, berarti kau sudah dewasa. Seharusnya kau lebih meluangkan waktu mu bersama si Snow daripada kakakmu ini." Lightning duduk di kasurnya dan menyilang tangannya, "Kau jangan khawatir, dik. Aku pasti kembali."

Serah menatap Lightning dengan mata pale-bluenya yang memancarkan harapan, "Janji?"

Lightning hanya memberikan senyum manisnya,

"Janji."

XIII-XV

Saat matahari pagi belum sempat bangkit, Lightning dan keluarganya telah menunggu Kereta yang berjadwal pertama akan sampai dan membawanya pergi. Lightning memakai kameja putih yang bagian belakangnya berbentuk coat mencapai lututnya, dan jeans tanggung yang berwarna coklat dan sepatu berheels pendek, tidak lupa menggunakan kalung yang berbentuk seperti kunci dan diisi dengan tiga butir kristal yang berwarna merah dan putih. Ia hanya membawa satu tas selempang yang kecil.

"Kak, aku akan sangat merindukanmu." Kata Serah sambil memeluk kakaknya dengan erat.

Lightning mengembalikan pelican eratnya, "Me too, Serah."

Snow memasuki lingkaran pelukan itu dan menggandeng keduanya, "Kita akan merindukanmu, Sis."

"Tidak untukmu tetapi, makasih." Lightning jawab dengan dingin, dan menerima gasp candaan dari Snow.

Mereka semua tertawa dan Lightning hanya tersenyum. Sungguh, Lightning akan merindukan keluarganya ini.

Mereka mendengar suara kereta yang ditunggu semakin mendekat dan cahaya sunrise mulai tampak. Kereta berhenti setelah melewati mereka sedikit dan pintu kereta pun otomatis terbuka. Lightning memberikan mereka satu senyuman dan lambaian terakhir saat ia memasuki kereta dan menerima balasan yang sama. Setelah pintu tertutup, seperti yang diperkirakan Lightning, tempat duduknya semua masih kosong. Lightning duduk dibagian dekat jendela agar bisa melihat keluar dengan jelas. Ia melihat adik dan adik iparnya melambai lagi dan kereta pun mulai berjalan. Pandangan Lightning sangat indah ketika cahaya sunrise melumuri wajah adiknya yang dengan bahagia melambaikan tangan ke arahnya, seperti ia waktu masih kecil melambaikan ke arahnya saat ia hendak ke sekolah atau kerja. Sungguh waktu yang begitu indah…

Ketika Serah dan Snow sudah jauh dari pandangan matanya, Lightning menghela napas dengan dalam. Ia merasakan begitu banyak emosi yang membuatnya semakin excited dengan perjalanan kehidupannya yang baru ini. Ia berpikir.

'Apa yang harus aku lakukan sekarang?'

XIII-XV

Insomnia, Ibukota kerajaan Lucis yang begitu mewah dan indah. Setelah perang yang di menangkan mereka melawan Nifleheim. Raja Regis Lucis Caelum akhirnya menurunkan The New Walls demi melambangkan bahwa kerajaan Lucis akhirnya bisa terbebas dari ancaman dan bebas melihat langit biru yang dirindukan para masyarakat. Berkat perjuangan dari Pangeran Noctis Lucis Caelum dan kawanan perjuangannya, akhirnya Lucis telah mendeklarasi kemerdekaan mereka. Dengan pengorbanan Lady Lunafreya Nox Fleuret dan kakaknya Sir Ravus Nox Fleuret, Kehidupan negara kerajaan Lucis dan Tenebrea telah sejahtera. Kota Insomnia telah pulih dari kehancurannya begitu juga Tenebrea dan telah maju lebih pesat daripada sebelumnya.

Di pagi hari yang indah, Prompto Argentum, Ignis Scientia, dan Gladiolus Amicitia dipanggil oleh sang Pangeran Noctis untuk membahas sesuatu yang dianggapnya sangat penting. Mereka berada di ruang pribadi si Pangeran ganteng itu tetapi tidak melihat sosoknya dari tadi.

"Dia memanggil kita, tetapi, dia sama sekali tidak ada di sini." Hela Ignis dengan frustrasi.

"Mungkin Dia sedang dipanggil Raja?" tanya Prompto, sementara duduk di salah satu fancy seat Noctis.

"Raja sedang rapat, untuk apa ia memanggil Noct sementara itu?" Jawab Gladio. Menyilang tangannya sambil menyandarkan badan besarnya di dinding.

Seketika itu juga, Ponsel Ignis berbunyi nada dering, si pria jangkun dengan kacamata itu pun langsung mengambil ponselnya dan menjawab, "Halo?"

"Ignis! Hey, kalian sudah disana?" suara pangeran yang ditunggu mereka dari tadi terdengar penuh semangat.

"Ya, kami sudah disini semenjak kau menelpon," Ignis menghela napas lagi, "Kau dimana?"

"Ignis, dengarkan aku baik-baik." Jawab Noctis terdengar sangat serius, "Saat ini aku di jalanan Insomnia, aku membawa mobilku yang ku titip pada Nyx. Aku harus segera datang ke Hammerhead. Bawa Regalia dan bertemu denganku di Altissia."

"Noct, Untuk apa kau harus keluar Insomnia?" Tanya Ignis, sedikit kesal dan khawatir.

"Iggy, Aku rasa para dewa sedang memberiku mood untuk traveling saat ini. Tenang, aku akan memberitahu ayah setelah kita bertemu di Altissia." Kata si pangeran bersurai hitam ini dengan santai.

"Pangeran Noctis-"

"Dahh! Sampai berjumpa disana!" Tutup Noctis.

Kedua lelaki yang berada di dekat Ignis merasakan amarah yang berkibar seperti api dan asap di sekeliling Ignis dan mereka saling menukar tatapan. Siapa yang akan merasakan amarah Ignis? Prompto menggeleng kepalanya dengan takut ketika Gladio memberikan signal untuk berbicara.

Gladious menarik napas dalam-dalam dan menggeleng kepala, "Ignis?"

"Pangeran Noctis akan menunggu kita di Altissia." Jawab Ignis dengan singkat.

"Noct akan menunggu kita di Altissia? Mengapa?" Tanya Prompto, berdiri dari tempat duduk dan menyusul Ignis yang segera keluar dari ruangan itu.

"Dia dirasuki dewa untuk melakukan perjalanan."

Prompto dan Gladio tertawa melihat Ignis pusing tujuh keliling, serius merencanakan kata-kata ceramah bagi si Pangeran.

XIII-XV

Lightning hanya tertidur sebentar. Tertidur hanya SEBENTAR. Lalu, Ia terbangun di kereta yang sama sekali tidak mirip kereta yang di naikinya di pagi hari.

Ia terbangun di kereta subway yang memuat banyak sekali orang. Yang duduk maupun yang berdiri, semua terlihat sibuk dengan diri sendiri. Ia memutuskan untuk tetap tenang dan memeriksa sekelilingnya. Ia dalam posisi duduk di salah satu termpat duduk sisi kereta dan paling ujung sebelah pintu masuk maupun keluar. Ia melihat ke jendela dan mata electrical-bluenya terpampar lebar ketika ia melihat kereta itu berada di kota yang sangat indah, moderen, dan megah.

Kota itu tergolong canggih tetapi belum secanggih Bodhum. Transportasi-transportasi yang dilewatinya masih menyentuh tanah. Ia berdiri dari tempat duduknya dan berdiri disamping pintu kaca kereta, dengan teliti ia melihat sekelilingnya. Ia melihat jalanan yang padat dengan manusia dan toko. Ia melihat gedung-gedung tinggi dan sign lebar bertuliskan "INSOMNIA".

Bhunivelze pasti sedang menertawainya sekarang.

Kereta akhirnya berhenti sejenak dan pintu dihadapan Lightning pun terbuka. Lightning segera keluar dari kereta tersebut dan kelihatannya ia mengundang perhatian banyak orang di stasiun tersebut.

Mengapa?

Lightning berjalan mengikuti populasi manusia yang hendak keluar dari stasiun itu, meski banyak yang memberinya tatapan yang menurutnya aneh, ia menghiraukan mereka dan berjalan terus keluar. Setelah keluar dari stasiun tersebut, Ia memperhatikan sekelilingnya sekali lagi. Ia berada dibawah jalan tol yang besar dan dihadapannya ada semacam lampu lalu lintas. Ia menghela napas dan berjalan melewati lampu lalu lintas tersebut.

'Mungkin aku terlalu berharap banyak dengan arti kata 'vacation'. Sorry, Serah." pikirnya dengan frustrasi.

Saking sibuknya ia berpikir ia tidak sadar bahwa mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi tiba-tiba berbelok dari belokan samping lintasan Lightning. Karena rifleksnya sangat tinggi, Lightning segera menyalto kebelakang sebelum mobil hitam tersebut menabraknya. Mobil itu berhenti hingga ban mobilnya terpeleset sedikit dan si pengendara pun keluar dari mobilnya dengan panik.

Lightning mendarat dengan elegan, meski harus bersalto lebih dari sekali. Lightning segera menatap dingin pengendara bersurai dan berpakaian hitam, yang hampir saja menabraknya.

Noctis secara tidak sadar melanggar lalu lintas karena kebawa kegirangan dalam ide untuk keluar dari Insomnia setelah sekian lama. Ia bahkan hampir menabrak seorang pejalan kaki. Meski hanya sejenak Noctis melihat bahwa gadis yang hampir ditabraknya menyalto dengan sangat tinggi, melewati mobil Noctis.

Noctis segera menginjak rem dengan seketika dan keluar dari mobilnya. Ia menatap seorang perempuan cantik yang menatapnya dengan mata yang dingin. Muka yang berbentuk hati, hidung yang kecil, surai rosy-pink yang kelihatan begitu halus dan indah, tubuh yang slender dan kuat, dan mata yang begitu mngilaukan. Noctis bersumpah atas Insomnia bahwa ia baru saja bertemu dengan seorang Dewi.

Mereka saling menukar tatapan sejenak, sebelum Lightning melangkah dengan cepat kearah Noctis yang masih shock, dipikiran Noctis, sang Dewi berjalan kearahnya dengan langkah yang penuh percaya diri dan breathtaking. Ketika Lightning sudah berada di hadapan Noctis, si pangeran hanya terdiam dan menatap langsung ke mata electrical blue si dewi yang hanya 5cm lebih pendek darinya.

Tiba-tiba ia merasakan sakit diperutnya yang begitu menusuk, sebelum ia sadar dengan apa yang terjadi ia terjatuh ke tanah sekitar setengah meter dari tempat ia berdiri tadi. si dewi telah memukulnya di perut hingga ia terbang.

"Apakah kau sudah gila? Kau hampir membunuhku!" teriak Lightning, dengan penuh amarah.

Noctis segera berdiri dari aspal yang ditidurinya, dan terdiam. Bahkan suaranya saat marah terdengar indah, "Maafkan aku, Nona. Aku benar-benar kehilangan sadarku."

"Kau membawa kendaraan dengan cepat tanpa kesadaran? Kau benar-benar-!"

"Hey, lihat! Pangeran Noctis!"

Para pejalan kaki segera memalingkan pandangan mereka ke pengendara yang hampir menabrak Lightning itu. Lightning mendengar panggilan 'Pangeran' yang disebutin oleh orang-orang sekitar mereka, ia heran dan tak percaya, 'Pangeran model begini?'

Noctis seketika melihat sekitarnya, sebenarnya Noctis mau bertanggung jawab terhadap apa yang ia perbuat pada si dewi, tetapi, Lightning hanya menghela napas panjang dan segera berjalan pergi dari hadapan Noctis.

"Hey, Nona, tunggu!"

Lightning hanya diam dan segera berjalan lebih cepat lagi, meski tatapan para pejalan kaki masih mengikuti dia, Lightning menatap dingin ke lantai, tempat tinjakannya. Hari yang sangat buruk.

Noctis segera memasuki mobilnya dan memutar arah, Ia segera mengikuti Lightning yang masih sempat ia ikuti. Dengan suara mobil yang cepat, Noctis memelankan mobilnya supaya ia dapat berjajaran dengan si Dewi pendiam ini,

"um… Nona, sungguh, apakah kau baik-baik saja?" tanya Noctis dengan sangat perlahan. Ia takut menaiki amarah si dewi.

Lightning hanya memberinya tatapan dingin dan kembali menaikan kecepatan berjalannya. Noctis segera menaikan kecepatan mobilnya,

"Nona, kumohon, biarkan aku mengantarmu ke rumah sakit jika kau terluka, aku-"

"Aku baik-baik saja, pergilah." Kata Lightning dengan tajam, ia memberikan Noctis death-glare andalannya.

Noctis segera memarkir mobilnya di samping jalan dan keluar menghadang Lightning. Noctis menatap serius ke wajah anggun Lightning yang menunjukkan sedikit kekesalan dan rasa bosan. Meskipun sudah diusir berkali-kali, Lightning menghargai upaya kekhawatiran pria bersurai hitam ini. Ia tahu ia harus marah, tetapi wajah Noctis mengungkapkan bahwa ia sangat serius ingin bertanggung jawab dan Lightning tahu rasanya jika sesuatu yang salah dilakukan harus diperbaiki kembali dengan apapun yang harus dilakukan. Ia hanya menyilang tangan dan menghela napas panjang.

"Dengarkan aku, Pangeran. Aku baik-baik saja, Kau tak perlu khawatir dan-." Jawab Lightning, berusaha terdengar sebaik mungkin, tetapi tiba-tiba hatinya terasa berhenti.

Mata Lightning terpampang lebar dan hatinya tiba-tiba berdegup sangat kuat dan kencang. Napasnya seakan berhenti dan kakinya mulai melemah. Lightning menahan jantungnya dan jatuh tetapi dengan posisi berlutut. Noctis segera menahan Lightning dengan pelan tetapi kuat. Ia berpikir Lightning mungkin mengalami after-shock yang membuatnya begini. Tetapi, tiba-tiba dada Lightning yang ditahannya bersinar dengan cahaya yang mengilaukan.

Mata Noctis terpanah melihat hal ini, dan dengan segenap kesadaran Lightning, dia membuka tangan yang dikepalkannya di atas jantung yang berdegup sangat kuat. Cahaya dari dada Lightning keluar bagaikan jalur kristal yang begitu indah dan mulai membentuk kristal berupa mawar pink yang gemilang. Untung saja Noctis menutupi scene tersebut dari orang-orang yang lewat.

"Hati… Etro?" gumam Lightning. Ia sangat tidak menduga ini akan terjadi. Kenapa hati Etro ada padanya?

"Nona-" si pangeran bersurai hitam itu gagal disadari Lightning, Ia menyaksikan kejadian tersebut dengan amazement, "Apakah itu salah satu Kristal Kehidupan?"

Lightning menatap mata blue-ocean si pangeran yang tiba-tiba terdengar sangat serius, "Nona, kau harus ikut denganku." Ia membantu si gadis bersuari rosy-pink berdiri dan menariknya dengan pelan.

"Apa yang akan kau lakukan? dan Bagaimana kau tahu kalau ini adalah Kristal Kehidupan?" Lightning berbicara pelan tetapi tajam. Banyak orang yang sedang berjalan di sekeliling mereka dan dia tidak mau di dengari oleh siapapun.

Noctis berbalik ke arah Lightning, "Aku tidak akan melakukan apapun terhadapmu, itu aku bisa janjikan. Tetapi, kau tidak bisa berada di kota ini dengan tenang jika kau membawa Kristal Kehidupan itu dan dengan sembarangnya membawa itu kemana saja."

"Ya, tentu saja aku akan mempercayaimu. Lepaskan aku." Lightning menyindir dengan penuh rasa kekesalan. Ia mulai berpikir bahwa pria ini terlalu percaya diri. Tipe orang yang paling tidak disukainya.

Noctis merasa ia telah mengeluarkan kata-kata yang salah sehingga membuat si dewi kesal terhadapnya, tetapi, Kristal yang digenggami dewi ini sangatlah spesial. Ia tidak tahu siapa dewi ini tetapi, jika ia membawa Salah satu Kristal Kehidupan maka ia bukanlah orang biasa, "Kumohon, Nona. Aku minta maaf jika aku salah berkata kepadamu tetapi, percayalah bahwa kau takkan aman jika berjalan sendiri dengan kristal itu."

Lightning terdiam sebentar, ia tidak mengetahui apapun tentang dunia yang dia injaki saat ini, mengetahui sedikit bahwa pria ini seorang… 'Pangeran' mungkin akan membantunya untuk mengenal sekelilingnya lebih lanjut, "Baiklah, Pangeran. Aku akan mengikutimu. Tetapi, jika kau bersikap macam-macam, aku tidak akan segan-segan melukaimu." Ancam Lightning.

Noctis dengan senang hati menerima kabar gembira(?) dari dewi tersebut, "Okay! Tentu saja!" Noctis segera membukakan pintu Audinya, tempat duduk disamping pengendara.

Lightning menaiki mobil keren si pangeran dan melihat si pangeran dengan cepat memasuki tempat pengendara, segera menyiapkan mobilnya. Lightning terduduk santai setelah ia memasang sabuk pengaman dan menyilang tangannya, ia segera menoleh keluar, melihat penduduk kota itu yang saking sibuknya tidak memperhatikan dia yang menaiki mobil pangeran mereka. Noctis berpaling ke arah wanita bersurai rosy-pink, melihat fiturnya yang kuat, hatinya segera berdebar. Dengan ekspresi yang serius, Dia adalah wanita tercantik yang pernah ditemuinya. Badannya yang setegak pensil dan kakinya yang slender tapi kuat membuat Noctis segera berpaling ke jalan, ia harus menahan godaan si dewi. Noctis segera berputar arah menuju ke tempat yang ia tujui tadi, kali ini tidak melupakan lampu merah yang ia terobos tadi.

Dalam situasi diam diantara si pangeran dan dewi, Noctis merasa sangat uncomfortable. Ia merasa ia telah melupakan sesuatu yang penting, tetapi, apa itu?

Tiba-tiba, Lightning bersuara, "Hey, siapa namamu?"

Ya, itu dia yang dilupakan Noctis, "Um… Namaku Noctis Caelum. Kau memanggilku dengan julukanku tadi, jadi-"

"Kau seorang pangeran. Ya, aku tahu itu." Jawab Lightning dengan santai, kembali ke pusat pemandangan kota itu. diluar jendela mobil Noctis.

"Kau mengetahui kalo aku Pangeran tetapi, tidak mengenal namaku?" Tanya Noctis heran, "Maaf, bukannya mau kedengaran sombong, tetapi aku merasa senang kau tidak mengenalku." senyumnya tipis.

"Kenapa kau merasa senang?" Lightning mengangkat alis pinknya, "Bukankah seharusnya kau merasa… tersinggung atau sesuatu?"

"Tidak, tidak! Aku- um… Aku-…" Kenapa Noctis gemetar? Apakah dewi ini memberikan suatu macam spell padanya? Ia merasa mukanya hangat akibat kegagalan berbicara ini.

Lightning memberikannya tatapan bingung, ketika melihat mukanya berubah warna menjadi merah, "Aku bukan dari sini, maaf. Makanya, aku tidak mengenalmu."

"Eh?! Kenapa kau mau minta maaf?! Aku yang salah karena um… gagal mengekspresi kata-?" Noctis dan Lightning terdiam, keduanya memiliki pikiran yang sama, 'apa yang sedang dikatakannya?'

Lightning tertawa pelan, tingkah pangeran ini sangatlah lucu. Tidak sehari-hari kau bisa melihat seorang pangeran terhenti dan telihat bingung dengan kata-katanya sendiri. Muka Noctis lebih merah ketika melihat wajah si dewi tersenyum sedikit. Meski hanya terangkat sedikit, bibirnya yang berwarna pink dan lipatan mulutnya yang memancarkan kehangatan di hati Noctis, membuat Noctis jatuh dengan temperatur yang tinggi. Noctis mempercepat kecepatan mobilnya dengan penuh pikiran senang, Ia merasa terbekati melihat senyuman itu.

Setelah terdiam sedikit, Noctis kembali dengan sedikit keberanian tersisa, "Um, jadi, dewi- eh! maksudku, namamu siapa?" Noctis terselamatkan dari kecelakaan penyebutan nama.

Lightning menatap kearahnya sejenak dan berkata, "Lightning. Lightning Farron."

Namanya cocok untuk wanita yang tangguh, elegan, dan rare seperti dia, pikir Noctis. Nama itu tidak terdengar aneh di telinganya malahan membawa nyanyian yang indah ketika si dewi berkata 'Lightning'. Noctis melepaskan tangan kanannya dari steer mobil, dan memberikan tanda salam ke arah Lightning.

"Salam kenal, Lightning!" Kata si pangeran dengan ceria, "Kau bisa memanggilku Noct. Lebih simple dan kebanyakan temanku memanggilku seperti itu juga."

Lightning dengan pelan mengambil tangan Noctis untuk disalam, genggaman Noctis amatlah kuat, "Sama. Kau boleh memanggilku Light."

"Teman-temanmu memanggilmu Light?"

"Sering, tetapi, adikku lah yang memulainya."

Dengan demikian, perjalanan Noctis dan Lightning, menelusuri Eos, dimulai~!